Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

PERANAN TUAN GURU SYEKH ABDURRAHMAN SHIDDIQ DALAM MEMBANGUN LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM DI INDRAGIRI HILIR A. Muthalib
Jurnal Edukasi Vol 8 No 1 (2020): JURNAL EDUKASI
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32520/judek.v8i1.1105

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa jauh peran Tuan Guru dalam hal pendidikan Islam Indragiri Hilir, mengetahui bagaimana kehidupan sehari-sehari Tuan Guru Sapat. Dengan mengkaji secara mendalam peran yang dimainkan oleh Tuan Guru semoga bisa digambarkan secara jelas peran sejarah yang dimainkan Tuan Guru dalam membangun sistem dan pengajaran serta perluasan Islam di daerah tersebut. Penulis berharap penelitian ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu pengetahuan, terutama dalam memperkaya khasanah historiografi Indonesia tentang pendidikan Islam di Indragri dan Sumatera khususnya. Islam telah berkembang di Indragiri sebelum Tuan Guru datang, namun realitas menunjukkan, bahwa Islam berkembang pesat setelah Tuan Guru hadir dan mengembangkan pendidikan Islam di daerah itu. Ia telah mengembangkan sistem pendidikan Islam dengan beberapa metode, sehingga pendidikan Islam jauh berbeda dibandingkan sebelum kehadiran Tuan Guru di Indragiri. Bagaimana sebenarnya Tuan Guru membangun pendidikan Islam di Indragiri, sehingga pendidikan berkembang pesat sejak kehadiran Tuan Guru. Bagaimana hubungan dan intensitas antara agama, pendidikan, dan Tuan Guru yang tampaknya berhasil membentuk sisitem pendidikan yang menjadi banyak rujukan bagi masyarakat Indragiri. Penelitian ini difokuskan kepada sejarah pendidikan Islam di Indragiri Hilir, Riau. Dipilihnya tema ini karena penulis berasumsi bahwa perkembangan pendidikan Islam di Indragiri Hilir pada awal abad ke-20 sebagian besar atas peran Tuan Guru.
RIWAYAT HIDUP GURU KHALIDI SANG PENAKLUK MAKHLUK GAIB (Tinjauan Sejarah Islam Terhadap Tokoh Pendidik Islam Sebrang Tembilahan 1952-2013) A. Muthalib
Jurnal Edukasi Vol 8 No 2 (2020): JURNAL EDUKASI
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32520/judek.v8i2.1162

Abstract

Artikel ini mengangkat masalah seorang tokoh pendidik Islam yang istiqamah (konsisten) dalam melestarikan ajaran agama Islam di tengah masyarakat. Menurutnya lebih mulia kita mati dalam menjalani kehidupan yang berada dalam aturan Allah, Sang Pencita ketimbang hidup bahagia, dan serba kecukupan tetapi penuh “berlumuran dosa dan maksiat”. Masih dalam konteks pendapat Guru Khalidi, kalau kita ingin hidup selamat (bahagia dunia akhirat), jangan pernah menggangap sifat jujur itu adalah sebuah konsep “permainan” dalam diri kita dan keluarga. Di samping itu, sifat percaya diri atau baja samapi ke puting (pantang menyerah) harus juga kita miliki. Menurutnya, sifat-sifat itu telah diajarkan oleh datok moyang kita sejak dahulu kepada anak-cucunya, namun saat ini sering kita abaikan dalam kehidupan, sehingga hilang identitas suku Banjar itu di kancah kehidupan masyarakat secara majmuk. Falsapah orang-orang tua kita tersebut sebenarnya sejalan dengan prinsif dalam agama Islam, yang mana agama Islam menunutut kita sebagai ummtanya agar bekerja keras dan sifat jujur.Andainya saja generasi kita sekarang ini tetap berpegang kepada agama Allah dan falsapah hidup datok moyang kita tersebut, maka kita akan dapat menikmati indahnya hidup ini, meski misalnya, kita hidup dalam serba keterbatasan dan kekurangan, namun kita bahagia, Insya Allah.
SEJARAH PERKEMBANGAN ISLAM INDONESIA DI ERA MODREN 1945-2021 A. Muthalib
Jurnal Edukasi Vol 9 No 1 (2021): JURNAL EDUKASI
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32520/judek.v9i1.1540

Abstract

Tulisan ini sebuah analisis dari perspektif sejarah tentang “Sejarah Perkembangan Islam Indonesia di Era modern”. Analisis tersebut tercermin pada temuan berikut: Sejarah Perkembangan Islam di Indonesia telah mengalami perubahan yang signifikan.Indikatornya dapat dilihat dan dirasakan secara kasat mata, di mana Bank-bank Syari’ah dan bank Mu’amalah telah beroperasi di hampir setiap wilayah (daearah) musliam Negeri ini, khususnya di perkotaan. Demikianlah juga di bidang fashion (pakaian) kaum wanita seperti jilbab, baju muslimah telah mengalami perkembangan, begitu pula halnya di sektor pendidikan Tinggi Islam Indonesia telah mengalami perubahan dan perkembangan yang cukup menggembirakan, meskipun dalam realitasnya masih terdapat kekurangan dan kejanggalan di sana-sini; demikian juga di bidang Seni-Budaya (musik) serta literasi (kemampuan bidang karya tulis dan kemampuan berorasi/berpidato) melalui mimbar-mimbar ceramah dari kaum terpelajar (Ulama) Indonesia. Seperti kemunculan Ustadz Abdul Somad dan Ustadz-ustadz lainnya beberapa tahun terakhir ini.Dakwah-dakwah para Ustadz tersebut kini dapat diakses melalui berbagai media, misalnya melalui Youtube. Media ini kapan saja di mana saja dapat diakses, selama signal (jaringan internet tetap tersambung). Media internet tersebut tidak hanya bidang dakwah Islamiyah saja yang melainkan juga ilmu-ilmu lainnya dapat diakses. Kini, sangat terbuka lebar bagi kita untuk mengembangkan berbagai keilmuan seperti “Sejarah Islam Asia Tenggara,” atau “Sejarah masuknya Islam ke Indonesia, termasuk juga kita ingin mempelajari cara membaca Al-Qur’an dengan baik melalui media Youtub, atau yang dishare dari kolega kita melalui berbagai media di era modern seperti: Whatsapp (WA), Facebook (FB), Instagram, Telegram, Twitter dan sebagainya. Pendeknya perkembangan Sejarah Islam di Indonesia di era ini sangat berbeda jika dibandingkan pada abad-abad sebelumnya.
ABAH LUKMANUL HAKIM TOKOH ISLAM KONTROVERSIAL DI KALANGAN UMAT ISLAM INDRAGIRI HILIR RIAU PADA TAHUN 1970-AN A. Muthalib
Jurnal Edukasi Vol 10 No 1 (2022): JURNAL EDUKASI
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32520/judek.v10i1.1969

Abstract

Abah Lukmanul Hakim (Abah) ketika mudanya pernah mengenyam pendidikan di Mekkah, sekembalinya ke tanah air Abah mengajar agama kepada masyarakat di sekitarnya, disamping mengajar, dia juga bertani kelapa. Ketika semua jenis pertanian masayarakat di tempat tinggal Abah (Seberang Pasar Enok Inhil) sering dimangsa oleh gerombolan (babi-babi hutan), sehingga hasil pertanian mereka otomatis menurun. Abah melihat kondisi yang sangat merugikan tersebut, dia berinisiatif memelihara anjing dengan tujuan, agar semua jenis tanam-tanaman di kebun mereka bisa “aman.” Namun langkah Abah itu sepontan mendapat respon dari masyarakat, dengan kata-kata yang “tidak layak” terhadap Abah, tetapi di antara mereka itu tidak ada yang berani berhadapan langsung dengan Abah, mereka beranggapan bahwa Abah Lukman “salah dalam mengambil langkah,” kenapa memelihara anjing ? sementara dia sendiri nota-bene alumni Mekkah ?! Penelitian ini bertujuan untuk mencari jawaban dari apa yang dipersoalkan di tengah masyarakat Inhil tersebut di atas. Dalam penelitian ini menemukan jawaban bahwa seorang muslim ternyata boleh hukumnya memelihara anjing, selama ada hajat tertentu. Misalnya, pelihara anjing untuk kepentingan berburu, menjaga hewan ternak, dan menjaga tanam-tanaman (kebun). Berdasarkan temuan ini, umat Islam tidak dilarang memelihara anjing.Justru hukum Islam itu flexibel, ketika kondisi normal (tanpa ada alasan tertentu) memelihara anjing hukumnya haram, akan tetapi ketika kondisi tidak normal, maka hukum pelihara anjing boleh. Jadi apa yang dilakukan Abah tersebut secara tidak langsung dia ingin memberikan pencerahan kepada masyarakat dengan cara halus, bahwa dalam menyikapi setiap fenomena itu jangan selalu berfikir dalam kondisi normal, tetapi kita juga harus melihat kondisi tidak normal, bagaimana hukum Islam itu memberikan alternatif. Sebagaimana diketahui masyarakat kita banyak yang bekerja di sektor perkebunan. Oleh karena itu, kita wajib mengetahui persoalan ini, jika tidak ? “su uzzhan” (buruk sangka) masyarakat Inhil terhadap Abah Lukman tempo dulu bukan tidak mungkin akan kembali terjadi masa mandatang.
KIYAI MUHAMMAD JEDDAWI SANG “SINGA JAMBI” DI ERA 1960-1980-AN A. Muthalib
Jurnal Edukasi Vol 10 No 2 (2022): JURNAL EDUKASI
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Masa lalu di wilayah Tahtul Yaman Seberang kota Jambi, Provinsi Jambi ada salah seorang Kyai Pondok yang dijuluki masyarakat sebagai “Singa Jambi,” karena tindak tanduknya ada kesamaan dengan Umar bin Khaththab, sehabat Rasulullah yang kedua, sebagaimana diketahui bahwa Umar bin Khaththab digelar “Singa Padang Pasir” karena sikapnya yang pemberani, baik bagi kawan maupun lawan, namun sikapnya itu hanya terhadap “seseorang atau kelompok masyarakat yang melanggar aturan Allah Ta’ala. Seperti melakukan judi, minum-minuman yang memabukkan, dan sebagainya Bagitulah pula yang dilakukan Kyai Muhammad Jeddawi. Metode dalam penelitian ini penulis menggunakan landasan metode sejarah, yaitu melalui empat tahap, yaitu: Heuristik, Kritik, Interpretasi,dan historiografi (penulisan).sementara teorinya adalah teori kualitatif, riset perpustakaan dan wawancara; Kyai Jeddawi memiliki sikap pemberani, tegas dan cerdas. Oleh karena itulah gelar tersebut disematkan kepada Kyai Jeddawi. Namun perlu diketahui, sikap yang ditunjukkan Kyai tersebut hanya fokus kepada hal-hal yang terkait dengan syari’at Allah apabila di antara masyarakatnya yang melanggar dengan sengaja. Misalnya “anak-anak muda” mabuk-mabukan di tengah jalan raya, kaum wanita yang “mengumbar” aurat mereka di tengah jalan raya, dan sebagainya barulah Kyai Jeddawi bertindak. Selain hal itu, dia tidak pernah menganggu kegiatan masyarakat, namun “masyarakat sendirilah yang kadang-kadang tau diri.” Kalau diamati lebih jauh, kehadiran figur seperti Kyai Jeddawi tersebut, sangat dibutuhkan umat Islam di zaman ini, karena sikapnya itu sangat membantu masyarakat dibanding “tindakan polisi ?” Karena itu, masyakat Jambi, sejak wafatnya Kyai Jeddawi pada tahun 1988 yang silam, mereka merasa kehilangan sosok seperti Kyai tersebut.
Pelatihan Dasar Kepemimpinan Mahasiswa Sebagai Usaha Meningkatkan Karakter Bangsa Khairuddin Khairuddin; Edi Susrianto Indra Putra; A. Muthalib; Ahmad Ahmad; Edi Ardian
CEMARA: Jurnal Pengabdian Masyarakat Multidisiplin Vol 1 No 2 (2023): CEMARA: Jurnal Pengabdian Masyarakat Multidisiplin
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Indragiri (UNISI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61672/cemara.v1i2.2683

Abstract

Kepemimpinan merupakan kemampuan untuk mempengaruhi, menggerakan, dan mengarahkan suatu tindakan pada diri seseorang atau sekelompok orang, untuk mencapai tujuan tertentu pada situasi tertentu. Kepemimpinan merupakan salah satu aspek manajerial dalam kehidupan organisasi yang merupakan posisi kunci. Latihan Kepemimpinan Manajemen Mahasiswa Tingkat Dasar (LKMM-TD) mengambil Tema, “Mengembangkan karakter guna mencapai kepemimpinan yang aktif, solidaritas, inspiratif dan kritis”. Peserta pelatihan ini adalah mahasiswa yang terlibat dalam kepengurusan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) dan berbagai Organisasi Mahasiswa (ORMAWA). Kegiatan ini dilaksanakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) yang bekerjasama dengan HMJ dilingkungan FKIP Universitas Islam Indragiri. Kegiatan ini diselenggarakan pada tanggal 19 Nopember 2023 bertempat di Aula Hotel Inhil Pratama Tembilahan. Melalui kegiatan ini diharapkan ada penambahan wawasan dalam berfikir, bersikap dan bertinggah laku dalam rangka menciptakan pendidikan karakter dikalangan mahasiswa. Metode kegiatan yang digunakan dalam kegiatan ini adalah ceramah, tanya jawab, diskusi dan simulasi.
PERANAN TUAN GURU SYEKH ABDURRAHMAN SHIDDIQ DALAM MEMBANGUN LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM DI INDRAGIRI HILIR A. Muthalib
Jurnal Edukasi Vol 8 No 1 (2020): EDUKASI
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Indragiri (UNISI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32520/judek.v8i1.1105

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa jauh peran Tuan Guru dalam hal pendidikan Islam Indragiri Hilir, mengetahui bagaimana kehidupan sehari-sehari Tuan Guru Sapat. Dengan mengkaji secara mendalam peran yang dimainkan oleh Tuan Guru semoga bisa digambarkan secara jelas peran sejarah yang dimainkan Tuan Guru dalam membangun sistem dan pengajaran serta perluasan Islam di daerah tersebut. Penulis berharap penelitian ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu pengetahuan, terutama dalam memperkaya khasanah historiografi Indonesia tentang pendidikan Islam di Indragri dan Sumatera khususnya. Islam telah berkembang di Indragiri sebelum Tuan Guru datang, namun realitas menunjukkan, bahwa Islam berkembang pesat setelah Tuan Guru hadir dan mengembangkan pendidikan Islam di daerah itu. Ia telah mengembangkan sistem pendidikan Islam dengan beberapa metode, sehingga pendidikan Islam jauh berbeda dibandingkan sebelum kehadiran Tuan Guru di Indragiri. Bagaimana sebenarnya Tuan Guru membangun pendidikan Islam di Indragiri, sehingga pendidikan berkembang pesat sejak kehadiran Tuan Guru. Bagaimana hubungan dan intensitas antara agama, pendidikan, dan Tuan Guru yang tampaknya berhasil membentuk sisitem pendidikan yang menjadi banyak rujukan bagi masyarakat Indragiri. Penelitian ini difokuskan kepada sejarah pendidikan Islam di Indragiri Hilir, Riau. Dipilihnya tema ini karena penulis berasumsi bahwa perkembangan pendidikan Islam di Indragiri Hilir pada awal abad ke-20 sebagian besar atas peran Tuan Guru.
RIWAYAT HIDUP GURU KHALIDI SANG PENAKLUK MAKHLUK GAIB (Tinjauan Sejarah Islam Terhadap Tokoh Pendidik Islam Sebrang Tembilahan 1952-2013) A. Muthalib
Jurnal Edukasi Vol 8 No 2 (2020): EDUKASI
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Indragiri (UNISI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32520/judek.v8i2.1162

Abstract

Artikel ini mengangkat masalah seorang tokoh pendidik Islam yang istiqamah (konsisten) dalam melestarikan ajaran agama Islam di tengah masyarakat. Menurutnya lebih mulia kita mati dalam menjalani kehidupan yang berada dalam aturan Allah, Sang Pencita ketimbang hidup bahagia, dan serba kecukupan tetapi penuh “berlumuran dosa dan maksiat”. Masih dalam konteks pendapat Guru Khalidi, kalau kita ingin hidup selamat (bahagia dunia akhirat), jangan pernah menggangap sifat jujur itu adalah sebuah konsep “permainan” dalam diri kita dan keluarga. Di samping itu, sifat percaya diri atau baja samapi ke puting (pantang menyerah) harus juga kita miliki. Menurutnya, sifat-sifat itu telah diajarkan oleh datok moyang kita sejak dahulu kepada anak-cucunya, namun saat ini sering kita abaikan dalam kehidupan, sehingga hilang identitas suku Banjar itu di kancah kehidupan masyarakat secara majmuk. Falsapah orang-orang tua kita tersebut sebenarnya sejalan dengan prinsif dalam agama Islam, yang mana agama Islam menunutut kita sebagai ummtanya agar bekerja keras dan sifat jujur.Andainya saja generasi kita sekarang ini tetap berpegang kepada agama Allah dan falsapah hidup datok moyang kita tersebut, maka kita akan dapat menikmati indahnya hidup ini, meski misalnya, kita hidup dalam serba keterbatasan dan kekurangan, namun kita bahagia, Insya Allah.
SEJARAH PERKEMBANGAN ISLAM INDONESIA DI ERA MODREN 1945-2021 A. Muthalib
Jurnal Edukasi Vol 9 No 1 (2021): EDUKASI
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Indragiri (UNISI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32520/judek.v9i1.1540

Abstract

Tulisan ini sebuah analisis dari perspektif sejarah tentang “Sejarah Perkembangan Islam Indonesia di Era modern”. Analisis tersebut tercermin pada temuan berikut: Sejarah Perkembangan Islam di Indonesia telah mengalami perubahan yang signifikan.Indikatornya dapat dilihat dan dirasakan secara kasat mata, di mana Bank-bank Syari’ah dan bank Mu’amalah telah beroperasi di hampir setiap wilayah (daearah) musliam Negeri ini, khususnya di perkotaan. Demikianlah juga di bidang fashion (pakaian) kaum wanita seperti jilbab, baju muslimah telah mengalami perkembangan, begitu pula halnya di sektor pendidikan Tinggi Islam Indonesia telah mengalami perubahan dan perkembangan yang cukup menggembirakan, meskipun dalam realitasnya masih terdapat kekurangan dan kejanggalan di sana-sini; demikian juga di bidang Seni-Budaya (musik) serta literasi (kemampuan bidang karya tulis dan kemampuan berorasi/berpidato) melalui mimbar-mimbar ceramah dari kaum terpelajar (Ulama) Indonesia. Seperti kemunculan Ustadz Abdul Somad dan Ustadz-ustadz lainnya beberapa tahun terakhir ini.Dakwah-dakwah para Ustadz tersebut kini dapat diakses melalui berbagai media, misalnya melalui Youtube. Media ini kapan saja di mana saja dapat diakses, selama signal (jaringan internet tetap tersambung). Media internet tersebut tidak hanya bidang dakwah Islamiyah saja yang melainkan juga ilmu-ilmu lainnya dapat diakses. Kini, sangat terbuka lebar bagi kita untuk mengembangkan berbagai keilmuan seperti “Sejarah Islam Asia Tenggara,” atau “Sejarah masuknya Islam ke Indonesia, termasuk juga kita ingin mempelajari cara membaca Al-Qur’an dengan baik melalui media Youtub, atau yang dishare dari kolega kita melalui berbagai media di era modern seperti: Whatsapp (WA), Facebook (FB), Instagram, Telegram, Twitter dan sebagainya. Pendeknya perkembangan Sejarah Islam di Indonesia di era ini sangat berbeda jika dibandingkan pada abad-abad sebelumnya.
Abah Lukmanul Hakim Tokoh Islam Kontroversial Di Kalangan Umat Islam Indragiri Hilir Riau Pada Tahun 1970-An A. Muthalib
Jurnal Edukasi Vol 10 No 1 (2022): EDUKASI
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Indragiri (UNISI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61672/judek.v10i1.1969

Abstract

This research aims to find answers to what is being questioned among the Inhil community mentioned above. This research found the answer: it turns out that a Muslim is allowed to keep a dog, as long as there is a certain need. For example, keep dogs for hunting purposes, guard livestock, and guard plants (gardens). Based on these findings, Muslims are not prohibited from keeping dogs. In fact, Islamic law is flexible; when conditions are normal (without any particular reason), keeping a dog is haram, but when conditions are not normal, then the law is permissible to keep a dog. So what Abah did was indirectly, he wanted to provide enlightenment to society in a subtle way, that in responding to every phenomenon, we should not always think in normal conditions, but we must also look at abnormal conditions and how Islamic law provides alternatives. As is known, many of our people work in the plantation sector. Therefore, we must know about this issue; otherwise, It is not impossible that the "su uzzhan" (bad thoughts) of the Inhil people towards Abah Lukman in the past will happen again in the future.