Claim Missing Document
Check
Articles

HUBUNGAN ZONA MINERALISASI BIJIH DENGAN KADAR TINGGI Au-Ag SISTEM EPITERMAL URAT CIJIWA, KECAMATAN SIMPENAN, KABUPATEN SUKABUMI, PROVINSI JAWA BARAT Agus Didit Haryanto, Seto Adi Prabowo, Mega Fatimah Rosana,
Geoscience Journal Vol 2, No 2 (2018): Padjadjaran Geoscience Journal
Publisher : Unpad

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (824.517 KB)

Abstract

Cijiwa merupakan salah satu daerah dengan prospek mineral ekonomi di Kabupaten Sukabumi, JawaBarat. Salah satu bagian dari segmen sistem epitermal urat Cigaru yang memanjang dari barat lauttenggara.Penelitian ini dimaksudkan untuk mengenali zona mineralisasi yang berhubungan dengan kadar tinggi unsur logam Au-Ag dan base metal. Metode yang digunakan berupa kajian mineragrafi dan assay geokimia 11 unsur. Analisis dilakukan pada 10 sayatan poles dari empat sampel urat kuarsa dan lima sampel uji geokimia yang memiliki kandungan mineral bijih. Hasilnya berupa zonasi mineralisasi yang terbagi berdasarkan kedalaman dan asosiasi mineral bijih. Zona mineralisasi yang ada yaitu zona pirit, zona pirit-arsenik, zona pirit-kalkopirit dan zona pirit-galena-sfalerit-kalkopirit. Kandungan logam mulia dengan kadar tertinggi pada Au ada dalam zona mineralisasi pirit-arsenik sebesar 10.8 g/t dan Ag dalam zona mineralisasi pirit-kalkopirit sebesar 42.8 g/t. Untuk kandungan logam dasar seperti Cu dan Zn hadir paling tinggi pada zona pirit-kalkopirit sebesar 4.1% dan 0.4%, serta Pb dan Zn dalam zona pirit-galenasfalerit-kalkopirit sebesar 4.6%. Kata kunci: Cijiwa, Emas, Epitermal, Geokimia, Mineralisasi
KARAKTERISASI MINERALOGI PETUNJUK TERMPERATUR PADA SUMUR “VN” LAPANGAN WAYANG WINDU, PANGALENGAN, JAWA BARAT Agus Didit Haryanto, Vina Oktaviany, Johanes Hutabarat,
Geoscience Journal Vol 1, No 1 (2017): Padjadjaran Geoscience Journal
Publisher : Unpad

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1114.307 KB)

Abstract

Lapangan panasbumi  Wayang  Windu berada  di  Kecamatan  Pangalengan,  Kabupaten  Bandung,  Jawa Barat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui mineral ubahan dan karakterisasi mineral petunjuk temperatur pada sumur VN. Objek dalam penelitian ini adalah data serbuk bor dari sumur VN dengan metode  penelitian  yang  digunakan  adalah  metode petrologi, petrografi, dan XRD. Berdasarkan hasil pengamatan, litologi  daerah  penelitian  terdiri  atas  andesit  terubah,  tuf  litik  terubah,  dan  tuf  kristal terubah.  Mineral  alterasi  yang  berkembang  di  daerah penelitian didominasi mineral  alterasi  pH  netral,yaitu kuarsa  sekunder,  kalsit,  epidot,  montmorilonit,  illit,  smektit,  klorit,  oksida  besi, dan pirit,  serta beberapa  mineral  pH  asam  seperti  kaolinit,  kristobalit,  anhidrit,  dan  haloysit.  Berdasarkan  asosiasi mineralnya, alterasi  pada sumur  VN dibagi  menjadi  tiga tipe,  yaitu tipe  alterasi  argilik,  tipe  alterasi subpropilitik,  dan  tipe  alterasi  propilitik. Temperatur  pembentukan  mineral  ubahan  pada tipe  argilik adalah < 180 C, tipe subpropilitik sekitar 150 C-220 C, dan tipe propilitik sekitar 210 C-340 C.  Kata kunci : Alterasi, Argilik, Subpropilitik, Propilitik, Temperatur, Wayang Windu
PENGARUH STRUKTUR GEOLOGI TERHADAP PEMBENTUKAN CAP ROCK SISTIM PANASBUMI RIMBO PANTI Agus Didit Haryanto, Robertus S. L. Simarmata, Widya Asoka, Ali Rihda, Johanes Hutabarat,
Geoscience Journal Vol 2, No 3 (2018): Padjadjaran Geoscience Journal
Publisher : Unpad

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (758.557 KB)

Abstract

Daerah penelitian terletak di Rimbo Panti, Pasaman Timur, Sumatera Barat. Objektif dari penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh struktur geologi terhadap pembentukan sistim panasbumi Panti, salah satunya yakni proses pembentukan batuan penudung(Cap Rock). Metode yang digunakan adalah melalui analisis spectral pada 170 sampel dari kedalaman 45 – 422.45 mKU dan pengukuran intensitas jumlah rekahan/meter (n/m). Proses pengambilan data dilakukan secara primer pada coring batuan dari hasil pengeboran landaian suhu bersama tim PSDMBP. Hasil penelitian menunjukan bahwa kuatnya pengaruh struktur geologi sesar sumatera terhadap sistim panasbumi terlihat pada coring batuan yang banyak terekahkan dan terisi oleh mineral-mineral sekunder terutama mineral silica dan karbonat, selain itu dominasi mineral ubahan smektit pada matriks litologi breksi tuf semakin menguatkan interpretasi bahwa pada proses pembentukan cap rock pada sistim panasbumi panti telah terjadi, sehingga daerah penelitian merupakan daerah yang prospek untuk lebih lanjut dikembangkan menjadi sumber energi panasbumi.Kata Kunci : Panti; Caprock; Struktur; Spektral, Panasbumi.
PERSEBARAN SEDIMEN PERMUKAAN DASAR LAUT DAN MINERAL LOGAM DI PERAIRAN SAUMLAKI DAN SEKITARNYA, KABUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT, PROVINSI MALUKU Agus Didit Haryanto,Hersenanto Catur,Widiatmoko, Muhammad Aditio,Johanes Hutabarat,
Geoscience Journal Vol 2, No 1 (2018): Padjadjaran Geoscience Journal
Publisher : Unpad

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (571.386 KB)

Abstract

Banyak daerah yang memiliki sumber mineral yang belum diketahui terutama wilayah pesisir dan laut.Penelitian ini dilakukan sebagai upaya mengetahui persebaran sedimen dasar laut dan mineral yangterkandung di Perairan Saumlaki-Latdalam dan sekitarnya, Kabupaten Maluku Tenggara Barat, ProvinsiMaluku. Maksud penelitian yaitu mengumpulkan dan menginventarisasi data dasar geologi kelautan,khususnya sedimen permukaan dasar laut dengan tujuan mengetahui jenis dan sebaran sedimenpermukaan dasar laut. Sampel pasir diuji laboratorium menggunakan analisis mineralogi butir dan analisisAtomic Absorption Spectroscopyuntuk mengetahui kandungan mineralnya. Hasil analisis besar butirmenunjukkan bahwa sedimen permukaan dasar laut perairan Saumlaki-Latdalam terdiri atas satuanlempung, satuan pasir halus, satuan pasir kasar, satuan pasir biogenik (terumbu karang).Peta sebaransedimen permukaan dasar laut yang dihasilkan menunjukkan bahwa sedimen permukaan dasar lautkecenderungan menghalus ke arah laut. Berdasarkan dari hasil analisis yang telah dilakukan, daerahpenelitian memiliki potensi mineral, terutama mineral logam. Hasil analisis mineral butir ditemukanbanyak mineral-mineral yang mengandung Fe seperti, siderite, magnetit, hematit, limonit, dan ilmenit.Dengan analisis AAS kandungan unsur Fe cukup tinggi dibanding dengan unsur yang lain. Penelitian inimemperlihatkan potensi tertinggi adalah mineral besi. Tinggi rendahnya sumber daya mineraldipengaruhi besarnya kadar mineral itu sendiri dan luas penyebaran mineral tersebut. Kata Kunci : mineral logam, saumlaki, sedimen dasar laut
HIDROGEOKIMIA AIR MANIFESTASI PANAS BUMI DI DAERAH CISOLOK – CISUKARAME, KABUPATEN SUKABUMI, PROVINSI JAWA BARAT M. Sidiq Alamsyah,Agus Didit Haryanto,Mega Fatimah Rosana, Mohamad Reza Abdillah,Muhammad Aditio,
Geoscience Journal Vol 1, No 3 (2017): Padjadjaran Geoscience Journal
Publisher : Unpad

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1497.235 KB)

Abstract

Identifikasi hidrogeokimia manifestasi panas bumi dilakukan sebagai pendugaan potensi sistem panas bumi di daerah Cisolok – Cisukarame. Analisis geokimia kation-anion, analisis isotop, dan analisis petrografi guna mengetahui kondisi geologi dan manifestasi panas bumi. Hasil penelitian menunjukkan wilayah Cisolok – Cisukarame merupakan sistem panas bumi tipe vulkanik, dengan pemunculan manifestasi aliran lateral berupa air klorida dan sulfat klorida. Pemunculan manifestasi diakibatkan oleh struktur geologi sesar normal yang berkembang berarah Utara – Selatan. Manifestasi panas bumi yang hadir berupa mata air panas, geyser, kubangan lumpur panas, steaming ground, kolam air panas, deposit fosil travertin dan sinter silika yang berasosiasi dengan aktivitas hidrotermal saat ini. Hal tersebut menggambarkan kondisi reservoar sistem dua fasa dominasi air. Geothermometer panas bumi Cisolok – Cisukarame berkisar  150 – 214 C, dengan  nilai hilang panas alamiah  19,6 MW. Sistem panas bumi Cisolok-Cisukarame dikategorikan sebagai sistem panas bumi bertemperatur sedang dengan sistem reservoar dominasi air berjenis air meteorik. Kata kunci : Cisolok – Cisukarame, Hidrogeokimia, Manifestasi Panas Bumi
ZONASI ALTERASI PADA TAMBANG TERBUKA GRASBERG PB9S3, KABUPATEN MIMIKA, PAPUA Agus Didit Haryanto, Firman Sumarwan, Kurniawan, Yonathan Kristiawan B, Mega F. Rosana,
Geoscience Journal Vol 2, No 3 (2018): Padjadjaran Geoscience Journal
Publisher : Unpad

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1814.165 KB)

Abstract

Daerah penelitian secara administratif berada di Distrik Grasberg, Kecamatan Tembagapura, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua. Metoda yang digunakan dalam penelitian yaitu pemetaan lapangan pada tambang terbuka Grasberg dengan meninjau aspek-aspek keselamatan, analisa petrografi menggunakansayatan tipis, dan analisa spectral device, dengan tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui karakteristik alterasi yang berkembang di tambang terbuka Grasberg. Litologi daerah penelitian dikelompokan menjadi dua, yaitu Intrusi Andesit Fragmental dan Intrusi Diorit. Alterasi yang berkembang pada daerah penelitian dibedakan atas alterasi kuarsa-biotit-magnetit-anhidrit, alterasi kuarsa, alterasi k-feldspar-biotit-kuarsa-anhidrit, alterasi kuarsa-biotit-aktinolit-anhidrit.Kata Kunci : Alterasi, Grasberg, Intrusi
KARAKTERISASI GEOKIMIA FLUIDA UNTUK MENENTUKAN SISTEM PANASBUMI DAN POTENSI SCALING LAPANGAN PATUHA, JAWA BARAT Mohamad Sapari Dwi Hadian,Randy Wijaya Atmaja, Dian Rahma Yoni,Agus Didit Haryanto,
Geoscience Journal Vol 2, No 4 (2018): Padjadjaran Geoscience Journal
Publisher : Unpad

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (390.921 KB)

Abstract

Patuha secara administratif berlokasi di Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Bidang Patuha beradapada dataran tinggi vulkanik yang terdiri dari lava andesitk dan piroklalstik yang berumur akhir pliosenhingga kuarter. Lapangan panasbumi Patuha memiliki sistem dengan tipe dominasi uap yang memiliki pHsekitar 6 dan dan bertemperatur timggi. Penentuan sistem panasbumi dilakukan dengan pendekatangeokimia. Data yang digunakan adalah data gas untuk mengetahui temperatur bawah permukaan dan dataair panas untuk mengetahui potensi pengendapan mineral khususnya mineral kalsit pada pipa produksi.Proses pemantuan dilakukan terhadap 10 sumur produksi dan 1 manifestasi berupa kawah fumarol. Tipefluida air panas dianalisis menggunakan diagram Cl–SO4–HCO3 dan tipe fluida gas dianalisismenggunakan diagaram H2–H2S–CH4. Beberapa rasio dari data air dan gas digunakan untuk mengetahuikarakteristik fluida di bawah permukaan. Perhitungan temperatur reservoir menggunakan beberapametode geothermometer gas. Potensi endapan mineral karbonat diprediksi dari perhitungantermodinamika secara yang dihitung secara manual. Hasil dari plotting diagram menunjukkan bahwa tipeair panas termasuk ke dalam tipe air sulfat dan bikarbonat, sedangkan tipe gas merupakan quenching gas.Daerah terdekat dari sumber panas terletak di sebelah timur wilayah penelitian di sekitar kawah fumarol.Temperatur bawah permukaan berkisar antara 235–240 °C. Pada suhu tersebut tidak ditemukan adanyaendapan mineral karbonat pada sumur produksi. Hasil perhitungan geothermometer merupakankarakteristik dari lapangan panasbumi dominasi uap dan diklasifikasikan sebagai sistem panasbumidengan entalpi tinggi.
ESTIMASI TEMPERATUR BAWAH PERMUKAAN BERDASARKAN KEHADIRAN MINERAL ALTERASI PADA SUMUR “X” LAPANGAN PANAS BUMI WAYANG WINDU, PANGALENGAN, KABUPATEN BANDUNG, PROVINSI JAWA BARAT Oktaviany, Vina; Hutabarat, Johanes; Haryanto, Agus Didit
Buletin Sumber Daya Geologi Vol 12, No 2 (2017): Buletin Sumber Daya Geologi
Publisher : Buletin Sumber Daya Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1677.132 KB)

Abstract

Temperatur merupakan aspek penting dalam sistem panas bumi untuk pengembangan panas bumi sebagai sumber energi. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui jenis litologi, mineral alterasi, tipe dan intensitas alterasi serta penyebarannya pada sumur X, dan bertujuan menentukan temperatur berdasarkan geotermometer mineral yang kemudian dibandingkan dengan data hasil pengukuran temperatur (T) sumur. Objek dalam penelitian ini berupa serbuk bor (cutting) dari sumur X yang dianalisis dengan metode petrologi, petrografi, dan XRD. Hasilnya menunjukkan, bahwa litologi sumur X terdiri atas andesit terubah, tuf litik terubah, dan tuf kristal terubah. Mineral alterasi yang berkembang didominasi oleh mineral alterasi dengan pH netral yang berupa kuarsa sekunder, kalsit, epidot, montmorilonit, illit, smektit, klorit, oksida besi, dan pirit, serta beberapa mineral ber-pH asam seperti kaolinit, kristobalit, anhidrit, dan haloysit. Berdasarkan asosiasi mineralnya, alterasi pada sumur X dibagi menjadi tiga tipe, yaitu alterasi argilik dengan perkiraan temperatur antara 150oC hingga 180oC, alterasi subpropilitik antara 150oC s.d. 220oC, dan alterasi propilitik antara 210oC s.d. 280oC. Secara umum, hasil geotermometer mineral ini menunjukkan data temperatur yang lebih tinggi dibandingkan data T berdasarkan pengukuran sumur.
PENENTUAN UMUR ABSOLUT BATUAN KUBAH LAVA ANDESIT DAERAH PANAS BUMI LEJJA-KABUPATEN SOPPENG, PROVINSI SULAWESI SELATAN MENGGUNAKAN METODE THERMOLUMINESCENCE (TL): DETERMINATION OF ABSOLUTE AGE LAVA DOME ANDESITE ROCK AT GEOTHERMAL LEJJA AREA, SOPPENG DISTRICT, SOUTH SULAWESI PROVINCE BY THERMOLUMINESCENCE (TL) METHOD Risdianto, Dikdik; Sukaesih, Sukaesih; Nurdin, Nizar Muhamad; Situmorang, Stephen; Haryanto, Agus Didit
Buletin Sumber Daya Geologi Vol. 15 No. 1 (2020): Buletin Sumber Daya Geologi
Publisher : Pusat Sumber Daya Mineral Batubara dan Panas Bumi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (895.767 KB) | DOI: 10.47599/bsdg.v15i1.294

Abstract

Thermoluminescence (TL) has now been applied as a dating method for rock age. In geothermal exploration information about the age of rocks / volcanic material is very important to reconstruct the geological history related to thermal activity. Determination of the estimated age of rocks as a source of heat in the Lejja Geothermal prospect in Soppeng Regency, South Sulawesi Province used the TL method. The measurement procedure used with additive doses on quartz crystal grains. Measurement of dose by irradiation is done twice, at doses of 10 Gray (Gy) and 30 Gy while for annual dose is determined by analyzing the concentration of Uranium, Thorium, and Potassium using the X-ray fluorescence of method XRF.Two trend line is made to determine both minimum and maximum linear equation. Natural TL intensity shows 14380 arbitrary unit (a.u) and 14430 a.u as the minimum and maximum peak. Irradiated sample with 10 Gy dose shows peak at 1883–1947 a.u, and 30 Gy dose shows peak at 2733-2763 a.u. Regression trend line made by artificial dose show that natural TL intensity equivalent with 304.05-315.96 Gy. Calculation of uranium, thorium, potassium, water content, and beta factor produce annual dose in the amount of 0.5408 Gy. Through TL method, it is known that the absolute age of heat source at soppeng is 573 ± 11 kilo age years old.
PEMODELAN INVERSI 2-D MENGGUNAKAN DATA MAGNETOTELLURIK DAERAH PANAS BUMI WAY SELABUNG, KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN, PROVINSI SUMATERA SELATAN: 2-D INVERSION MODELING USING MAGNETOTELLURIC DATA AT WAY SELABUNG GEOTHERMAL AREA, SOUTH OGAN KOMERING ULU REGENCY, SOUTH SUMATERA PROVINCE ilmi, irpan; Syafri, Ildrem; Haryanto, Agus Didit; Zarkasyi, Ahmad
Buletin Sumber Daya Geologi Vol. 15 No. 1 (2020): Buletin Sumber Daya Geologi
Publisher : Pusat Sumber Daya Mineral Batubara dan Panas Bumi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1749.738 KB) | DOI: 10.47599/bsdg.v15i1.296

Abstract

One of the physical properties of rocks that can be used to analyze a geothermal system is the resistivity of rock. Magnetotelluric method is one method that can be used to determine the resistivity of rock. MT measurements are carried out at 30 measuring points with north-south directed paths and the distance between measuring points is around 2000 meters. This research aims to do 2-D inversion modeling in determining location, delineation, and depth of the geothermal potential of Way Selabung. Based on the results of MT data analysis and 2-D inversion modeling, the Way Selabung geothermal system is in the graben structure zone. The manifestation of Way Selabung, Lubuk Suban and Selabung Damping hot water manifestations is formed due to intersection of Way Selabung, Kotadalam and Akarjangkang faults in a hydrogeological pattern in the outflow zone. 2-D modeling results show the top there is a group of low resistivity value <10 Ohm.m with a thickness of about 1500 meters from the surface which is interpreted as caprock. At the bottom there is a group of resistivity values of around 30-100 Ohm.m with a depth of 1500 meters to 1750 meters which is interpreted as a reservoir zone.