Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

PENGETAHUAN, MOTIVASI, PERAN GURU DENGAN PERILAKU KESEHATAN GIGI PADA MURID KELAS VI SEKOLAH DASAR: KNOWLEDGE, MOTIVATION, TEACHER'S ROLE ON DENTAL HEALTH BEHAVIOUR IN 6TH GRADE OF ELEMENTARY SCHOOL STUDENTS Mery Novaria Pay; Melkisedek O Nubatonis; Merniwati S Eluama; Leny M. A. Pinat
JDHT Journal of Dental Hygiene and Therapy Vol. 2 No. 2 (2021): JDHT Journal of Dental Hygiene and Therapy
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Jakarta I

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36082/jdht.v2i2.357

Abstract

Latar belakang: Keberhasilan pembangunan kesehatan khususnya kesehatan gigi adalah meningkatnya pengetahuan, kesadaran, dan perilaku di bidang kesehatan. Perilaku merupakan hasil interaksi dari faktor eksternal berupa stimulus dan faktor internal berupa respon. Tujuan penelitian: untuk mengetahui pengaruh pengetahuan, motivasi, peran guru dengan perilaku kesehatan gigi pada murid kelas VI  Desa Baumata Kecamatan Taebenu. Metode: merupakan penelitian observasional dengan rancangan cross-sectional. Subjek penelitian berjumlah 112 anak dengan kriteria meliputi berjenis kelamin laki-laki dan perempuan, bersedia menjadi responden dengan mengisi informed consent.  Variabel Motivasi dan perilaku diukur dengan kuesioner yang menggunakan skala Likert; variabel pengetahuan dan peran guru diukur menggunakan kuesioner dengan mengisi pilihan ya dan tidak. Hasil penelitian: Hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa variabel pengetahuan (p=0,000), motivasi (p=0,014) dan peran guru (p=0,000)  berpengaruh secara signifikan dengan perilaku. Hasil analisis regresi berganda menunjukkan bahwa variabel motivasi (p=0,670) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku. Variabel pengetahuan (p=0.000) dan peran guru (p=0.000) berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku.  Kesimpulan: Ada pengaruh pengetahuan dan peran guru dengan perilaku kesehatan gigi pada murid kelas VI SD Desa Baumata Kecamatan Taebenu sedangkan motivasi tidak ada pengaruh dengan perilaku kesehatan gigi pada murid kelas VI SD Desa Baumata Kecamatan Taebenu
PENGETAHUAN, MOTIVASI, PERAN GURU DENGAN PERILAKU KESEHATAN GIGI PADA MURID KELAS VI SEKOLAH DASAR: KNOWLEDGE, MOTIVATION, TEACHER'S ROLE ON DENTAL HEALTH BEHAVIOUR IN 6TH GRADE OF ELEMENTARY SCHOOL STUDENTS Mery Novaria Pay; Melkisedek O Nubatonis; Merniwati S Eluama; Leny M. A. Pinat
JDHT Journal of Dental Hygiene and Therapy Vol. 2 No. 2 (2021): JDHT Journal of Dental Hygiene and Therapy
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Jakarta I

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36082/jdht.v2i2.357

Abstract

Latar belakang: Keberhasilan pembangunan kesehatan khususnya kesehatan gigi adalah meningkatnya pengetahuan, kesadaran, dan perilaku di bidang kesehatan. Perilaku merupakan hasil interaksi dari faktor eksternal berupa stimulus dan faktor internal berupa respon. Tujuan penelitian: untuk mengetahui pengaruh pengetahuan, motivasi, peran guru dengan perilaku kesehatan gigi pada murid kelas VI  Desa Baumata Kecamatan Taebenu. Metode: merupakan penelitian observasional dengan rancangan cross-sectional. Subjek penelitian berjumlah 112 anak dengan kriteria meliputi berjenis kelamin laki-laki dan perempuan, bersedia menjadi responden dengan mengisi informed consent.  Variabel Motivasi dan perilaku diukur dengan kuesioner yang menggunakan skala Likert; variabel pengetahuan dan peran guru diukur menggunakan kuesioner dengan mengisi pilihan ya dan tidak. Hasil penelitian: Hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa variabel pengetahuan (p=0,000), motivasi (p=0,014) dan peran guru (p=0,000)  berpengaruh secara signifikan dengan perilaku. Hasil analisis regresi berganda menunjukkan bahwa variabel motivasi (p=0,670) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku. Variabel pengetahuan (p=0.000) dan peran guru (p=0.000) berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku.  Kesimpulan: Ada pengaruh pengetahuan dan peran guru dengan perilaku kesehatan gigi pada murid kelas VI SD Desa Baumata Kecamatan Taebenu sedangkan motivasi tidak ada pengaruh dengan perilaku kesehatan gigi pada murid kelas VI SD Desa Baumata Kecamatan Taebenu
Perbedaan Tingkat Kejadian Karies Gigi (DMF-T) antara Laki-Laki dan Perempuan Usia 12-14 Tahun Maria Mediatris Mbipa; Mery Novaria Pay; Apri Adiari Manu; Melkisedek O. Nubatonis
Dental Therapist Journal Vol. 1 No. 1 (2019): Dental Therapist Journal
Publisher : Poltekkes Kemenkes Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (204.48 KB) | DOI: 10.31965/dtj.v1i1.355

Abstract

Abstract: Differences in the incidence rate of dental caries (DMF-T) between men and women aged 12-14 years. Dental and oral health is the well-being of the oral cavity which enables a person to communicate effectively, enjoy various foods, be confident, and improve a better quality of life. Poor dental and oral health can result in disruption of masticatory function due to tooth malfunction. One form of tooth decay is dental caries. The purpose of this study was to determine the incidence of dental caries (DMF-T) between men and women in children aged 12-14 years at SMPN 10 Kota Kupang. This study uses a descriptive study that describes the incidence of dental caries between men and women aged 12-14 years in SMP Negeri 10 Kota Kupang. A sample of 66 people was taken 100% of the population. The results showed as many as 66 children as respondents consisting of 33 male respondents as many as 18 children affected by caries with very low criteria, while 33 female respondents were only 13 children with moderate criteria. It was concluded that the incidence rate of dental caries in boys was very low and the rate of dental caries in girls was moderate. Abstrak: Perbedaan Tingkat Kejadian Karies Gigi (DMF-T) antara Laki-Laki dan Perempuan Usia 12-14 Tahun. Kesehatan gigi dan mulut adalah kesejahteraan rongga mulut yang memungkinkan seseorang untuk berkomunikasi secara efektif, menikmati berbagai makanan, percaya diri dan meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik. Kesehatan gigi dan mulut yang buruk dapat mengakibatkan terganggunya fungsi pengunyahan yang disebabkan karena tidak berfungsinya gigi. Salah satu bentuk dari kerusakan gigi adalah karies gigi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kejadian karies gigi (DMF-T) antara laki-laki dan perempuan pada anak usia 12-14 tahun di SMPN 10 Kota Kupang. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif yaitu menggambarkan tingkat kejadian karies gigi antara laki-laki dan perempuan usia 12-14 tahun di SMP Negeri 10 Kota Kupang. Sampel berjumlah 66 orang diambil 100% dari populasi. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 66 anak sebagai responden yang terdiri dari 33 responden laki-laki sebanyak 18 anak terkena karies dengan kriteria sangat rendah, sedangkan 33 responden perempuan hanya 13 anak dengan kriteria sedang. Disimpulkan bahwa tingkat kejadian karies gigi pada anak laki-laki termasuk kriteria sangat rendah dan tingkat kejadian karies gigi pada anak perempuan termasuk kriteria sedang. Kesehatan gigi dan mulut adalah kesejahteraan rongga mulut yang memungkinkan seseorang untuk berkomunikasi secara efektif, menikmati berbagai makanan, percaya diri dan meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik. Kesehatan gigi dan mulut yang buruk dapat mengakibatkan terganggunya fungsi pengunyahan yang disebabkan karena tidak berfungsinya gigi. Salah satu bentuk dari kerusakan gigi adalah karies gigi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kejadian karies gigi (DMF-T) antara laki-laki dan perempuan pada anak usia 12-14 tahun di SMPN 10 Kota Kupang. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif yaitu menggambarkan tingkat kejadian karies gigi antara laki-laki dan perempuan usia 12-14 tahun di SMP Negeri 10 Kota Kupang. Sampel berjumlah 66 orang diambil 100% dari populasi. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 66 anak sebagai responden yang terdiri dari 33 responden laki-laki sebanyak 18 anak terkena karies dengan kriteria sangat rendah, sedangkan 33 responden perempuan hanya 13 anak dengan kriteria sedang. Disimpulkan bahwa tingkat kejadian karies gigi pada anak laki-laki termasuk kriteria sangat rendah dan tingkat kejadian karies gigi pada anak perempuan termasuk kriteria sedang.
Status Kesehatan Gigi Dan Mulut Pada Masyarakat Yang Mempunyai Kebiasaan Menginang Desri Kasilimba Unbanu; Applonia Leu Obi; Ferdinan Fankari; Melkisedek O. Nubatonis
Dental Therapist Journal Vol. 1 No. 2 (2019): Dental Therapist Journal
Publisher : Poltekkes Kemenkes Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (164.06 KB) | DOI: 10.31965/dtj.v1i2.447

Abstract

Abstract: Dental and oral health status in people who have the habit of eating betel and areca nut. The habit of betel chewing has been known by the people of Indonesia since the 6th century AD and carried on for generations, one of which is in the Oesusu Village, Takari District, Kupang Regency. The betel chewing community believes that betel nut gives pleasure benefits such as smoking, can eliminate bad breath, and believes that this activity can strengthen teeth. The purpose of this study was to determine the dental and oral health status of people who have the habit of hosting in RW 03 Oesusu Village, Takari District, Kupang Regency. This research uses descriptive research method. Sampling with a total sampling technique 62 people who are in RW 03 Oesusu Village, Takari District, Kupang Regency. This research measuring instrument uses a dental and oral health status check format namely DMF-T, OHI-S, and CPITN. The results showed that in Oesusu Village which had a habit of chewing betel nut, the condition of his teeth overcame well. As a whole the community in RW 03 repairs damage to the teeth such as the presence of dental caries, teeth that are no longer intact, black teeth, and missing teeth. The results of the study showed that the dental and oral health status of RW 03 Oesusu Village, Takari Subdistrict, Kupang District DMFT was included as a medium criteria, OHI-S was included as a poor criterion and CPITN contained a lot of tartar. The conclusions of this study indicate that community RW 03 Oesusu village. So caring for teeth is important if betel nut chewers do not involve dental health. Chewing betel nut also adversely affects dental caries because the pain is not felt. Allows the habit of chewing betel betel betel more prefer the whiting because it can cause thicker on the gums and if leftover time can be corrected dental and mouth disease. Abstrak: Status Kesehatan Gigi Dan Mulut Pada Masyarakat Yang Mempunyai Kebiasaan Menginang. Kebiasaan mengunyah sirih sudah dikenal oleh masyarakat Indonesia sejak abad ke-6 masehi dan dilakukan secara turun – temurun, salah satunya di Desa Oesusu Kecamatan Takari Kabupaten Kupang. Masyarakat pengunyah sirih mempercayai bahwa sirih pinang memberikan manfaat kenikmatan seperti orang merokok, dapat menghilangkan bau nafas, dan mempercayai bahwa aktifitas ini dapat memperkuat gigi. Tujuan penelitian untuk mengetahui status kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat yang mempunyai kebiasaan menginang di RW 03 Desa Oesusu Kecamatan Takari, Kabupaten Kupang. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Pengambilan sampel dengan teknik total sampling berjumlah 62 orang yang berada di RW 03 Desa Oesusu Kecamatan Takari, Kabupaten Kupang. Alat ukur penelitian ini menggunakan format pemeriksaan status kesehatan gigi dan mulut yaitu DMF-T, OHI-S dan CPITN. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Desa Oesusu yang memiliki kebiasaan mengunyah sirih pinang, kondisi giginya tidaklah bagus. Secara keseluruhan masyarakat di RW 03 mengalami kerusakan pada gigi seperti adanya karies gigi, gigi yang tidak utuh lagi, gigi yang berwarna hitam dan gigi yang tanggal. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa status kesehatan gigi dan mulut masyarakat RW 03 Desa Oesusu Kecamatan Takari Kabupaten Kupang DMFT termasuk kriteria sedang, OHI-S termasuk kriteria buruk dan CPITN terdapat banyaknya karang gigi. Simpulan penelitian ini menunjukkan bahwa masyarakat RW 03 Desa Oesusu Kurang dalam merawat kesehatan gigi dan memicu adanya kerusakan pada gigi. Jadi merawat gigi adalah penting jika pengunyah sirih pinang tanpa mengganggu kesehatan gigi. Mengunyah sirih pinang juga berpengaruh buruk terhadap karies gigi karena rasa sakitnya tidak terasa. Sehingga kebiasaan mengunyah siirih pinang sebainkya dikurangi terutama kapur sirih karena dapat menyebabkan terjadinya tebal pada gusi dan bila dibiarkan lama kelamaan dapat mengakibatkan penyakit gigi dan mulut.
Perilaku Tenaga Kesehatan Gigi dalam Menerapkan Protokol Kesehatan Di Puskesmas Se-Kota Kupang Di Masa New Normal: Perilaku Tenaga Kesehatan Gigi dalam Menerapkan Protokol Kesehatan Di Puskesmas Se-Kota Kupang Di Masa New Normal Melkisedek O. Nubatonis; Agusthinus Wali; Boby Irsan Sakbana
Dental Therapist Journal Vol. 3 No. 2 (2021): Dental Therapist Journal
Publisher : Poltekkes Kemenkes Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (214.506 KB) | DOI: 10.31965/dtj.v3i2.602

Abstract

Efforts to improve health status are carried out in the form of activities with promotive, preventive, curative, and rehabilitative approaches that are carried out in an integrated, comprehensive, and sustainable manner, in practice, there are still health problems, especially dental and oral health problems. One of the factors causing dental and oral health problems as well as handwashing activities is health behavior, health behavior in seeking healing is still hampered by the covid 19 pandemic outbreak. Therefore, researchers are interested in conducting research on the behavior of dental health workers in implementing health protocols at the Public health center in the whole city of Kupang in the new normal. The purpose of the study was to determine the behavior of dental health workers in implementing health protocols at health centers throughout the city of Kupang in the new normal period. Descriptive analysis research design. The research sample was 30 people. The results of data analysis showed that the knowledge of knowledge with good criteria was 26 people (86.7%), the attitude of respondents in the application of health protocols had the most attitudes with good criteria as many as 26 people (86.7%) and the actions of respondents in implementing the protocol. Health has the most actions with good criteria as many as 27 people (90%). It was concluded that the respondents' knowledge, attitudes, and actions in the application of health protocols had good criteria. Upaya peningkatan derajat kesehatan diselenggarakan dalam bentuk kegiatan dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh dan berkesinambungan, dalam pelaksanaannya masih terjadi masalah kesehatan khususnya masalah kesehatan gigi dan mulut. Salah satu faktor penyebab masalah kesehatan gigi dan mulut serta kegiatan cuci tangan adalah perilaku kesehatan, perilaku kesehatan dalam mencari penyembuhan masih terhambat dengan adanya wabah pandemi covid 19. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang perilaku tenaga kesehatan gigi dalam menerapkan protokol kesehatan di puskesmas se-kota kupang di masa new normal. Tujuan penelitian untuk mengetahui perilaku tenaga kesehatan gigi dalam menerapkan protokol kesehatan di puskesmas se-kota kupang di masa new normal. Desain penelitian analisis deskriptif. Sampel penelitian sebanyak 30 orang. Hasil analisis data menunjukkan bahwa pengetahuan pengetahuan dengan kriteria baik sebanyak 26 orang (86,7%), sikap responden dalam penerapan protokol kesehatan yang paling banyak memiliki sikap dengan kriteria baik sebanyak 26 orang (86,7%) dan tindakan tindakan responden dalam penerapan protokol kesehatan paling banyak memiliki tindakan dengan kriteria baik sebanyak 27 orang (90%). Disimpulkan bahwa pengetahuan, sikap dan tindakan responden dalam penerapan protokol kesehatan rata-rata kriteria baik.
The Role of Sports and Health Physical Education Teachers on School Dental Health Business Services: Peran Guru Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan Terhadap Pelayanan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah Inandy Rambu Kadunga; Melkisedek O. Nubatonis; Apri A. Manu; Emma Krisyudhanti
Dental Therapist Journal Vol. 2 No. 2 (2020): Dental Therapist Journal
Publisher : Poltekkes Kemenkes Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (128.247 KB) | DOI: 10.31965/dtj.v2i2.715

Abstract

The School Dental Health Business (UKGS) is an integral part of the School Health Business (UKS) which carries out planned dental and oral health services for students, especially elementary school students (STD) within a certain period of time, which is carried out continuously through the UKS package, namely the UKS package. minimal, standard package and optimal package. Teachers are people who help others learn, by training, explaining, giving lectures, regulating discipline and evaluating students' abilities. Teachers can act as counselors and give instructions. In this case, Sports and Health Physical Education teachers have a more important role in UKGS services to students than other school communities. Because Sports and Health Physical Education teachers know more about health sciences, anatomy, physiology and handling injuries compared to teachers other. Because they know more about health, Sports and Health Physical Education Teachers have a more important role and are expected to be involved in UKGS activities. The purpose of this study was to determine the role of sports and health physical education teachers on school dental health business services. The method in this research is descriptive method. The results showed that the results of the questionnaire distribution to determine the role of sports teachers in UKGS services were in good criteria as many as 10 people (71.5%), in promotive efforts were in good criteria as many as 10 people (71.5%), preventive on criteria good as many as 10 people (71.5%) and simple curative on good criteria as many as 10 people (71.5%). It was concluded that the role of sports teachers in providing UKGS services, both promotive, preventive and curative efforts were in good criteria. Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) adalah bagian integral dari Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yang melaksanakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara terencana pada siswa terutama siswa Sekolah Tingkat Dasar (STD) dalam suatu kurun waktu tertentu,diselenggarakan secara berkesinambungan melalui paket UKS yaitu paket minimal,paket standar dan paket optimal. Guru adalah orang yang membantu orang lain belajar,dengan melatih, menerangkan,memberi ceramah, mengatur disiplin dan mengevaluasi kemampuan siswa. Guru dapat berperan sebagai konselor dan pemberi instruksi. Dalam hal ini,Guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan mempunyai peran yang lebih penting dalam pelayanan UKGS terhadap siswa-siswi dibandingkan masyarakat sekolah lainnya.Karena guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan lebih mengetahui tentang ilmu kesehatan, anatomi,fisiologi dan penanganan pada cedera dibandingkan dengan guru yang lainnya. Karena lebih mengetahui tentang kesehatan,maka Guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan mempunyai peran yang lebih penting dan diharapkan terlibat dalam kegiatan UKGS. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan terhadap pelayanan usaha kesehatan gigi sekolah. Metode dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari hasil pembagian kuesioner untuk mengetahui peran guru olahraga dalam pelayanan UKGS berada pada kriteria baik sebanyak 10 orang (71,5%), dalam upaya promotif berada pada kriteria baik sebanyak 10 orang (71,5%), preventif pada kriteria baik sebanyak 10 orang (71,5%) dan kuratif sederhana pada kriteria baik sebanyak 10 orang (71,5%). Disimpulkan bahwa Peran guru olahraga dalam melakukan pelayanan UKGS, baik upaya promotif, preventif dan kuratif berada dalam kriteria baik.
The Risk of Dental Caries in Murniasih Kindergarten Children, Bakunase Village, Kota Raja District Using Irene's Donut Simulator A Study on Mothers: Resiko Karies Gigi Pada Anak-Anak TK Murniasih Kelurahan Bakunase Kecamatan Kota Raja Dengan Menggunakan Simulator Irene’s Donut Kajian Pada Ibu-Ibu Venti M. Pandie; Melkisedek O. Nubatonis; Agusthinus Wali
Dental Therapist Journal Vol. 2 No. 2 (2020): Dental Therapist Journal
Publisher : Poltekkes Kemenkes Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (199.064 KB) | DOI: 10.31965/dtj.v2i2.720

Abstract

The mouth is an ideal place for the growth of bacteria. If the mouth is not cleaned properly, the food debris stuck to the teeth forms a colony called plaque, which is a thin, sticky and colorless (transparent) layer. Plaque is formed 1 hour after teeth cleaning and reaches its maximum after 30 days and plaque cannot be removed by gargling, spraying water or air, and can only be removed by mechanical means. Until now, the most effective mechanical means for removing plaque is a toothbrush. The purpose of this study was to determine the risk factors for dental caries in Murniasih Kindergarten children, Bakunase Village, Kota Raja District, using the Irene's Donut simulator. This type of research is descriptive research, which is a research method carried out with the main objective of obtaining an objective description or description of a situation. The population in this study were all 30 children in Murniasih Kindergarten, Bakunase Subdistrict, Kota Raja sub-district with their mother. The sample of this research is using the total population. The results showed that the risk factor for dental caries in Murniasih Kindergarten children was 100%. This happens because from birth the child is raised by his own family, if the mother or family (grandmother, grandfather) prepares food for the child, the risk of dental caries will be higher than if the maid who Having to prepare children's food plays a role in children's dental caries, with low maternal education (83%) so that children have a higher risk of caries, while children who like sweets (80%). It was concluded that the risk of dental caries in children at Murniasih Kindergarten for moderate criteria was still quite high (40%). This happens because the level of knowledge and how to raise children is not paid attention by parents where before going to bed at night children are not accustomed to brushing their teeth, and children also like to eat sweet food and drink, children have a habit of eating food, this can trigger teething. cavities (caries). Mulut merupakan suatu tempat yang sangat ideal bagi perkembangan bakteri. Bila mulut tidak dibersihkan dengan sempurna maka sisa makanan yang terselip pada gigi membentuk koloni yang disebut plak, yaitu lapisan tipis, lengket dan tidak berwarna (transparan). Plak terbentuk 1 jam setelah gigi dibersihkan dan mencapai maksimum setelah 30 hari dan plak tidak dapat dibersihkan dengan kumur-kumur, semprotan air atau udara, dan hanya dapat dibersihkan dengan alat mekanis. Sampai saat ini alat mekanis yang paling efektif untuk membersihkan plak adalah sikat gigi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor resiko karies gigi pada anak-anak TK Murniasih Kelurahan Bakunase Kecamatan Kota Raja dengan menggunakan simulator Irene’s Donut. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utamanya untuk mendapatkan gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anak di TK Murniasih Kelurahan Bakunase kecamatan Kota Raja yang berjumlah 30 orang bersama ibunya. Sampel penelitian ini adalah menggunakan total populasi. Hasil penelitian menunjukkan faktor resiko karies gigi pada anak Tk Murniasih sebesar 100%  hal ini terjadi karena dari lahir anak diasuh oleh keluarga sendiri jika ibu atau keluarga (nenek, kakek) yang menyiapkan makanan untuk anak maka resiko karies gigi akan lebih tinggi dibandingkan jika pembantu yang harus menyiapkan makanan anak berperan pada karies gigi anak, dengan pendidikan ibu  (83%)  rendah  sehingga berisiko lebih tinggi anak yang mempunyai karies, sedangkan pada anak yang menyukai  permen (80%). Disimpulkan bahwa resiko karies gigi pada anak di TK Murniasih untuk kriteria sedang masih cukup tinggi (40%). Hal ini terjadi karena tingkat pengetahuan dan cara mengasuh anak yang kurang diperhatikan oleh orang tua dimana pada saat sebelum tidur malam anak tidak dibiasakan menggosok gigi, dan juga anak suka makan makanan dan minum yang manis, anak mempunyai kebiasaan mengemut makanan hal ini dapat memicu terjadinya gigi berlubang (karies).
Promosi Kesehatan Gigi dengan Menggunakan Media Leaflet terhadap Pengetahuan, Sikap, Status Kebersihan Gigi dan Mulut Melkisedek O. Nubatonis; M. Ibraar Ayatulah
Jurnal Kesehatan Gigi Vol 6, No 2 (2019): Desember 2019
Publisher : Jurusan Keperawatan Gigi, Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/jkg.v6i2.5493

Abstract

Promosi kesehatan dan prevensi penyakit adalah sejumlah kegiatan yang bertujuan dan dirancang untuk menigkatkan kesehatan personal dan masyarakat melalui kombinasi strategi, termasuk implementasi perubahan perilaku, pendidikan kesehatan, deteksi resiko kesehatan serta peningkatan  dan pemeliharaan kesehatan. Sedangkan kuratif dan rehabilitatif pada umumnya dilakukan tehadap sasaran secara individual. Alat Bantu atau alat peraga dalam penyuluhan kesehatan sebaiknya disusun berdasarkan prinsip bahwa pengetahuan yang ada pada setiap manusia itu diterima atau ditangkap melalui panca indra. Semakin banyak indra yang digunakan untuk menerima sesuatu maka semakin banyak dan semakin jelas pula pengertian atau pengetahuan yang diperoleh. Alat peraga ini dimaksudkan untuk menggerakkan indra sebanyak mungkin kepada suatu obyek, sehingga mempermudah persepsi seseorang. Jenis penelitian ini adalah eksperimental semu  dengan rancangan pre test – post test group design. Observasi untuk mengetahui perubahan pengetahuan, sikap, perilaku dan status kebersihan gigi dan mulut sebelum dan sesudah dilakukan intervensi. Dalam penelitian ini, subyek penelitian dibatasi pada siswa/i kelas V SD Negeri Bertingkat Naikoten 1 dan SD Negeri Kuanino yang berkedudukan di Kota Kupang.  Dipilih 2 SD ini dengan maksud untuk membatasi variasi dalam mutu pendidikan, proses belajar mengajar dan faktor lingkungan sekolah. Instrumren yang digunakan dalam penelitian ini adalah leaflet  yang berisikan materi tentang proses terjadinnya karang gigi dan lubang gigi. Kuesioner yang digunakan untuk mengukur tingkat pengetahuan dan sikap siswa tentang kesehatan gigi.  Alat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa promosi  kesehatan gigi dan mulut dengan menggunakan media leaflet dapat meningkatkan secara bermakana pengetahuan dan sikap siswa SD sedangkan skor plak tidak dapat meningkatkan secara bermakna.
The Relationship of Students' Knowledge Level About Diet with Prevalence of Dental Caries in Children 7–9 Years Old: Hubungan Tingkat Pengetahuan Siswa Tentang Pola Makan Dengan Prevalensi Karies Gigi Pada Anak 7–9 Tahun Amelia C Da Silva Tilman Cunha; Melkisedek O. Nubatonis; Emma Krisyudhanti
Dental Therapist Journal Vol. 4 No. 1 (2022): Dental Therapist Journal
Publisher : Poltekkes Kemenkes Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31965/dtj.v4i1.728

Abstract

Dental and oral health is an integral part of overall health services. One of the proposed technical programs is to develop a policy for preventing dental and oral diseases and to increase efforts to promote dental and oral health, especially for school-age children and adolescents. Dental caries or cavities are damage to the hard tissues of the teeth, from tooth enamel to dentin or bone. The purpose of this study was to determine the level of knowledge and prevalence of caries in the students of SD Negeri 2 Baumata Timur, Kupang Regency. The research method is a descriptive study with a sample of 30 respondents, consisting of children aged 7-9 years. The independent variable studied was the incidence of caries, the dependent variable was the child's knowledge of eating patterns. The measuring instrument used is a questionnaire. The results of the study on respondents showed that the level of children's knowledge about eating patterns was in the good category of 6.7%, the level of poor knowledge was 93.3%. While children who have caries are in the very high category with a percentage of 96.7 (29 students), children who are free of caries with a percentage of 3.3 (1 student). Kesehatan Gigi dan mulut merupakan bagian integral dari pelayanan Kesehatan secara menyeluruh. Salah satu program teknis yang disarangkan adalah mengembangkan kebijakan pencegahan penyakit gigi dan mulut serta meningkatkan upaya promosi kesehatan gigi dan mulut khusunya pada anak-anak usia sekolah dan remaja. Karies Gigi atau Gigi berlubang merupakan merupakan kerusakan pada jaringan keras gigi di mulai dari email gigi hingga dentin atau tulang gigi. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan prevalensi karies pada siswa Sekolah Dasar Negeri 2 Baumata Timur Kabupaten Kupang. Metode penelitian merupakan penelitian deskriptif dengan pengambilan sampel sampel sebanyak 30 responden yaitu terdiri dari anak usia 7-9 tahun. Variabel bebas yang diteliti yakni kejadian karies, Variabel terikat yakni pengetahuan anak tentang pola makan. Alat ukur yang digunakan adalah kusioner. Hasil penelitian pada responden menunjukkan tingkat pengetahuan anak tentang pola makan berada pada kategori baik sebesar 6,7%, tingkat pengetahuan buruk sebanyak 93,3%. Sedangkan anak yang memiliki karies berada pada kategori sangat tinggi dengan Persentase 96,7 (29 siswa), anak yang bebas karies dengan persentase 3,3 (1 siswa).
Counseling Using the Simulation Method of Brushing Teeth Skills Using the Bass Technique: Penyuluhan dengan Metode Simulasi Keterampilan Menggosok Gigi Menggunakan Teknik Bass Aldo Mario Pelle; Melkisedek O. Nubatonis; Emma Krisyudhanti
Dental Therapist Journal Vol. 4 No. 1 (2022): Dental Therapist Journal
Publisher : Poltekkes Kemenkes Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31965/dtj.v4i1.729

Abstract

The main factor that can cause cavities (caries) is the presence of bacteria that can cause cavities, namely bacteria types streptococcus and lacto bacillus, foods that are often consumed are foods that are sticky and stick to the teeth such as candy and chocolate which greatly facilitate the occurrence of cavities and the shape of the teeth. irregular teeth and thick, profuse saliva. Other factors that can also cause cavities and other dental diseases are the level of oral hygiene, frequency of food, gender and age. The purpose of this study was to determine the skills of elementary school students in brushing their teeth using the bass technique at SD Negeri 2 Baumata Timur. The population in this study was class IV with 19 students and class V with 21 students at SD Negeri 2 Baumata Timur. The sample in this study was the total population studied for grades IV and V with a total of 40 students. The results showed that the skill level of students before being given counseling with pantom, about brushing teeth with the bass technique was still very low at 85%, after being given counseling using pantom about brushing teeth with the bass method the skill level became better, namely 92.5 %. It was concluded that the knowledge of elementary school students' skills in brushing teeth using the bass technique at SD Negeri 2 Baumata Timur was good. Faktor utama yang dapat menyebabkan terjadinya lubang gigi (Karies) adalah adanya bakteri yang dapat menyebabkan lubang gigi yaitu bakteri jenis streptococcus dan lacto basilus, makanan yang sering dikonsumsi yaitu makanan yang lengket dan menempel di gigi seperti permen dan coklat sangat memudahkan terjadinya lubang gigi serta bentuk gigi yang tidak beraturan dan air liur yang kental dan banyak. Faktor lain yang juga dapat mengakibatkan lubang gigi dan penyakit gigi lainya yaitu tingkat kebersihan gigi dan mulut, frekuensi makanan, jenis kelamin dan usia.  Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keterampilan siswa-siswi sekolah dasar dalam menggosok gigi menggunakan teknik bass di SD Negeri 2 Baumata Timur. Populasi dalam penelitian ini adalah kelas IV dengan jumlah siswa 19 orang dan kelas V dengan jumlah siswa 21 orang di SD Negeri 2 Baumata Timur. Sampel dalam penelitian ini adalah total populasi yang diteliti kelas IV dan V dengan jumlah 40 siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat keterampilan siswa sebelum diberikan penyuluhan dengan pantom, tentang teknik menyikat gigi dengan teknik bass masih sangat rendah yaitu sebesar 85%, setelah diberikan penyuluhan dengan menggunakan pantom tentang teknik menyikat gigi dengan metode bass tingkat keterampilannya menjadi lebih baik yakni 92,5%.  Disimpulkan bahwa pengetahuan keterampilan siswa-siswi sekolah dasar dalam menggosok gigi menggunakan teknik bass di SD Negeri 2 Baumata Timur baik.