Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Status Karies Gigi, Status Kebersihan Gigi dan Mulut dan Status Gingivitis Ibu Hamil Trimester I dan II Paulena Fao Lei; Emma Krisyudhanti; Christina Ngadilah; Applonia Leu Obi
Dental Therapist Journal Vol. 1 No. 1 (2019): Dental Therapist Journal
Publisher : Poltekkes Kemenkes Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (232.732 KB) | DOI: 10.31965/dtj.v1i1.356

Abstract

Abstract: Dental Caries Status, Status of Dental and Oral Hygiene and Gingivitis Status of Pregnant Women Trimester I and II. Pregnancy is an event that is often encountered in a woman's life because pregnant women are one group that is vulnerable to dental and oral diseases. The purpose of this study: to determine the status of dental caries, the status of dental and oral hygiene, and the status of gingivitis for first and second-trimester pregnant women in Tarus Health Center, Kupang Regency. The research method used is descriptive. sampling with an accidental sampling technique totaling 73 pregnant women who came to the health center Tarus. The results of the study in the first trimester - the average pregnant woman experienced 4 carious teeth included in the medium category, and the second trimester the average pregnant woman had 4 carious teeth including the moderate category. The level of dental and oral hygiene of trimester I and II pregnant women includes moderate criteria with an average of 2.2, the status of gingivitis for first-trimester pregnant women (38.7%) who have moderate gingivitis, and trimester II has mild gingivitis (45, 2%). the frequency of brushing teeth twice a day but the time used is still not right and the average pregnant woman never uses dental floss. While gargling habits use more cold water, and for a balanced diet consume more acidic foods and pregnant women trimester I and II control the health of their teeth and mouth only when sick. It was concluded that the dental caries status of pregnant women trimester I and II included in the moderate category, the status of dental and oral hygiene criteria of moderate and gingivitis status of pregnant women for trimester I including moderate inflammation and trimester II mild inflammation, and maintenance of dental and oral health of pregnant women was not optimal because there are still many pregnant women who ignore oral and dental hygiene. Abstrak: Status Karies Gigi, Status Kebersihan Gigi dan Mulut dan Status Gingivitis Ibu Hamil Trimester I dan II. Kehamilan merupakan suatu peristiwa yang sering di jumpai dalam kehidupan seorang wanita, sebab wanita hamil merupakan salah satu kelompok yang rentan terhadap penyakit gigi dan mulut. Tujuan penelitian : untuk mengetahui status karies gigi, status kebersihan gigi dan mulut dan status gingivitis ibu hamil trimester I dan II di Puskesmas Tarus Kabupaten Kupang. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif. pengambilan sampel dengan teknik accidental sampling berjumlah 73 ibu hamil yang datang di Puskesmas Tarus. Hasil penelitian pada trimester I rata – rata ibu hamil mengalami 4 gigi berkaries termasuk kategori sedang, dan trimester II rata – rata ibu hamil mengalami 4 gigi berkaries termasuk kategori sedang. Tingkat kebersihan gigi dan mulut ibu hamil trimester I dan II termasuk kriteria sedang dengan rata – rata 2,2, status gingivitis ibu hamil trimester I sebanyak (38,7%) yang mengalami gingivitis sedang, dan trimester II mengalami gingivitis ringan sebanyak (45,2%). frekuensi menyikat gigi 2 kali sehari tetapi waktu yang digunakan masih belum tepat dan rata – rata ibu hamil tidak pernah menggunakan benang gigi. Sedangkan kebiasaan berkumur lebih banyak menggunakan air dingin, dan untuk diet seimbang lebih banyak mengkonsumsi makanan yang bersifat asam dan ibu hamil trimester I dan II mengontrol kesehatan gigi dan mulutnya hanya ketika sakit. Disimpulkan bahwa status karies gigi ibu hamil trimester I dan II termasuk kategori sedang, status kebersihan gigi dan mulut kriteria sedang dan status gingivitis ibu hamil untuk trimester I termasuk inflamasi sedang dan trimester II inflamasi ringan, serta pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut ibu hamil belum maksimal karena masih banyak ibu hamil yang mengabaikan kebersihan gigi dan mulut.
Hubungan Frekuensi Menyikat Gigi dengan Tingkat Kejadian Karies Noviad Presli Tanu; Apri Adiari Manu; Christina Ngadilah
Dental Therapist Journal Vol. 1 No. 1 (2019): Dental Therapist Journal
Publisher : Poltekkes Kemenkes Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (222.161 KB) | DOI: 10.31965/dtj.v1i1.357

Abstract

Abstract: Correlation between toothbrushing frequency and caries incidence rate. Dental and oral health is part of the health of the body that can not be separated from one another because the health of teeth and mouth will affect the health of the body. Maintenance of dental and oral hygiene is one of the efforts to improve oral health. Therefore, oral health is very important in supporting the health of one's body. Brushing teeth is cleaning teeth from food particles, plaque, bacteria, and reducing the discomfort of unpleasant odors and tastes. The habit of brushing your teeth is an activity or routine in terms of cleaning teeth from food scraps to maintain the cleanliness and health of teeth and mouth. Based on the results of research on the relationship of the frequency of brushing teeth with a caries incidence rate in class VII students of SMP Negeri 3 Fatuleu as many as 62 people consisting of 23 men and 39 women, the examination results (DMF-T) in grade VII students compared with the National standard average ≤ 2.0. Based on the results of the study showed that respondents who brush their teeth once a day are 55 people with a percentage of 89% and respondents who brush their teeth twice a day are as many as 7 people with a percentage of 11%. Based on the results of the study showed that the number of respondents who brushed teeth once a day was 55 people with 78 teeth caries, while the number of respondents brushed twice a day was 7 people with 8 teeth caries. Abstrak: Hubungan Frekuensi Menyikat Gigi dengan Tingkat Kejadian Karies. Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya sebab ksehatan gigi dan mulut akan mempengaruhi kesehatan tubuh. Pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut merupakan sala satu upaya dalam meningkatkan kesehatan gigi dan mulut. Oleh karena itu, kesehatan gigi dan mulut sangat berperan dalam menunjang kesehatan tubuh seseorang. Menyikat gigi adalah membersihkan gigi dari partikel makanan, plak, bakteri, dan mengurangi ketidaknyamanan dari bau dan rasa yang tidak nyaman. Kebiasaan menyikat gigi merupakan suatu kegiatan atau rutinitas dalam hal membersihkan gigi dari sisa–sisa makanan untuk menjaga kebersihan dan kesehatan gigi dan mulut. Berdasarkan hasil penelitian tentang Hubungan Frekuensi Menyikat Gigi Dengan Tingkat Kejadian Karies pada siswa kelas VII SMP Negeri 3 Fatuleu sebanyak 62 orang yang terdiri dari laki-laki sebanyak 23 orang dan perempuan sebanyak 39 orang, Hasil pemeriksaan (DMF-T) pada siswa kelas VII dibandingkan dengan rata-rata standar Nasional ≤ 2,0. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa responden yang menyikat gigi 1X sehari sebanyak 55 orang dengan persenrate sebesar 89% dan responden yang menyikat gigi 2X sehari yaitu sebanyak 7 orang dengan persentase 11%. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa jumlah responden yang menyikat gigi 1X dalam sehari sebanyak 55 orang dengan jumlah gigi yang berkaries sebanyak 78 gigi, sedangkan jumlah responden yang menyikat gigi 2X sehari sebanyak 7 orang dengan jumlah gigi yang berkaries sebanyak 8 gigi.
Pengetahuan Dan Tindakan Orang Tua Dalam Perawatan Gigi Susu Ady Imanuel Ismaua; Christina Ngadilah; Applonia Leu Obi; Ferdinan Fankari
Dental Therapist Journal Vol. 1 No. 2 (2019): Dental Therapist Journal
Publisher : Poltekkes Kemenkes Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (302.928 KB) | DOI: 10.31965/dtj.v1i2.449

Abstract

Abstract: Knowledge and Actions of Parents in Primary Teeth Care.Dental and oral health is part of the health of the body that can not be separated from one another. Because oral health will affect the health of other bodies. Dental health is important because food digestion starts with the help of teeth which are useful for the normal growth and development of children. Therefore, parents must have good knowledge of baby teeth. But "Knowing" is not enough, it needs to be followed by "Caring" and "Acting". The purpose of this study was to find out an overview of the knowledge of parents in primary teeth cares in Oelekam sub-village Oelua Village, Taebenu District, Kupang Regency. This research method uses descriptive research that aims to find out about the knowledge of parents in nursing baby teeth. The results showed that parents 'knowledge and actions were good where parents got information about dental and mouth health from various information media even though the parents' education was still in the basic category but had relatively good knowledge where parents knew the shape and size of toothbrushes that were suitable for children as much as 96.7%, parents who know about sweet foods can damage teeth as much as 100%, parents bring children to the health center when the child feels toothache as much as 80.6% and the actions of parents in caring for primary teeth and cleaning with a washcloth soft when baby teeth start to erupt as much as 90.3%, parents know about food samples that help strengthen teeth as much as 96.7% and parents who bring children to the dental health service if their teeth hurt as much as 87%. The conclusions of this study indicate that the knowledge and actions of parents in primary teeth care in the Oletekam hamlet 04 Oeltua Village Taebenu District Kupang Regency, in general, both parents get information from various media, namely flipcart and information from television and even counseling from other health workers about dental and oral health. Abstrak: Pengetahuan Dan Tindakan Orang Tua Dalam Perawatan Gigi Susu.Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Sebab kesehatan gigi dan mulut akan mempengaruhi kesehatan tubuh lainnya. Kesehatan gigi penting karena pencernaan makanan dimulai dengan bantuan gigi yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan normal anak. Oleh karena itu, orang tua harus memiliki pengetahuan yang baik terhadap gigi susu. Namun “Tahu” saja tidak cukup, perlu diikuti dengan “Peduli” dan “Bertindak”. Tujuan Penelitian ini adalah Untuk mengetahui gambaran tentang pengetahuan orang tua dalam perawatan gigi susu di Dusun 04 Oelekam Desa Oeltua Kecamatan Taebenu Kabupaten Kupang. Metode Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui gambaran tentang pengetahuan orang tua dalam perawatn gigi susu. Hasil Penelitian menunjukkan Pengetahuan dan tindakan orang tua sudah baik dimana orang tua mendapatkan informasi tentang kesehatan gigi dan mulut dari berbagai media informasi meskipun pendidikan orang tua masih dalam kategori dasar namun memiliki pengetahuan relatif baik dimana orang tua mengetahui bentuk dan ukuran sikat gigi yang cocok untuk anak sebanyak 96,7%, orang tua yang mengetahui tentang makanan yang manis dapat merusak gigi sebanyak 100%, orang tua membawa anak ke puskesmas pada saat anak merasakan sakit gigi sebanyak 80,6% dan tindakan orang tua dalam merawat gigi susu dan membersihkan dengan waslap lembut pada saat gigi susu mulai erupsi sebanyak 90,3% , orang tua mengetahui tentang contoh makanan yang membantu menguatkan gigi sebanyak 96,7% dan orang tua yang membawa anak ke tempat pelayanan kesehatan gigi jika gigi anak sakit sebanyak 87%. Simpulan penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan dan tindakan orang tua dalam perawatan gigi susu di wilayah Dusun 04 Oelekam Desa Oeltua Kecamatan Taebenu Kabupaten Kupang pada umumnya baik hal ini orang tua mendapatkan informasi dari berbagai media yaitu flipcart maupun informasi dari televisi bahkan penyuluhan dari tenaga kesehatan lainnya tentang kesehatan gigi dan mulut.
Survey of Student Knowledge About Medical and Non-Medical Waste Treatment: Survey Pengetahuan Mahasiswa Tentang Pengolahan Limbah Medis Dan Non Medis Konradus Gregorius Ngete; Agusthinus Wali; Christina Ngadilah; Mery Novaria Pay
Dental Therapist Journal Vol. 2 No. 2 (2020): Dental Therapist Journal
Publisher : Poltekkes Kemenkes Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (124.165 KB) | DOI: 10.31965/dtj.v2i2.714

Abstract

Knowledge is the result of remembering something, including recalling events that have been experienced either intentionally or unintentionally and this happens after people make contact or observe a certain object. Medical waste is waste originating from medical services, dental care, pharmacy, research, treatment, care or education that uses toxic, infectious, dangerous or dangerous materials unless certain safeguards are carried out. Non-medical waste is solid waste generated from non-medical hospital activities originating from kitchens, offices, and gardens from the yard that can be reused if there is technology. The purpose of this study was to determine the knowledge of students about medical and non-medical waste treatment at the Dental Nursing Department of the Health Polytechnic of the Kupang Ministry of Health. The type of research used is a descriptive type where this method will describe students' knowledge about the processing of medical waste and non-medical waste at the Dental Nursing Department Clinic, Poltekkes, Ministry of Health, Kupang. The results showed that the subject's knowledge of medical waste treatment at the Dental Nursing Department Clinic, Poltekkes Kemenkes Kupang was in the medium category (62.22%). The subject's knowledge of non-medical waste treatment at the Dental Nursing Department of the Health Poltekkes Kupang is in the good category (46.7%). The condition of medical and non-medical waste treatment at the Dental Nursing Department Clinic, Poltekkes, Kupang Ministry of Health is not up to standard or in poor category (35%). It is recommended that the clinic of the Department of Dental Nursing Poltekkes Kemenkes Kupang in order to further increase knowledge to students regarding the treatment of medical and non-medical waste, especially in the Clinic of the Department of Dental Nursing Poltekkes Kemenkes Kupang. Pengetahuan merupakan hasil mengingat suatu hal, termasuk mengingat kembali kejadian yang pernah dialami baik secara sengaja maupun tidak sengaja dan ini terjadi setelah orang melakukan kontak atau pengamatan suatu objek tertentu. Limbah medis adalah limbah yang berasal dari pelayanan medik, perawatan gigi, farmasi, penelitian, pengobatan, perawatan atau pendidikan yang menggunakan bahan-bahan beracun, infeksius, berbahaya atau membahayakan kecuali jika dilakukan pengamanan tertentu. Limbah non medis adalah limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit diluar medis yang berasal dari dapur, perkantoran, serta taman dari halaman yang dapat dimanfaatkan kembali apabila ada teknologi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan mahasiswa tentang pengolahan limbah medis dan non medis di Klinik Jurusan Keperawatan Gigi Poltekes Kemenkes Kupang. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif dimana metode ini akan menggambarkan pengetahuan mahasiswa tentang pengolahan limbah medis dan limbah non medis di Klinik Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Kupang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan subjek tentang pengolahan limbah medis di Klinik Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Kupang termasuk kategori sedang (62,22%). Pengetahuan subjek tentang pengolahan limbah non medis di Klinik Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Kupang termasuk kategori baik (46,7%). Kondisi pengolahan limbah medis dan non medis di Klinik Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Kupang belum sesuai standar atau kategori buruk (35%). Disarankan agar klinik Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Kupang agar lebih meningkatkan pengetahuan kepada mahasiswa mengenai pengolahan limbah medis dan non medis terkhususnya di Klinik Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Kupang.
Children's Nutritional Status in terms of Dental Caries in Elementary School Students of GMIT Baumata: Status Gizi Anak Ditinjau dari Karies Gigi pada Siswa SD GMIT Baumata Ade Irma Mantutu; Emma Krisyudhanti; Ferdinan Fankari; Christina Ngadilah
Dental Therapist Journal Vol. 2 No. 2 (2020): Dental Therapist Journal
Publisher : Poltekkes Kemenkes Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (142.778 KB) | DOI: 10.31965/dtj.v2i2.719

Abstract

Nutritional disorders are caused by primary or secondary factors. The primary factor is when a person's food composition is wrong in quantity or quality caused by a lack of food supply, poor food distribution, poverty, ignorance, wrong eating habits and so on. Secondary factors include all factors that cause nutrients not to reach digestive cells such as bad teeth (dental caries). A person with a bad masticatory apparatus will choose food according to the strength of his chewing so that in the end it can lead to malnutrition. The purpose of this study was to determine the nutritional status of children in terms of dental caries in elementary school students at GMIT Baumata. This research method uses the description method, with a population of 100 students. The results showed that the nutritional status of students in the category of very thin 7%, underweight 52%, normal 41%, obese 0%, obese 0%, the condition of dental caries status of students 2 was 38%, 2 was 62% and nutritional status conditions in terms of student dental caries, namely the category of very thin nutrition with caries 2 is 0% while 2 is 7%, underweight nutrition category with caries 2 is 4% while 2 is 48%, normal nutrition category with caries 2 is 34 % while 2 is 7%, obese nutrition category with 2 caries is 0%, 2 is 0% and obesity nutrition category with 2 caries is 0%, 2 is 0%. The conclusion of this study is that the highest nutritional status of children is the category of underweight nutritional status and the highest dental caries condition is 2 or has not reached the national target. The nutritional status of children in terms of dental caries, the highest percentage is thin nutritional status with caries status 2 is 48%. Gangguan gizi disebabkan oleh faktor primer atau sekunder. Faktor primer adalah bila susunan makanan seseorang salah dalam kuantitas atau kualitas yang disebabkan oleh kurangnya penyediaan pangan, kurang baiknya distribusi pangan, kemiskinan, ketidaktahuan, kebiasaan makan yang salah dan sebagainya. Faktor sekunder meliputi semua faktor yang menyebabkan zat-zat gizi tidak sampai di sel-sel pencernaan seperti gigi-geligi yang tidak baik (karies gigi). Seseorang dengan alat pengunyahan yang tidak baik akan memilih makanan sesuai dengan kekuatan kunyahnya sehingga pada akhirnya dapat mengakibatkan malnutrisi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui status gizi anak ditinjau dari karies gigi pada siswa SD GMIT Baumata. Metode penelitian ini menggunakan metode deskripsi, dengan populasi sebanyak 100 siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi status gizi siswa kategori sangat kurus 7%, kurus 52%, normal 41%, gemuk 0%, obesitas 0%, kondisi status karies gigi siswa ≥2 adalah 38%, ≤2 adalah 62% dan kondisi status gizi ditinjau dari karies gigi siswa yaitu kategori gizi sangat kurus dengan karies ≥2 adalah 0% sedangkan ≤2 adalah 7%, kategori gizi kurus dengan karies ≥2 adalah 4% sedangkan ≤2 adalah 48%, kategori gizi normal dengan karies ≥2 adalah 34% sedangkan ≤2 adalah 7%, kategori gizi gemuk dengan karies ≥2 adalah 0%, ≤2 adalah 0% dan kategori gizi obesitas dengan karies ≥2 adalah 0%, ≤2 adalah 0%. Kesimpulan penelitian ini yaitu kondisi status gizi anak yang paling besar adalah kategori status gizi kurus dan kondisi karies gigi yang paling besar yaitu ≤2 atau belum mencapai target nasional. Status gizi anak ditinjau dari karies gigi yang paling besar presentasenya adalah status gizi Kurus dengan status karies ≤2 adalah 48%.
Pelatihan Dan Pendampingan Kader Kesehatan Gigi Pada Guru SD Manefu Kecamatan Taebenu Merniwati Sherly Eluama; Mery Novaria Pay; Leny M.A Pinat; Applonia Leu Obi; Christina Ngadilah; Melkisedek O. Nubatonis
Joong-Ki : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 1 No. 2: Mei 2022
Publisher : CV. Ulil Albab Corp

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (541.037 KB)

Abstract

Proper care for dental and oral health needs to be performed since early ages. Elementary school students should develop good habit related to dental health by regular teeth brushing and consuming health food, including at school. Dental health cadres have been appointed to assist dental health workers in carrying out efforts to maintain the dental and oral health of school members. Teachers are potential dental health cadres who can guide students to develop proper dental health behavior at schools. Purpose: This community service was administered to enhance the knowledge and skills of dentalhealth cadres to be able to assist elementary school students in improving their dental and oral health. Method: The training was conducted through lectures, demonstrations and simulations for teachers as dental health cadres at Manefu Elementary School, Taebenu District. Some educational media were used including posters, phantoms and toothbrushes and training manuals. Training and simulations on how to properly brush teeth and maintain dental health were held. In this study,a quasi-experimental pretest and posttest design was also performed and data of the study were analyzed using the paired sample test. Results: Training and assistance program for dental health cadres was found effective in improving the knowledge and skills of dental health cadres with a p-value of 0.000.
Distribusi Kasus Fissure Sealants Di Kabupaten Kupang Merniwati Sherly Eluama; Leny Marlina A.Pinat; Christina Ngadilah; Applonia Leu Obi; Mery Novaria Pay
Journals of Ners Community Vol 13 No 4 (2022): Journals of Ners Community
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55129/jnerscommunity.v13i4.2025

Abstract

Karies gigi merupakan salah satu penyakit gigi dan mulut yang terbanyak terdapat dimasyarakat (Riskesdas, 2018). Di Propinsi Nusa Tenggara Timur, pada anak dengan kelompok umur 12 tahun keadaan gigi rusak, berlubang ataupun sakit menunjukkan angka 43,32%. Terapis gigi dan mulut mempunyai peran yang penting dalam mendeteksi, mengidentifikasi dan manajemen dental karies (Yamamoto dan Fannon, 2015). Berdasarkan data hasil Riskesdas 2018, persentasi jumlah anak yang sudah pernah mendapatkan perawatan fissure sealant hanyalah kelompok anak usia 15 tahun dan cuma 0.1% dari total sampel. Hal ini menunjukkan masih rendahnya ketercapaian program pencegahan penyakit gigi dan mulut dimasyarakat, sedangkan angka karies gigi pada anak cukup tinggi (DMF-T anak usia 12 tahun adalah 1.9) dan semakin meningkat dengan bertambahnya usia anak (Riskesdas 2018). Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui distribusi kasus fissure sealants di Kabupaten Kupang. Kasus gigi yang membutuhkan perawatan fissure sealant berdasarkan jenis kelamin, pada perempuan sebanyak 35.40%, laki-laki sebanyak 34.16%. Berdasarkan kelompok usia yang mempunyai indikasi perawatan fissure sealant maka anak pada usia 7 tahun yang mempunyai indikasi perawatan fissure sealant yang terbanyak yaitu 31.68%, diikuti oleh anak usia 8 tahun 24.22%, 6 tahun sebanyak 9.32% dan anak usia 9 tahun 4.35%. Dari keempat gigi molar pertama permanen yang dinilai, gigi molar pertama bawah kanan mempunyai jumlah indikasi kebutuhan perawatan fissure sealant yang lebih tinggi yaitu 92 (14.29%) gigi dan diikuti dengan gigi molar pertama kiri bawah dengan jumlah 89 (13.82%) gigi, gigi molar pertama kiri atas dengan jumlah 58 (9.01%) gigi dan gigi molar pertama kanan atas dengan jumlah 53 (8.23%) gigi yang terindikasi memerlukan perawatan fissure sealant
The Relationship Between the PH Saliva of Pregnant Women who Chewing Betel and the Incidence of Dental Caries Christina Ngadilah; Leny Marlina A. Pinat; Merniwati Sherly Eluama; Anton Radja Ratu
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Vol 12 No 3 (2022): Jurnal Ilmiah Permas: jurnal Ilmiah STIKES Kendal: Juli 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (215.004 KB)

Abstract

Saliva has an important role in detecting several disease and even the method is very easy. People who chewing betel nut, the condition in their mouth will be different from people who do not chewing betel nut. Normal salivary pH is between 6.8-7.2. The aim of this research was to find a relationship between salivary pH in pregnant women who chewing betel nut with the incidence of caries. Methods : A cross sectional studi was conducted to examine the relationship and the study was conducted on 155 pregnant women who chewing betel nut,  aged between 16-50 years in remote area and urbanarea Kupang District. The significance value (0.371 > 0.01)   between pH and DMF-T (caries) means that there is ni relationship between salivary pH and caries rate. The avarege pH of pregnant women who chewing betel nut 10.13 in the 2nd trimester group and 10.12 in the 3rd trimester group. The avarege caries rate 4.2 for the 2nd trimester group and 4.3 for the  3rd trimester group. Although there is no significant relationship between Salivary pH and caries in pregnant women who chwing betel nut. However, pregnant women who chewing betel nut will cause various kind of damage, both damage to the supporting tissues of the teeth and other systemic damage such as diabetes, heart disease, nephrosis and others. Arecolin and arecaidin in areca nut are carcinogenic and damage the placenta to the mother and baby, resulting in adverse pregnancy outcome.
Mengukur Unstimulated and Stimulated PH and Saliva Flow Rate Pada Wanita Hamil yang Mengkonsumsi Sirih Pinang Christina Ngadilah; Ardent Titu Eki
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Vol 12 No 4 (2022): Jurnal Ilmiah Permas: jurnal Ilmiah STIKES Kendal: Oktober 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (310.35 KB)

Abstract

Analysis saliva pada wanita hamil yang mengkonsumsi sirih pinang akan menjadi hal yang penting untuk mengevaluasi kondisi saliva . Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur unstimulated saliva flow rate dan pH serta stimulated saliva flow rate dan pH pada wanita hamil yang makan sirih pinang di Kabupaten Kupng Nusa Tenggara Timur. Metode , responden 102 wanita hamil yang makan sirih pinang berasal dari 4 desa di 4 kecamatan.. Sampel saliva dikoleksi antara jam 9 – 12 pagi unstimulated saliva dan stimulated saliva. Setelah dikoleksi air ludahnya maka diukur SFR nya dalam ml/10 menit dan PH nya menggunakan saliva check buffer Kit, GC Corporation, Tokyo ,Japan). Berbasis pada perubahan warna pada indicator kertas strip.Stimulated Saliva diukur dengan cara yang sama setelah mengkonsumsi sirih pinang.. Hasil sebanyak 102 wanita hamil yang makan sirih pinang berpartisipasi dalam penelitian ini. Dilihat dari kelompok umur yang paling banyak adalah berturut turut 21-30 tahun sebanyak 43%,lalu >30 tahun sebanyak 38.7% dan sebanyak 18.3% umur < 20 tahun. Frekuensi yang mengkonsumsi sirih pinang lebih dari 4 kali sehari 43%, 3-4 kali sehari 39.8% dan 1-2 kali sehari 17.2%. sedangkan menyangkut lamanya seseorang makan sirih pinang selama ini sebanyak 55.% antara 11-20 tahun, 1-10 tahun 37.6% dan lebih dari 20 tahun 6.5%. rata rata unstimulated saliva flow rate 8.283/10 menit (p<0.001) dan stimulated saliva flow rate 17.969/10 menit (p<0.001). rata rata unstimulated pH saliva 6.635 (p<0.001) dan rata rata stimulated pH saliva 9.291 (p<0.001).
Pelatihan Dan Pendampingan Kader Kesehatan Gigi Pada Guru SD Manefu Kecamatan Taebenu Merniwati Sherly Eluama; Mery Novaria Pay; Leny M.A Pinat; Applonia Leu Obi; Christina Ngadilah; Melkisedek O. Nubatonis
Joong-Ki : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 1 No. 2: Mei 2022
Publisher : CV. Ulil Albab Corp

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Proper care for dental and oral health needs to be performed since early ages. Elementary school students should develop good habit related to dental health by regular teeth brushing and consuming health food, including at school. Dental health cadres have been appointed to assist dental health workers in carrying out efforts to maintain the dental and oral health of school members. Teachers are potential dental health cadres who can guide students to develop proper dental health behavior at schools. Purpose: This community service was administered to enhance the knowledge and skills of dentalhealth cadres to be able to assist elementary school students in improving their dental and oral health. Method: The training was conducted through lectures, demonstrations and simulations for teachers as dental health cadres at Manefu Elementary School, Taebenu District. Some educational media were used including posters, phantoms and toothbrushes and training manuals. Training and simulations on how to properly brush teeth and maintain dental health were held. In this study,a quasi-experimental pretest and posttest design was also performed and data of the study were analyzed using the paired sample test. Results: Training and assistance program for dental health cadres was found effective in improving the knowledge and skills of dental health cadres with a p-value of 0.000.