Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

Upaya Promotif Sakit Gigi Dan Pencegahan Karies Dini Pada Siswa Sekolah Dasar Kabupaten Kupang Applonia Leu Obi; Mery N Pay; Fitri I. Ramli; M. Ibra Ayatullah
Joong-Ki : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 1 No. 2: Mei 2022
Publisher : CV. Ulil Albab Corp

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1009.822 KB)

Abstract

Anak sekolah merupakan kelompok rentan terhadap kesehatan gigi dan mulut. Melalui promosi kesehatan gigi dapat merubah kebiasaan anak dalam menjaga kebersihan gigi. karena pada usia ini anak sedang dalam proses tumbuh kembang, dan perlu perhatian dan pendampingan dari orang tuanya. Tujuan pengabdian kepada masyarakat adalah untuk meningkatkan upaya promotif sakit gigi dan pencegahan karies dini pada siswa SDN Balfai Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang. Pengisian kuesioner pre test serta promosi kesehatan gigi dengan metode demonstrasi kemudian post test untuk mengetahui pengetahuan,sikap dan tindakan. Analisis statistik digunakan untuk mengetahui skor pretest dan post test dengan analisis Wilcoxon dengan tingkat kepercayaan (p<0,05). Hasil pengolahan data sebelum intervensi. kriteria pengetahuan baik hanya 15 siswa (50,0%) sedangkan kriteria kurang sebanyak 12 siswa (40,0%), setelah intervensi meningkat pengetahuannya 27 siswa (90,0%). Sikap termasuk kriteria cukup 14 siswa (46,7%) dan kriteria baik hanya 10 siswa (33,3%), sedangkan setelah intervensi mengalami peningkatan 20 siswa (66,7%). Tindakan siswa yang berkaitan dengan kesehatan gigi dan mulut sebelum intervensi kriteria cukup 12 orang(40,0%), kriteria baik dan kurang ada 9 orang (30,0%), setelah intervensi, mengalami peningkatan 15 siswa (50,0%). hasil uji statistik diperoleh pengetahuan dan tindakan menggunakan uji Wilcoxon diperoleh nilai signifikansi p<0,000 sedangkan sikap nilai siknifikansinya p<0,001. Hal ini menunjukan bahwa informasi kesehatan gigi pada anak sekolah dasar penting agar dapat memahami teknik dan cara menyikat gigi yang baik dan benar. Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan, sikap dan tindakan siswa sekolah dasar sebelum dan sesudah diberikan promotif sakit gigi dan pencegahan karies dini. Saran : Diharapkan pihak sekolah dapat bekerja sama dalam upaya pelayanan asuhan kesehatan gigi dengan Program Studi Kesehatan Gigi untuk memberikan promosi kesehatan gigi secara kontinyu sehingga siswa sekolah dasar dapat meningkatkan budaya tindakan pemeliharaan kesehatan gigi dengan benar.
Pelatihan Dan Pendampingan Kader Kesehatan Gigi Pada Guru SD Manefu Kecamatan Taebenu Merniwati Sherly Eluama; Mery Novaria Pay; Leny M.A Pinat; Applonia Leu Obi; Christina Ngadilah; Melkisedek O. Nubatonis
Joong-Ki : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 1 No. 2: Mei 2022
Publisher : CV. Ulil Albab Corp

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (541.037 KB)

Abstract

Proper care for dental and oral health needs to be performed since early ages. Elementary school students should develop good habit related to dental health by regular teeth brushing and consuming health food, including at school. Dental health cadres have been appointed to assist dental health workers in carrying out efforts to maintain the dental and oral health of school members. Teachers are potential dental health cadres who can guide students to develop proper dental health behavior at schools. Purpose: This community service was administered to enhance the knowledge and skills of dentalhealth cadres to be able to assist elementary school students in improving their dental and oral health. Method: The training was conducted through lectures, demonstrations and simulations for teachers as dental health cadres at Manefu Elementary School, Taebenu District. Some educational media were used including posters, phantoms and toothbrushes and training manuals. Training and simulations on how to properly brush teeth and maintain dental health were held. In this study,a quasi-experimental pretest and posttest design was also performed and data of the study were analyzed using the paired sample test. Results: Training and assistance program for dental health cadres was found effective in improving the knowledge and skills of dental health cadres with a p-value of 0.000.
Gambaran Angka Performed Treatment Index (PTI), Pengetahuan Dan Sikap Terhadap Perawatan Gigi Berlubang Pada Murid Kelas IV Dan V Di SD Oeletsala Kabupaten Kupang : Gambaran Angka Performed Treatment Index (PTI), Pengetahuan Dan Sikap Terhadap Perawatan Gigi Berlubang Pada Murid Kelas IV Dan V Di SD Oeletsala Kabupaten Kupang Ratih Variani; Applonia Leu Obi; Apri Adiari Manu; Manginar Sidabutar; Risty Bengu
Ahmar Metastasis Health Journal Vol. 2 No. 1 (2022): Ahmar Metastasis Health Journal
Publisher : Yayasan Ahmad Mansyur Nasirah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53770/amhj.v2i1.99

Abstract

ABSTRACT Introduction: Dental caries can be repaired by filling the teeth so that the teeth can return to their original shape and function properly. The low level of public awareness for filling their own teeth can be influenced by various factors including knowledge and attitudes. One of the targets of the Ministry of Health in the field of dental health is to increase the range of filling services, namely the PTI (Performed Treatment Index) reaching a minimum of 50%, which illustrates a person's motivation to fill cavities in order to maintain their permanent teeth. This study aims to describe the PTI rate, knowledge and attitude towards dental care in grades IV and V at SD Oeletsala in Kupang Regency. This type of research is descriptive research, with a total sample of 30 people with the total population sampling method. The instrument in this study used PTI examination sheets and questionnaires. The results of this study are respondents' knowledge about dental cavities which is included in the good criteria with a percentage of 66.67%, while the attitude of the respondents towards Treatment for cavities is included in the sufficient criteria with a percentage of 83%. The PTI number is 0 where this number illustrates that none of the cavities have been filled. Even though the knowledge is good, the respondent's attitude towards the treatment of cavities shows that the attitude itself is not yet an action or activity, but is a predisposition to the action of a behavior. This is supported by the PTI figure which is still 0 and has not yet reached the national target of at least 50%.   ABSTRAK Pendahuluan: Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan Karies gigi dapat diperbaiki dengan melakukan penambalan gigi agar gigi bisa kembali pada bentuk semula dan dapat berfungsi dengan baik. Rendahnya kesadaran masyarakat untuk menambal gigi sendiri dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya pengetahuan dan sikap. Salah satu sasaran Kementerian Kesehatan di bidang kesehatan gigi adalah peningkatan jangkauan pelayanan tumpatan yaitu PTI (Performed Treatment Index) mencapai minimal 50% dimana hal ini menggambarkan motivasi seseorang untuk menambal giginya yang berlubang untuk mempertahankan gigi tetapnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran angka PTI, pengetahuan dan sikap terhadap perawatan gigi berlubang pada murid kelas IV dan V di SD Oeletsala yang ada di Kabupaten Kupang. Jenis Penelitian adalah penelitian deskriptif, dengan jumlah sampel berjumlah 30 orang dengan metode pengambilan sampel total populasi.  Instrumen dalam penelitian ini menggunakan lembar pemeriksaan PTI dan kuisioner. Hasil penelitian ini adalah pengetahuan responden tentang perawatan gigi berlubang termasuk dalam kriteria baik dengan persentase sebesar 66,67%, sedangkan sikap responden terhadap perawatan gigi berlubang termasuk dalam kriteria cukup dengan persentase sebesar 83%. Untuk angka PTI adalah 0 dimana angka ini menggambarkan belum ada satupun gigi yang berlubang sudah ditambal. Meskipun pengetahuan baik, akan tetapi sikap responden yang cukup terhadap perawatan gigi berlubang menunjukkan bahwa sikap sendiri belum merupakan tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan presdiposisi tindakan suatu perilaku. Hal ini didukung dengan angka PTI yang masih 0 dan belum mencapai target nasional yaitu minimal 50%.
Indeks DMF-T dan OHIS pada Ibu Hamil Applonia Leu Obi
Dental Therapist Journal Vol. 1 No. 1 (2019): Dental Therapist Journal
Publisher : Poltekkes Kemenkes Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (413.324 KB) | DOI: 10.31965/dtj.v1i1.354

Abstract

Abstract: DMF-T and OHIS index for pregnant women. Pregnancy is a physiological process that causes changes in a woman's body both physically and psychologically. During pregnancy physiological changes occur which are often accompanied by changes in attitude and behavior. The health behavior of pregnant women also has a very big influence on herself and the fetus. This research is a descriptive method. This study aims to determine the rates of DMF-T and OHIS in pregnant women at Oesapa Health Center, Kupang City. Sampling by accidental sampling technique, amounting to 97 pregnant women who visited the MCH polyclinic at the Kupang Oesapa Health Center. The results based on DMF-T figures show that the high prevalence of dental caries in the second-trimester pregnant women group (36.0%) than in the third trimester of pregnancy (28.8%) while OHIS most respondents in the second-trimester pregnancy (36, 1%) had an OHI-S index in the medium category with a ratio of trimester 3 there were 23 people (23.7%) and first trimester around 19 people (19.6%). It was concluded that the DMF-T index of pregnant women in the working area of ​​the Kupang City Oesapa health center was mostly carious and most of the pregnant women examined had caries of more than 4 teeth per person and all pregnant women who were examined for dental and oral hygiene levels showed moderate criteria. Abstrak: Indeks DMF-T dan OHIS pada Ibu Hamil. Kehamilan merupakan suatu proses fisiologis yang menimbulkan perubahan pada tubuh wanita baik fisik maupun psikis. Pada masa kehamilan terjadi perubahan fisiologis yang sering disertai dengan perubahan sikap dan perilaku. perilaku kesehatan ibu hamil juga memiliki pengaruh yang sangat besar bagi dirinya sendiri dan janin. Penelitian ini adalah metode deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui angka DMF-T dan OHIS pada ibu hamil di Puskesmas Oesapa Kota Kupang. Pengambilan sampel dengan teknik accidental sampling, berjumlah 97 ibu hamil yang berkunjung ke poli KIA di Puskesmas Oesapa Kota Kupang. Hasil penelitian berdasarkan Angka DMF-T menunjukkan bahwa tingginya prevalensi karies gigi pada kelompok ibu hamil trimester kehamilan kedua (36,0%) dari pada trimester kehamilan ke tiga (28,8%) sedangkan OHIS sebagian besar responden pada kehamilan trimester 2 (36,1%) memiliki indek OHI-S pada kategori sedang dengan perbandingan trimester 3 ada 23 orang (23,7%) dan trimester I sekitar 19 orang (19,6%). Disimpulkan bahwa indeks DMF-T ibu hamil diwilayah kerja puskesmas Oesapa Kota Kupang sebagian besar berkaries dan sebagian besar ibu hamil yang diperiksa mempunyai karies lebih dari 4 gigi per orang dan semua ibu hamil yang diperiksa tingkat kebersihan gigi dan mulutnya menunjukkan kriteria sedang.
Status Karies Gigi, Status Kebersihan Gigi dan Mulut dan Status Gingivitis Ibu Hamil Trimester I dan II Paulena Fao Lei; Emma Krisyudhanti; Christina Ngadilah; Applonia Leu Obi
Dental Therapist Journal Vol. 1 No. 1 (2019): Dental Therapist Journal
Publisher : Poltekkes Kemenkes Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (232.732 KB) | DOI: 10.31965/dtj.v1i1.356

Abstract

Abstract: Dental Caries Status, Status of Dental and Oral Hygiene and Gingivitis Status of Pregnant Women Trimester I and II. Pregnancy is an event that is often encountered in a woman's life because pregnant women are one group that is vulnerable to dental and oral diseases. The purpose of this study: to determine the status of dental caries, the status of dental and oral hygiene, and the status of gingivitis for first and second-trimester pregnant women in Tarus Health Center, Kupang Regency. The research method used is descriptive. sampling with an accidental sampling technique totaling 73 pregnant women who came to the health center Tarus. The results of the study in the first trimester - the average pregnant woman experienced 4 carious teeth included in the medium category, and the second trimester the average pregnant woman had 4 carious teeth including the moderate category. The level of dental and oral hygiene of trimester I and II pregnant women includes moderate criteria with an average of 2.2, the status of gingivitis for first-trimester pregnant women (38.7%) who have moderate gingivitis, and trimester II has mild gingivitis (45, 2%). the frequency of brushing teeth twice a day but the time used is still not right and the average pregnant woman never uses dental floss. While gargling habits use more cold water, and for a balanced diet consume more acidic foods and pregnant women trimester I and II control the health of their teeth and mouth only when sick. It was concluded that the dental caries status of pregnant women trimester I and II included in the moderate category, the status of dental and oral hygiene criteria of moderate and gingivitis status of pregnant women for trimester I including moderate inflammation and trimester II mild inflammation, and maintenance of dental and oral health of pregnant women was not optimal because there are still many pregnant women who ignore oral and dental hygiene. Abstrak: Status Karies Gigi, Status Kebersihan Gigi dan Mulut dan Status Gingivitis Ibu Hamil Trimester I dan II. Kehamilan merupakan suatu peristiwa yang sering di jumpai dalam kehidupan seorang wanita, sebab wanita hamil merupakan salah satu kelompok yang rentan terhadap penyakit gigi dan mulut. Tujuan penelitian : untuk mengetahui status karies gigi, status kebersihan gigi dan mulut dan status gingivitis ibu hamil trimester I dan II di Puskesmas Tarus Kabupaten Kupang. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif. pengambilan sampel dengan teknik accidental sampling berjumlah 73 ibu hamil yang datang di Puskesmas Tarus. Hasil penelitian pada trimester I rata – rata ibu hamil mengalami 4 gigi berkaries termasuk kategori sedang, dan trimester II rata – rata ibu hamil mengalami 4 gigi berkaries termasuk kategori sedang. Tingkat kebersihan gigi dan mulut ibu hamil trimester I dan II termasuk kriteria sedang dengan rata – rata 2,2, status gingivitis ibu hamil trimester I sebanyak (38,7%) yang mengalami gingivitis sedang, dan trimester II mengalami gingivitis ringan sebanyak (45,2%). frekuensi menyikat gigi 2 kali sehari tetapi waktu yang digunakan masih belum tepat dan rata – rata ibu hamil tidak pernah menggunakan benang gigi. Sedangkan kebiasaan berkumur lebih banyak menggunakan air dingin, dan untuk diet seimbang lebih banyak mengkonsumsi makanan yang bersifat asam dan ibu hamil trimester I dan II mengontrol kesehatan gigi dan mulutnya hanya ketika sakit. Disimpulkan bahwa status karies gigi ibu hamil trimester I dan II termasuk kategori sedang, status kebersihan gigi dan mulut kriteria sedang dan status gingivitis ibu hamil untuk trimester I termasuk inflamasi sedang dan trimester II inflamasi ringan, serta pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut ibu hamil belum maksimal karena masih banyak ibu hamil yang mengabaikan kebersihan gigi dan mulut.
Status Kesehatan Gigi Dan Mulut Pada Masyarakat Yang Mempunyai Kebiasaan Menginang Desri Kasilimba Unbanu; Applonia Leu Obi; Ferdinan Fankari; Melkisedek O. Nubatonis
Dental Therapist Journal Vol. 1 No. 2 (2019): Dental Therapist Journal
Publisher : Poltekkes Kemenkes Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (164.06 KB) | DOI: 10.31965/dtj.v1i2.447

Abstract

Abstract: Dental and oral health status in people who have the habit of eating betel and areca nut. The habit of betel chewing has been known by the people of Indonesia since the 6th century AD and carried on for generations, one of which is in the Oesusu Village, Takari District, Kupang Regency. The betel chewing community believes that betel nut gives pleasure benefits such as smoking, can eliminate bad breath, and believes that this activity can strengthen teeth. The purpose of this study was to determine the dental and oral health status of people who have the habit of hosting in RW 03 Oesusu Village, Takari District, Kupang Regency. This research uses descriptive research method. Sampling with a total sampling technique 62 people who are in RW 03 Oesusu Village, Takari District, Kupang Regency. This research measuring instrument uses a dental and oral health status check format namely DMF-T, OHI-S, and CPITN. The results showed that in Oesusu Village which had a habit of chewing betel nut, the condition of his teeth overcame well. As a whole the community in RW 03 repairs damage to the teeth such as the presence of dental caries, teeth that are no longer intact, black teeth, and missing teeth. The results of the study showed that the dental and oral health status of RW 03 Oesusu Village, Takari Subdistrict, Kupang District DMFT was included as a medium criteria, OHI-S was included as a poor criterion and CPITN contained a lot of tartar. The conclusions of this study indicate that community RW 03 Oesusu village. So caring for teeth is important if betel nut chewers do not involve dental health. Chewing betel nut also adversely affects dental caries because the pain is not felt. Allows the habit of chewing betel betel betel more prefer the whiting because it can cause thicker on the gums and if leftover time can be corrected dental and mouth disease. Abstrak: Status Kesehatan Gigi Dan Mulut Pada Masyarakat Yang Mempunyai Kebiasaan Menginang. Kebiasaan mengunyah sirih sudah dikenal oleh masyarakat Indonesia sejak abad ke-6 masehi dan dilakukan secara turun – temurun, salah satunya di Desa Oesusu Kecamatan Takari Kabupaten Kupang. Masyarakat pengunyah sirih mempercayai bahwa sirih pinang memberikan manfaat kenikmatan seperti orang merokok, dapat menghilangkan bau nafas, dan mempercayai bahwa aktifitas ini dapat memperkuat gigi. Tujuan penelitian untuk mengetahui status kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat yang mempunyai kebiasaan menginang di RW 03 Desa Oesusu Kecamatan Takari, Kabupaten Kupang. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Pengambilan sampel dengan teknik total sampling berjumlah 62 orang yang berada di RW 03 Desa Oesusu Kecamatan Takari, Kabupaten Kupang. Alat ukur penelitian ini menggunakan format pemeriksaan status kesehatan gigi dan mulut yaitu DMF-T, OHI-S dan CPITN. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Desa Oesusu yang memiliki kebiasaan mengunyah sirih pinang, kondisi giginya tidaklah bagus. Secara keseluruhan masyarakat di RW 03 mengalami kerusakan pada gigi seperti adanya karies gigi, gigi yang tidak utuh lagi, gigi yang berwarna hitam dan gigi yang tanggal. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa status kesehatan gigi dan mulut masyarakat RW 03 Desa Oesusu Kecamatan Takari Kabupaten Kupang DMFT termasuk kriteria sedang, OHI-S termasuk kriteria buruk dan CPITN terdapat banyaknya karang gigi. Simpulan penelitian ini menunjukkan bahwa masyarakat RW 03 Desa Oesusu Kurang dalam merawat kesehatan gigi dan memicu adanya kerusakan pada gigi. Jadi merawat gigi adalah penting jika pengunyah sirih pinang tanpa mengganggu kesehatan gigi. Mengunyah sirih pinang juga berpengaruh buruk terhadap karies gigi karena rasa sakitnya tidak terasa. Sehingga kebiasaan mengunyah siirih pinang sebainkya dikurangi terutama kapur sirih karena dapat menyebabkan terjadinya tebal pada gusi dan bila dibiarkan lama kelamaan dapat mengakibatkan penyakit gigi dan mulut.
Pengetahuan Dan Tindakan Orang Tua Dalam Perawatan Gigi Susu Ady Imanuel Ismaua; Christina Ngadilah; Applonia Leu Obi; Ferdinan Fankari
Dental Therapist Journal Vol. 1 No. 2 (2019): Dental Therapist Journal
Publisher : Poltekkes Kemenkes Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (302.928 KB) | DOI: 10.31965/dtj.v1i2.449

Abstract

Abstract: Knowledge and Actions of Parents in Primary Teeth Care.Dental and oral health is part of the health of the body that can not be separated from one another. Because oral health will affect the health of other bodies. Dental health is important because food digestion starts with the help of teeth which are useful for the normal growth and development of children. Therefore, parents must have good knowledge of baby teeth. But "Knowing" is not enough, it needs to be followed by "Caring" and "Acting". The purpose of this study was to find out an overview of the knowledge of parents in primary teeth cares in Oelekam sub-village Oelua Village, Taebenu District, Kupang Regency. This research method uses descriptive research that aims to find out about the knowledge of parents in nursing baby teeth. The results showed that parents 'knowledge and actions were good where parents got information about dental and mouth health from various information media even though the parents' education was still in the basic category but had relatively good knowledge where parents knew the shape and size of toothbrushes that were suitable for children as much as 96.7%, parents who know about sweet foods can damage teeth as much as 100%, parents bring children to the health center when the child feels toothache as much as 80.6% and the actions of parents in caring for primary teeth and cleaning with a washcloth soft when baby teeth start to erupt as much as 90.3%, parents know about food samples that help strengthen teeth as much as 96.7% and parents who bring children to the dental health service if their teeth hurt as much as 87%. The conclusions of this study indicate that the knowledge and actions of parents in primary teeth care in the Oletekam hamlet 04 Oeltua Village Taebenu District Kupang Regency, in general, both parents get information from various media, namely flipcart and information from television and even counseling from other health workers about dental and oral health. Abstrak: Pengetahuan Dan Tindakan Orang Tua Dalam Perawatan Gigi Susu.Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Sebab kesehatan gigi dan mulut akan mempengaruhi kesehatan tubuh lainnya. Kesehatan gigi penting karena pencernaan makanan dimulai dengan bantuan gigi yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan normal anak. Oleh karena itu, orang tua harus memiliki pengetahuan yang baik terhadap gigi susu. Namun “Tahu” saja tidak cukup, perlu diikuti dengan “Peduli” dan “Bertindak”. Tujuan Penelitian ini adalah Untuk mengetahui gambaran tentang pengetahuan orang tua dalam perawatan gigi susu di Dusun 04 Oelekam Desa Oeltua Kecamatan Taebenu Kabupaten Kupang. Metode Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui gambaran tentang pengetahuan orang tua dalam perawatn gigi susu. Hasil Penelitian menunjukkan Pengetahuan dan tindakan orang tua sudah baik dimana orang tua mendapatkan informasi tentang kesehatan gigi dan mulut dari berbagai media informasi meskipun pendidikan orang tua masih dalam kategori dasar namun memiliki pengetahuan relatif baik dimana orang tua mengetahui bentuk dan ukuran sikat gigi yang cocok untuk anak sebanyak 96,7%, orang tua yang mengetahui tentang makanan yang manis dapat merusak gigi sebanyak 100%, orang tua membawa anak ke puskesmas pada saat anak merasakan sakit gigi sebanyak 80,6% dan tindakan orang tua dalam merawat gigi susu dan membersihkan dengan waslap lembut pada saat gigi susu mulai erupsi sebanyak 90,3% , orang tua mengetahui tentang contoh makanan yang membantu menguatkan gigi sebanyak 96,7% dan orang tua yang membawa anak ke tempat pelayanan kesehatan gigi jika gigi anak sakit sebanyak 87%. Simpulan penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan dan tindakan orang tua dalam perawatan gigi susu di wilayah Dusun 04 Oelekam Desa Oeltua Kecamatan Taebenu Kabupaten Kupang pada umumnya baik hal ini orang tua mendapatkan informasi dari berbagai media yaitu flipcart maupun informasi dari televisi bahkan penyuluhan dari tenaga kesehatan lainnya tentang kesehatan gigi dan mulut.
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi pada Tindakan Perawatan Scaling Applonia Leu Obi
Dental Therapist Journal Vol. 1 No. 2 (2019): Dental Therapist Journal
Publisher : Poltekkes Kemenkes Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (253.695 KB) | DOI: 10.31965/dtj.v1i2.450

Abstract

Abstract: Infection Prevention and Control in Scaling Treatment Measures.Dental health workers are a group that is susceptible to infection because in the course of treatment often in contact with saliva and blood. Saliva and blood are intermediaries for transmitting infections so the action in high risk dental practice in daily clinical practice. The rules are obeyed, in order to avoid operators or patients against cross infections that can occur in clinical practice. This study aims to determine the prevention and control of infection in scaling at the Dental Health Department education clinic. This research method is descriptive observational cross-sectional study design. The number of samples was 32 dental nurse students from the Dental Health Department. The tools and materials used in the study are the assessment list / check list sheet and stationery. The results of this study indicate infection prevention and control: the operator is in the moderate category (53.1%,) all operators (100%) use a sterile device, one glass mouth rinse for each patient (87.5%) and only 12 suction, 5% and 75% instruct patients to gargle antiseptic before treatment, manage dental equipment (100%) clean equipment using soap and running water and bring clean equipment to the sterilization room, and 100% use aprons, masks and thick gloves only (78, 1%) around 81.2% do not use protective glasses. Measures during the examination and treatment (100%) wearing masks (90.6%) did not wash hands and 78.1% did not wear protective goggles when performing scaling treatments. The conclusions in this study indicate that infection prevention and control measures in the treatment of scaling at the Kupang Dental Health Department education clinic have been implemented but not yet optimal. Students wear handscoen without washing hands first and do not wear glasses when scaling. Abstrak: Pencegahan dan Pengendalian Infeksi pada Tindakan Perawatan Scaling. Tenaga kesehatan gigi merupakan kelompok yang rentan terhadap penularan infeksi karena dalam tindakan perawatan sering berkontak dengan saliva dan darah. Saliva dan darah merupakan perantara penularan infeksi sehingga tindakan dalam praktek perawatan gigi resiko tinggi dalam praktek klinik sehari-hari. Aturan dipatuhi, untuk menghindari operator maupun pasien terhadap infeksi silang yang dapat terjadi di praktek klinik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pencegahan dan pengendalian infeksi pada tindakan scaling di klinik pendidikan Jurusan Kesehatan Gigi.Metode penelitian ini adalah observasional deskriptif dengan desain cross-sectional study. Jumlah sampel adalah 32 mahasiswa perawat gigi Jurusan Kesehatan Gigi. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian adalah lembar daftar penilaian/check list dan alat tulis. Hasil penelitian ini menunjukkan Pencegahan dan pengendalian infeksi: terhadap operator termasuk kategori cukup sebesar (53,1%,) seluruh operator (100%) menggunakan alat steril, satu gelas kumur untuk setiap pasien (87,5%) dan menggunakan suction hanya 12,5% dan 75% instruksikan pasien berkumur antiseptik sebelum dirawat, Pengelolaan alat kedokteran gigi (100%) pembersihan peralatan gunakan sabun dan air mengalir serta membawa peralatan bersih ke ruangan sterilisasi, serta 100 % menggunakan celemek, masker dan sarung tangan tebal hanya (78,1%) sekitar 81,2% tidak menggunakan kaca mata pelindung. Tindakan selama pemeriksaan dan perawatan (100%) gunakan masker (90,6% ) tidak mencuci tangan dan 78,1% tidak mengenakan kaca mata pelindung saat melakukan tindakan perawatan scaling. Simpulan dalam penelitian ini menunjukkantindakan pencegahan dan pengendalian infeksi pada perawatan scaling di klinik pendidikan Jurusan Kesehatan Gigi Kupang telah dilaksanakan namun belum optimal. Mahasiswa memakai handscoen tanpa mencuci tangan terlebih dahulu dan tidak mengenakan kaca mata saat tindakan scaling.
PENGARUH GIGI ANTERIOR ATAS YANG BERJEJAL TERHADAP STATUS KEBERSIHAN GIGI DAN STATUS KARIES GIGI PADA MAHASISWA Applonia Leu Obi; Ratih Variani
Jurnal Cakrawala Ilmiah Vol. 1 No. 3: Nopember 2021
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (255.599 KB) | DOI: 10.53625/jcijurnalcakrawalaindonesia.v1i3.615

Abstract

Gigi berjejal menjadi suatu permasalahan kesehatan gigi dan mulut dimana masih ditemukan setelah karies dan penyakit periodontal. Biasanya terjadi pada usia remaja. Metode penelitian yang digunakan Penelitian analitik dengan pendekatan crosssectional yang diperoleh dari wawancara dan pemeriksaan klinis pada rongga mulut mahasiswa Program Studi Kesehatan Gigi Kupang. Variabel Penelitian : variabel bebas ini adalah gigi anterior atas yang berjejal dan variabel terikat adalah status kebersihan gigi dan status karies gigi. Hasil penelitian dari uji wilxocom yang diperoleh dengan nilai mean crowded teeth pada gigi anterior rahang atas terdapat 290 dan standar deviasi 632 dengan nilai p value 0,000 juga mean pada status kebersihan gigi dan mulut dengan Crowded Teeth 135 standar deviasi 533 dengan nilai p value 0,000 selanjutnya nilai mean karies dengan crowded teeth 180 dengan standar deviasi 791 dan nilai p value 0,000 artinya semua variabel memiliki hubungan secara signifikan. dengan nilai p<0,05. Kesimpulan : adanya pengaruh gigi anterior atas yang berjejal terhadap status kebersihan gigi serta status karies gigi pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Gigi dengan gigi berjejal termasuk kriteria sedang (60,0%) dan status kebersihan gigi dan mulut termasuk kriteria baik(67,5%) sedangkan status karies ggi termasuk kriteria rendah (42,5%). Saran : bagi mahasiswa Program Studi Kesehatan Gigi Kupang dengan gigi berjejal kiranya lebih memperhatikan kebersihan rongga mulutnya dan dapat melakukan perawatan orthodonsi serta perlu penelitian lanjut untuk status kebersihan gigi dan mulut dan status karies gigi pada gigi berjejal dengan faktor -faktor lainnya yang mempengaruhi.
Distribusi Kasus Fissure Sealants Di Kabupaten Kupang Merniwati Sherly Eluama; Leny Marlina A.Pinat; Christina Ngadilah; Applonia Leu Obi; Mery Novaria Pay
Journals of Ners Community Vol 13 No 4 (2022): Journals of Ners Community
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55129/jnerscommunity.v13i4.2025

Abstract

Karies gigi merupakan salah satu penyakit gigi dan mulut yang terbanyak terdapat dimasyarakat (Riskesdas, 2018). Di Propinsi Nusa Tenggara Timur, pada anak dengan kelompok umur 12 tahun keadaan gigi rusak, berlubang ataupun sakit menunjukkan angka 43,32%. Terapis gigi dan mulut mempunyai peran yang penting dalam mendeteksi, mengidentifikasi dan manajemen dental karies (Yamamoto dan Fannon, 2015). Berdasarkan data hasil Riskesdas 2018, persentasi jumlah anak yang sudah pernah mendapatkan perawatan fissure sealant hanyalah kelompok anak usia 15 tahun dan cuma 0.1% dari total sampel. Hal ini menunjukkan masih rendahnya ketercapaian program pencegahan penyakit gigi dan mulut dimasyarakat, sedangkan angka karies gigi pada anak cukup tinggi (DMF-T anak usia 12 tahun adalah 1.9) dan semakin meningkat dengan bertambahnya usia anak (Riskesdas 2018). Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui distribusi kasus fissure sealants di Kabupaten Kupang. Kasus gigi yang membutuhkan perawatan fissure sealant berdasarkan jenis kelamin, pada perempuan sebanyak 35.40%, laki-laki sebanyak 34.16%. Berdasarkan kelompok usia yang mempunyai indikasi perawatan fissure sealant maka anak pada usia 7 tahun yang mempunyai indikasi perawatan fissure sealant yang terbanyak yaitu 31.68%, diikuti oleh anak usia 8 tahun 24.22%, 6 tahun sebanyak 9.32% dan anak usia 9 tahun 4.35%. Dari keempat gigi molar pertama permanen yang dinilai, gigi molar pertama bawah kanan mempunyai jumlah indikasi kebutuhan perawatan fissure sealant yang lebih tinggi yaitu 92 (14.29%) gigi dan diikuti dengan gigi molar pertama kiri bawah dengan jumlah 89 (13.82%) gigi, gigi molar pertama kiri atas dengan jumlah 58 (9.01%) gigi dan gigi molar pertama kanan atas dengan jumlah 53 (8.23%) gigi yang terindikasi memerlukan perawatan fissure sealant