Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

Analisis Risiko Pada Proyek Konstruksi Julianda Astari Kawulusan; Ariestides K. T. Dundu; Audie L. E. Rumayar
Jurnal Teknik Sipil Unaya Vol 7, No 2 (2021): Juli 2021
Publisher : Center for Research and Community Service (LPPM) University of Abulyatama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30601/jtsu.v7i2.1989

Abstract

Abstract: The method used in this study for risk analysis is the Severity Index (SI) method combined with probability and impact matrix and uses risk acceptability analysis. The results show that the dominant risk (major risk) to time there are 10 risks consisting of 3 risk variables the Unacceptable category (unacceptable) (9.09%) and 7 risk variables  the Undesirable category (undesirable) (21.21%) with various sources of risk, namely: contract, material, design, and environment. Meanwhile, the dominant risk (major risk) to costs, there are 6 risks consisting of 6 risk variables the Undesirable (undesirable) category (18.18%) with various risk sources, namely: contracts and designs. The most dominant risk response (major risk) against time in the Unacceptable category (unacceptable) carried out 3 risk response actions and in the Undesirable category (undesirable) carried out 7 risk response actions were with a handling strategy, namely reducing risk. The most dominant risk response (major risk) to costs in the Undesirable category (undesirable) is carried out 6 risk response actions with a handling strategy, namely reducing risk. Abstrak: Metode yang digunakan pada penelitian ini untuk analisis risiko yaitu metode Severity Index (SI) yang dikombinasikan dengan matriks probababilitas (probability) dan dampak (impact) serta menggunakan analisis tingkat penerimaan risiko (risk acceptability). Hasil penelitian menampilkan bahwa Risiko yang dominan (major risk) terhadap waktu terdapat 10 risiko yang terdiri dari 3 variabel risiko kategori Unacceptable (tidak dapat diterima) (9,09%) dan 7 variabel risiko kategori Undesirable (tidak diharapkan) (21,21%) dengan berbagai sumber risiko yaitu : kontrak, material, desain, dan lingkungan. Sedangkan, risiko yang dominan (major risk) terhadap biaya terdapat 6 risiko yang terdiri dari 6 variabel risiko kategori Undesirable (tidak diharapkan) (18,18%) dengan berbagai sumber risiko yaitu : kontrak dan desain. Respon risiko yang paling dominan (major risk) terhadap waktu pada kategori Unacceptable (tidak dapat diterima) dilakukan 3 tindakan respon risiko dan pada kategori Undesirable (tidak diharapkan) dilakukan 7 tindakan respon risiko dengan strategi penanganan yaitu mengurangi risiko. Respon risiko yang paling dominan (major risk) terhadap biaya dengan kategori Undesirable (tidak diharapkan) dilakukan 6 tindakan respon risiko dengan strategi penanganan yaitu mengurangi risiko.
Analisa Kinerja Lalu Lintas Persimpangan Lengan Empat Tak Bersinyal (Studi Kasus: Persimpangan Jl. Veteran, Jl. 1945, Jl. Amal, Kota Kotamobagu) Abdul H. Lamarang; Audie L. E. Rumayar; Meike M. Kumaat
TEKNO Vol. 20 No. 82 (2022): TEKNO
Publisher : TEKNO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Persimpangan Jalan merupakan tempat bertemunya arus lalu lintas dari dua Jalan atau lebih. Persimpangan tak bersinyal menyebabkan banyaknya konflik yang terjadi di daerah Kota Kotamobagu, persimpangan yang tidak bersinyal sudah banyak menimbulkan konflik atau masalah lalu lintas, dikarenakan meningkatnya angka pertumbuhan kependudukan dan perekonomian, beserta kendaraan transportasi, hal ini meningkatkan ketidakdisiplinan para pengguna kendaraan transportasi darat,ditambah kurangnya rambu atau petunjuk yang ada di simpang tak bersinyal empat lengan di ruas Jalan Veteran-Jalan Amal-Jalan 1945. Oleh karena itulah, perlu dilakukan suatu studi dan evaluasi kinerja terhadap simpang tak bersinyal empat lengan di ruas Jalan Veteran-Jalan Amal-Jalan 1945, penelitian ini bertujuan untuk menganalisa kinerja lalu lintas pada persimpangan tersebut dengan mengetahui kinerja simpang, tingkat pelayanan Jalan, dan waktu tundaan pada persimpangan tak bersinyal empat lengan di ruas Jalan Veteran-Jalan Amal-Jalan 1945.Penelitian dimulai dengan pengukuran awal data geometrik lengan persimpangan kemudian mengambil data volume lalu lintas dengan melakukan survey selama 1 hari pada tanggal 10 Agustus 2020 dari jam 06.00 – 19.00, Dalam menganalisa persimpangan dilakukan dengan mengacu pada metode Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997 (MKJI 1997) dan simulasi memakai software Simulation of Urban Mobility (SUMO). Hasil pada penelitian ini menunjukan bahwa arus puncak pada saat jam puncak yaitu jam 17.00-18.00 WITA, dengan volume total kendaraan (QTOT) sebesar 1283,6 smp/jam. Hasil perhitungan menunjukan bahwa kapasitas simpang (C) sebesar 2399,8 smp/jam, dengan derajat kejenuhan (DS) sebesar 0,53, tundaan simpang (D) sebesar 8,6 det/smp dan peluang antrian yang terjadi adalah 13% - 29%. Level Of Service (LOS) yangdi dapat yaitu LOS A. Hasil simulasi dan analisis pergerakan lalu lintas menunjukan tingkat pelayanan dan keandala yang dibutuhkan oleh pengendara atau pengguna Jalan sangat baik, walaupun begitu, simpang ini memiliki konflik yang begitu serius di karenakan sudah banyak di simpang tersebut telah memakan banyak korban laka lantas. Oleh karena itu, untuk menghindari konflik kecelakaan perlu dilakukan evaluasi dan penanganan yang tepat dikemudian hari. Kata kunci – tundaan, simulasi, persimpangan, Level of Service (LOS), kapasitas
Kinerja Simpang Tak Bersinyal Di Jln. Wolter Mongisidi - Jln. Sea Di Kota Manado Prasti Y. Bolosan; Audie L. E. Rumayar; Semuel Y. R. Rompis
TEKNO Vol. 20 No. 82 (2022): TEKNO
Publisher : TEKNO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kota Manado merupakan ibu kota provinsi Sulawesi Utara dengan luas wilayah 15.727 hektar dan jumlah penduduk 433.635 jiwa (Badan Pusat Statistik Kota Manado 2019). Kota Manado sebagai kota sentral ekonomi di daerah Sulawesi Utara merupakan kota yang mempunyai perkembangan yang pesat. Perkembangan ini terjadi di beberapa sektor, antara lain; perdagangan, jasa, pendidikan dan transportasi. Kondisi ini, secara tidak langsung, mengakibatkan munculnya beberapa masalah lalu lintas seperti kemacetan, yang terjadi di jalan Wolter Mongisidi simpang jalan Sea,yang menjadi objek dari penelitian ini. Permasalahan tersebut merupakan topik penelitian ini. Pengambilan data primer dilakukan secara langsung di lokasi penelitian yaitu, data geometrik, volume kendaraan, kecepatan kendaraan. Data sekunder yang dibutuhkan, seperti; peta lokasi dan data jumlah penduduk, didapatkan dari instansi terkait. Analisis data menggunakan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI 1997). Survey dilakukan selama 1 hari yaitu senin, pada jam 06:00 WITA sampai 19:00 WITA. Dari hasil perhitungan simpang didapat volume tertinggi pada simpang 568,1 smp/jam, nilai kapasitas (C) = 3148,504 smp/jam, dan derajat kejenuhan (DS) = 0,67. Dan tingkat pelayanan C dengan nilai Derajat kejenuhan yaitu 0,67 antara 0,45 – 0,74. Yang berarti arus stabil, tetapi kecepatan dan gerak kendaraan dikendalikan. Pengemudi dibatasi dalam memilih kecepatan. Panjang antrian dari skenario izinkan belok kanan. Pada pendekat barat menghasilkan Qm = 32,87 m pada pendekat timur, Qm = 269,88 m dan pada pendekat selatan Qm = 266,93 m. Dan panjang antrian dengan data existing di dapat pada pendekat barat menghasilkan Qm = 0 m pada pendekat timur, Qm = 0 m dan pada pendekat selatan Qm = 390,895 m. Kata kunci – volume, kapasitas, tingkat pelayanan, derajat kejenuhan, panjang antrian
Analisis Bangkitan Dan Tarikan Perjalanan Di Kecamatan Ratahan, Kabupaten Minahasa Tenggara Ryvan M. Kula; Sisca V. Pandey; Audie L. E. Rumayar
TEKNO Vol. 20 No. 82 (2022): TEKNO
Publisher : TEKNO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kecamatan Ratahan merupakan ibukota dari Kabupaten Minahasa Tenggara. Sebagai ibukota Kabupaten, Kecamatan Ratahan juga merupakan pusat pemerintahan. Pusat pemerintahan terdapat kompleks perkantoran Pemerintah Daerah Kabupaten Minahasa Tenggara dengan sejumlah pegawai Honorer dan Aparatur Sipil Negara (ASN). Pergerakan orang dan kendaraan di Kecamatan Ratahan menyebabkan terjadinya bangkitan dan tarikan pergerakan termasuk pegawai Honorer dan ASN. Pergerakan pegawai Honorer dan ASN ini akan menyebabkan peningkatan jumlah bangkitan dan tarikan pergerakan di Kecamatan Ratahan, sehingga diperlukan analisis bangkitan dan tarikan pergerakan yang disebabkan oleh pergerakan pegawai honorer dan ASN di Kecamatan Ratahan. Penelitian bertujuan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi nilai bangkitan dan tarikan pergerakan akibat pergerakan ASN. Menganalisis model pergerakan bangkitan dan tarikan yang dihasilkan oleh aktivitas perjalanan pegawai honorer dan ASN yang berdomosisli di kecamatan Ratahan. Lokasi penelitian adalah seluruh kecamatan Ratahan dengan mengambil sampel penelitian pegawai honorer dan ASN yang menyebabkan bangkitan dan tarikan pergerakan. Pengambilan data dengan menyebarkan Formulir survey dalam bentuk Googleform dan survey rumah tangga. Pengolahan data dilakukan dengan bentuk tabulasi data. Analisis dilakukan dengan metode analisis regresi berganda. Analisis regresi berganda adalah menghasilkan persamaan regresi dengan uji koefisien korelasi, uji statistik F dan uji statistik t. Analisis pergerakan Asal Tujuan perjalanan Pegawai dan ASN dalam bentuk analisis Matriks Asal Tujuan (MAT) perjalanan dengan metode Furness. Bentuk garis keinginan (desire line) menunjukkan besar pergerakan di daerah studi Kecamatan Ratahan. Hasil analisis bangkitan dan tarikan perjalanan adalah Y = 42,827 - 2,133 (X1) + 2,543 (X2) + 0,646 (X3) - 0,441 (X4). Faktor yang mempengaruhi bangkitan dan tarikan perjalanan adalah Jumlah Anggota Keluarga (X1), Jumlah Anggota Keluarga Yang bekerja (X2), Jumlah Pendapatan (X3), dan Jumlah Kepemilikan Kendaraan (X4), memiliki korelasi yang signifikan dengan Jumlah Pegawai dan ASN yang Berdomisili di Ratahan (Y). Kata kunci – Ratahan, bangkitan dan tarikan, korelasi
Analisa Kinerja Simpang Tidak Bersinyal Di Ruas Jalan Hasanudin Dan Jalan Arie Lasut Kota Manado Muhamad Dhafa Minabari; Sisca V. Pandey; Audie L. E. Rumayar
TEKNO Vol. 20 No. 82 (2022): TEKNO
Publisher : TEKNO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Persimpangan yang tidak bersinyal dapat menyebabkan konflik lalu lintas pada jaringan jalan. Salah satu persimpangan yang merupakan simpang tak bersinyal jalan di Kota Manado yaitu pada persimpangan Jalan Hasanudin dan Jalan Arie Lasut. Pada persimpangan ini, terjadi konflik lalu lintas yang disebabkan oleh perpotongan arus lalu lintas yang tidak teratur, dan juga terdapat beberapa area komersil, selain itu permasalahan tentang geometrik jalan. Untuk mengatasi hal tersebut perlu dilakukan evaluasi kinerja terhadap tingkat pelayanan dari simpang Jalan Hasanudin dan Jalan Arie Lasut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa karakteristik dan kinerja simpang tidak bersinyal, dan disimulasikan dengan PTV Vissim serta mengusulkan solusi atau alternatif untuk peningkatan kinerja simpang tidak bersinyal pada Jalan Hasanudin – Jalan Arie Lasut. Analisa data dilakukan dengan menggunakan metode PKJI 2014 dan menggunakan pemodelan dari aplikasi PTV Vissim melalui proses simulasi untuk mendapatkan hasil output. Penelitian ini dilakukan selama 3 hari yaitu Selasa, 19 Juli 2022, Rabu, 20 Juli 2022, dan Sabtu, 23 Juli 2022. Berdasarkan survei yang dilakukan dapat diperoleh sampel data yang berupa volume lalu lintas, arah pergerakan, kecepatan, data geometrik dan jenis kendaraan. Data yang digunakan yaitu data pada pada hari Selasa, 19 Juli 2022 pada periode jam puncak sore pukul 17.00 – 18.00 WITA. Data ini dianggap mewakili data lainnya karena merupakan data volume lalu lintas tertinggi. Hasil analisa kinerja simpang pada hari Selasa, 19 Juli 2022 didapatkan volume lalu lintas total (Q) sebesar 2913 skr/jam, nilai kapasitas (C) sebesar 2350 skr/jam, nilai derajat kejenuhan (DJ) sebesar 1,23 yang menunjukkan tingkat pelayanan F. Dari data yang diperoleh maka dilakukan alternatif peningkatan kinerja simpang dan didapatkan alternatif terbaik yaitu alternatif pelebaran geometrik jalan serta menambahkan lajur untuk belok kiri langsung dari setiap pendekat jalan mayor dan minor dengan tetap menggunakan pemasangan lampu lalu lintas. Kata Kunci - Simpang Tidak Bersinyal, PKJI 2014, PTV Vissim
Analisa Pola Pergerakan Di Ruas Jalan R. E. Martadinata Kota Manado Grevel Josi Gimon; Sisca V. Pandey; Audie L. E. Rumayar
TEKNO Vol. 20 No. 82 (2022): TEKNO
Publisher : TEKNO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pergerakan terjadi karena adanya aktivitas penduduk yang dilakukan bukan di tempat tinggalnya, sehingga antar wilayah dan ruang memiliki keterkaitan yang sangat berperan dalam terbentuknya perjalanan dan pola sebaran tata guna lahan, hal ini sangat mempengaruhi pola perjalanan orang (Tamin, 1997). Pola perjalanan dipengaruhi oleh tata letak pusat-pusat kegiatan perkotaan seperti komersial, perkantoran, sekolah, rumah sakit, dan lain- lain. Pola perjalanan terdiri dari tiga hal yang, yaitu frekuensi perjalanan, tujuan perjalanan, dan moda perjalanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola pergerakan yang terjadi di Ruas Jalan R. E. Martadinata Kota Manado serta mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi terjadinya pola pergerakan di Ruas jalan R. E. Martadinata Kota Manado. Pengambilan data penelitian ini dilakukan dengan cara wawancara langsung kepada 500 orang responden di sepanjang ruas jalan R. E. Martadinata Kota Manado. Hasil wawancara dengan 500 orang responden di sepanjang Ruas Jalan R. E. Martadinata Kota Manado diperoleh Karakteristik respoden yang bertujuan untuk mengetahui secara lengkap deskripsi dari responden yang menjadi target dalam penelitian yang di antaranya berdasarkan jenis kelamin, berdasarkan usia, penghasilan dan moda transportasi apa yang digunakan responden untuk melakukan pergerakan.Pola pergerakan di sepanjang Ruas Jalan R. E. Martadiata Kota Manado masuk dalam Tipe Pola Pegerakan Internal – internal yaitu titik awal pergerakan berada di wilayah penelitian dan titik tujuan pergerakan juga berada dalam wilayah penelitian dengan presentase tujuan pergerakan yaitu dengan presentase 33% pergerakan ke tempat belanja, 29% pergerakan ke tempat makan, 12% pergerakan ke tempat berobat dan 26% untuk pemenuhan kebutuhan lainnya. Kata kunci - pola pergerakan internal, ruas jalan
Analisis Gelombang Kejut Pada Lengan Persimpangan Bersinyal (Studi Kasus : Jl.Yos Sudarso – Jl. Maesa) Abia Appu Sirenden; Audie L. E. Rumayar; Meike M. Kumaat
TEKNO Vol. 21 No. 83 (2023): TEKNO
Publisher : TEKNO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kota Manado sebagai pusat industri dan pariwisata di Sulawesi Utara membuat Kota Manado sering mengalami permasalahan lalu lintas pada persimpangan. Permasalahan transportasi pada persimpangan dapat diatasi dengan adanya lampu lalu lintas, namun masih ditemui kemacetan yang diakibatkan oleh durasi lampu lalu lintas berwarna merah yang terlalu lama seperti yang terjadi di persimpangan JL. Yos Sudarso – JL. Maesa pada simpang bersinyal patung kuda Paal Dua Kota Manado. Penelitian ini melakukan survey pengambilan data primer berupa volume kendaraan, kecepatan kendaraan dan durasi lampu lalu lintas, sedangkan data sekunder berupa peta lokasi penelitian dan peta jaringan jalan. Data kecepatan dan volume kendaraan diolah untuk mendapatkan nilai kepadatan kemudian dibuat model hubungan matematis antara kecepatan, volume dan kepadatan. Dari parameter tersebut dilakukan analisis dengan menggunakan Analisis Gelombang Kejut dan Simulasi menggunakan perangkat lunak PTV Vissim. Model terpilih untuk perhitungan gelombang kejut dari data hasil survey selama 3 (tiga) hari dengan Jl. Yos Sudarso lengan utara sebagai nilai determinasi tertinggi (???? 2 )= 0,7769 adalah model Greenshield dimana hubungan kecepatan dan kepadatan S = 26,764 - 0,11153D, hubungan volume dan kepadatan V = 26,764 – 0,11153???? 2 dan hubungan volume dan kecepatan V = 239,8136S - 8,9661S2. Pada saat kondisi t1 ada 3 gelombang kejut yang terjadi yaitu ωDA = 15,762 km/jam, ωDB = 0 km/jam, ωAB = -10,985 km/jam, saat kondisi t2 terjadi perubahan gelombang kejut menjadi ωDC = 13,4 km/jam, ωCB = -13,37 km/jam, dan pada saat kondisi t3 terjadi gelombang kejut dengan ωAC = 2,388 km/jam. Pengaruh lampu lalu lintas berwarna merah selama 69 detik membuat panjang antrian maksimum sebesar 1178,9 meter. Kata kunci: lampu lalu lintas, persimpangan bersinyal, gelombang kejut, Greenshield
Analisis Pemanfaatan Manajemen Lalu Lintas Sistem Dua Arah Dan Satu Arah Terhadap Efektifitas Kinerja Ruas Jalan (Studi Kasus: Jalan Bethesda, Kec. Sario, Kota Manado) Gerwin Wa' Bone; Audie L. E. Rumayar; Sisca V. Pandey
TEKNO Vol. 21 No. 83 (2023): TEKNO
Publisher : TEKNO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kemacetan adalah keadaan dimana arus lalu lintas terhenti yang disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan melebihi kapasitas jalan. Manajemen lalu lintas dengan sistem satu arah maupun dua arah adalah salah satu cara untuk mengatasi kemacetan di jalan. Di Kota Manado salah satu jalan yang menerapkan manajemen lalu lintas satu arah dan dua arah adalah Jalan Bethesda. Dengan kondisi tersebut maka perlu dianalisis kinerja ruas pada masing – masing jalan Bethesda satu arah dan dua arah untuk mengetahui pemanfaatan manajemen lalu lintas terhadap kinerja ruas jalan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja ruas jalan pada sistem satu arah dan dua arah di jalan Bethesda, kemudian membandingkan ruas jalan mana yang efektif antara sistem satu arah dan dua arah berdasarkan tingkat pelayanan jalan dari hasil perhitungan kinerja ruas jalan. Data – data yang diperoleh dari survey lapangan yang dilakukan selama 3 hari diambil volume paling tinggi yaitu pada hari Kamis 15 September 2022 jam 12.00-13.00 WITA, kemudian diolah, lalu dianalisis menggunakan pemodelan simulasi PTV Vissim untuk mendapatkan hasil output. Penyesuaian data output dan eksisting dilakukan dengan mengkalibrasi dan validasi data. Data hasil validasi kemudian dianalisis menggunakan MKJI 1997 untuk mendapatkan kinerja ruas jalan. Berdasarkan hasil perhitungan dari analisis kinerja ruas jalan pada masing – masing jalan Bethesda satu arah dan dua arah dapat diketahui bahwa pada ruas jalan Bethesda dua arah, tingkat pelayanan jalan dikategorikan C sedangkan ruas jalan Bethesda satu arah, tingkat pelayanan jalan dikategorikan D sehingga dapat diambil kesimpulan kinerja ruas jalan Bethesda dua arah lebih baik dibandingkan dengan kinerja ruas jalan Bethesda satu arah. Kata kunci: kinerja ruas jalan, MKJI 1997, PTV Vissim, dua arah, satu arah
Studi Pengaruh Sepeda Motor Terhadap Hubungan Kecepatan, Volume Dan Kepadatan Lalulintas Pada Jalan Tak Berbagi Kevin G. Lumeno; Semuel Y. R. Rompis; Audie L. E. Rumayar
TEKNO Vol. 21 No. 83 (2023): TEKNO
Publisher : TEKNO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Arus lalu lintas (flow) adalah jumlah kendaraan yang melintasi suatu titik pada penggal jalan tertentu dalam suatu periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam satuan kendaraan per satuan waktu tertentu. Kecepatan merupakan parameter utama kedua yang menjelaskan karakteristik arus lalu lintas pada suatu ruas jalan. Kecepatan didefinisikan sebagai jarak yang dapat ditempuh pada suatu ruas jalan atau lajur tertentu oleh sebuah kendaraan dalam suatu periode waktu tertentu. Kepadatan didefinisikan sebagai jumlah kendaraan yang menempati suatu panjang ruas jalan atau lajur tertentu. Kepadatan dinyatakan dalam satuan jumlah kendaraan per satuan jarak. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik arus lalu lintas pada ruas jalan Santiago, Mahawu, Kec. Tuminting, Manado Sulawesi Utara dan menganalisa hubungan kecepatan, volume dan kepadatan pada berbagai proporsi volume kendaraan sepeda motor pada ruas jalan Santiago, Mahawu, Kec. Tuminting, Sulawesi Utara. Data diambil dengan cara perhitungan langsung di lapangan, dan menghasilkan dua kelas interval proporsi motorcycle yakni 64% - 69% dan 70% - 75% yang kemudian menghasilkan nilai kepadatan maksimum 66,45 kend/km pada interval yang pertama dan 64,06 kend/km pada interval kelas yang kedua serta menghasilkan volume maksimum senilai 588,66 smp/jam pada kelas interval yang pertama dan 538,18 smp/jam pada kelas interval yang kedua. Dan memperoleh nilai R2 dari greenshield sebesar 0,952 pada kelas interval yang pertama, 0,900 pada kelas interval kedua, nilai greenberg sebesar 0,969 pada kelas interval pertama, 0,953 pada kelas interval kedua dan nilai underwood sebesar 0,963 pada kelas interval pertama, 0,947 pada kelas interval kedua. Kata kunci - Greenshield, Greenberg, Underwood
Analisa Karakteristik Gelombang Kejut Pada Simpang Bersinyal (Studi Kasus: Jl. Yos Sudarso, Paal Dua, Manado) Margetty R. C. Siongke; Semuel Y. R. Rompis; Audie L. E. Rumayar
TEKNO Vol. 21 No. 84 (2023): TEKNO
Publisher : TEKNO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Persimpangan bersinyal Jl. Yos Sudarso, Paal Dua, Manado menimbulkan peristiwa gelombang kejut pada arus lalu lintas dikarenakan adanya perubahan nilai arus dan kepadatan, yang disebabkan oleh keberadaan lampu lalu lintas. Penelitian ini menganalisa karakteristik gelombang kejut untuk mengetahui waktu penormalan yang dibutuhkan, untuk memulihkan panjang antrian yang cukup panjang pada jam sibuk yang disebabkan oleh meningkatnya arus lalu lintas. Berdasarkan hasil pemodelan didapatkan model Greenshields pada hari Sabtu, 5 November 2022 sebagai model terbaik ditunjukkan dengan nilai R2 sebesar 0,683. Karakteristik gelombang kejut yang terjadi untuk arus VA = 1400 skr/jam adalah gelombang kejut maju bentukan (ωDA = 42,760 km/jam), gelombang kejut diam depan (ωDB = 0 km/jam), gelombang kejut mundur bentukan (ωAB = -8,503 km/jam), gelombang kejut maju pemulihan (ωDC = 25,631 km/jam), gelombang kejut mundur pemulihan (ωCB = -25,631 km/jam), gelombang kejut bergerak maju searah pergerakan lalu lintas (ωAC = 17,129 km/jam), tundaan yang terjadi (r = 83,32 detik), panjang antrian maksimum yang terjadi (QM = 294,476 m), waktu penormalan (T = 103,250 detik). Kata kunci - gelombang kejut, simpang bersinyal, arus lalu lintas