Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Konseling Keluarga Pasien TB dan Pemberdayaan Pemuda Gerakan Anti-TB di Desa Naibonat Kecamatan Kupang Timur Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur Norma Tiku Kambuno; Ni Made Susilawati; Adrianus Ola Wuan; Novian A. Yudhaswara; Karol Octrisdey; Neiny P. Foekh; Yustina K. Wawo Aja
E-Dimas: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 11, No 3 (2020): E-DIMAS
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/e-dimas.v11i3.4831

Abstract

Tuberkulosis (TB) masih merupakan masalah penyakit menular di Indonesia termasuk Nusa Tenggara Timur. Desa Naibonat, Kabupaten Kupang Timur dilaporkan masih dengan angka insiden yang tinggi. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri basil yang dikenal dengan nama Mycobacerium tuberculosis. Penularan melalui udara saat pasien batuk dan mengeluarkan droplet, anggota keluarga merupakan kelompok yang sangat rentan tertular karena tidak bisa menghindari kontak secara langsung. Penyakit TBC dapat disembuhkan dengan pengobatan teratur dan tidak putus selain itu pencegahan dapat dilakukan dengan menjaga sanitasi lingkungan, peningkatan daya tahan tubuh anggota keluarga, dukungan dari anggota keluarga kepada pasien yang sedang menjalani pengobatan sampai sembuh. Konseling keluarga dan pemberdayaan pemuda untuk menurunkan angka penularan TB kami nilai sebagai salah satu strategi yang efektif. Kegiatan inilah yang kami laksanakan dalam kegiatan pengabdian masyarakat dengan fokus pada wilayah layanan Puskesmas Naibonat, wilayah gereja katolik Gereja Katolik Sto. Yohanes Maria Vianey-Naibonat dan SMAN 3 Kabupaten Kupang Timur.
SISWA SD BEBAS KECACINGAN DI SD INPRES BESMARAK DAN SD GMIT BIUPU Agustina W Djuma; Ni Made Susilawati; Supriati Wila Djami; Agnes Rantesalu; Novian Agni; Winioliski L.O Rohi Bire; Neiny Prisy Foekh; Karol Octrisdey; Melany F. Bessie
Jurnal Pengabdian Masyarakat Sasambo Vol 2, No 1 (2020): November
Publisher : Poltekkes Kemenkes Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (753.263 KB) | DOI: 10.32807/jpms.v2i1.599

Abstract

Prevalensi kecacingan di Indonesia masih tinggi. Kejadian tertinggi infeksi kecacingan di Indonesia yaitu pada anak umur kurang dari 12 tahun. Anak umur 2-9 tahun adalah kelompok anak usia balita dan anak usia sekolah dasar yang sangat rentan terkena penyakit kecacingan, kerena masih berperilaku ceroboh dan sering menggunakan tangan untuk meletakkan suatu benda di mulutnya. Selain itu pada masa ini, anak lebih banyak bermain dibandingkan belajar. Oleh karena itu, melakukan penyuluhan kecacingan dan cara pencucian tangan yang baik serta pemeriksaan kesehatan di SD sangat diperlukan. Tujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk mengetahui apakah siswa SD Inpres Besmarak dan SD GMIT Biupu Kupang bebas kecacingan. Metode dilakukan dengan pemberian edukasi tentang kecacingan, pelatihan hygiene cara mencuci tangan yang benar, dan pemeriksaan kecacingan, Hb, serta golda pada siswa SD Inpres Besmarak dan SD GMIT Biupu, Kecamatan Nekamese. Berdasarkan hasil yang telah dilaksanakan menunjukkan bahwa SD Inpres Besmarak dan SD GMIT Biupu Kupang tidak ada yang terinfeksi cacing.
Analisis Bilirubin Dan Albumin Pada Penderita TB Tahap Awal Pengobatan Dan Tahap Akhir Menjalani Pengobatan Karol Octrisdey; Ni Made Susilawati; I Gede Putu Arnawa; Neiny Prisy Foekh
An-Najat Vol. 1 No. 4 (2023): NOVEMBER : An-Najat: Jurnal Ilmu Farmasi dan Kesehatan
Publisher : STIKes Ibnu Sina Ajibarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59841/an-najat.v1i4.513

Abstract

Pulmonary tuberculosis is a direct infectious disease caused by Mycobacterium tuberculosis. Most TB germs attack the lungs, but can also affect other body organs. Tuberculosis is spread by germs, so tuberculosis can be transmitted from one person to another when a sufferer coughs. To overcome this, WHO recommends a DOTS strategy, one of which is treatment. Tuberculosis treatment is given in packages in the form of Fixed Dose Combination Anti-Tuberculosis Drugs (OAT-KDT). It is feared that long-term TB treatment will cause side effects on the liver because OAT is hepatotoxic. This study aims to analyze albumin and bilirubin levels at the beginning of treatment and at the end of treatment. This research is called observational research because the researcher only observes the research subjects and looks for data related to the research without treating the research subjects. This type of research is a combination of documentation and observational studies with a cross-sectional study design (Cross Sectional Study), which can assess changes in liver function, in this case albumin and total bilirubin, from pulmonary TB sufferers at the beginning of treatment and at the end of treatment undergoing TB treatment. The sample in this study was 13 patients. The research results showed that the results of examinations for patients at the start of treatment: there were 10 respondents (76.9%) who had albumin levels that were included in the normal category, while the remaining 3 had low albumin levels. Examination results for patients at the start of treatment: there were 11 respondents (84.6%) who had bilirubin levels which were included in the normal category while the remaining 2 had high bilirubin levels. Examination results for patients at the end of treatment: there were 7 respondents (70%) whose albumin levels were included in the normal category while the remaining 3 had high albumin levels. Examination results for patients at the end of treatment: there were 8 respondents (80%) who had bilirubin levels which were included in the normal category while the remaining 2 had low bilirubin levels. The results of the difference test show that there is a difference in albumin at the beginning of treatment and at the end of treatment with a p value of 0.010 < 0.05. Meanwhile, the opposite result was obtained, namely that there was no difference in patient bilirubin levels at the beginning of treatment and at the end of treatment with p values of 0.312, 0.286 and 0.352 > 0.05, respectively.
PEMANFAATAN CANGKANG TELUR AYAM SEBAGAI ADSORBEN PEWARNA GIEMSA DALAM LIMBAH LABORATORIUM Bire, Winioliski L.O. Rohi; Foekh, Neiny P.; Rantesalu, Agnes
Jurnal Kesehatan Terpadu Vol. 7 No. 2 (2023): Jurnal Kesehatan Terpadu
Publisher : LPPM Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36002/jkt.v7i2.2762

Abstract

Pewarna giemsa adalah salah satu kandungan dalam limbah cair yang dihasilkan dari akvitas laboratorium di Prodi Teknologi Labooratorium Medis, Poltekkes Kemenkes Kupang. Salah satu cara untuk menangani limbah tersebut adalah menggunakan adsorben cangkang telur ayam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu kontak dan pH terhadap efektivitas adsorpsi pewarna giemsa oleh cangkang telur ayam. Cangkang telur dipreparasi dengan dihaluskan dan diayak dengan ayakan 100 mesh dilanjutkan dengan pemanasan pada suhu 105℃ selama 1,5 jam. Proses adsorpsi dilakukan dengan variasi waktu kontak 20; 40; 60; 80 dan 100 menit sedangkan variasi pH pada pH 4; 7 dan 11. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi optimum terjadi pada waktu kontak 80 menit dan pH 4 dengan daya adsorpsi sebesar 26.45% dan kapasitas adsorpsi sebesar 13.178 mg/g.
KORELASI HIGIENE DAN SANITASI LINGKUNGAN TERHADAP INFEKSI PROTOZOA USUS PADA ANAK BALITA As-Syifa, Gina; Anhar, Citra Amanah; Foekh, Neiny Prisy; Inderiati, Dewi
Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Vol. 35 No. 2 (2025): MEDIA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34011/jmp2k.v35i2.3022

Abstract

Intestinal protozoa infections are medical problems closely related to environmental hygiene and sanitation, which are sources of infection. This study aims to analyze the correlation between hygiene, environmental sanitation, and intestinal protozoan infections in toddlers residing in the Bantargebang TPST area of Bekasi City. The study is an observational analytical cross-sectional study conducted from March to May 2024 with 50 infant respondents accompanied by their parents, using purposive sampling. Data were collected from observations, interviews, and examinations of intestinal protozoan infections in fecal samples using the direct method. Data analysis was performed using the chi-squared test. The examination results showed that 28% were positive for intestinal protozoan infections, 44% had poor personal hygiene, and 48% had poor environmental sanitation. The Chi-Square test results indicated that there was no significant correlation between hygiene and intestinal protozoan infection in infants (P = 0.243) and no significant correlation between environmental sanitation and intestinal protozoan infection in infants (P = 0.420). The researchers concluded that there was no significant correlation between hygiene and environmental sanitation and intestinal protozoan infections experienced by toddlers around the Bantargebang TPST in Bekasi City. The researchers suggested finding research locations with high prevalence and researching other factors that may influence intestinal protozoan infections.  
Perbandingan Kadar SGOT dan SGPT Sebelum dan Sesudah Pengobatan Pada Pasien Tuberkulosis Resisten Obat Syifa Hayati Arni Sari; Foekh, Neiny Prisy; Dzia Ulhaq Rohadatul Aisy
An-Najat Vol. 3 No. 4 (2025): November: An-Najat : Jurnal Ilmu Farmasi dan Kesehatan
Publisher : STIKes Ibnu Sina Ajibarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59841/an-najat.v3i4.3427

Abstract

Tuberkulosis Resistan Obat (TB-RO) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis yang resistan terhadap obat. Obat OAT yang digunakan diantaranya seperti Bedaquiline, Isoniazid, dan Pirazinamid diketahui memiliki efek samping hepatotoksik, sehingga harus dilakukan pemeriksaan rutin kadar SGOT dan SGPT dalam pemantauan fungsi hati pasien. Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan signifikan kadar SGOT dan SGPT sebelum dan sesudah pengobatan pada pasien TB-RO. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif obervasional analitik dengan desain longitudinal retrospektif yang menggunakan data sekunder dari 61 pasien TB-RO yang menjalani pengobatan pada periode Januari 2023 hingga Desember 2024. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien TB-RO adalah laki-laki 43 (70,5%) pasien, dan perempuan 18 (29,5%) pasien dengan kelompok usia remaja 3 (5%) pasien, usia dewasa 52 (85,2%) pasien dan usia lansia 6 (9,8%) pasien. Selanjutnya nilai rata-rata kadar SGOT dan SGPT sebelum pengobatan 21,80 U/L dan 17,67 U/L sedangkan nilai rata-rata kadar SGOT dan SGPT sesudah pengobatan 24,61 U/L dan 18,98 U/L. Berdasarkan uji Wilcoxon, terdapat perbedaan signifikan pada kadar SGOT sebelum dan sesudah pengobatan (p=0,003). Namun, kadar SGPT tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan (p=0,210). Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian OAT pada pasien TB-RO dapat mempengaruhi kadar SGOT, namun tidak berdampak signifikan terhadap kadar SGPT.