Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Kontribusi Budaya Organisasi Islami dalam Upaya Meningkatkan Kinerja Mohammad Mustari
Jurnal Iman dan Spiritualitas Vol 2, No 2 (2022): Jurnal Iman dan Spiritualitas
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/jis.v2i2.17244

Abstract

This paper discussed developing organizational culture in both government and private circles. This research is a literature review, by conducting a study of documents following the research topic. This study concludes that organizational culture in government and private institutions will develop if you apply a balanced concept between general organizational management and religious management, especially from an Islamic perspective. Islam as a religion is known for its concept of discipline and a combination of working earnestly and trusting. Especially in the current pandemic era, the idea of organizational culture by including Islam as a perspective is very suitable. Administrative culture management can be balanced and create quality workers and employees.
Pelaksanaan Program Sekolah Ramah Anak di SMPN 1 Gunungsari Dhea Anisya Pasha; Bagdawansyah Alqadri; Dahlan Dahlan; Mohammad Mustari
MANAZHIM Vol 4 No 2 (2022): AGUSTUS
Publisher : Manajemen Pendidikan Islam STIT Palapa Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36088/manazhim.v4i2.1787

Abstract

This research aims to describe the implementation of the Child Friendly School Program (SRA), the supporting and inhibiting factors for the implementation of the SRA Program, as well as the benefits of implementing the SRA Program at SMPN 1 Gunungsari. The SRA program is a program that is expected to ensure the fulfillment of children's rights, such as getting protection to protect children from cases of violence that can occur in schools. This research used qualitative research with a phenomenological approach. Data collection techniques using observation techniques, interviews, and documentation. Based on the results of the study, it shows that the implementation of the SRA Program includes (1) SRA policies, (2) trained educators and education personnel of KHA and SRA, (3) implementation of child-friendly learning processes, (4) child-friendly facilities and infrastructure, (5) participation children, (6) the participation of parents, alumni, community organizations, and the business world, has not running optimally. This is because there are inhibiting factors in the form of the absence of a special SRA curriculum, funds that are still minimal, the absence of a special SRA team, and the participation of parents of students is still lacking. However, there are efforts in the form of supporting factors including the existence of human resources, infrastructure resources, and financial resources that can be optimized. In addition, there are benefits from implementing the SRA Program for schools, teachers, students, and the community.
Penerapan Pembelajaran Inquiry Based Learning Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran PPKn Kelas VIII-D Di SMPN 2 Mataram Baiq Tania Febrianti; Muhammad Ismail; Basariah Basariah; Mohammad Mustari
Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan Vol. 7 No. 3c (2022): September
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jipp.v7i3c.837

Abstract

Pendidikan ialah suatu kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan dalam mengembangkan potensi peserta didik. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa kelas VIII-D SMP Negeri 2 Mataram pada mata pelajaran PPKn melalui Penerapan Pembelajaran Inquiry Based Learning. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian ini terlaksana dalam dua siklus, siklus I dan II memiliki 4 tahapan yang sama, yaitu: (1) planning, (2) action, (3) observation, (4) reflection. Pada siklus I berdasarkan hasil penelitian jumlah descriptor Inquiry Based Learning sebagai variabel tindakan yang muncul sebanyak 29 deskriptor (81%) dari 36 descriptor. Keberhasilan variabel harapan berupa kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa pada siklus I tercapai 32 siswa (80%) dari 40 siswa. Diketahui pada siklus I tidak mencapai target yang diharapkan, dilakukan refleksi guna mengetahui penyebab indikator kinerja belum tercapai. Hasil refleksi yang dilaksanakan perbaikan pada siklus II terjadi peningkatan sebanyak 36 deskriptor (100%) dari 36 descriptor yang sudah ditetapkan. Sejalan dengan peningkatan mutu variabel tindakan, variabel harapan bertambah pula kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa menjadi 38 siswa (95%) dari 40 siswa. Bersumber pada hasil penelitian ini, penerapan pembelajaran Inquiry Based Learning dalam meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa kelas VIII-D SMP Negeri 2 Mataram pada mata pelajaran PPKn dikatakan meningkat.
Pelaksanaan Pembelajaran Flipped Classroom Pada Mata Pelajaran PPKn Di SMPN 17 Mataram Nita Setiawati; Muh Zubair; Mohammad Mustari; M. Ismail
Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan Vol. 7 No. 4b (2022): Desember
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jipp.v7i4b.914

Abstract

Pembelajaran flipped classroom adalah perpaduan antara pembelajaran jarak jauh dan pertemuan tatap muka di kelas bertujuan untuk mempermudah proses belajar mengajar sehingga peserta didik memiliki banyak waktu untuk belajar di rumah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuai pelaksanaan pembelajaran flipped classroom pada mata pelajaran PPKn di SMPN 17 Mataram. Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan jenis deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Berdasarkan hasi penelitian pada pelaksanaan pembelajaran flipped classroom pada mata pelajaran PPKn melalui 3 tahapan yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi. Media yang digunakan yaitu whattsUp group bertujuan untuk mengirimkan materi pembelajaran berserta dengan PTT (power point) yang akan di pelajari oleh peserta didik.
Penguatan Nilai Dan Moral Pancasila Melalui Kegiatan Organisasi Pusat Informasi Dan Konseling Remaja(Pik-R) (Studi Kasusu Di Yayasan Pondok Pesantren Darul Anshor Pegading Lombok Tengah) Ratna Ratna Kumala; Edy Herianto; Ahmad Fauzan; Mohammad Mustari
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Vol 12, No 2 (2022): Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan
Publisher : Prodi PPKn ULM dan AP3KnI Kal-Sel

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/kewarganegaraan.v12i2.14949

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penguatan nilai dan moral pancasila melalui kegiatan organisasi pusat informasi dan konseling remaja (PIK-R) Di Yayasan Pondok Pesantren Darul Anshor Pegading Lombok Tengah serta faktor penghambat penguatan nilai dan moral pancasila melalui kegiatan organisasi PIK-R di Yayasan Pondok Pesantren Darul Anshor Pegading Lombok Tengah. Metode penelitian ini menggunakan Pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan konsep Miles dan Huberman, yaitu reduksi, display, kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan organisasi pusat informasi dan konseling remaja di ponpes darul anshor merupakan sebuah wadah penguatan nilai dan moral pancasila bagi santri-santriwati, dimana melalui program kerja seperti kegiatan pagi petang seperti mengaji Qur’an, kitab-kitab dan shalat berjamaah bersama dapat meningkatkan nilai religius, penyuluhan, bimbingan konseling dapat meningkatkan nilai kestia kawanan, kegiatan publick speaking, pembinaan skill dapat memperkuat rasa tanggug jawab dan disiplin, dan kegiatan membantu masyarakat ketika mendapatkan kesusahan memperkuat nilai dan moral peduli sosial, dan masih banyak lagi kegiatan PIk-R yang dapat memperkuat nilai dan moral Pancasila. Kegiatan-kegiatan ini merupakan sebuah strategi yang dilakukan oleh PIK-R untuk memperkuat nilai dan moral Pancasila kepada santri-santriwati. Adapun faktor penghambat penguatan nilai dan moral Pancasila ini berasal dari luar dan dalam pesantren serta sarana dan prasarana. Yang menjadi penghambat dari luar adalah masyarakat, keluarga santri-santriwati. Faktor penghambat dari dalam adalah guru dan santri-santriwati itu sendiri, sedangkan dari sarana dan prasarana yaitu biaya dan kurangnya fasilitas ruang PIK-R.
Penumbuhkembangan Karakter Kemandirian Santri Pondok Pesantren Nurul Hakim Kediri Lombok Barat di Era 4.0 Sheila Briliana Fakhrunnisak; Lalu Sumardi; Muh Zubair; Mohammad Mustari
Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan Vol. 8 No. 1 (2023): Februari
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jipp.v8i1.1077

Abstract

Indonesia telah mengalami perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cukup pesat pada abad ke-20 yang dikenal juga dengan era Revolusi industri 4.0. Pesatnya perubahan dan perkembangan teknologi di era 4.0 ini tentunya merubah tatanan dunia yang dimana bukan hanya dari segi positif saja melainkan juga terdapat dampak negatif yang menyertai. Keadaan negatif tersebut salah satunya berupa degradasi karakter yang dialami oleh kebanyakan kaum remaja hingga anak-anak. Oleh karena itu penumbuhkembangan karakter pada anak sangat penting, salah satunya yaitu karakter kemandirian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan peran pondok pesantren dalam menumbuhkembangkan karakter kemandirian santri di era 4.0 beserta faktor pendukung dan penghambatnya. Kemudian untuk metode penelitian yang digunakan yaitu dengan pendekatan kualitatif dan jenis studi kasus. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data wawancara, observasi, dan dokumentasi. Berdasarkan deskripsi data hasil penelitian menunjukan bahwa upaya yang dilakukan Pondok Pesantren Nurul Hakim Kediri Lombok Barat dalam menumbuhkembangkan karakter kemandirian santri di era 4.0 dimulai dari proses tes kepondokan sebelum menjadi santri. Upaya tersebut dilakukan dengan beberapa metode yang efektif yaitu pembiasaaan, keteladanan, dan pendekatan spiritual. Faktor pendukung upaya penumbuhkembangan karakter kemandirian santri tersebut salah satunya yaitu lingkungan yang kondusif dan nyaman serta dukungan dari walisantri. Faktor pendukung lainnya yaitu melalui kegiatan-kegiatan kepondokan yang sifatnya membangun atau menumbuhkembangkan karakter kemandirian santri, misalnya kegiatan pramuka, muhadasah, muhadaroh, dan kegiatan pembersihan setiap pagi dan sebelum tidur. Selain faktor pendukung tentu juga terdapat faktor yang menjadi penghambat penumbuhkembangan karakter kemandirian santri yaitu peran orangtua atau walisantri. Selain menjadi faktor pendukung peran walisantri juga bisa menjadi penghambat dalam proses penumbuhkembangan karakter kemandirian santri karena terlalu memanjakan anak-anak mereka dan tidak mempercayai pondok sepenuhnya untuk mendidik anak-anak menjadi pribadi yang mandiri.
Penerapan Pembelajaran Inquiry Based Learning Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran PPKn Kelas VIII-D Di SMPN 2 Mataram Baiq Tania Febrianti; Muhammad Ismail; Basariah Basariah; Mohammad Mustari
Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan Vol. 7 No. 3c (2022): September
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jipp.v7i3c.837

Abstract

Pendidikan ialah suatu kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan dalam mengembangkan potensi peserta didik. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa kelas VIII-D SMP Negeri 2 Mataram pada mata pelajaran PPKn melalui Penerapan Pembelajaran Inquiry Based Learning. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian ini terlaksana dalam dua siklus, siklus I dan II memiliki 4 tahapan yang sama, yaitu: (1) planning, (2) action, (3) observation, (4) reflection. Pada siklus I berdasarkan hasil penelitian jumlah descriptor Inquiry Based Learning sebagai variabel tindakan yang muncul sebanyak 29 deskriptor (81%) dari 36 descriptor. Keberhasilan variabel harapan berupa kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa pada siklus I tercapai 32 siswa (80%) dari 40 siswa. Diketahui pada siklus I tidak mencapai target yang diharapkan, dilakukan refleksi guna mengetahui penyebab indikator kinerja belum tercapai. Hasil refleksi yang dilaksanakan perbaikan pada siklus II terjadi peningkatan sebanyak 36 deskriptor (100%) dari 36 descriptor yang sudah ditetapkan. Sejalan dengan peningkatan mutu variabel tindakan, variabel harapan bertambah pula kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa menjadi 38 siswa (95%) dari 40 siswa. Bersumber pada hasil penelitian ini, penerapan pembelajaran Inquiry Based Learning dalam meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa kelas VIII-D SMP Negeri 2 Mataram pada mata pelajaran PPKn dikatakan meningkat.
Pelaksanaan Pembelajaran Flipped Classroom Pada Mata Pelajaran PPKn Di SMPN 17 Mataram Nita Setiawati; Muh Zubair; Mohammad Mustari; M. Ismail
Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan Vol. 7 No. 4b (2022): Desember
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jipp.v7i4b.914

Abstract

Pembelajaran flipped classroom adalah perpaduan antara pembelajaran jarak jauh dan pertemuan tatap muka di kelas bertujuan untuk mempermudah proses belajar mengajar sehingga peserta didik memiliki banyak waktu untuk belajar di rumah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuai pelaksanaan pembelajaran flipped classroom pada mata pelajaran PPKn di SMPN 17 Mataram. Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan jenis deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Berdasarkan hasi penelitian pada pelaksanaan pembelajaran flipped classroom pada mata pelajaran PPKn melalui 3 tahapan yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi. Media yang digunakan yaitu whattsUp group bertujuan untuk mengirimkan materi pembelajaran berserta dengan PTT (power point) yang akan di pelajari oleh peserta didik.
Penumbuhkembangan Karakter Kemandirian Santri Pondok Pesantren Nurul Hakim Kediri Lombok Barat di Era 4.0 Sheila Briliana Fakhrunnisak; Lalu Sumardi; Muh Zubair; Mohammad Mustari
Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan Vol. 8 No. 1 (2023): Februari
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jipp.v8i1.1077

Abstract

Indonesia telah mengalami perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cukup pesat pada abad ke-20 yang dikenal juga dengan era Revolusi industri 4.0. Pesatnya perubahan dan perkembangan teknologi di era 4.0 ini tentunya merubah tatanan dunia yang dimana bukan hanya dari segi positif saja melainkan juga terdapat dampak negatif yang menyertai. Keadaan negatif tersebut salah satunya berupa degradasi karakter yang dialami oleh kebanyakan kaum remaja hingga anak-anak. Oleh karena itu penumbuhkembangan karakter pada anak sangat penting, salah satunya yaitu karakter kemandirian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan peran pondok pesantren dalam menumbuhkembangkan karakter kemandirian santri di era 4.0 beserta faktor pendukung dan penghambatnya. Kemudian untuk metode penelitian yang digunakan yaitu dengan pendekatan kualitatif dan jenis studi kasus. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data wawancara, observasi, dan dokumentasi. Berdasarkan deskripsi data hasil penelitian menunjukan bahwa upaya yang dilakukan Pondok Pesantren Nurul Hakim Kediri Lombok Barat dalam menumbuhkembangkan karakter kemandirian santri di era 4.0 dimulai dari proses tes kepondokan sebelum menjadi santri. Upaya tersebut dilakukan dengan beberapa metode yang efektif yaitu pembiasaaan, keteladanan, dan pendekatan spiritual. Faktor pendukung upaya penumbuhkembangan karakter kemandirian santri tersebut salah satunya yaitu lingkungan yang kondusif dan nyaman serta dukungan dari walisantri. Faktor pendukung lainnya yaitu melalui kegiatan-kegiatan kepondokan yang sifatnya membangun atau menumbuhkembangkan karakter kemandirian santri, misalnya kegiatan pramuka, muhadasah, muhadaroh, dan kegiatan pembersihan setiap pagi dan sebelum tidur. Selain faktor pendukung tentu juga terdapat faktor yang menjadi penghambat penumbuhkembangan karakter kemandirian santri yaitu peran orangtua atau walisantri. Selain menjadi faktor pendukung peran walisantri juga bisa menjadi penghambat dalam proses penumbuhkembangan karakter kemandirian santri karena terlalu memanjakan anak-anak mereka dan tidak mempercayai pondok sepenuhnya untuk mendidik anak-anak menjadi pribadi yang mandiri.
Peran Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Melalui Gerakan Literasi dan Numerasi Mohammad Mustari
Socio Politica : Jurnal Ilmiah Jurusan Sosiologi Vol 12, No 2 (2022): Jurnal Socio-Politica
Publisher : FISIP UIN SGD Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (183.165 KB) | DOI: 10.15575/socio-politica.v12i2.22342

Abstract

Pendidikan menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 yang berbunyi: “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan neagara”. Dunia pendidikan tidak dapat dipisahka dari literasi dan numerasi. Melalui Gerakan Literasi Sekolah (GLS) diharapkan peserta didik mampu memahami apa yang di pelajari di sekolah sehingga dapat meningkatkan mutu atau kualitas pendidikan terlepas dari pada itu peran kepala sekolah sangatlah penting dalam mengelola sekolah adapaun sekolah yang menjadi focus adalah SDN 23 Ampenan Kota mataram, berdasarkan lapor pendidikan tahun 2021 sekolah tersebut perlu mendapat perhatian dan intervensi khususnya literasi dan numerasi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kegiatan-kegiatan sekolah melalui program GLS dan peran kepala sekolah sebagai manajer. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, deskriptif, observasi sehingga dapat menggetahui penyebab rendahnya pemahaman literasi dan numerasi di sekolah tersebut.