Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio

Biopori Absorption Hole: Alternative Technology in the Framework Simple Harvest Rain Water Conservation. Purnami, Wahyuni
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio Vol 8 No 2 (2016): Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio
Publisher : STKIP Santu Paulus Ruteng

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Water supply is a necessity for the prolongation of life. Water supply should be keptand conserved in order to meet the necessity of all the living things which are continously growing anddeveloping. Manggarai region, especially in Ruteng, tends to have high rain precipitation. Yet, it is nowonderthat in the dry season there is a draught, while flood and landslide occur in the raining season. It is a timefor raining to be harvested for the sake of water preservation and the prevention of flood and landslide. Asimple technology can be applied by creating the Biopori Absorption Hole (BAH). Biopori AbsorptionHole is a rain harvesting technology which optimally uses microorganism to make the land’s pores for theexpansion absorption facet to be absorbed into the ground. In addition to the benefit for the water-landpreservation, Biopori Absorption Hole is also useful for recyclinghousehold organic wastes and themaking of compost that can raise high economic value.Keywords: biopori, technology, harvest rain, water conservation
Pengembangan Modul Pendidikan Lingkungan Hidup di Sekolah Dasar Purnami, Wahyuni; Madu, Fransiska Jaiman; Utama, Wigbertus Gaut
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio Vol 9 No 2 (2017): Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio
Publisher : STKIP Santu Paulus Ruteng

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Masalah lingkungan merupakan tanggung jawab bersama baik masyarakat maupun pemerintah. Upaya penanaman rasa peduli lingkungansudah saatnya di tanamkan sejak dini, pada anak-anak. Berbagai upaya untuk menanamkan kepedulian lingkungan yang telah dilakukan antara lain melalui sosialisasi maupun kegiatan praktis dalam rangka menumbuhkan kepeduliaan lingkungan seperti pengelolaan sampah. Selain upaya diatas maka kepedulian lingkungan ini juga akan ditanamkanpada anak melalui proses pembelajaran di sekolah, yaitu melalui mata pelajaran pendidikan lingkungan hidup. Modul untuk mendukung dan menjadi panduan dalam pembelajaran menjadi salah satu sumber belajar dalam pendidikanlingkungan hidup. Modul pendidikan lingkungan hidup yang akan dijadikan panduan ini merupakan modul yang lebih berbasis pada kultur sekolah, yang akan memuat materi lingkungan yang kontekstual dan kearifan localyang mendukung pelestarian lingkungan. Pengembangan modul ini merupakan tahap lanjutan dari penelitian yang pernah dilakukan berkaitan dengan pengelolaan sampah di sekolah dasar. Tahapan dalam pengembangan modul ini melalui tahap 3D (define, desaign dan development). Pada tahap define (pendefinisian) dilakukan pengkajian standar kompetensi, kompetensi dasar, indicator dan pengumpulan referensi materi yang berhubungan denganlingkungan serta kearifan-kearifan lokal yang mendukung permalahan lingkungan. Tahap Design (perancangan) dilakukan perancangan modul pendidikan lingkungan hidup dan pada tahap Development (pengembangan) dilakukanpembuatan modul pendidikan lingkungan hidup yang divalidasi oleh para ahli.
PERAN KELUARGA, LEMBAGA ADAT, PEMERINTAH DESA, DAN PERGURUAN TINGGI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR ANAK DI PERKAMPUNGAN TRADISIONAL Wahyuni Purnami; Ambros Leonanggung Edu; Elisabet Sarinastitin
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio Vol. 7 No. 1 (2015): Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio
Publisher : Unika Santu Paulus Ruteng

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (43.439 KB) | DOI: 10.36928/jpkm.v7i1.30

Abstract

Pendidikan anak merupakan fondasi dalam membangun suatu negara yang kokoh. Kenyataan pendidikan anak yang terjadi di Indonesia, khususnya di wilayah Nusa Tenggara Timur, pada perkampungan tradisional di Manggarai masih sangat membutuhkan dukungan dan sentuhan dari berbagai lembaga terkait. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk ujicoba kerjasama antar berbagai stakeholder yaitu peran keluarga, lembaga adat, pemerintah Desa dan Perguruan tinggi dalam meningkatkan motivasi belajar anak. Lokasi penelitian dilakukan di kampung Meti, Desa Golo Wu’a, Kecamatan Wae Rii, Manggarai, Ruteng, Flores, NTT. Penelitian ini dilakukan dengan metode action research,. Selain data yang digunakan untuk penelitian, masyarakat setempat akan merasakan manfaat langsung dari proses penelitian tersebut. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data dengan menggunakan: wawancara, Focus Group Discusion (FGD)/Diskusi kelompok Terarah, Uji Coba belajar bersama. Hasil dari penelitian ini diperoleh gambaran profil pendidikan masyarakat di kampung meti serta persepsi masyarakat terhadap kegiatan uji coba belajar bersama. Berdasarkan profil pendidikan di kampung meti menunjukkan angka putus sekolah yang tinggi yaitu 89% dari warga kampung meti yang berjumlah 842 orang tidak mempunyai ijazah dan hanya berijazah SD. Hasil akhir dari adanya tindakan yang dilakukan terhadap orang tua, tokoh adat, pemerintah desa serta kegiatan belajar bersama anak, menunjukkan adanya sikap dan perubahan persepsi terhadap pendidikan anak.
PENGEMBANGAN MODUL PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP DI SEKOLAH DASAR Wahyuni Purnami; Fransiska Jaiman Madu; Wigbertus Gaut Utama
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio Vol. 9 No. 2 (2017): Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio
Publisher : Unika Santu Paulus Ruteng

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (998.043 KB) | DOI: 10.36928/jpkm.v9i2.129

Abstract

Masalah lingkungan merupakan tanggung jawab bersama baik masyarakat maupun pemerintah. Upaya penanaman rasa peduli lingkungan sudah saatnya di tanamkan sejak dini, pada anak-anak. Berbagai upaya untuk menanamkan kepedulian lingkungan yang telah dilakukan antara lain melalui sosialisasi maupun kegiatan praktis dalam rangka menumbuhkan kepeduliaan lingkungan seperti pengelolaan sampah. Selain upaya diatas maka kepedulian lingkungan ini juga akan ditanamkan pada anak melalui proses pembelajaran di sekolah, yaitu melalui mata pelajaran pendidikan lingkungan hidup. Modul untuk mendukung dan menjadi panduan dalam pembelajaran menjadi salah satu sumber belajar dalam pendidikan lingkungan hidup. Modul pendidikan lingkungan hidup yang akan dijadikan panduan ini merupakan modul yang lebih berbasis pada kultur sekolah, yang akan memuat materi lingkungan yang kontekstual dan kearifan local yang mendukung pelestarian lingkungan. Pengembangan modul ini merupakan tahap lanjutan dari penelitian yang pernah dilakukan berkaitan dengan pengelolaan sampah di sekolah dasar. Tahapan dalam pengembangan modul ini melalui tahap 3D (define, desaign dan development). Pada tahap define (pendefinisian) dilakukan pengkajian standar kompetensi, kompetensi dasar, indicator dan pengumpulan referensi materi yang berhubungan dengan lingkungan serta kearifan-kearifan lokal yang mendukung permalahan lingkungan. Tahap Design (perancangan) dilakukan perancangan modul pendidikan lingkungan hidup dan pada tahap Development (pengembangan) dilakukan pembuatan modul pendidikan lingkungan hidup yang divalidasi oleh para ahli.
LUBANG RESAPAN BIOPORI (LRB): ALTERNATIF TEKNOLOGI SEDERHANA PANEN HUJAN DALAM RANGKA PELESTARIAN AIR Wahyuni Purnami
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio Vol. 8 No. 2 (2016): Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio
Publisher : Unika Santu Paulus Ruteng

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (197.213 KB) | DOI: 10.36928/jpkm.v8i2.186

Abstract

Lubang Resapan Biopori (LRB): Alternatif Teknologi Sederhana Panen Hujan dalam Rangka Pelestarian Air. Ketersediaan air merupakan kebutuhan utama untuk berlangsungnya suatu kehidupan. Ketersediaan air sudah semestinya dijaga dan dilestarikan, demi tercukupinya kebutuhan bagi semua makhluk hidup yang terus bertumbuh dan berkembang. Wilayah Manggarai, khususnya di daerah Ruteng, mempunyai kecenderungan curah hujan yang tinggi, tapi bukan hal yang mustahil sering mengalami kekeringan pada musim kemarau dan banjir serta longsor pada musim hujan. Sudah saatnya air hujan harus dipanen dalam rangka pelestarian air dan mencegah banjir serta longsor. Salah satu teknologi sederhana yang berpihak pada ciptaanNya dalam upaya pelestarian air adalah pembuatan Lubang Resapan Biopori (LRB). Lubang Resapan Biopori merupakan teknologi panen hujan dengan mengoptimalkan kerja hewan dan mikroorganisme tanah untuk membuat pori-pori tanah guna memperluas bidang penyerapan air ke dalam tanah. Selain bermanfaat untuk menjaga kelestarian air tanah, lubang resapan biopori juga dapat membantu penanganan sampah organik rumah tangga dan pembuatan kompos sehingga mempunyai nilai ekonomi yang lebih tinggi.