Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search

Pola Asuh Mempengaruhi Perkembangan Anak Balita di Wilayah Posyandu Selaawi Anna Fatwa Aistu; Nanan Sekarwana; Santun Bhekti Rahimah
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 3 No. 1 (2023): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v3i1.5756

Abstract

Abstract. Development can be assessed from the four domains: motor, language, socialization, and independence. One of the factors that influence children's development significantly is parenting style.Early development detection needs to be done to find deviations in development. The study aimed to analyze the relationship between parenting and development in children under five using the developmental pre-screening questionnaire (KPSP) in the Selaawi Posyandu area. The research was conducted using cross-sectional analytic observational methods. The number of samples is 75 toddlers, with the sampling technique using non-probability sampling of consecutive sampling types. The results showed that of the 75 respondents, the majority had democratic parenting styles, 47 respondents (62.7%) and authoritarian parenting styles, 28 respondents (37.3%). Based on the KPSP assessment, 60 children (80%) experienced normal development, and 15 children (20%) experienced dubious development. Of the 60 respondents, 42 respondents had democratic parenting styles, and 18 respondents had authoritarian parenting styles. Based on the results of statistical tests using the chi-square test on the research data obtained, a p-value of 0.009.The data shows that there is a relationship between parenting style and the development of toddlers. This is related to parenting methods that are not too restrictive but still pay attention to the needs and development, meet the needs of children, and communicate with children. Keywords: Child Development, Parenting, Toddlers Abstrak. Perkembangan dapat dinilai dari empat domain yaitu motorik, bahasa, sosialisasi dan kemandirian. Salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan anak secara signifikan adalah pola asuh. Deteksi dini perkembangan perlu dilakukan karena untuk mengetahui penyimpangan dalam perkembangan. Penelitian bertujuan untuk menganalisis hubungan antara pola asuh dengan perkembangan pada anak balita menggunakan kuesioner pra-skrining perkembangan (KPSP) di wilayah Posyandu Selaawi. Penelitian dilakukan dengann metode observasional analitik jenis cross-sectional. Jumlah sampel sebanyak 75 balita dengan teknik pengambilan sampel menggunakan non-probability sampling jenis consecutive sampling. Hasil penelitian menunjukan dari 75 responden mayoritas memiliki pola asuh demokratis 47 responden (62,7%) dan pola asuh otoriter 28 responden (37,3%). Berdasarkan penilaian KPSP terdapat 60 anak (80%) mengalami pekembangan normal dan 15 anak (20%) mengalami perkembangan meragukan. Dari 60 responden tersebut 42 responden memiliki pola asuh demokratis dan 18 responden memiliki pola asuh otoriter. Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi square pada data hasil penelitian didapatkan p-value 0,009. Data tersebut menunjukan terdapat adanya hubungan antara pola asuh orang tua dengan perkembangan anak balita. Ini berkaitan dengan cara pengasuhan orang tua yang tidak terlalu mengekang namun tetap memperhatikan kebutuhan dan perkembangan, memenuhi kebutuhan anak dan adanya komunikasi dengan anak. Kata Kunci: Balita, Perkembangan Anak, Pola Asuh
Empowering Cihideung Village Farmers in Using Rose Flowers as Pharmaceutical Raw Materials Santun Bhekti Rahimah; Herry S. Sastramihardja; MIranti Kania Dewi; Siti Annisa Devi Trusda; Yuke Andriane
ABDIMAS: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 6 No. 4 (2023): ABDIMAS UMTAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35568/abdimas.v6i4.4070

Abstract

Roses (Rosa Damascene Mill) are the most prominent crops of the Cihideung Village community. During the COVID-19 pandemic, flower farmers needed help with marketing, so many of the roses were unused. These empowerment activities aim to increase the public's knowledge and capacity to use roses as a pharmaceutical. The activities are carried out offline in the form of workshops. The raw materials are fresh rose flowers, tools, ingredients for making rose water infusions, soap, and oil. Analysis of outcome was assessed using questionnaires before and after the workshop as well as observation of the enthusiasm of participants during the activity. The results showed an improvement in the knowledge and skills of the public regarding the use of roses. The community also provided guides for the improvement of their capacity independently and access to the technical video through YouTube. Activity publications are delivered in digital media as a promotion. The full support of the provincial government and local villages will strengthen the synergy and sustainability of these activities, and hopefully, in the future, this knowledge can improve and become an independent enterprise of the community of Cihideung Villages.
Penyuluhan dan Pemeriksaan Kesehatan Pada Mahasiswa Indonesia di Kairo, Mesir Eka Nurhayati; Santun Bhekti Rahimah; Lisa Adhia Garina
ABDI MOESTOPO: Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Vol 7, No 2 (2024): Juli 2024
Publisher : Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32509/abdimoestopo.v7i2.3810

Abstract

Menjadi mahasiswa di negara asing, bukanlah hal yang mudah. Banyak tantangan dan kendala yang harus dihadapi, termasuk salah satunya adalah masalah kesehatan. Mahasiswa Indonesia yang berada di Kairo, Mesir, banyak mengalami gangguan kesehatan terutama yang menyerang organ paru-paru seperti pneumonia dan tuberculosis. Mereka juga mengalami masalah penyakit tidak menular. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan menambah wawasan mereka dan melakukan pemeriksaan kesehatan sebagai upaya screening terhadap penyakit tidak menular. Tujuan kegiatan ini adalah menambah wawasan mengenai pneumonia dan tuberculosis serta melakukan pemeriksaan kesehatan kepada mahasiswa Indonesia di Kairo, Mesir. Kegiatan dilakukan dengan memberikan penyuluhan dalam bentuk kuliah 2 arah dan pemeriksaan kesehatan sederhana yaitu tekanan darah, nadi, gula darah sewaktu, kolesterol dan asam urat. Kegiatan diikuti oleh 39 orang mahasiswa. Penyuluhan mendapatkan respon positif dan diskusi berjalan dinamis. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa nadi dan gula darah sewaktu seluruh mahasiswa berada pada tingkat normal. Kadar tekanan darah, kolesterol dan asam urat pada beberapa mahasiswa berada pada tingkat yang lebih tinggi dari normal.
Community Knowledge and Behavior in the Utilization of Medicinal Plants in Cikoneng Village Bandung District Rahimah, Santun Bhekti; Kharisma, Yuktiana; Nurhayati, Eka; Yuniarti, Yuniarti; Santoso, Shenny Dianathasari; Faridza, Muhammad
Global Medical & Health Communication (GMHC) Vol 7, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (724.908 KB) | DOI: 10.29313/gmhc.v7i1.3214

Abstract

The industry of the traditional medicinal made from medicinal plants was currently growing. Effortless cultivation and utilization of medicinal plants were an important step to preserve the traditional medicine of Indonesia. Cikoneng village had abundant natural potential and is an assisted village of the researchers' institution located at the foot of Manglayang mountain Bandung district. Therefore, the researchers implemented the intervention program to educate and socialize the use of medicinal plants to the community of Cikoneng village. After the intervention program, the assessment of the level of knowledge and perceptions of people in the behavior of treatment by medicinal plants utilized was carried out. This study aims to assess the increase in knowledge and perceptions of people in the behavior of cultivation and treatment by using medicinal plants in Cikoneng village. The study used an intervention program and questionnaire with 35 respondents conducted on 22 August–23 September 2016. The results showed that after the intervention program, the level of knowledge of the Cikoneng village community regarding medicinal plants was right. The entire people of Cikoneng village is willing to take advantage of medicinal plants in maintaining family health and will begin to cultivate them in the smallest scope (family). In conclusion, there is an increase in people's knowledge and perception of the behavior of cultivation and treatment by utilizing medicinal plants in Cikoneng village. PENGETAHUAN DAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM PEMANFAATAN TANAMAN OBAT DI KAMPUNG CIKONENG KABUPATEN BANDUNGIndustri obat tradisional berbahan baku tanaman obat saat ini semakin berkembang. Upaya budidaya dan pemanfaatan tanaman obat yang optimal merupakan langkah penting untuk menjaga kelestarian obat tradisional Indonesia. Kampung Cikoneng mempunyai potensi alam yang melimpah dan merupakan desa binaan institusi peneliti yang terletak di kaki Gunung Manglayang Kabupaten Bandung. Oleh karena itu, peneliti melaksanakan program intervensi untuk mengedukasi dan menyosialisasikan pemanfaatan tanaman obat kepada masyarakat Kampung Cikoneng. Pada akhir program intervensi, dilakukan penilaian tingkat pengetahuan dan persepsi masyarakat tentang perilaku pengobatan dengan tanaman obat. Penelitian ini bertujuan menilai peningkatan pengetahuan dan persepsi masyarakat tentang perilaku budidaya dan pengobatan dengan memanfaatkan tanaman obat di Kampung Cikoneng. Penelitian menggunakan program intervensi dan kuesioner dengan jumlah responden 35 orang yang dilaksanakan pada 22 Agustus–23 September 2016. Hasil memperlihatkan bahwa setelah program intervensi, tingkat pengetahuan masyarakat Kampung Cikoneng mengenai tanaman obat adalah baik. Seluruh masyarakat Kampung Cikoneng bersedia memanfaatkan tanaman obat dalam menjaga kesehatan keluarga dan akan mulai membudidayakannya dalam lingkup yang paling kecil (keluarga). Simpulan, terdapat peningkatan pengetahuan dan persepsi masyarakat tentang perilaku pengobatan dengan memanfaatkan tanaman obat di Kampung Cikoneng.
Perbandingan Karakteristik Pasien dan Pola Pengobatan Multi Drugs Resistance Tuberculosis di Rumah Sakit Paru Dr. H. A. Rotinsulu Sebelum dan Saat Pandemi Ridwansyah Fajari Zaenudin; Santun Bhekti Rahimah; Endang Suherlan
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 4 No. 1 (2024): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v4i1.10723

Abstract

Abstract. Globally, Tuberculosis (TB) is a highly prevalent infectious disease. In 2020, the number of TB patients rose to 10.1 million, experiencing a subsequent 4.5% increase to 10.6 million in 2021. Meanwhile, the estimated global cases of Multi-Drug-Resistant Tuberculosis (MDR-TB) in 2021 amounted to around 450,000, indicating a 3.1% uptick from the preceding year's 437,000 cases in 2020. This research aims to discern changes in patient characteristics and MDR-TB treatment patterns at Dr. H.A. Rotinsulu Pulmonary Hospital before and during the Covid-19 pandemic. Employing a cross-sectional approach utilizing 88 medical records (44 pre-pandemic and 44 during), the study investigates patient attributes (gender, region, age) and treatment modalities (drug types, combinations). Univariate and bivariate tests, including the Chi-Square statistical test, reveal no significant differences in gender, region, age (P sequentially 1, 0.82, 0.67), and drug types, combinations (P sequentially 0.28, 0.35) pre-pandemic and during the pandemic. In conclusion, there is no observable changes in patient characteristics and treatment patterns exist before or during the pandemic. While no significant alterations manifest at the pandemic's initiation, the progression of the pandemic may unveil changes, particularly with a larger sample size and broader coverage, given the absence of modifications in the National Medical Service Guidelines. Abstrak. Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit menular yang prevalensinya masih tinggi di dunia, pada tahun 2020 pasien penderita Tuberkulosis berjumlah 10,1 juta orang dan meningkat 4,5% pada tahun berikutnya menjadi 10,6 juta orang. Sedangkan untuk jumlah kasus Multi Drugs Resistance (MDR-TB) di dunia pada tahun 2021 diperkirakan sekitar 450.000 kasus, jumlah tersebut meningkat dari tahun sebelumnya sebesar 3,1 % yang awalnya kasus berjumlah 437.000 kasus pada tahun 2020. Tujuan penelitian ini yaitu untuk uengetahui apakah ada perubahan pada karakteristik pasien dan pola pengobatan MDR-TB di RS Paru Dr.H.A Rotinsulu sebelum dan saat pandemi. Penelitian ini menggunakan pendekatan secara cross-sectional yang diambil melalui rekam medik. Data-data yang diambil berupa karakteristik pasien yaitu jenis kelamin, asal wilayah dan usia pasien dan pola pengobatan yaitu jenis obat dan jumlah kombinasi obat yang kemudian hasilnya dianalisis dengan uji univariat dan bivariat dengan uji statistik Chi-Square. Jumlah data rekam medis yang dipakai berjumlah 88 yaitu 44 rekam medis sebelum pandemi dan 44 rekam medis saat pandemi. Tidak terdapat perbedaan proporsi variabel jenis kelamin, asal wilayah maupun usia (P berturut turut 1, 0.82, 0.67) dan pada variabel jenis obat dan kombinasi obat (P berturut turut 0.28, 0.35) sebelum dan saat pandemi. Dapat disimpulkan sebelum maupun saat pandemi tidak terjadi perubahan dari karakteristik pasien dan pola pengobatan. Pada awal pandemi tidak terlihat perubahan yang signifikan salah satu faktor krusialnya adalah tidak adanya perubahan Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran (PNPK) tetapi pada saat pandemi berlanjut kemungkinan bisa ada perubahan dengan jumlah sampel lebih banyak dan cakupan lebih luas.
Hubungan Berat Badan Lahir Rendah dengan Kejadian Stunting pada Balita di Kecamatan Padalarang Kabupaten Bandung Barat Dinda Syafira Agitha; Santun Bhekti Rahimah; Dicky Santosa
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 4 No. 1 (2024): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v4i1.10754

Abstract

Abstract. A baby's birth weight is the first weight recorded after birth, ideally measured in the first hours after birth. Low Birth Weight (LBW) is a birth weight of less than 2500 grams or 5.5 pounds. Low birth weight is a risk factor for stunting. Stunting is a growth and development disorder experienced by children due to poor nutrition. Children are said to be stunted if their height at their age is less than -2 standard deviations on the WHO child growth curve. The percentage of stunted toddlers in West Bandung Regency in 2021 will reach 11.85%. The aim of this research is to determine the relationship between low birth weight and stunting. The research was conducted at the Padalarang District Health Center, West Bandung Regency in 2023. This research was an analytical observational study using the case-control method. The variables in this study are birth weight as the independent variable and stunting as the dependent variable. The number of research subjects was 118 children under five which were determined using the purposive sampling method. This research shows that the majority of children under five in Padalarang District, West Bandung, are girls (55.1%) with the majority aged 24 to 60 months. The results of research on children under five in Padalarang District, West Bandung showed that more children with LBW experienced stunting than those without stunting (7.6%:2.5%). The results of this study show that there is a relationship (p-value < 0.05) between low birth weight and the incidence of stunting in toddlers in Padalarang District, West Bandung. Insufficient energy intake in babies affects the baby's growth and development, making it a risk factor for stunting. Abstrak. Berat lahir bayi merupakan berat badan pertama yang dicatat setelah lahir, idealnya diukur dalam jam-jam pertama setelah lahir. Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah berat lahir yang kurang dari 2500 gram atau 5,5 pon. Berat badan lahir rendah merupakan faktor risiko dari stunting. Stunting merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang dialami anak karena gizi buruk. Anak-anak disebut stunting apabila tinggi badan pada usianya kurang dari -2 standar deviasi pada kurva pertumbuhan anak WHO. Persentase balita stunting di Kabupaten Bandung Barat pada tahun 2021 mencapai angka 11,85%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan berat badan lahir rendah dengan stunting. Penelitian dilakukan di Puskesmas Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat pada tahun 2023. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan metode case control. Variabel dalam penelitian ini adalah berat badan lahir sebagai variabel bebas dan stunting sebagai variabel terikat. Jumlah subjek penelitian sebanyak 118 orang anak balita yang ditentukan dengan metode purposive sampling. Penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas anak balita di Kecamatan Padalarang, Bandung Barat, perempuan (55.1%) dengan sebagian besar berusia 24 sampai 60 bulan. Hasil penelitian pada anak balita di Kecamatan Padalarang, Bandung Barat menunjukkan bahwa balita dengan BBLR lebih banyak yang mengalami stunting dari pada tidak stunting (7.6%:2.5%). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan (p-value < 0,05) antara berat badan lahir rendah dengan kejadian stunting pada balita di Kecamatan Padalarang Bandung Barat. Asupan energi yang tidak memenuhi pada bayi mempengaruhi tumbuh kembang bayi sehingga menjadi salah satu faktor risiko stunting.
Hubungan Tingkat Stres dengan Kecenderungan Mengonsumsi Alkohol pada Mahasiswa Universitas Swasta di Kecamatan Bandung Wetan Dimas Satrio Aji; Usep Abdullah Husin; Santun Bhekti Rahimah
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 4 No. 1 (2024): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v4i1.10765

Abstract

Abstract. This literature study gathered previous studies to show the relationship between stress levels and alcohol tendencies. The results of this study showed a relationship between stress levels and the tendency to consume alcohol. Previous studies have revealed stress levels to be one of the factors in a person having a tendency to consume alcohol. That is, someone with a tendency to consume alcohol has a higher level of stress compared to people without a tendency to consume alcohol. This stress level has a role in lowering the neurotransmitter in the form of dopamine. Dopamine is what makes a sense of pleasure and calm so that a person becomes more confident. Abstrak. Studi literatur ini mengumpulkan berbagai studi sebelumnya untuk menunjukan mengenai hubungan tingkat stres dengan kecenderungan mengosumi alkohol. Hasil studi ini menunjukkan adanya hubungan tingkat stres dengan kecenderungan mengonsumsi alkohol. Penelitian-penelitian sebelumnya mengungkapkan tingkat stres menjadi salah satu faktor seseorang memiliki kecenderungan mengonsumsi alkohol. Artinya, seseorang dengan kecenderungan mengonsumsi alkohol memiliki tingkat stres yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang tanpa kecederungan mengonsumsi alkohol. Tingkat stres ini memiliki peran dalam menurunkan neurotransmitter berupa dopamin. Dopamin inilah yang membuat rasa senang dan tenang sehingga seseorang menjadi lebih percaya diri.
Hubungan Kadar D-dimer dengan Penyakit Cerebrovascular pada Pasien Covid-19 Ayyas Robbani; Santun Bhekti Rahimah; Usep Abdullah Husin
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 4 No. 1 (2024): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v4i1.10912

Abstract

Abstract. D-dimer is a potential screening tool for venous thromboembolism (VTE) in Coronavirus disease-19 (COVID-19) patients, and is based on D-dimer elevation. In severe cases of COVID-19, hypercoagulability can occur which causes thrombus formation, then results in blockage of blood vessels. When a blockage occurs in the brain, it can cause cerebrovascular disease. Cerebrovascular disease is one of the most common causes of COVID-19. This study aims to determine the relationship between increased D-dimer levels in COVID-19 patients with the incidence of Cerebrovascular disease. The study design used a cross sectional design, data obtained in the medical records of inpatients for the 2021-2022 period of the Al-Ihsan Regional General Hospital (RSUD) Bandung Regency. The sampling technique uses a total sampling of 188 samples that have met the inclusion and exclusion criteria. Research method of the relationship of D-dimer levels with the incidence of Cerebrovascular disease using the chi-square test. From the results of the study, it was found that COVID-19 patients at Al-Ihsan Hospital who experienced increased levels of D-dimer (≥500 ng / ml) as many as 152 patients (80.9%) and patients with cerebrovascular disease as many as 34 patients (18.1%). Based on the chi-square test, it can be concluded that there is no relationship between D-dimer levels and the incidence of cerebrovascular disease at Al-Ihsan Hospital, Bandung Regency for the 2021-2022 period. Elevated D-dimer levels in COVID-19 patients are not associated with cerebrovascular disease. Abstrak. D-dimer adalah alat skrining potensial untuk venous thromboembolism (VTE) pada pasien Coronavirus disease-19 (COVID-19), dan berdasarkan elevasi D-dimer. Pada kasus COVID-19 yang parah dapat terjadi hiperkoagulabilitas yang menyebabkan pembentukan thrombus, kemudian mengakibatkan penyumbatan pada pembuluh darah. Apabila penyumbatan terjadi di otak, dapat menyebabkan penyakit cerebrovascular. Penyakit Cerebrovascular merupakan salah satu penyebab paling umum COVID-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan peningkatan kadar D-dimer pada pasien COVID-19 dengan kejadian penyakit Cerebrovascular. Rancangan penelitian menggunakan desain cross sectional, data diperoleh dalam rekam medik pasien rawat inap periode 2021-2022 Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Al-Ihsan Kabupaten Bandung. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling dengan jumlah sampel sebanyak 188 yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Metode penelitian hubungan kadar D-dimer dengan kejadian penyakit Cerebrovascular menggunakan uji chi-square. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa pasien COVID-19 di RSUD Al-Ihsan yang mengalami peningkatan kadar D-dimer (≥500 ng/ml) sebanyak 152 pasien (80,9%) dan pasien yang terjadi penyakit cerebrovascular sebanyak 34 pasien (18,1%). Berdasarkan uji chi-square dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara kadar D-dimer dengan kejadian penyakit cerebrovascular di RSUD Al-Ihsan Kabupaten Bandung periode 2021-2022. Peningkatan kadar D-dimer pada pasien COVID-19 tidak berkaitan dengan penyakit cerebrovascular.
Daya Hambat Emulgel Ampas Kopi Arabika Java Preanger terhadap Cutibacterium acnes Pramudya Adithya Putra Subekti; Santun Bhekti Rahimah; Mia Yasmina Andarini
Jurnal Riset Kedokteran Volume 5, No.1, Juli 2025, Jurnal Riset Kedokteran (JRK)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jrk.v5i1.6695

Abstract

Abstract. Acne vulgaris (AV) is a common skin disease, affecting almost 80%-100% of the population. The purpose of this study was to determine Java Preanger Arabica coffee grounds extract emulgel (Coffea arabica L.) against C. acnes bacteria. This study used an in vitro experimental study using C. acnes bacterial isolates, taken from the Unisba Pharmacy microbiology lab, with the well method and measured with UV-Vis Spectro with a wavelength of 600nm at an absorbance of 0.08-0.1. There are four research groups consisting of two concentrations of Java Preanger Arabica coffee grounds (Coffea arabica L.) emulgel extract 75% and 100%, positive control clindamycin, and emulgel base as a negative control which are then incubated for 24 hours at 37oC and the inhibition zone is measured in millimeters. The results of the study showed that the inhibition zone at a concentration of 100% was 18.19mm, while at a concentration of 75% it was 18.74mm. The conclusion of this study is that the inhibition test of Java Preanger Arabica coffee grounds (Coffea arabica L.) emulgel extract has significant results. This proves that coffee can overcome bacterial infections because it has inhibitory power against C. acnes bacteria. Abstrak. Akne vulgaris (AV) merupakan penyakit kulit yang umum, menyerang hampir 80%-100% dari populasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan emulgel ekstrak ampas kopi arabika Java Preanger (Coffea arabica L.) terhadap bakteri C. acnes. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen in vitro dengan menggunakan isolat bakteri C. acnes yang diambil dari laboratorium mikrobiologi Farmasi Unisba, dengan metode sumuran dan diukur dengan Spektro UV-Vis dengan panjang gelombang 600 nm pada absorbansi 0,08-0,1. Terdapat empat kelompok penelitian yang terdiri dari dua konsentrasi emulgel ekstrak ampas kopi arabika Java Preanger (Coffea arabica L.) 75% dan 100%, kontrol positif klindamisin, dan basis emulgel sebagai kontrol negatif yang kemudian diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC dan diukur zona hambatnya dalam satuan milimeter. Hasil penelitian menunjukkan zona hambat pada konsentrasi 100% sebesar 18,19 mm, sedangkan pada konsentrasi 75% sebesar 18,74 mm. Kesimpulan dari penelitian ini adalah uji daya hambat emulgel ampas kopi arabika Java Preanger (Coffea arabica L.) memiliki hasil yang signifikan. Hal ini membuktikan bahwa kopi dapat mengatasi infeksi bakteri karena memiliki daya hambat terhadap bakteri C. acnes.