Soukotta, Dunant F.
Unknown Affiliation

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Pengaruh Penggunaan Permainan Puzzle dalam Pendidikan Agama Kristen untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif pada Anak Berkebutuhan Khusus Kase, Adelsi; Malau, Maya; Liantoro, Liantoro; Soukotta, Dunant F.
Indonesian Journal of Religious Vol. 4 No. 2 (2021): Indonesian Journal of Religious, Vol.4, No.2 (October 2021)
Publisher : LPPM - Sekolah Tinggi Teologi Indonesia Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46362/ijr.v4i2.4

Abstract

In today's life we ​​know that in the development of children with special needs have obstacles and cognitive aspects are one of the delays so that it affects concentration disorders. Children with special needs are children who have emotional, physical, mental, intellectual, social and growth disorders compared to other children of the same age so that they need special attention. In the learning process of children with special needs, concentration disorders are very important so that with fun games they will have the intention to learn while playing. The purpose of this paper is to find out what the effect of games on the cognitive abilities of autistic children. Christian Religious Education has a goal which is to sponsor people towards a mature Christian faith as a living reality. We are now able to describe the characteristics of such a life of faith and the educational task they provide. The method used is a qualitative method with the type of literature study carried out by reading and taking notes and collecting data from books and journals. Teachings from PAK have a good impact on every child who is educated because the material in PAK makes the character of a child more formed so that when children grow up they will have good character even though there are some who have not applied CRE in their lives.   Kehidupan saat ini kita tahu bahwa dalam perkembangannya anak berkebutuhan khusus memiliki hambatan dan aspek kognitif merupakan salah satu keterlambatan sehingga berpengaruh dengan adanya gangguan konsentrasi. Anak berkebutuhan khusus adalah anak-anak yang mempunyai kelainan baik itu emosional, fisik, mental, intelektual, sosial dan pertumbuhan mereke dibandingkan dengan anak-anak lain yang sama umurnya sehingga mereka memerlukan perhatian khusus. Dalam proses belajar anak berkebutuhan khusus, gangguan konsentrasi merupakan yang sangat penting sehingga dengan adanya permainan yang menyenangkan akan membuat mereka memiliki niat untuk belajar sambil bermain. Tujuan dari tulisan ini adalah untuk mengetahui apa pengaruh permainan bagi kemampuan kognitif anak autis. Pendidikan Agama Kristen memiliki tujuan yaitu adalah untuk mensponsori orang-orang ke arah iman Kristen yang dewasa sebagai realitas yang hidup. Kita sekarang berada pada posisi untuk mengambarkan ciri-ciri kehidupan iman yang demikian dan tugas pendidikan yang mereka berikan. Metode yang digunakan yaitu metode kualitatif dengan jenis studi pustaka yang dilakukan dengan cara membaca dan mencatat serta mengumpulkan data dari buku maupun jurnal. Ajaran dari PAK memberikan dampak baik bagi setiap anak yang dididik karena materi yang ada di dalam PAK membuat karakter seorang anak akan semakin terbentuk sehingga ketika anak-anak tumbuh mereka akan memiliki karakter yang baik meskipun ada sebagian yang belum mengaplikasikan PAK dalan kehidupannya.
Peranan Guru Pendidikan Agama Kristen Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Model Pembelajaran Gambar dan Gambar Lumempouw, Nova Liesye; Sutrisno, Sutrisno; Hutabarat, Christiani; Soukotta, Dunant F.
Indonesian Journal of Religious Vol. 5 No. 1 (2022): Indonesian Journal of Religious, Vol.5, No.1 (April 2022)
Publisher : LPPM - Sekolah Tinggi Teologi Indonesia Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46362/ijr.v5i1.10

Abstract

The Role of Christian education teachers in improving learning outcomes through picture and picture is one of the teaching aids for teachers to increase creativity and students in the learning process. By using the picture and picture learning model students will be more motivated, students' imaginations are stimulated, their feelings are touched, and a deep impression is obtained by students and then it influences students to want to improve. The use of picture and picture learning models can increase students' attention with new pictures. will feel happy about the subject matter, not only hear the names of Bible characters but can immediately see their pictures or photos. That is why it is very important to discuss the teaching of Christian religious education with teaching aids for elementary school students. In the teaching of Christian Religious Education, the use of learning models is not a new thing, during the Old Testament period, the use of teaching aids was still very limited. In the new covenant as a teacher, the Lord Jesus always looks for and finds various ways to deal with the situation of His listeners, namely with other models such as lectures, questions, and answers, so that they are more interesting and can be well received. In general, the existence of learning models appears so as not to be fixated on only one learning model. However, with the innovation, the picture and picture learning model are better for students to be able to remember each subject matter.   Peranan guru pendidikan agama Kristen dalam meningkatkan hasil belajar melalui model pembelajaran picture and picture adalah salah satu alat bantu mengajar bagi guru untuk meningkatkan kreatifitas dan siswa dalam proses pembelajaran. Dengan menggunakan model pembelajaran picture and picture siswa akan lebih termotivasi, imajinasi siswa di rangsang, perasaannya di sentuh dan kesan yang dalam diperoleh siswa dan selanjutnya mempengaruhi siswa ingin lebih meningkatkan  Penggunaan model pembelajaran picture and picture dapat meningkatkan perhatian siswa dengan gambar-gambar yang baru  siswa akan merasa senang terhadap materi pelajaran, tidak hanya mendengar nama tokoh-tokoh Alkitab tapi tapi langsung bisa di lihat gambar atau foto mereka. Itu lah sebabnya, pengajaran pendidikan Agama Kristen dengan alat peraga bagi siswa sekolah dasar sangat penting di bahas. Dalam pengajaran Pendidikan Agama Kristen, pemanfaatan model pembelajaran sebenarnya bukan hal yang baru, pada masa perjanjian lama sudah memakai alat peraga sekalipun masih sangat terbatas. Dalam perjanjian baru sebagai guru, Tuhan Yesus selalu mencari dan menemukan berbagai cara dalam menghadapi situasi pendengar-Nya yaitu denan model yang lain seperti ceramah, tanya jawab, sehingga lebih menarik dan dapat di terima dengan baik. Pada umumnya keberadaan model pembelajaran muncul agar jangat terpaku pada satu model pembelajaran saja. Akan tetapi, dengan inovasi baru model pembelajaran picture and picture lebih baik untuk siswa dapat mengingat setiap materi pelajaran.
PERAN KONSELOR KRISTEN TERHADAP EMOSI DAN PERILAKU MAKAN DALAM MENGHADAPI OBESITAS ANAK Rusli , Christian; Sutrisno; Soukotta, Dunant F.; Widjaja, Imron
Didache: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol. 5 No. 2 (2024): Didache: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen (Vol.5, No.2, June 2024)
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Moriah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55076/didache.v5i2.239

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi peran konselor Kristen dalam membimbing anak-anak yang menghadapi obesitas, dengan fokus pada pengelolaan aspek emosional dan perilaku makan. Kondisi obesitas pada anak-anak menjadi masalah kesehatan yang semakin mendesak, dan peran konselor Kristen dapat menjadi kunci dalam membantu anak-anak mengatasi tantangan ini. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan pendekatan pustaka terhadap peran konselor Kristen yang memiliki pengalaman dalam membimbing anak-anak dengan obesitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran konselor Kristen melibatkan pendekatan holistik yang memahami aspek spiritual, emosional, dan perilaku anak-anak. Konselor membantu anak-anak mengidentifikasi faktor-faktor emosional yang mungkin berkontribusi pada perilaku makan tidak sehat. Selain itu, peran konselor mencakup memberikan dukungan moral, memotivasi anak-anak untuk mengembangkan kebiasaan makan yang sehat, dan memfasilitasi pemahaman spiritual untuk meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan. Penelitian ini memberikan kontribusi pada pemahaman tentang bagaimana peran konselor Kristen dapat membantu anak-anak menghadapi obesitas dengan memandang aspek spiritual dan emosional sebagai bagian integral dari proses penyembuhan.
Implementasi Teori Kognitif Dan Spiritualitas Dalam Sekolah Tinggi Teologi Lentjang , Sofiah; Malau, Maya; Krisdiantoro, Andreas Bayu; Soukotta, Dunant F.; Winda, Winda
MODERATE: Journal of Religious, Education, and Social Vol. 1 No. 1 (2023): MODERATE: Journal of Religious, Education, and Humanities (November 2023)
Publisher : Perkumpulan Teolog Agama Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46362/ptaki.v1i1.4

Abstract

Education that only emphasizes cognitive theory but only prioritizes spirituality in the Theological College, students will become spiritually dry. Of course he will probably master all the theory in the lesson but not have a good moral spirituality. A student who does not understand the purpose of spirituality in his life will not be able to develop the knowledge they get. As we know science without good spirituality, namely not following the example of Jesus Christ and not obeying God's Word, unable to practice a good spiritual life in daily life will be blind and paralyzed. As students at the Theological College, the Lord Jesus wants us to do the right thing by following his example so that we become like Him. Considering the current decline in the spiritual life of Christians, the emphasis on spirituality based on God's word needs to be increased. So this journal was created so that teachers or lecturers, pastors and prospective pastors in Christian religious education at the Theological College prioritize the spiritual life of their students in the Christian education process.   Pendidikan yang hanya mementingkan teori kognitif tetapi hanya sedikit mengutamakan spiritualitas dalam Sekolah Tinggi Teologi, maka peserta didik akan menjadi kering kerohaniannya. Tentunya dia mungkin akan menguasai semua teori dalam pelajaran namun tidak memiliki moral spiritualitas yang baik. Seseorang peserta didik yang tidak memahami tujuan spiritualitas dalam hidupnya maka tidak akan mampu mengembangkan pengetahuan yang mereka dapat. Seperti yang kita ketahui ilmu tanpa adanya spiritualitas yang baik yaitu tidak mengikuti teladan Yesus Kristus dan tidak mentaati Firman Tuhan, tidak dapat mempraktikkan kehidupan spiritualitas yang baik dalam kehidupannya sehari-hari maka akan buta dan lumpuh. Sebagai peserta didik di Sekolah Tinggi Teologi, Tuhan Yesus ingin kita melakukan perbuatan yang benar dengan mengikuti teladannya agar kita menjadi sama seperti Dia. Mengingat kehidupan spiritualitas orang Kristen saat ini semakin menurun, maka penekanan spiritualitas yang berlandaskan firman Tuhan perlu ditingkatkan. Maka jurnal ini dibuat agar para guru atau Dosen, gembala dan calon gembala dalam pendidikan agama Kristen di Sekolah Tinggi Teologi lebih mengutamakan kehidupan rohani peserta didiknya dalam proses pendidikan Kristen.
Implementasi Prinsip Ulangan 6:7 dalam Pendidikan Iman Anak di Keluarga Kristen (Implementation of the Principle of Repetition 6:7 in Children's Faith Education in Christian Families): Suatu Kajian Teologis dan Pedagogis (A Theological and Pedagogical Study) Setiawan, Ruthnawaty; Soukotta, Dunant F.; Tan, Juan
MODERATE: Journal of Religious, Education, and Social Vol. 3 No. 1 (2025): MODERATE: Journal of Religious, Education, and Social (November 2025)
Publisher : Perkumpulan Teolog Agama Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46362/moderate.v3i1.22

Abstract

Faith education in children is the primary responsibility of the Christian family, rooted in God’s command in Deuteronomy 6:7. However, in the modern context, many families have lost their spiritual function due to the influence of secular lifestyles and shifting social values. This article aims to examine and implement the principles of Deuteronomy 6:7 as theological and pedagogical foundations for children’s faith education in Christian families. The research employed a library research method with content analysis of biblical texts and Christian educational literature. The findings reveal that effective faith education requires synergy between parental example, love-based discipline, consistent prayer, and collaboration among the family, church, and faith community to nurture a generation deeply rooted in Christ.   Contribution: This study contributes by reaffirming the vital role of the Christian family as the primary center of faith education grounded in the principles of Deuteronomy 6:7. Furthermore, it proposes an integrative model combining parental example, loving discipline, prayer, and church–family synergy to shape a contextually faithful generation in the modern era.   Pendidikan iman anak merupakan tanggung jawab utama keluarga Kristen yang berakar pada perintah Allah dalam Ulangan 6:7. Namun, dalam konteks kehidupan modern, banyak keluarga kehilangan peran spiritualnya karena pengaruh gaya hidup sekuler dan perubahan nilai sosial. Artikel ini bertujuan untuk mengkaji dan mengimplementasikan prinsip Ulangan 6:7 sebagai dasar teologis dan pedagogis dalam pendidikan iman anak di keluarga Kristen. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kepustakaan (library research) dengan pendekatan analisis isi (content analysis) terhadap teks Alkitab dan literatur pendidikan Kristen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan iman yang efektif membutuhkan sinergi antara keteladanan orang tua, disiplin yang berlandaskan kasih, doa yang konsisten, serta kerja sama antara keluarga, gereja, dan komunitas iman untuk membentuk generasi yang berakar pada Kristus.   Kontribusi: Studi ini memberikan kontribusi dengan mempertegas pentingnya keluarga Kristen sebagai pusat utama pendidikan iman yang berakar pada prinsip Ulangan 6:7. Selain itu, penelitian ini menawarkan model integratif antara keteladanan, disiplin kasih, doa, dan sinergi gereja–keluarga dalam membentuk generasi beriman yang kontekstual di era modern.