Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

Potensi Simbiosis Cendawan Endofit pada Beberapa Tanaman Pangan dan Hortikultura DN Seviani; Gayuh Rahayu; Iman Hidayat
Jurnal Mikologi Indonesia Vol 1, No 1 (2017): Juni 2017
Publisher : Perhimpunan Mikologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46638/jmi.v1i1.8

Abstract

Produktivitas tanaman pangan dan hortikultura seperti kedelai, sorgum manis, cabai, dan Chinese cabbage diduga dapat ditingkatkan melalui simbiosis dengan cendawan endofit. Cendawan endofit koleksi IPB Culture Collection strain IYT30, IYT50, IYT64, IYT65, dan IYT102 belum diketahui potensi endosimbiosisnya. Oleh sebab itu penelitian ini bertujuan untuk menguji potensi simbiosis cendawan endofit tersebut terhadap tanaman pangan dan hortikultura yaitu kedelai, sorgum manis, cabai, dan Chinese cabbage pada sistem interaksi kultur aksenik. Endosimbiosis diamati dengan adanya kolonisasi cendawan endofit pada jaringan akar, serta pertumbuhan tanaman inangnya (tinggi tajuk, jumlah daun, panjang akar, dan bobot kering biomassa). Hasil penelitian menunjukkan akar kedelai dan sorgum manis tidak dapat bersimbiosis dengan cendawan endofit pada kondisi uji. Oleh sebab itu pertumbuhan tanaman lebih dipengaruhi faktor-faktor selain simbiosis. Pada akar cabai dan Chinese cabbage, kolonisasi hanya mencapai ruang antar sel jaringan korteks, kecuali pada perlakuan IYT64 pada tanaman cabai dimana kolonisasi sampai ke dalam sel. Tanaman yang diinteraksikan dengan cendawan menunjukkan respon yang tidak konsisten pada semua parameter pertumbuhan.
Uji Simbiosis Kapang Endofit pada Tanaman Chinese cabbage (Brassica rapa) dan Cabai (Capsicum annuum) R Hapipah; Gayuh Rahayu; Iman Hidayat
Jurnal Mikologi Indonesia Vol 2, No 1 (2018): Juni 2018
Publisher : Perhimpunan Mikologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2052.378 KB) | DOI: 10.46638/jmi.v2i1.37

Abstract

Kapang endofit berperan membantu tanaman inang beradaptasi pada lingkungan yang kurang mendukung, dan membantu penyerapan nutrisi sehingga memperbaiki pertumbuhan inang melalui berbagai mekanisme.Penelitian ini bertujuan untuk menguji potensi simbiosis lima kapang endofit akar koleksi IPBCC (IYT11, IYT23, IYT42, IYT72, dan IYT84) dengan tanaman chinese cabbage dan cabai. Simbiosis diuji pada media Oat Meal Agar (OMA) dan zeolit selama 3 minggu. Potensi simbiosis diamati melalui kolonisasi akar dan respon tumbuh tanaman (tinggi tajuk, panjang akar, jumlah daun, dan bobot kering biomassa tanaman). Kolonisasi akar diamati menggunakan teknik pewarnaan biru tripan 0,005%. Hasil uji menunjukkan bahwa kelima isolat tidak mengkolonisasi akar chinese cabbage, namun mampu mengkolonisasi akar cabai pada medium OMA. Hasil uji pada medium zeolit menunjukkan bahwa isolat Leohumicola sp. IYT23 and Hortea sp. IYT42 mampu mengkolonisasi akar tanaman cabai, tetapi tidak meningkatkan pertumbuhan tanaman.
Fungal Community of Culturable Fungal Endophytes Associated with Cinchona calisaya Collected from Gambung, West Java, Indonesia Hidayat, Iman; Radiastuti, Nani; Rahayu, Gayuh; Okane, Izumi
Makara Journal of Science Vol. 23, No. 3
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Previous studies regarding endophytic fungi associated with Cinchona were focused on the analysis of quinine and related fungal metabolites. In the current study, the community structure of culturable endophytic fungi associated with C. calisaya (i.e., leaf, petiole, twig, root, flower, and fruit) were analyzed and elucidated. Representative isolates from various morphotypes were identified based on a sequence generated from the Internal Transcribed Spacer (ITS) rDNA region. A total of 638 fungal strains were isolated from 700 plant segments. All isolates belong to the phylum Ascomycota and are dominated by a member of Sordariomycetes. The fungal endophyte community within C. cali-saya consists of 23 known species, 10 species complexes, and 6 unidentified species. Based on the Shannon-Wiener diversity index, the leaves and fruits host the most diverse endophytic fungi, followed by twigs, petioles, and bark. Members of the genus Diaporthe are commonly found in all C. calisaya organs. Neofussicoccum sp. was only one found within twigs; the Colletotrichum gloeosporioides complex and Guignardia mangiferae were only found within leaves; the C. brasiliense complex was detected in flowers; and Fusarium oxysporum is specific to roots.
Domestication and Formulation of Rhizopodopsis Javensis as Tempeh Starter GAYUH RAHAYU; EFRIWATI EFRIWATI; SEPTINA VERONICA
Microbiology Indonesia Vol. 15 No. 3 (2021): September 2021
Publisher : Indonesian Society for microbiology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (886.36 KB) | DOI: 10.5454/mi.15.3.1

Abstract

ABSTRACT Domestication of wild fungal strains involved in the manufacture of traditional fermented foods often occurs spontaneously. Rhizopodopsis javensis (Rh. javensis) is taxonomically close to Rhizopus. The wild strain Rhizopodopsis javensis has found in cool climates can be developed as a starter in tempeh production in temperate regions. Before formulating it as a tempeh starter, a wild strain of Rh. javensis needs to be domesticated in human-made niches. A wild strain of Rh. javensis was domesticated by subculture using rice flour media at optimum growth temperature and carried out every five days. The spore's density and viability and the starter's water content were used to determine its quality. The results showed that Rh. javensis grew optimally at 22 ℃. With seven-time subcultures using rice flour media, the domestication process did not change the Rh. javensis growth rate and colony appearance. The growth rate of Rh. javensis is relatively the same as that of commercial tempeh starter and pure R. microsporus var. oligosporus, at each optimal growth temperature. In the rice flour media as a carrier, Rh. javensis produces spore's density that is relatively the same as that of commercial tempeh starter but with lower spore's viability and higher water content. Therefore, Rh. javensis cannot be used as a starter to produce tempeh in the temperate region. The carrier material and drying processes still need to be modified to increase spore viability and improve the overall quality, including the starter's lifespan. Keywords: food fermentation, Rhizopus microsporus var. oligosporus, spore's viability, starter quality, wild strain ABSTRAK Domestikasi galur liar kapang yang terlibat dalam dalam pembuatan makanan fermentasi tradisional, sering terjadi secara spontan. Rhizopodopsis javensis (Rh. javensis) merupakan salah satu galur liar kapang yang memiliki hubungan taksonomi dekat dengan Rhizopus. Strain liar ini ditemukan di daerah beriklim sejuk, sehingga berpotensi untuk dikembangkan sebagai starter tempe untuk produksi di daerah beriklim sedang. Untuk mendapatkan kultur yang tumbuh subur di relung (niches) buatan manusia, strain liar Rh. javensis perlu didomestikasi terlebih dahulu. Penelitian ini bertujuan untuk mendomestikasi strain Rh. javensis liar yang dilanjutkan dengan memformulasikannya sebagai starter tempe. Domestikasi dilakukan dengan menumbuhkan strain liar Rh. javensis pada media tepung beras pada suhu pertumbuhan optimum dan diulangi setiap lima hari. Kerapatan dan viabilitas spora, serta kadar air starter digunakan sebagai penilaian keberhasilan starter. Hasil penelitian menemukan Rh. javensis tumbuh optimal pada suhu 22 ℃. Domestikasi dengan cara subkultur koloni Rh. javensis pada media tepung beras selama 7 kali tidak mengubah kecepatan pertumbuhan Rh. javensis dan penampakan koloni. Laju pertumbuhan Rh. javensis relatif sama dengan laju pertumbuhan starter tempe komersial dan R. microsporus var. oligosporus murni, pada suhu optimum pertumbuhan masing-masing. Formulasi tepung beras sebagai media pembawa starter Rh. javensis, menghasilkan kerapatan spora yang relatif sama dengan starter tempe komersial, namun viabilitas sporanya rendah dan kadar airnya tinggi. Starter Rh. javensis belum dapat digunakan untuk membuat tempe. Substrat dan proses pengeringan masih perlu dimodifikasi untuk meningkatkan viabilitas spora dan kualitas starter tempe secara keseluruhan, termasuk umur simpan starter. Keywords: fermentasi makanan, kualitas starter, Rhizopus microsporus var. oligosporus, strain liar, viabilitas spora
Alkaloid profile of endophytic Diaporthe spp. from Cinchona calisaya Nani Radiastuti; Gayuh Rahayu; Izumi Okane; Iman Hidayat; Suminar S. Achmadi
Jurnal Penelitian Teh dan Kina Vol 18 No 1 (2015)
Publisher : Research Institute for Tea and Cinchona

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/pptk.jur.jptk.v18i1.69

Abstract

Endophytic fungi have been known as potential source of bioactive compound, similar to their host.  This study was conducted to identify endophytic Diaporthe spp. isolated from Cinchona calisaya and to explore their potential in producing alkaloids, particularly quinine. A total of 39 strains of Diaporthe spp. were identified using ITS1-5.8S-ITS2 and EF1-α gene. Seventeen strains have species name and they represent eight species of Diaporthe i.e. D. cynaroidis, D. endophytica, D. ganjae, D. gardeniae, D. litchicola, D. phaseolorum, D. pseudomangiferae, and D. rhoina. The re­maining 22 strains represents 15 groups of unidentified Diaporthe sp. High performance liquid chromatography analyses of chloroform extract of 21-days old static cultures of all fungi in potato dextrose broth showed that these strains produce totally 82 different alkaloids. Each strain producedabout 2-38 different alkaloids. Sixteen out of 39 strains (41%), i.e. one strain each of D. endophytica, D. gar­deniae,  D. phaseolorum, and  D. pseudo­mangiferae, 2 strains of D. litchicola, and 10 strains of unidentified Diaporthe were able to produce quinine. The quinine concentration ranges from 1.1 mg/l to 155.2 mg/l. By using Jaccard’s similarity index 0.44 as the cutting score, UPGMA analyses of alkaloid profile of these strains shows that these strains forms 23 clusters. Alkaloid profile clustering does not support the phylogenetic grouping. This indicates that the alkaloid profile is strain dependent. Some potential strains should be further investigated for optimization of their quinine production.
Antagonistic Mechanism of Entomopathogenic Fungi Against Fusarium oxysporum f. sp. cubense, The Causal Agents of Banana’s Panama Disease Listiyowati, Sri; Rustiani, Tya; Rahayu, Gayuh
Jurnal Fitopatologi Indonesia Vol 19 No 3 (2023): Mei 2023
Publisher : The Indonesian Phytopathological Society (Perhimpunan Fitopatologi Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14692/jfi.19.3.99-110

Abstract

Fusarium oxysporum f. sp. cubense merupakan cendawan tular tanah penyebab penyakit panama pada tanaman pisang. Agens hayati dari kelompok cendawan telah banyak dilakukan untuk mengendalikan penyakit tanaman. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan mengidentifikasi empat koleksi cendawan entomopatogen berdasarkan pada ciri morfologinya dan mengevaluasi mekanisme antagonismenya terhadap F. oxysporum f. sp. cubense IPBCC 19 1472. Galur cendawan entomopatogen dengan kode PS 4, PS 9, PS 11 berasal dari kawasan Situ Gunung, Sukabumi, Jawa Barat dan galur KRC berasal dari Kebun Raya Cibodas, Jawa Barat. Identifikasi cendawan dilakukan berdasarkan ciri morfologi pada medium agar-agar dekstrosa kentang. Mekanisme antagonistik diteliti menggunakan metode biakan ganda dan sebagai kontrol digunakan biakan tunggal F. oxysporum f. sp. cubense. Pengamatan dilakukan terhadap daya hambat cendawan entomopatogen dan pertumbuhan koloni F. oxysporum f. sp. cubense. Semua cendawan entomopatogen tidak dapat diidentifikasi secara morfologi karena tidak bersporulasi. Pertumbuhan koloninya lebih lambat daripada F. oxysporum f. sp. cubense. Semua cendawan entomopatogen menghambat F. oxysporum f. sp. cubense melalui mekanisme kompetisi ruang. Galur KRC memiliki aktivitas antagonisme paling besar, diikuti berturut-turut oleh galur PS 9, PS 11, dan PS 4. F. oxysporum f. sp. cubense membentuk klamidospora sebagai respons terhadap cendawan entomopatogen galur PS9 dan vakuolisasi ketika berinteraksi dengan tiga galur cendawan entomopatogen lainnya.
PREDIKSI SCAMMER PADA PLATFORM MEDIA SOSIAL DENGAN PENDEKATAN ANOMALY DETECTION Rahayu, Gayuh; RAHMAT FAUZI
Computer Science and Industrial Engineering Vol 10 No 3 (2024): Comasie
Publisher : LPPM Universitas Putera Batam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33884/comasiejournal.v10i3.8513

Abstract

Peranan media sosial sangat berpengaruh dalam kehidupan digital ini. Begitu banyak kegiatan yang dibagikan langsung oleh sesama pengguna di media sosial, mulai dari kegiatan sehari-hari, mengungkapkan ekspresi, berjualan dan kegiatan lain yang berkaitan dengan media massa. Keuntungan dan manfaat dari media sosial banyak dirasakan oleh penggunanya, namun dibalik itu semua terdapat beberapa oknum yang menjadikan media sosial sebagai wadah dalam melancarkan aksinya untuk melakukan kejahatan digital atau scamming. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan agar dapat mengantisipasi hal tersebut terjadi serta menambah wawasan dan pengetahuan terutama kepada penguna media sosial untuk lebih waspada dan peduli terhadap keamanan software dan hardware yang mereka gunakan.