Claim Missing Document
Check
Articles

Found 38 Documents
Search

KARAKTERISTIK ENDAPAN EMAS EPITERMAL SULFIDASI TINGGI DAN HUBUNGANNYA DENGAN MINERAL LEMPUNG HASIL ANALISA SPEKTRAL, DAERAH CIJULANG, KABUPATEN GARUT PROVINSI JAWA BARAT Sigit Heru Purwanto; Okki Verdiansyah
Jurnal Ilmiah MTG Vol 6, No 2 (2013)
Publisher : Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknologi Mineral UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (9.277 KB)

Abstract

Eksplorasi mineral bijih terutama emas saat ini memiliki target eksplorasi pada berbagai tipe endapan.Mineralisasi regional daerah Jawa Barat terdiri dari berbagai tipe endapan seperti endapan emas epitermal sulfidasi rendah (Cikotok, Cikidang, Pongkor), endapan porfiri (Cihurip, Jampang), vein epitermal Au–Zn,Pb,Cu (Arinem), tipe sulfidasi tinggi (Cibeureum, Cijulang).Geologi daerah Cijulang terdiri dari satuan andesit, crystalline tuff, phreatomagmatic breccia, juvenile rich phreatomagmatic breccia, dan microdiorite yang merupakan anggota Formasi Koleberes dan Formasi Jampang berumur Miosen akhir yang tertutup oleh satuan vulkaniklastik muda berumur Pleiosen.Endapan sulfidasi tinggi daerah Cijulang memiliki alterasi advanced argillic, argillic, propilitic, dan silisifikasi (massive quartz – vuggy quartz) dan mineralisasi terbentuk pada 3 fase yaitu pembentukan silika-pirit, enargit-kalkopirit, dan enargit-tenantit-kalkopirit-sfalerit-galena-stibnit.Analisa Terraspectral geology dominan yang dijumpai adalah kaolinit, dikit, pirofilit, sedangkan alunit hanya setempat dijumpai.Pola geokimia endapan emas high sulfidation epithermal daerah Cijulang berasosisasi dengan alterasi silifikasi (massvie quartz), dengan hubungan positif terhadap keberadaan mineral kaolinite-dickite yang berasosiasi oleh kehadiran pyrrophillite sebagai mineral penciri pathway mineralisasi emas. Pada alterasi advanced argillic terlihat terdapat juga anomali kehadiran emas (<0.2 ppm Au), yang berasosiasi dengan kehadiran pyrrophillite-kaolinite-dickite.Model lithocap Cijulang merupakan tipe cebakan sulfidasi tinggi yang berhubungan dengan tipe porfiri, yang berkembang pada tubuh diatrem.
LATERITISASI NIKEL PULAU PAKAL, KAB. HALMAHERA SELATAN PROVINSI MALUKU UTARA Heru Sigit Purwanto; Sari Agustini
Jurnal Ilmiah MTG Vol 7, No 1 (2014)
Publisher : Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknologi Mineral UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (9.277 KB)

Abstract

Laterite nickel study area in the southern part of the Pakal island is nickel mine owned by PT Antam ( presero ) Tbk , which has been done in mining ore for export .Ultramafic rocks are part of a series of regional ophiolite that formed as a plate collision obduction ocean crust on the island arc in the western Pacific plate. Minerals analysis with XRD and petrography are olivine and pyroxene which partially altered into serpentine as lizardite, chrysotile and talc. Olivine is a mineral that most carriers element Ni to 0.3 %. Ultramafic rocks classification based on mineral composition of olivine and piroksen are dunite and peridotite which is weak-strong serpentinize.Weathering process is strongly influenced by the origin of rock types, minerals and elements stability, mobilization ions, residual concentration and enrichment. Relative concentration of elements Mg and SiO2 which is inversely proportional to the mobile elements that are immobile Fe. Alteration of olivine and pyroxene due to weathering processes starts from the unstable nature altered into smectite in the saprolite and transition zone. Chrysopras is quartz vein that is formed on the associated with nickel saprolite zone between the boulders filled fractures. Serpentine and talc have altered slower and more stable at acidic pH but in alkaline pH more acid was forming secondary minerals such as oxidation minerals (hematite and gibbsite) and hydroxide minerals as goethite. Ni unstable in acidic pH was close to the surface and then tends to bind elements also form a ferro magnesian garnierite.Weathering process of unserpentine rocks was faster than serpentines rocks. The relative concentration of Ni in unserpentine rocks more than weak until strong serpentinize rocks, with a ratio of 3-6 : 2-3 .Enriched Ni > 1.5 % occurred in the saprolite zone and transition zone with Fe < 13 % , 14-21 % Mg , with a range of 0.03% Co. Concentration of nickel study area can be classified as a potential Hydrous silicate Deposits (saprolite zone) and Oxide deposite (zone limonite - transition), the fix system processing nickel laterite ore for study area is a combination of propagators pyrometalurgical and hydrometallurgy.
MINERALISASI EMAS DAN MINERAL PENGIKUTNYA DI DAERAH NIRMALA, BOGOR, JAWA-BARAT Heru Sigit Purwanto
Jurnal Ilmiah MTG Vol 3, No 1 (2010)
Publisher : Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknologi Mineral UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (9.277 KB)

Abstract

Penelitian terletak di Dusun Nirmala, Desa Malasari, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Litologi daerah telitian tersusun atas dua satuan batuan yaitu satuan tuf lapili dan satuan breksi tuf dengan dua bentukan lahan geomorfik yaitu perbukitan vulkanik bergelombang kuat dan perbukitan bergelombang sedang. Alterasi hidrotermal yang terbentuk di daerah telitian dikelompokkan menjadi dua tipe alterasi yaitu alterasi argilik dan alterasi kloritisasi. Mineralisasi yang dijumpai di daerah telitian adalah pirit, kalkopirit, bornit dan galena. Di daerah telitian mineralisasi dikontrol oleh struktur geologi berupa kekar dan sesar mendatar. Mineralisasi secara dominan dan banyak dijumpai pada uarat kuarsa yang mengisi kekar-kekar terutama shear fracture yang secara umum berarah timur laut – barat daya dan barat laut – tenggara, dengan arah tegasan pada kekar-kekar yang diukur di lapangan relatif berarah utara-selatan.
ANALISIS BEBAN MATERIAL FILLING DALAM PENENTUAN TEBAL SILL PILLAR BERDASARKAN NILAI FAKTOR KEAMANAN (FK) BLOK 4 SELATAN TAMBANG CIURUG GUNUNG PONGKOR BOGOR, JAWA BARAT Herian Sudarman Hemes; Heru Sigit Purwanto; Barlian Dwinagara
Jurnal Ilmiah MTG Vol 1, No 2 (2008)
Publisher : Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknologi Mineral UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (9.277 KB)

Abstract

Pengaruh kondisi geologi regional Jawa Barat, terhadap kondisi geologi daerah penelitian terutama struktur dan pelapukan akan menyebakan terjadinya ketidakstabilan pada batuan saat operasi penambangan. Dilakukan penelitian ini untuk mengetahui tebal dan kekuatan dari sill pillar akibat aktivitas penambangan disamping juga adanya pengaruh beban material filling di atasnya. Penelitian perilaku runtuhan material pengisi (filling material) menggunakan model fisik yang dibentuk mirip dengan kondisi lombung (stope) sebenarnya di lapangan dengan membuat variasi sudut kemiringan (40°, 45°, 50°, 55°, 60°, 65°, dan 70°), Dari hasi uji fisik ini menunjukkan adanya perbedaan persentase runtuhan yang diakibatkan oleh pengaruh air pada jumlah tertentu pada material pengisi sehingga memimbulkan tekanan hidrostatik baik terhadap sesama butir material maupun dengan dinding batuan (foot wall dan hanging wall) semakin kering tekanan hidrostatis semakin kecil.Analisa kestabilan sill pillar menggunakan metode keseimbangan batas dan metode numerik. Analisa kestabilan pillar menggunakan metode analitik (keseimbangan batas} dan metode numerik (phase2) dilakukan untuk mengetahui nilai faktor keamanan (safety factor=FK) sill pillar.Dari hasil analisa dapat disimpulkan bahwa nilai faktor keamanan (FK) menunjukkan hasil yang relatif sama antara pemakaian metode numerik dan keseimbangan batas. Secara umum berdasarkan kedua metoda tersebut masih adanya peluang sebagai upaya peningkatan mining extraction dengan pillar robbing.
MINERALISASI LEAD-ZINC DAERAH RIAMKUSIK, KECAMATAN MARAU, KABUPATEN KETAPANG, PROPINSI KALIMANTAN BARAT Heru Sigit Purwanto
Jurnal Ilmiah MTG Vol 2, No 2 (2009)
Publisher : Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknologi Mineral UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (9.277 KB)

Abstract

Penelitian berada di daerah Riamkusik, Kecamatan Marau, Kabupaten Ketapang, Propinsi Kalimantan Barat, Indonesia. Berdasarkan dari hasil pengamatan, pengukuran dan analisis struktur geologi terdapat satuan batuan yang ada pada daerah penelitian berupa satuan batuan batupasir, satuan batuan breksi dan intrusi andesit. Pola struktur sesar atau patahan yang memotong di daerah penelitian yang umumnya berarah Barat – Timur. Struktur geologi tersebut menjadikan koridor proses terjadinya jalur mineralisasi masif sulfida, sedangkan analisa geofisika IP menunjukan adanya jalur dan cebakan masif sulfida (Pb-Zn) pada kedalaman bervariasi antara 10 - 100 meter. Beberapa hasil pemboran pada kedalaman 40 – 75 meter menunjukkan mineralisasi kuat pada cebakan masif sulfida (galena, magnetit, spalerit, pirit, kalkopirit). Berdasarkan data hasil eksplorasi tersebut menunjukan bahwa daerah telitian prospek untuk ditambang skala kecil.
Optimisasi Pemompaan dan Penyaringan Air Bawah Tanah dari Goa Tuk Sarining Kembang untuk Memenuhi Kebutuhan Air bagi Warga Desa Gebang dan Sekitarnya Heru Sigit Purwanto; Bambang Sugiarto; Dedi Fatchurohman
Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia "Kejuangan" 2020: PROSIDING SNTKK 2020
Publisher : Seminar Nasional Teknik Kimia "Kejuangan"

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ALTERATION AND GOLD MINERALIZATION PANINGKABAN AREAS GUMELAR SUB-DISTRICT, BANYUMAS REGENCY, CENTRAL JAVA PROVINCE Heru Sigit Purwanto; Herry Riswandi
Techno LPPM Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogayakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The research location is located in Paningkaban area and its surrounding areas that included in the areaof Gumelar Subdistrict, Banyumas Regency, and Central Java Province. The objective of the researchwas to show the presence of any structural geology control on research area that affect the distributionpatterns of quartz vein and gold/ore mineralization.The methodology in this research begins with data collecting process, which this preliminary data is thenbeing compiled to determine the next phase of the study. This study covers the geomorphology,stratigraphy, any structural and alteration mineralization observation. The geomorphology of the studyarea composed of the four original forms: volcanic, structural, karsts and fluvial form. The stratigraphycomposed of seven unclassified litho units and two litodem, namely (from old - young): Halang volcanicbreccias unit, Halang sandstone unit, Kumbang andesite lava unit, Tapak volcanic breccias unit, Tapaksandstones, unit Tapak limestone unit, alluvial deposits, and andesite intrusion.Hydrothermal alterations formed in the research area are carefully grouped into three types of alterationzoning and they are argillic alteration, propylitic alteration, and sub-propylitic alteration. Themineralization then is carefully classified as pyrite (FeS2), chalcopyrite (CuFeS2), galena (Pbs), bornite(Cu5FeS4). The macroscopic analysis of the structure in the study area based on the alignment of allegedtraces of the geological structure in the form of fault, or directions of the fold axis alignment, obtainedthe general alignment directions trending N 305° E (NW - SE), and N 055° E (NE - SW).In the research area, the mineralization process is controlled by geological structure such as fault andjoint. The appearance of the mineralization is abundant and can be found many fulfilling the joint zonemainly shear joint trending Northeast - Southwest and Northwest - Southeast, the direction of jointsharpness measured in the field relatively trending North - South. This study will emphasize on themeasurement and detailed analysis to know more about the gold mineralization process and otherminerals controlled by structures patterns. The structural control analysis can really be a good helpinghand in locating the mineralized areas because basically the activity and geological structure controlprocess are corridor for magma and the its rest compound that brings minerals, so the methods ofmineral ores exploration by structure control can be used in determining ore gold mineralized depositsprecipitate on gold deposits system and other minerals on a different area.Keywords: lithostratigraphy, structure, zone of opening, zone of alteration, mineralization, metalminerals
OPTIMIZATION OF PUMPING AND WATER FILTRATION FOR SUBTERRANEAN RIVER OF GOA TUK SARINING KEMBANG IN THE INTEREST OF WATER FULFILLMENT IN GEBANG HAMLET AND ITS SURROUNDING Heru Sigit Purwanto; Bambang Sugiarto; Dedi Fatchurohman
Techno LPPM Vol 6, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogayakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Water is the primary needs for the livelihood of people in Gebang hamlet, Girisuko village, Gunung Kidul Regency, Special Region of Yogyakarta. Gebang is a hamlet in Panggang district, Gunug Kidul Regency, of which water supply is insufficient to meet the needs. There are 170 households with an average of 4 lives each, thus about approximately 680 people don’t have sufficient water supply. Water supply to the hamlet is constrained by the pumping ability.The neighborhood rely on overflowing raw water in high rainfall season that is channelled through pipe to the certain water tank prepared as reserves for dry season and few of them had used water from a cave. However, the pump is now broken so in a long dry season they need to buy water using tank truck. Based on the observation, this research planned to design water pump arrangement with high capacity so water can easily be channeled to the water tank and distributed to people in the neighborhood.The material absorbed in karst medium is related to each other, between organic (coliform parameter) and anorganic material (TDS parameter). The water puryfying process was conducted in laboratory and another process engaging gravity sand filter was chosen using zeolith with thickness of 40-50 cm that is able to decrease TDS from 232 – 268 ppm up to 180 ppm.
PENYEBARAN CEBAKAN TIMAH SEKUNDER DI DAERAH KECAMATAN AIRGEGAS KABUPATEN BANGKA SELATAN PROPINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG Heru Sigit Purwanto
Jurnal Ilmiah MTG Vol 3, No 2 (2010)
Publisher : Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknologi Mineral UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (9.277 KB)

Abstract

Penelitian bijih timah sekunder ini berada di daerah Airgegas, Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Bangka Belitung. Berdasarkan dari hasil pengamatan, pengukuran dan analisis struktur geologi terdapat satuan batuan yang ada pada daerah penelitian berupa satuan batuan batupasir, satuan batuan piroklastik .Pola struktur sesar atau patahan yang memotong di daerah penelitian yang umumnya berarah Barat laut - Tenggara . Litologi daerah telitian adalah satuan batupasir, satuan batuan piroklastik dan litodem granit. Struktur geologi daerah telitian secara umum dikontrol oleh adanya kekar-kekar yang secara umum berkedudukan N 130O- 140OE/75O. Analisa distribusi besar butir berdasarkan fraksi tyler, hasil analisa sampel gravel di daerah Tambang rakyat pada 8DF (665683,9694876,20) menunjukkan kadar timah (Sn) sebesar 0,82% dari kadar konsentrat 4,83 gram, dengan kehadiran mineral pada endapan gravel berupa kasiterit, ilmenit, zircon, turmalin dan mineral kuarsa.Diinterpretasikan penyebaran bijih timah terkonsentrasi pada cekungan-cekungan sungai purba (“paleo-river”) yang didaerah telitian terdapat di daerah Tepus dan sekitarnya.
MEWASPADAI MORFOLOGI TELUK SEBAGAI ZONA BAHAYA TSUNAMI Heru Sigit Purwanto; T. Listyani R.A T. Listyani R.A; A. Isjudarto A. Isjudarto; Sari B. Kusumayudha
Jurnal Ilmiah MTG Vol 1, No 1 (2008)
Publisher : Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknologi Mineral UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (9.277 KB)

Abstract

Konfigurasi garis pantai di suatu daerah turut berperan dalam menentukan seberapa besar dampak tsunami yang ditimbulkannya. Hasil survai lapangan di beberapa daerah pantai di kawasan Indonesia bagian selatan mengindikasikan bahwa morfologi teluk umumnya berhubungan dengan dampak tsunami yang lebih besar dibandingkan pantai lurus dan panjang. Analisis fraktal telah dilakukan terhadap bentuk garis pantai di bagian selatan Pulau Sumatra, Jawa hingga Nusa Tenggara Timur. Hasilnya menunjukkan bahwa geometri teluk umumnya memiliki dimensi fraktal yang besar dan mempunyai dampak kerusakan yang besar pula terhadap bencana alam tsunami. Dari survai lapangan diketahui bahwa daerah-daerah pantai di Aceh, Pangandaran, Maumere dan sekitarnya telah menderita kerusakan yang cukup besar akibat tsunami, didukung dengan keadaan morfologi yang berupa teluk.