Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Analisis Geologi Kejadian Longsor Di Desa Wolotolo Kecamatan Detusoku Kabupaten Ende Edwardus Iwantri Goma; Sunimbar Sunimbar; Ignasius Suban Angin
JPG (Jurnal Pendidikan Geografi) Vol 9, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jpg.v9i2.13471

Abstract

Bencana tanah longsor telah melanda ruas jalan Ende-Maumere Kilometer 17, Desa Wolotolo, Kecamatan Detusoko, Kabupaten Ende, Provinsi Nusa Tenggara Timur pada hari Minggu malam, tanggal 8 Maret 2019, pukul 11.00 WITA, pada saat itu masyarakat sedang melakukan aktivitas terutama pengguna transportasi lintas Flores mengalami lumpuh total sehingga mengalami kemacetan sepanjang 3 (tiga) kilometer (PVMBG, 2019). Lokasi bencana tanah longsor di Desa Wolotolo terletak pada zona kerentanan tinggi. Zona Kerentanan Tinggi merupakan daerah yang berpotensi untuk terjadi gerakan tanah. Jika terjadi hujan dengan intensitas dan durasi yang lama, gerakan tanah lama bisa aktif kembali. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fenomena kejadian tanah longsor, faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kejadian longsor, faktor-faktor dominan, mekanisme kejadian, risiko masyarakat yang berada di sekitar lokasi longsor serta rekomendasi pengurangan risiko bencana tanah longsor yang diperlukan.  Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui analisis kejadian tanah longsor di desa Wolotolo Kecamatan Detusoko Kabupaten Ende. Penelitian ini menggunakan metode survei untuk memetakan kondisi geologi di Desa Wolotolo, Kecamatan Detusoko, Kabupaten Ende. Penelitian ini menggunakan metode survei untuk memetakan kondisi geologidi Desa Wolotolo, Kecamatan Detusoko. Tahap utama penelitian ini meliputi tahap pra lapangan, lapangan dan pasca lapangan. Tahap pra lapangan berupa pengumpulan data sekunder. Tahap lapangan berupa pengambilan sampel tanah, identifikasi longsor di lapangan. Tahap pasca lapangan berupa pembuatan peta rawan longsor dan laporan hasil identifikasi lapangan. Hasil penelitian  menunjukkan bahwa sebagian besar jenis tanah di Desa Wolotolo adalah ultisol dan inceptisol. Hal tersebut dapat menyebabkan wilayah ini menjadi wilayah yang rentan terhadap terjadinya longsor. Pada penelitian ini juga ditemukan beberapa faktor dominan kemungkinan penyebab longsor yaitu: kemiringan lereng, penggunaan lahan, jenis tanah dan curah hujan sebagai faktor pemicu. Lereng yang curam cenderung berpotensi terhadap longsor, terutama dengan kondisi lereng yang tidak stabil. Hal tersebut menyebabkan banyaknya lereng-lereng yang curam sampai terjal. Berdasarkan hasil analisis, kemiringan lereng pada Desa Wolotolo lebih didominasi pada kemiringan >45% yang merupakan wilayah sangat curam. Maka dapat diidentifikasi bahwa wilayah tersebut berpotensi terjadinya tanah longsor. Penggunaan lahan pada lereng yang curam juga berpengaruh pada kestabilan lereng. Penggunaan lahan di wilayah penelitian didominasi oleh hutan, perkebunan dan semak belukar.
Agglomeration of Economic Activities of Fisherman Communities In Jenilu Village Belu District Muhammad Husain Hasan; Sukmawati Sukmawati; Sunimbar Sunimbar
JAMBURA GEO EDUCATION JOURNAL Vol 4, No 1 (2023): Jambura Geo Education Journal (JGEJ)
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34312/jgej.v4i1.18799

Abstract

Research on the phenomenon of agglomeration of community economic activities needs to be carried out to see its impact on regional development, especially in border areas. Grouped economic activities can be a consideration for the government in taking economic policies in order to improve people's welfare. This study aimed to find out: 1) where and how the economic activities of the fishing community in Jenilu Village experience concentration or agglomeration; 2) what are the characteristics of the economic activities of the fishing community in Jenilu Village; and 3) what government policies should be taken to accelerate development in Jenilu Village. This type of research is a qualitative field exploration with data collection techniques of observation, interviews, and documentation studies. The research results show: 1) the economic activities of the fishing community in Jenilu Village experience agglomeration or grouping in the Atapupu area due to the historical value of this area which has long been the center of community activities and also the existence of infrastructure support including good access to cross-country roads, markets, and ports; 2) 80% of the people of Jenilu Village work as fishermen with a low-income level of an average of Rp. 1000,000,- per month, still relying on simple fishing equipment such as fishing rods, nets, and motorized boats, and the main types of a catch include tuna, tuna, yellow stripe, and mackerel; 3) the regional government is expected to be able to improve the quality of human resources and build infrastructure in this region to support the development of the main border gate area which has not been maximized.
TINJAUAN GEOGRAFI DALAM PERILAKU ADAPTASI MASYARAKAT TERHADAP BENCANA BANJIR DI DESA MOTAAIN KECAMATAN MALAKA BARAT KABUPATEN MALAKA Sunimbar Sunimbar; Ignasius Suban Angin
JAMBURA GEO EDUCATION JOURNAL Vol 3, No 1 (2022): Jambura Geo Education Journal (JGEJ)
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34312/jgej.v3i1.13709

Abstract

The research objectives were to: (1) analyze the spatial distribution of the level of flood vulnerability in Motaain Village;  (2) know the community's attitude towards the flood disaster in Motaain Village;  and (3) know the community's adaptation strategy in dealing with flood disaster in Motaain Village.The type of research is descriptive research, which the type of research that has a purpose to explain specifically a symptom and event that is happening at the present time or an actual problem by using data in the form of quantitative and qualitative data.  The study population was 196 heads of families.  The sampling technique used is a random sample or random sampling or probability sampling, with a simple random sampling technique.  The sample size in this study was 45 families, determined by lottery.  Data sources consist of primary data and secondary data.  Data collection techniques are: interviews, observation, and documentation.  The data analysis technique used is qualitative and quantitative analysis.The results of the study: (1) baed on six parameters, namely soil type, elevation/place, slope, land use, rainfall and river density, the Motaain Village area has two flood-prone zones, namely a moderately vulnerable zone and a very flood-prone zone;  (2) the attitude of the community before the flood disaster, during the flood disaster, and after the flood disaster varied;  (3) adaptation strategies before the flood disaster, during the flood disaster, and after the flood disaster, the safety of human casualties, the economic aspect, the social aspect, the structural aspect, and the cultural aspect.
Pemetaan Fasilitas Publik Desa Fatumnasi Kecamatan Fatumnasi Kabupaten Timor Tengah Selatan Sunimbar Sunimbar; Muhammad Husain Hasan; Sukmawati Sukmawati; Agustinus Halek Manek; Andrinata Andrinata
Jurnal Kelimutu Pengabdian Masyarakat Vol 3 No 2 (2023): Kelimutu Journal of Community Service (KJCS)
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/kjcs.v3i2.13626

Abstract

Ketersediaan informasi keruangan merupakan sesuatu yang sangat penting saat ini dalam berbagai aktivitas. Desa Fatumnasi merupakan salah satu desa di kaki Gunung Mutis yang menjadi destinasi para pendaki. Oleh karena itu penting untuk Desa ini berbenah dalam rangka menjemput peluang sebagai destinasi wisata. Ketersedian berbagai fasilitas bagi para pengunjung/wisatawan akan mempercepat perkembangan pariwisata di daerah ini. Dalam perkembangnnya fasilitas publik akan perlahan disiapkan oleh pemerintah desa, namun akses informasi kemungkinan belum dapat disajikan secara efektif. Peta adalah sumber informasi keruangan yang sangat efektif dalam penyajiannya. Ketersediaan peta sebaran fasilitas publik di Desa Fatumnasi akan membantu kelancaran berbagai aktivitas masyarakat