Claim Missing Document
Check
Articles

Found 40 Documents
Search

Studi Kualitas Bakteriologis Depot Air Minum Isi Ulang di Wilayah Kerja Puskesmas Tamangapa Kota Makassar Puspitasari, Ayu; Hikmah B, Nurul; Rahman, Harpiana
Window of Public Health Journal Vol. 1 No. 1 (Juni, 2020)
Publisher : Pusat Kajian dan Pengelola Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/woph.vi.28

Abstract

Air minum tidak boleh mengandung bakteri-bakteri patogen (bersifat racun sehingga dapat menimbulkan penyakit). Bakteri yang tergolong patogen adalah E.coli, Salmonella typhii, dan sejenisnya. Oleh karena telah mendapatkan proses sterilisasi, harusnya air minum isi ulang dapat langsung dikonsumsi. Kehadiran bakteri coliform yang banyak ditemui di kotoran manusia dan hewan menunjukkan kualitas sanitasi yang rendah dalam proses pengadaan air yang dapat menimbulkan penyakit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas air minum isi ulang di wilayah kerja Puskesmas Tamangapa, ditinjau dari parameter kualitas bakteriologi coliform depot air minum isi ulang. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif menggunakan metode observasional, wawancara, dan uji laboratorium. Populasi penelitian adalah seluruh depot air minum isi ulang yang ada di wilayah kerja Puskesmas Tamangapa, yaitu sebanyak 21 depot, dengan sampel adalah total populasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 21 sampel yang diteliti hanya 3 yang memenuhi syarat kualitas bakteriologis sesuai Permenkes No.492/Menkes/per/IV/2010. Dengan demikian diharapkan kepada Dinas Kesehatan Kota Makassar agar memeriksaan air minum isi ulang yang telah diisi ke dalam galon dan mampu memberikan penyuluhan mengenai bahaya dari kandungan bakteriologis.
Analisis Persepsi Sembuh dari Perspektif Penderita Tuberkolosis dan Pengawas Minum Obat di Puskesmas Panambungang Kota Makassar Rahman, Harpiana; Puspitasari, Ayu; Hikmah B, Nurul
Window of Public Health Journal Vol. 1 No. 1 (Juni, 2020)
Publisher : Pusat Kajian dan Pengelola Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/woph.vi.29

Abstract

Puskesmas Panambungan adalah salah satu puskesmas dengan penemuan angka kejadian tuberkulosis terbanyak di Makassar. Terjadi peningkatan kasus baru tuberkulosis dari 65 kasus pada tahun 2012 menjadi 67 kasus pada tahun 2013. Peningkatan ini disertai temuan bahwa beberapa penderita tidak menuntaskan pengobatan hingga 6 bulan. Perilaku ini beresiko meningkatkan penularan tuberkolosis dan kasus tuberkolosis multi drug resistence di wilayah kerja Puskesmas Panambungan. Diperlukan analisis masalah terlebih dahulu untuk merancang pengambangan komunikasi kesehatan dalam penanggulangan tuberkolosis. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji masalah perilaku ketidakpatuhan penderita menuntaskan pengobatan tuberkolosis. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus dengan mempelajari kasus serupa pada informan terpilih. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi perilaku penderita, studi dokumen puskemas dan wawancara mendalam. Infroman yang dipilih sebanyak 9 orang dengan metode purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kejadian lalai minum obat disertai dengan kemunculan terminologi sembuh menurut penderita tuberkolosis. Menurut penderita tuberkolosis, sembuh dari penyakit tersebut adalah kondisi tubuh penderita mengalami penurunan batuk dan merasa sehat. Persepsi ini menyebabkan penderita tidak mau melanjutkan pengobatan. Berdasarkan penelitian ini disimpulkan bahwa kejadian putus minum obat sebelum enam bulan atau tidak patuh minum obat dipengaruhi oleh persepsi penderita yang keliru memahami konsep sembuh tuberkolosis.
Membandingkan Ketimpangan Ketersediaan Tenaga Kesehatan Puskesmas di Wilayah Indonesia Timur Hikmah, Nurul; Rahman, Harpiana; Puspitasari, Ayu
Window of Public Health Journal Vol. 1 No. 1 (Juni, 2020)
Publisher : Pusat Kajian dan Pengelola Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/woph.vi.36

Abstract

Tenaga kesehatan merupakan prioritas utama dalam kesuksesan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan. Indonesia memiliki tantangan dalam meningkatkan jumlah tenaga kesehatan yang terlatih untuk memenuhi tuntutan yang berkembang. Departemen Kesehatan telah menggunakan beberapa pendekatan dalam menentukan kebutuhan staf, menggunakan proyeksi berdasarkan status kesehatan masyarakat, perubahan demografi dan program kesehatan yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati penyebaran tenaga kesehatan puskesmas terhadap ketimpangan ekonomi rumah tangga di wilayah Indonesia Timur, sehingga pemerintah dapat menangani secara serius dan tegas terhadap permasalahan distribusi tenaga kesehatan, khususnya daerah yang sulit dijangkau. Penelitian ini merupakan penelitian jenis kuantitatif dengan desain rancangan penelitian cross sectional. Menggunakan data sekunder skala besar dari Indonesia Family Life survey (IFLS) East. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi ketimpangan distribusi tenaga kesehatan antara puskesmas yang berada di wilayah dengan tingkat ekonomi rumah tangga tinggi dan rendah lokasi geografis berdasarkan perkotaan/pedesaan dan keterpencilan bahkan provinsi. Puskesmas di wilayah Indonesia Timur lebih banyak mengalami kekosongan tenaga khususnya dokter dan bidan, juga rendahnya jumlah tenaga kesehatan masyarakat membuktikan bahwa pelayanan kesehatan primer yang berorientasi pada promotif dan preventif terabaikan. Optimalisasi peran pemerintah sebagai regulator dan fasilitator yang lebih memfokuskan dan membantu daerah yang kekurangan tenaga kesehatan khususnya provinsi Nusa Tenggara Timur, Maluku dan Papua Barat yang lebih banyak mengalami kekurangan tenaga kesehatan masyarakat bahkan kekosongan tenaga dokter dan bidan.
Pengalaman Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Wangi-Wangi Selatan Kabupaten Wakatobi (Studi Pada Ibu Yang Tidak Emesis Gravidarum) Astri Maulani; Wardiah Hamzah; Rahman, Harpiana
Window of Public Health Journal Volume 2 Nomor 4 (Desember, 2021)
Publisher : Pusat Kajian dan Pengelola Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/woph.v2i4.519

Abstract

Kehamilan merupakan suatu peristiwa transisi sosial dan psikologis yang amat kritis. Berdasarkan tinjauan keilmuan, kehamilan merupakan proses fisiologis dan normal, yang tidak hanya berhubungan dengan aspek biologis saja, namun berhubungan dengan aspek sosial, budaya, psikologikal, emosional dan spiritual seorang perempuan dalam kehidupan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengalaman berupa, stres, emosi, kecemasan, dan depresi pada ibu yang tidak emesis gravidarum di wilayah kerja puskesmas wangi-wangi selatan kabupaten Wakatobi. Metode penelitian kualitatif. Data berupa wawancara mendalam (Indepth-Interview) dan observasi dengan menggunakan pedoman wawancara (interview-guide). Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dan diperoleh sampel sebanyak 10 informan ibu hamil tidak emesis gravidarum. Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis taksonomi (taxonomi analysis). Hasil penelitian pengalaman ibu hamil didapatkan stres berdasarkan usia ibu dengan usia diatas 20 tahun mudah stres dibanding dibawah 20 tahun disebabkan status ekonomi dan pekerjaan sehingga menyebabkan ibu sering melamun dan menyendiri. Emosi berdasarkan paritas multigravida lebih sensitif dibanding primigravida disebabkan jumlah anak dan permasalahan rumah tangga yang terjadi antara suami dan istri, membuat ibu marah atau menangis. Terdapat dua kecemasan mengenai keadaan janin dan persalinan berupa rasa takut dengan umur kehamilan 12-24 minggu dan 34-36 minggu. Depresi yang menunjukkan bahwa ibu yang tidak emesis gravidarum terbebas dari depresi. Diharapkan peneliti selanjutnya meneliti pengalaman ibu hamil yang tidak emesis gravidarum.
PELATIHAN MITIGASI BENCANA DALAM MENGHADAPI PANDEMI COVID-19 DI DUSUN KALEBAJENG KELURAHAN KALEBAJENG KECAMATAN BAJENG KABUPATEN GOWA Ayu Puspitasari; Harpiana Rahman
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 2 No. 1 (2021): Volume 2 Nomor 1 Tahun 2021
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v2i1.1410

Abstract

Darurat wabah virus Corona sedang dihadapi dunia saat ini. WHO (World Health Organization) pun telah mengubah statusnya dari Public Health of International Concern menjadi Pandemi. Dengan ditetapkannya status tersebut dunia pun responsif dengan upaya pencegahan dan penanggulangan tidak terkecuali di Indonesia. Oleh karena itu perlu adanya pemahaman tentang mitigasi bencana pandemi Covid-19. Langkah-langkah dalam penanganan wabah perlu diketahui secara luas oleh masyarakat agar dapat mengambil langkah preventif dalam menghadapi wabah covid-19. Pelatihan mitigasi bencana pandemic Covid-19 dimulai dari langkah-langkah Pencegahan dan pengendalian Inveksi, Pencegahan dan Pengendalian Infeksi untuk Isolasi di Rumah (Perawatan di Rumah), Pencegahan dan Pengendalian Infeksi untuk Observasi, Pencegahan dan Pengendalian Infeksi untuk Pemulangan Jenazah. Berdasarkan hasil pre dan post test pada 52 orang yang terdiri dari 10 pertanyaan quesioner, terdapat peningkatan pengetahuan mengenai mitigasi bencana covid-19. Berdasarkan persentasi hasil yang dicapai, diketahui bahwa terdapat peningkatan pengetahuan masyarakat sebesar 36,2% setelah mengikuti pelatihan ini. Pentingnya sosialisasi dari pemerintah setempat mengenai mitigasi bencana covid secara berkelanjutan selama pandemi berlangsung.
Penguatan Promosi Kesehatan melalui Literasi Kesehatan pada Santri Harpiana Rahman; Syamsul Alam; Arfandi Ahmad; Fahri Bachmid; Achdian Anggreni Bangsawan; Achmad Nadhil Edar; Ramdaniyah Ramdaniyah
Idea Pengabdian Masyarakat Vol. 1 No. 1 (2021): January
Publisher : PT.Mantaya Idea Batara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (235.356 KB) | DOI: 10.53690/ipm.v1i1.16

Abstract

Based on data from the Ministry of Communication and Information, recorded there were 1,028 fake news or hoaxes about health information spread since 2020 on social media platforms. Data shows that 73.7% of the 27 4.9 million people in Indonesia are internet users This condition makes it difficult to control the infodemic in Indonesia. Digital Data 2021 states that around 170 million people are active users of social media. Health literacy socialization is an effort to build awareness among teenagers in filtering the right health information.
Peningkatan Literasi Kesehatan Pada Anak Lewat Dongeng PHBS Harpiana Rahman; Zulkhair Burhan; Harnita Rahman; Nurul Hikmah B; Haeril Amir; Al Ihksan Agus; Andi Surahman Batara; Herenal Daeng Toto
Idea Pengabdian Masyarakat Vol. 1 No. 03 (2021): September
Publisher : PT.Mantaya Idea Batara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (217.087 KB) | DOI: 10.53690/ipm.v2i01.102

Abstract

Dalam kesehatan masyarakat, anak-anak adalah kelompok aktif yang rentan terhadap serangan penyakit. Diare, influenza, cacingan, COVID-19 adalah beberapa penyakit dengan kejadian tinggi pada anak-anak. Misalnya, prevalensi penyakit COVID-19 di Indonesia pada anak cukup tinggi, mencapai 12%. Disusul dengan penyakit diare dan cacingan. PHBS (perilaku hidup sehat dan bersih ) adalah sekumpulan perilaku yang diterapkan untuk mencegah penyakit menular dan tidak menular. Dalam tatanan rumah tangga, anak-anak membutuhkan kemampuan untuk melindungi dirinya sendiri saat melakukan aktivitas di dalam dan di luar rumah, seperti rajin mencuci tangan pakai air bersih dan sabun serta menggunakan masker. Diperlukan upaya membangun kesadaran sejak dini kepada anak untuk menerapkan PHBS. Sebagai kelompok yang aktif, anak-anak adalah sasaran komunikasi yang memerlukan bentuk komunikasi atraktif dalam menyampikan pesan kesehatan. Sehingga demi mencapai terbentuknya peningkatan perilaku sehat kepada anak-anak, upaya edukasi PHBS dilakukan dengan berdongeng dengan konten cara dan manfaat PHBS. Sasaran dari kegiatan berdongeng adalah anak-anak yang berkunjung di Mall Nipah Makassar. Kegiatan berdongeng pesan kesehatan di Mall Nipah Makassar mencapai indikator input yaitu anak-anak bergabung menjadi peserta, indikator proses yakni peserta antusias menyimak dongeng, dan indikator output yakni peserta mampu menerangkan kembali cara dan manfaat ber-PHBS.
PROMOSI KESEHATAN WISATA CHSE DI DESA PUCAK KABUPATEN MAROS UNTUK MEWUJUDKAN DESA WISATA SEHAT Harpiana Rahman; Nurul Hikmah Baharuddin
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 5, No 10 (2022): Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v5i10.3576-3581

Abstract

Kegiatan pengabdian masyarakat promosi kesehatan CHSE berlokasi di desa Pucak, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.Kegiatan ini dilakukan dengan metode sosialisasi dengan  melibatkan secara aktif pemerintah desa, warga, dan pengelola wisata. Tujuan dari kegiatan ini untuk mendorong inisiatif warga membangun desa wisata sehat melalui  penerapan protokol CHSE di desa wisata. Kegiatan terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap assessment, tahap sosialisasi, dan tahap evaluasi proses. Tahap assessment dilakukan dengan mengukur pengetahuan sebelum kegitaan. Tahap sosialisasi wisata CHSE. Tahap ketiga adalah tahap evaluasi proses, yakni mengukur kembali pengetahuan peserta setelah diberikan sosialisasi. Indikator keberhasilan kegiatan pengabdian masyarakat adalah pengetahuan peserta tentang CHSE meningkat. Berdasarkan pengukuran pengetahuan sebelum dan sesudah sosialisasi, terjadi peningkatan pengetahuan kepada peserta. Sehingga kegiatan pengabdian promosi kesehatan wisata CHSE berhasil mencapai tujuan kegiatan
Tinjauan Aspek Disposisi dan Struktur Birokrasi dalam Kebijakan Bebas Asap Rokok Nurul Hikmah B; Harpiana Rahman; Sartika Sartika; Ayu Puspitasari; Mansur Sididi; Nur Ulmy Mahmud; Christa Gumanti Manik
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 13, No 3 (2022): Juli 2022
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/sf.v13i3.2135

Abstract

Indonesia is one of the countries with the largest cigarette consumption in the world. The purpose of this study is to review aspects of the disposition and structure of the bureaucracy in a smoke-free policy during the pandemic that has been realized by the government. This research was a descriptive research. Data were collected through filling out questionnaires containing respondents' characteristics (age, education and type of cigarette), disposition and bureaucratic structure of cigarette smoke control policies in public areas. Data were analyzed descriptively in the form of frequency and percentage. The results of this study found that 69.1% of adolescents aged 16-18 years consumed the most cigarettes, with a high school education level (61.7%). Tobacco cigarettes are the most popular type of youth (48.9%). Around 37.2% of the attitude/disposition of policy implementers stated that the implementation of smoke-free policies was poor during the pandemic. The involvement of the government bureaucratic structure is less (23.4%). Overall, the majority of adolescents stated that the disposition and bureaucratic structure of the government did not provide significant changes in the implementation of smoke-free policies in public spaces.Keywords: smoke free; disposition; bureaucratic structure ABSTRAK Indonesia menjadi salah satu negara dengan konsumsi rokok terbesar di dunia. Tujuan penelitian ini adalah untuk meninjau aspek disposisi dan struktur birokrasi dalam kebijakan bebas asap rokok di masa pandemi yang telah direalisasikan oleh pemerintah. Penelitian ini merupakan studi deskriptif. Data dikumpulkan melalui pengisian kuesioner yang berisi tentang karakteristik responden (usia, pendidikan dan jenis rokok), disposisi dan struktur birokrasi terhadap kebijakan pengendalian asap rokok di area-area publik. Data dianalisis secara deskriptif berupa frekuensi dan persentase. Hasil penelitian ini menemukan bahwa 69,1% remaja usia 16-18 tahun yang paling banyak mengkonsumsi rokok, dengan tingkat pendidikan SMA (61,7%). Rokok tembakau adalah jenis paling diminati remaja (48,9%). Sekitar 37,2% sikap/disposisi dari pelaksana kebijakan menyatakan buruknya penerapan kebijakan bebas asap rokok di masa pandemi. Keterlibatan struktur birokrasi pemerintah adalah kurang (23,4%).  Secara keseluruhan, mayoritas remaja menyatakan disposisi dan struktur birokrasi yang dilakukan pemerintah tidak memberikan perubahan signifikan dalam penerapan kebijakan bebas asap rokok di ruang publik.Kata kunci: bebas asap rokok; disposisi; struktur birokrasi
Upaya Mencegah Wabah Travel Disease dalam Persepsi Travel Agent Harpiana Rahman; Sartika Sartika
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 13, No 3 (2022): Juli 2022
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/sf13330

Abstract

Travel agents as travel consultants play a function not only in planning travel trips, but also in preventing the transmission of COVID-19 disease in the tourism sector. However, there was no socialization related to the potential for transmission of other travel diseases such as foodborne disease, airborne disease, zoonotic disease which also threatens tourists and public health. This study aims to explore the perceptions of travel agents regarding the threat of travel disease outbreaks based on disease prevention efforts carried out by travel agents in preventing the spread of disease. The research used a qualitative approach. Primary data collection was carried out by in-depth interviews and observation of health promotion content on social media. The selection of informants was done by purposive sampling technique. The results show that the perception of travel agents affects disease prevention efforts. Travel agents did not understand about the threat from other travel diseases. It is recommended that travel associations, the health office and the tourism office intervene knowledge through training and tourism health education to travel agents so that health promotion can include controlling diseases that arise due to tourism activities, not just COVID-19Keywords: travel disease; travel agents; perception; health promotion; COVID-19; tourism health ABSTRAK Agen travel selaku konsultan perjalanan wisata, memerankan fungsi bukan hanya melakukan perencanaan perjalanan wisata, namun juga turut melakukan pencegahan penularan penyakit COVID-19 di bidang pariwisata. Namun, tidak ditemukan sosialisasi terkait potensi penularan travel disease lainnya seperti foodborne disease, airborne disease, zoonosis disease yang turut mengancam wisatawan dan kesehatan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menggali persepsi agen travel terkait ancaman wabah travel disease berdasarkan upaya pencegahan penyakit yang dilakukan agen travel dalam pencegahan penuluran penyakit. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data primer dilakukan dengan wawancara mendalam dan observasi konten promosi kesehatan di media sosial. Pemilihan informan dilakukan dengan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi agen travel mempengaruhi upaya pencegahan penyakit. Agen travel belum memahami tentang ancaman dari travel disease lainnya. Disarankan agar asosiasi travel, dinas Kesehatan dan dinas pariwisata melakukan intervensi pengetahuan melalui pelatihan dan pendidikan kesehatan pariwisata kepada agen travel sehingga promosi kesehatan bisa mencakup pengendalian penyakit yang timbul akibat aktivitas wisata, bukan hanya COVID-19Kata kunci: travel disease; agen travel; persepsi; promosi kesehatan; COVID-19; kesehatan pariwisata