Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PENGOLAHAN AIR MENGGUNAKAN MEMBRAN ULTRAFILTRASI SEBAGAI UPAYA MENDUKUNG GERAKAN NASIONAL MENGATASI KRISIS AIR BERSIH Selastia Yuliati
Purifikasi Vol 13 No 2 (2012): Jurnal Purifikasi
Publisher : Department of Environmental Engineering-Faculty of Civil, Environmental and Geo Engineering. Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j25983806.v13.i2.395

Abstract

Pengolahan air bersih dalam penelitian ini bertujuan menghilangkan semua kandungan parameter kimia, biologis yang terdapat didalam air baku. Air baku yang diolah berupa air gambut, air payau serta air sungai musi. Air tersebut diolah mengunakan teknologi membrane dan bertujuan untuk mendapatkan air bersih yang memenuhi standar kesehatan. Membran yang digunakan adalah membran ultrafiltrasi berbasis polimer polysulfon. Metoda yang digunakan dalam pembuatan membran tersebut adalah metoda Inversi fasa dari formula Loeb and Sourirajan yaitu melarutkan polimer Polysulfon kedalam campuran larutan Dimethyl Asetamida (DMAc) dan Poliethylen Glicol (PEG) sebagai aditif. Membrane yang dihasilkan yaitu berukuran pori 0,0014 mm memenuhi standar ultrafiltrasi. Tujuan khusus penelitian ini selain mendapatkan membran polysulfon yang kegunaannya untuk pengolahan air besih atau air minum, juga mengkaji beberapa parameter yang digunakan sehingga diperoleh kondisi yang optimum. Metoda yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda eksperiment, perancangan alat serta Penerapan Teknologi Tepat Guna (TTG). Bahan baku sebelum diolah dilakukan analisa pendahuluan dan selanjutnya dilakukan proses pretreatment. Beberapa alat filter yang digunakan diantaranya filter mangan, mangan zeolit, fiter besi, carbon aktif serta silica yang bergunakan menurunkan semua parameter yang terdapat didalam air baku. Air hasil pretreatment untuk selanjutnya dilewatkan melalui membrane ultrafiltrasi. Produk yang dihasilkan mengacu pada standar kualitas air bersih dan air minum yang diizinkan oleh MENKES NO 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang pengadaan air bersih dan air minum. Hasil analisa menunjukkan penurunan rata-rata parameter air baku gambut dan payau setelah melewati membrane adalah 77,8% dan 32,6%, sedangkan untuk air musi mencapai 92,5%. Air bersih maupun air minum yang dihasilkan telah memenuhi standar baku mutu.
Pengolahan Limbah Sablon Menggunakan Membran Selulosa Asetat (Ca) Berbasis Pelepah Pisang Secara Mikrofiltrasi Ria Praba Wati; Selastia Yuliati; Muhammad Zaman
Jurnal Serambi Engineering Vol 8, No 4 (2023): Oktober 2023
Publisher : Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32672/jse.v8i4.6787

Abstract

Sablon merupakan teknik proses cetak yang menggunakan layar dengan kerapatan tertentu dan umumnya berbahan dasar nylon atau sutra. Tujuan penelitian ini adalah menerapkan membran selulosa asetat secara mikrofiltrasi untuk pengolaha limbah sablon. Membran akan dibuat dengan menggunakan selulosa pelepah pisang dengan komposisi 2 gr selulosa pelarut 25 ml aseton dan 1,7 ml PEG 400. Dalam penelitian ini, digunakan limbah cair sablon dengan variasi koagulan yaitu PAC 300; 600; 900; 1200; 1500 ppm serta variasi tekanan  0,2 ; 0,4 ; 0,6 ; 0,8  dan 1 bar. Dari  hasil penelitian, didapatkan hasil rejeksi logam Cr 68,14 %. pengukuran dilakukan kondisi optimum untuk variasi 0,2-1 bar range pada 0,2 bar dengan koagulan 1200 ppm.
Synthesis and Characterization of Cellulose Acetate Membranes from Kepok Banana Stem (Musa acuminata x balbisiana) For Microfiltration Process Fitria Nur Anissa; Selastia Yuliati; Adi Syakdani
Equilibrium Journal of Chemical Engineering Vol 7, No 2 (2023): Volume 7, No 2 December 2023
Publisher : Program studi Teknik Kimia UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/equilibrium.v7i2.78825

Abstract

Abstract. Membrane is a separation technology between permeate and feed. The challenge in applying this technology is related to the ingredients that can cause fouling. Cellulose acetate membrane is a porous membrane as a solution to overcome fouling problems.The selectivity level of cellulose acetate membranes in the microfiltration process for water and wastewater treatment is very high. Utilization of kepok banana frond waste as an alternative material for making cellulose acetate membranes that are biodegradable, can be decomposed quickly by microorganisms with a limited shelf life. The aim of this research is to  apply cellulose acetate membranes from kepok banana fronds for the microfiltration process in water and wastewater treatment with varying concentrations of acetone using the phase inversion method. The cellulose content contained in the kepok banana fronds is 54.3%. The composition for making the membrane is 2 gr cellulose acetate; PVA 20 ml; and PEG 1.7 ml with various concentrations of acetone 15, 20 and 25 ml. The results of the SEM test of the membrane with a concentration of 25 ml of acetone solvent had the best characteristics with a pore size of 0.0932 μm; thickness of 1.778 mm and swelling index of 9.87%. The highest average flux value was owned by the membrane with a concentration of 20 ml, namely 71.3444 l/m².hour The lowest flux value was owned by the membrane with a concentration of 25 ml, namely 55.5549 l/m².hour.Keywords:Membrane, Microfiltration, Cellulose Acetate, Banana Frond, Acetone
Pembuatan Karpet Karet Dari Kompon Karet Menggunakan Bahan Pengisi Silika Dan Tanah Liat Vinni Nursyifah; Selastia Yuliati; Erwana Dewi
J-CEKI : Jurnal Cendekia Ilmiah Vol. 4 No. 4: Juni 2025
Publisher : CV. ULIL ALBAB CORP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56799/jceki.v4i4.8457

Abstract

Karpet karet merupakan salah satu jenis karpet karet yang dibuat dari bahan kompon karet dan diproses melalui metode cetak vulkanisasi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat seberapa besar pengaruh penggunaan silika dan lempung sebagai filler dalam proses pembuatan kompon karet karpet, serta memperoleh komposisi optimum yang memenuhi persyaratan. Pada penelitian ini, variasi yang digunakan adalah bahan filler penguat yaitu silika dan variasi bahan filler non penguat yaitu lempung dengan variasi perbandingan silika : lempung sebesar 50 : 0, 45 : 5, 40 : 10, dan 35 : 15. Parameter yang diuji adalah kekerasan Shore A, tegangan putus Mpa, perpanjangan saat putus N/cm2 dan ketahanan pegcepatan. Hasil pengujian kompon karet karpet yang mendekati persyaratan SNI terdapat pada perlakuan P1 (variasi silika : lempung = 50 : 0) dengan total bahan filler yang digunakan sebesar 50 phr. Karakteristik fisik-mekanik kompon karet karpet yang diperoleh menghasilkan nilai-nilai yaitu kekerasan 68 shore A, tegangan putus 2110 N/mm2, perpanjangan putus 610%, dan ketahanan terhadap retak. Hasil uji kekerasan yang diperoleh dari semua percobaan tidak memenuhi SNI 12-1000-1989 untuk karpet karet, sedangkan hasil uji kuat tarik, perpanjangan putus dan ketahanan terhadap percepatan memenuhi SNI 12-1000-1989 untuk karpet karet.
SOSIALISASI PEMANFAATAN SABUT KELAPA MENJADI PUPUK ORGANIK CAIR DI PLAJU DARAT Cindi Ramayanti; Selastia Yuliati; Apri Mujiyanti; Dilia Puspa
Aptekmas Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Vol 7 No 3 (2024): Aptekmas Volume 7 Nomor 3 2024
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sabut kelapa merupakan bagian terluar buah kelapa yang belum dimanfaatkan secara optimal dan dinilai memiliki nilai ekonomi rendah. Selama ini, pemanfaatannya lebih banyak dalam bentuk kering untuk kerajinan, bahan bakar, atau pengganti spons pencuci, sementara pemanfaatan sabut basah masih jarang dilakukan. Kegiatan pengabdian masyarakat ini untuk melatih dan mendemonstrasikan pemanfaatan sabut kelapa sebagai bahan baku dalam pembuatan pupuk organik cair (POC). Pupuk organik cair memiliki kelebihan karena unsur hara yang dikandungnya dapat lebih cepat diserap oleh tanaman, tidak mengganggu keseimbangan nutrisi tanah, serta berperan dalam memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Melalui kegiatan ini, sabut kelapa yang sebelumnya kurang bernilai dapat diolah menjadi produk yang bermanfaat, sekaligus berpotensi memberikan nilai tambah ekonomi bagi masyarakat.
Peningkatan Yield Metana Dari Konversi Co2 Dengan Katalis Ni/Al2O3 Melalui Variasi Waktu Operasi Dan Massa Promotor Zn Robert, Robert Junaidi; Intan, Intan Hidayati; Selastia Yuliati
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol. 5 No. 05 (2025): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS)-October 2025
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v5i05.24263

Abstract

Emisi gas rumah kaca yang terus meningkat, khususnya karbondioksida (CO2) menjadi ancaman serius terhadap lingkungan dan perubahan iklim. Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan gas CO2 sebagai bahan baku dalam produksi gas metana (CH4) melalui proses metanasi. Proses dilakukan menggunakan reactor tipe fixed bed reactor dengan bantuan katalis Ni/Al2O3 yang dipadukan dengan logam Zn sebagai promotor secara in situ. Variasi dilakukan terhadap massa promotor Zn sebanyak 12,7 gram dan 15 gram dengan waktu operasi selama 90, 100, 110, 120 dan 130 menit. Jumlah katalis yang digunakan sebanyak 50 gram dan reaksi dijalankan pada suhu 200OC dengan larutan NaOH 4M sebagai penyedia hidrogen secara in situ. Hasil yield metana menunjukan bahwa kondisi optimal diperoleh pada waktu operasi 130 menit dengan promotor Zn 15 gram menghasilkan yield gas metana sebesar 58,55%. Peningkatan waktu reaksi memberikan kesempatan lebih besar bagi CO2 untuk kontak terhadap katalis sedangkan penambahan promotor Zn meningkatkan luas permukaan aktif katalis dan mempercepat laju reaksi. Temuan ini menunjukan bahwa pemanfaatan CO2 melalui proses metanasi mampu menghasilkan energi alternatif yang efisien, sekaligus mendukung upaya pengurangan emisi gas rumah kaca dan penerapan prinsip energi berkelanjutan.
Pengolahan Limbah Palm Oil Mill Effluent (POME) Menggunakan Katalis ZnO dengan Penambahan CU untuk Meningkatkan Kinerja Fotokatalitik Ferdika Nanda Maulana; Selastia Yuliati; Yuniar Yuniar
Jurnal Sains dan Ilmu Terapan Vol. 8 No. 2 (2025): Jurnal Sains dan Ilmu Terapan
Publisher : Politeknik Kampar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59061/jsit.v8i2.1193

Abstract

Over time, the yield of oil palm had continued to increase each year, which was followed by a rise in the amount of waste produced. One of the main wastes from palm oil processing was liquid waste, commonly known as Palm Oil Mill Effluent (POME). This study aimed to obtain a ZnO/Cu catalyst and to determine the optimal catalyst weight and irradiation time to reduce COD, TSS, and pH values. The ZnO/Cu catalyst was synthesized using the co-precipitation method and was applied through a photocatalytic process, which utilized catalysts and ultraviolet (UV) light. The catalyst was applied to POME with ZnO weight variations of 100 mg, 150 mg, and 200 mg, and UV irradiation times of 30, 60, 90, 120, and 150 minutes. The best result was obtained at a catalyst weight of 200 mg and an irradiation time of 150 minutes, resulting in COD of 216 mg/L, TSS of 20.00 mg/L, and pH of 7.39, which met the wastewater quality standards.