Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

Penyuluhan Tentang Dampak Perilaku Bullying Bagi Siswa dan Upaya untuk Mengatasinya di SMPN 1 Gerung Kabupaten Lombok Barat Muhammad Mabrur Haslan; Rispawati; Ahmad Fauzan; Edy Kurniawansyah; Sawaludin
Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA Vol 4 No 4 (2021)
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (179.797 KB) | DOI: 10.29303/jpmpi.v4i4.1187

Abstract

Tujuan dilakukannya pengabdian ini adalah memahami bentuk-bentuk perilaku perundungan (bullying) yang terjadi di kalangan siswa, memahami faktor-faktor penyebab terjadinya perilaku perundungan (bullying) di kalangan siswa, memahami dampak perilaku perundungan (bullying) di kalangan siswa dan upaya untuk mengatasi terjadinya perilaku bullying di kalangan siswa. Metode pelaksanaan kegiatan adalah penyluhan dan Focus Group Discussion (FGD). Kegiatan pengabdian kepada masyarakat menunjukkan hasil sebagaimana yang diharapkan. Hal tersebut didukung oleh beberapa faktor: (1) urgensi materi yang disampaikan oleh tim pelaksana pengabdian dalam rangka mencegah terjadinya perilaku bullying bagi siswa SMP Negeri 1 Gerung (2) Adanya dukungan dari pihak Kepala SMP Negeri 1 Gerung dan para khalayak sasaran kegiatan. Sementara faktor penghambat tidak menjadi penghalang namun bisa diatasi oleh tim pelaksana pengabdian, sehingga kegiatan pengabdian dapat terlaksana dan mencapai hasil sebagaimana diharapkan.
Pelatihan Penerapan Model Pembelajaran Saintifik di Pondok Pesantren Al-Rusydiny Kecamatan Jeromaru Kabupaten Lombok Timur Sumardi, Lalu; Zubair, Muh.; Alqadri, Bagdawansyah; Sawaludin; Hudori, Ahmad; M. Alhadika
Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA Vol 7 No 3 (2024): Juli - September
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jpmpi.v7i3.8669

Abstract

In learning, the quality of the process is a concern for every teacher because the learning process determines learning outcomes. There are four competencies that must be possessed by teachers to be able to create a quality learning process, namely: content competence, pedagogic competence, social competence, and personality competence. This training aims to improve the pedagogical competence of teachers at PONPES Al-Rusydiny in applying learning models based on a scientific approach. The methods used in this training activity are lectures, brainstorming, discussions, and context analysis. To determine the impact of the training on teachers' understanding, measurements were taken using an online test based on Google Forms. Meanwhile, to determine the quality of the process, observation and interview techniques were used. Based on the test, it is known that their understanding of scientific learning models has increased. From the pretest, it is known that 12.5% of teachers have the wrong understanding of scientific learning models. As for the posttest, 100% of the teachers understood it well. Based on observation and interview techniques, it is known that the activities carried out are fun, interactive, and easy to follow. So, it can be concluded that the training conducted was able to improve the understanding of teachers at PONPES Al-Rusydiny about scientific learning models.
DINASTY USTMANI DI TURKY saputra, Andri; Afrizal; Sawaludin
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN Vol 13 No 2 (2024): Jurnal Teknologi Pendidikan
Publisher : Prodi Teknologi Pendidikan Sekolah Pascasarjana Universitas Ibn Khaldun Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dinasti Utsmaniyah, dikenal dengan nama Ottoman Empire, yang merupakan  salah satu kerajaan terbesar dan terlama dalam sejarah dunia peradaban islam mereka  berkuasa dari tahun 1299 sampai 1923 hal ini menandakan masa kekuasaan dinasti ustmani ini selama lebih dari 600 tahun  Dinasti ini berperan penting dalam sejarah dunia, khususnya di kawasan Timur Tengah, Eropa, dan Afrika Utara. Dinasti Utsmaniyah didirikan oleh Osman I (dalam bahasa Turki: Osman Gazi) pada tahun 1299. Osman I adalah seorang pemimpin suku Turki yang dikenal sebagai Osman atau Othman dalam bahasa Barat, yang berasal dari suku Oghuz Turki. Pada saat itu, wilayah Anatolia (Turki modern) berada di bawah kekuasaan Kesultanan Seljuk dan pengaruh Kekaisaran Bizantium yang sudah melemah.Pada awalnya, Osman I memimpin suku-suku Turki di kawasan Anatolia dan berhasil memperluas wilayahnya dengan mengalahkan tentara Bizantium dan negara-negara tetangga. Ia mendirikan sebuah negara kecil yang berkembang pesat menjadi kerajaan yang kuat, yang akhirnya dikenal sebagai Kerajaan Utsmaniyah. Adapun salah satu peristiwa penting masa dinasty usmany adalah masa kejayaan,masa kejayaan salah satu nya penaklukan konstanti novel Penaklukan Konstantinopel terjadai pada  tahun  (1453) di bawah kepemimpinan Sultan Mehmed II (Sang Penakluk) berhasil menaklukkan Konstantinopel dan juga masa  kemenangan besar melawan Kerajaan Hungaria pada tahun 1526. Dibawah kepemimpinan sultan sulaiman I,  dan penaklukan Mamluk di Mesir pada tahun 1517,di bawah pemimpin sultan selim 1, sedangkan masa kmundurannya  Dinasti Usmani di Turki ditandai oleh serangkaian peristiwa yang mempengaruhi stabilitas politik, ekonomi, dan militer kerajaan ini. Keruntuhan ini terjadi secara bertahap selama beberapa abad, dengan puncaknya pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20
TRADISI SORONG SERAH DALAM MEMBENTUK CIVIC CULTURE PADA MASYARAKAT TALIWANG KABUPATEN SUMBAWA BARAT Rahmi Novianti; M. Zubair; Sawaludin; Lalu Sumardi
JPG: Jurnal Pendidikan Guru Vol. 6 No. 1 (2025): JPG: Jurnal Pendidikan Guru
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Ibn Khaldun Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32832/jpg.v6i1.17929

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan tradisi sorong serah dan bagaimana tradisi sorong serah dalam membentuk civic culture pada masyarakat. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian etnografi. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan Teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian ini yaitu proses pelaksanaan tradisi sorong serah terdiri dari tahap persiapan, tahap persiapan bahan atau barang hantaran, tahap pelaksanaan dan tahap pnutupan. Terdapat beberapa cara pada tradisi sorong serah dalam membentuk civic culture diantaranya yaitu melalui 1) penguatan solidaritas sosial, 2) membangun masyarakat yang dapat terlibat aktif dalam pelaksanaan tradisi, 3) menanamkan nilai – nilai kewarganegaraan dan 4) melakukan pelestarian tradisi oleh masyarakat dan pemerintah. Adapun nilai – nilai yang terkandung dalam tradisi sorong serah sebagai civic culture diantaranya yaitu : nilai demokratis, nilai religi (keagamaan), nilai kebersamaan, nilai gotong royong, dan nilai toleransi. Dalam melestarikan tradisi sorong serah ini dibutuhkan peran masyarakat dan pemerintah, diantaranya peran masyarakat yaitu tradisi sorong serah harus selalu digunakan sebagai salah satu rangkaian perkawinan adat suku Samawa dan memperkenalkan tradisi ini ke anak cucu mereka. Peran pemerintah membentuk Lembaga Adat Tanah Samawa.
Faktor-Faktor Penyebab Rendahnya Minat Melanjutkan Pendidikan Anak Pada Masyarakat Marginal Di Dusun Lenser Desa Kuta Kabupaten Lombok Tengah Yuliatin, Rani; Lalu Sumardi; Sawaludin; M. Ismail
Jurnal Pendidikan, Sains, Geologi, dan Geofisika (GeoScienceEd Journal) Vol. 6 No. 2 (2025): May
Publisher : Mataram University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/goescienceed.v6i2.1003

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor penyebab rendahnya minat melanjutkan pendidikan anak pada masyarakat marginal di Dusun Lenser, Desa Kuta, Kabupaten Lombok Tengah. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Teknik pengumpulan data meliputi observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat dua faktor utama yang menyebabkan rendahnya minat melanjutkan pendidikan, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi rendahnya motivasi dan minat anak untuk bersekolah serta kesulitan dalam memahami pelajaran. Sementara itu, faktor eksternal terdiri atas tingkat pendidikan orang tua yang rendah, kondisi ekonomi keluarga, lingkungan sekolah yang kurang mendukung, jarak dan fasilitas yang kurang memadai. Upaya yang telah dilakukan pemerintah desa dalam mengatasi permasalahan ini adalah melalui sosialisasi tentang pentingnya pendidikan dan merangkul serta membina anak-anak putus sekolah untuk mengasah kemampuan anak. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar bagi pemangku kebijakan dalam merancang strategi yang lebih efektif untuk meningkatkan partisipasi pendidikan di daerah marginal.
Peran Guru PPKn dalam Menginternalisasi Nilai Toleransi Beragama di SMPN 2 Sekongkang Baiq Hanna Aulia Sukmawati; Yuliatin; Bagdawansyah Alqadri; Sawaludin
JPG: Jurnal Pendidikan Guru Vol. 6 No. 2 (2025): JPG: Jurnal Pendidikan Guru
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Ibn Khaldun Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32832/jpg.v6i2.18605

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) dalam menginternalisasi nilai toleransi beragama di SMPN 2 Sekongkang. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan teknik observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru PPKn berperan penting dalam menanamkan nilai toleransi melalui pengajaran yang interaktif, menciptakan lingkungan belajar yang inklusif, dan menjadi teladan bagi siswa. Faktor-faktor yang mempengaruhi peran guru meliputi kepribadian, keterampilan mengajar, dan keterampilan komunikasi. Namun, terdapat tantangan seperti keterbatasan waktu pembelajaran dan pengaruh lingkungan luar yang dapat menghambat proses internalisasi nilai-nilai toleransi. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran nilai-nilai toleransi di sekolah. Keywords : Peran Guru , internalisasi, nilai toleransi   Abstract This study aims to analyze the role of Citizenship Education (PPKn) teachers in internalizing religious tolerance values at SMPN 2 Sekongkang. A qualitative approach was employed using observation, interviews, and document studies. The results indicate that PPKn teachers play a crucial role in instilling tolerance values through interactive teaching, creating an inclusive learning environment, and serving as role models for students. Factors influencing the teachers' roles include personality, teaching skills, and communication skills. However, challenges such as limited teaching time and external environmental influences can hinder the internalization process of tolerance values. This research is expected to provide recommendations to enhance the effectiveness of teaching tolerance values in schools.
Upaya Guru PPKn dalam Menanamkan Sikap Peduli Sosial Siswa MTs Raudlatul Ulum Batu Jangkih Ayuni Astira; Lalu Sumardi; Edy Kurniawansyah; Sawaludin
JPG: Jurnal Pendidikan Guru Vol. 6 No. 2 (2025): JPG: Jurnal Pendidikan Guru
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Ibn Khaldun Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32832/jpg.v6i2.19325

Abstract

Tujuan penelitian : 1) Mengetahui upaya guru PPKn dalam menanamkan sikap peduli sosial siswa di MTs Raudlatul Ulum Batu Jangkih. 2) Mengetahui faktor pendukung dan penghambat guru PPKn dalam menanamkan sikap peduli sosial siswa di MTs Raudlatul Ulum Batu Jangkih. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif deskriptiif, jenis studi kasus. Data dikumpulkan melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian  menunjukkan bahwa guru PPKn di MTs Raudlatul Ulum Batu Jangkih melakukan upaya dalam menanamkan sikap peduli sosial dengan mendidik siswa di dalam kelas maupun di luar kelas  yaitu dengan memberi keteladanan, pembiasaan, memberi teguran serta mendidik siswa melalui kegiatan-kegiatan sosial yang ada di sekolah maupun di masyarakat. Kesimpulannya, bahwa upaya yang dilakukan oleh Guru PPKn sudah baik, terbukti dari sikap maupun perilaku positif yang ditunjukkan oleh siswa pada saat menjalaankan kegiatan-kegiatan tersebut. Faktor pendukung dan penghambat berasal dari dalam (internal) dan luar (eksternal). Kedua hal tersebut mempengaruhi usahanya dalam menanamkan sikap peduli sosial siswa.
GENERASI Z DAN PANCASILA: MENGHADAPI TANTANGAN MORAL DI DUNIA MAYA Edi, Maria Grace Putri; Sawaludin; Basariah; Jumrawati
Jurnal Pendidikan Sosial Keberagaman Vol. 12 No. 1 (2025): Juridiksiam: Jurnal Pendidikan Sosial Keberagaman
Publisher : Jurusan P. IPS, FKIP, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/juridiksiam.v12i1.486

Abstract

Abstrak: Generasi Z, yang lahir antara tahun 1995 dan 2010, adalah kelompok pertama yang sepenuhnya tumbuh dalam lingkungan digital yang sangat terhubung, terutama melalui media sosial. Meskipun teknologi memberikan kemudahan dalam berinteraksi dan mengakses informasi, generasi ini juga menghadapi berbagai tantangan moral di dunia maya, seperti penyebaran hoaks, cyberbullying, kecanduan digital, dan polarisasi sosial. Tantangan-tantangan ini mengancam pembentukan karakter dan moralitas generasi muda, yang memerlukan pendekatan etis dan berbasis nilai untuk membimbing mereka dalam menghadapi dampak negatif teknologi. Artikel ini menggunakan metode kajian pustaka (library research) dengan pendekatan kualitatif untuk mengeksplorasi peran Pancasila sebagai pedoman moral dalam membimbing Generasi Z di dunia maya. Kajian pustaka dilakukan dengan menelusuri berbagai literatur, baik dari sumber lokal maupun internasional, yang relevan dengan pembahasan tentang tantangan moral generasi muda di dunia digital. Dalam analisisnya, artikel ini menggunakan analisis tematik untuk mengidentifikasi tema-tema utama dalam literatur yang ada, seperti tantangan moral yang dihadapi oleh Generasi Z dan penerapan nilai-nilai Pancasila untuk mengatasi tantangan tersebut. Hasil pembahasan menunjukkan bahwa Pancasila, sebagai dasar negara Indonesia, mengajarkan nilai-nilai yang sangat relevan dalam menghadapi masalah yang muncul di dunia maya. Setiap sila dalam Pancasila memberikan pedoman moral yang dapat membantu Generasi Z mengatasi tantangan tersebut. Nilai toleransi yang tercantum dalam sila pertama dapat mengurangi polarisasi sosial yang sering terjadi di dunia maya. Kemanusiaan dalam sila kedua mendorong generasi muda untuk berinteraksi dengan lebih beradab dan menghindari cyberbullying. Persatuan dalam sila ketiga membantu menjaga keharmonisan sosial meskipun ada perbedaan pandangan di dunia maya. Kebijaksanaan dalam sila keempat mengajarkan bagaimana cara berinteraksi secara lebih konstruktif dan bijaksana di dunia digital. Terakhir, sila kelima yang mengedepankan keadilan sosial menjadi sangat relevan untuk memastikan bahwa dunia maya tetap adil dan inklusif, tanpa diskriminasi atau penyalahgunaan informasi. Dengan mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila dalam pendidikan karakter, generasi muda diharapkan dapat berinteraksi di dunia maya dengan lebih bijaksana, menjaga integritas moral, dan berperan aktif dalam menciptakan ruang digital yang lebih sehat, inklusif, dan harmonis. Kata kunci: Generasi Z; Pancasila; Dunia Maya; Moralitas Digital.
IMPLEMENTASI PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA (P5) DALAM PEMBENTUKAN CIVIC SKILLS (Studi di SMP Negeri 4 Selong) Surachman, Dyah Fortuna; Lalu Sumardi; Sawaludin
JPG: Jurnal Pendidikan Guru Vol. 6 No. 3 (2025): JPG: Jurnal Pendidikan Guru
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Ibn Khaldun Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32832/jpg.v6i3.20638

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk kegiatan P5 yang dilaksanakan oleh SMPN 4 Selong dan bagaimana kegiatan P5 tersebut dapat membentuk keterampilan kewarganegaraan (Civic Skills) peserta didik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Data dikumpulkan melalui metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Kegiatan P5 yang dilaksanakan oleh SMPN 4 Selong pada semester ganjil tahun ajaran 2024/2025 memiliki tema Suara Demokrasi dan topik Pemilihan Ketua OSIS, dengan bentuk kegiatan antara lain: 1) pengenalan konsep demokrasi melalui diskusi, presentasi, simulasi, permainan, observasi, dan survey lapangan; 2) penyusunan alur pemilihan pengurus OSIS melalui diskusi dan musyawarah mufakat; 3) debat dan kampanye kandidat OSIS; dan 4) aksi pemilihan ketua OSIS; 2) Kegiatan P5 Suara Demokrasi di SMPN 4 Selong dapat mengembangkan seluruh keterampilan civic skills peserta didik melalui proses berikut: a) Kompetensi mengidentifikasi, terbentuk melalui kegiatan telaah materi studi kasus, permainan dengar pendapat, diskusi mengenai nilai-nilai dalam komunitas demokratis, observasi keberagaman dan survey penerapan demokrasi di sekolah; b) Kompetensi menggambarkan, terbentuk melalui kegiatan simulasi yakni bermain peran tentang kasus stereotip; c) Kompetensi menjelaskan, terbentuk melalui kegiatan presentasi dan kampanye oleh kandidat/paslon ketua OSIS; d) Kompetensi menganalisis, terbentuk melalui kegiatan diskusi mengenai dampak keberagaman, sikap stereotip dan prasangka, serta pengembangan alur pemilihan pengurus OSIS; e) Kompetensi mengambil pendapat; f) Kompetensi mengevaluasi pendapat; dan g) Kompetensi mempertahankan pendapat, terbentuk melalui kegiatan diskusi kelompok, diskusi kelas, dan debat antar kandidat OSIS; h) Kompetensi berinteraksi, terbentuk melalui kegiatan diskusi dan kolaborasi antar anggota kelompok serta diskusi kelas; i) Kompetensi memantau/memonitor, berkembang melalui pantauan peserta didik selama proses debat dan kampanye dan penggalian informasi peserta didik terhadap seluruh kandidat saat masa tenang; dan j) Kompetensi mempengaruhi proses politik, terbentuk melalui kegiatan pemilihan umum ketua OSIS dan keikutsertaan peserta didik dengan menjadi saksi dalam perhitungan suara.  
PENGUATAN CIVIC PARTICIPATION MAHASISWA MELALUI ORGANISASI WAHANA MAHASISWA PENGABDI MASYARAKAT UNIVERSITAS MATARAM Rifal Affani, Lalu Rahmat Yoshie; Mohamad Mustari; Sawaludin; Edy Kurniawansyah
JPG: Jurnal Pendidikan Guru Vol. 6 No. 3 (2025): JPG: Jurnal Pendidikan Guru
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Ibn Khaldun Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rendahnya partisipasi mahasiswa dalam kehidupan sosial dan politik menunjukkan lemahnya kesadaran kewarganegaraan yang menjadi tantangan dalam pendidikan tinggi. Mahasiswa sebagai agent of change seharusnya memiliki peran aktif dalam mewujudkan kehidupan demokratis melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Penelitian ini berfokus pada penguatan Civic participation mahasiswa melalui organisasi Wahana Mahasiswa Pengabdi Masyarakat (WMPM) Universitas Mataram, yang secara konsisten menjalankan program-program pengabdian seperti Bina Desa, Sekolah Rakyat, Pojok Literasi, Bakti Sosial, dan WMPM Go To School. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan dokumentasi. Proses analisis data dilakukan melalui tahapan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan, serta diuji keabsahannya dengan triangulasi sumber dan teknik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterlibatan mahasiswa dalam program-program WMPM secara signifikan menguatkan tiga dimensi utama Civic participation, yaitu civic knowledge, civic skills, dan civic disposition. Mahasiswa memperoleh pemahaman yang lebih kontekstual tentang isu sosial, mengembangkan keterampilan kepemimpinan dan komunikasi, serta menumbuhkan sikap empati dan tanggung jawab sosial. Simpulan dari penelitian ini adalah bahwa WMPM UNRAM berperan penting dalam mengembangkan kesadaran dan keterlibatan kewarganegaraan mahasiswa, serta dapat menjadi model penguatan Civic participation berbasis organisasi kemahasiswaan di perguruan tinggi.