Ratna Ningsih
Ratna Ningsih1,2*, Setyowati3, Hayuni Rahmah3 1. Poltekkes Kemenkes Bengkulu, Prodi Keperawatan Curup, Bengkulu 39125, Indonesia 2. Program Studi Magister, Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia 3. Fakultas Ilmu Kep

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Induksi Kalus dan Regenerasi Tiga Genotipe Tomat (Solanum lycopersicon L.) melalui Kultur Antera Ratna Ningsih; Bambang S. Purwoko; Muhamad Syukur; Iswari S. Dewi
Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 7 No. 2 (2016): Jurnal Hortikultura Indonesia
Publisher : Indonesian Society for Horticulture / Department of Agronomy and Horticulture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (272.486 KB) | DOI: 10.29244/jhi.7.2.75-82

Abstract

ABSTRACTThe aims of this research were to evaluate culture ability of 3 tomato genotypes through their androgenic response in callus induction and regeneration media. Completely randomized design with factorial arrangement and 5 replications were used. Treatments consisted of three genotypes (Tora, Ratna and hybrid variety Permata), six callus induction media in the first phase and three genotypes and two regeneration media. The result showed that hybrid variety Permata had the highest anther culture ability then others genotypes. Permata had the highest percentage of callus induction (27%) followed by Tora (14%) and Ratna (12%). The highest percentage of callus induction was shown in DBMI + 5 mg L-1 Kinetin + 2 mg L-1 NAA media (39.7%) followed by DBMII + 1 mg L-1 Kinetin + 2 mg L-1 NAA media (33.0%). Both genotypes and media gave low percentage of shoot induction. The percentage of shoot induction in hybrid variety Permata was 4.2% while in Tora was 2.1% and Ratna was 0%. The percentage of shoot induction in MS + 25 mg L-1 Zeatin was 2.8% while in MS + 1 mg L-1 Zeatin + 0.125 mg L-1 IAA was 1.4%.Keywords: androgenesis, auxin, cytokinine, in vitro, medium, tomato ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya kultur antera tiga genotipe tomat melalui percobaan induksi pembentukan kalus dan regenerasi tunas. Percobaan dirancang menggunakan Rancangan Acak Lengkap faktorial dengan lima ulangan. Bahan tanam yang digunakan ialah tomat varietas Tora, Ratna dan varietas hibrida Permata. Media yang digunakan adalah 6 media induksi kalus dan 2 media regenerasi tunas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tomat varietas hibrida Permata memiliki daya kultur antera yang lebih baik dibandingkan genotipe lainnya. Permata memiliki persentase jumlah kalus 27% lebih tinggi dibandingkan Tora (14%) dan Ratna (12%). Media yang paling baik menginduksi kalus adalah media DBMI + 5 mg L-1 Kinetin + 2 mg L-1 NAA (39%) dan DBMII + 1 mg L-1 Kinetin + 2 mg L-1 NAA (33%). Baik genotipe maupun media yang digunakan menghasilkan jumlah tunas yang rendah. Persentase induksi tunas varietas hibrida Permata 4.2% lebih tinggi dibandingkan Tora (2.1%) dan Ratna (0%). Persentase induksi tunas media MS + 0.25 mg L-1 Zeatin (2.8%) lebih tinggi dibandingkan media MS + 1 mg L-1 Zeatin + 0.125 mg L-1 IAA (1.4%).Kata kunci: androgenesis, auksin, in vitro, media, sitokinin, tomat
Determinants of Nurse Burnout Syndrome In Palembang City Hospital: A Cross-Sectional Study Ismar Agustin; Ratna Ningsih; Imelda; Muliyadi; Azwaldi; Nathalia Ramadhanti
Journal of health research and technology Vol. 1 No. 2 (2023): Journal of health research and technology
Publisher : Sahabat Publikasi Kuu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58439/jhrt.v1i2.116

Abstract

Nurses are at risk of experiencing various impacts due to work that affect their health. Nurses are at risk of experiencing mental health problems that can affect the quality of life and productivity of nurses, including burnout syndrome or mental fatigue. This study aims to identify the determinant factors associated with nurse burnout. This study used a cross-sectional design with 63 respondents using a purposive sampling method. Bivariate data analysis with chi square and multivariate with logistic regression. The results of the analysis show that most of the nurses experience burnout. Age, marital status and self-efficacy are significantly related to nurse burnout. Multivariate analysis showed self-efficacy (Exp(B) 0.029; 95% CI 0.004-0.197) as the most dominant factor causing nurse burnout. Nurses with low self-efficacy have a seven times higher risk of experiencing burnout than nurses who have high self-efficacy, but burnout is also influenced by other factors such as age and marital status. Future researchers are advised to consider other factors that can affect burnout so that they have different criteria and maximum research results
Menumbuhkan Sikap Toleransi Siswa oleh Guru Pendidikan Pancasila di SMP Negeri 14 Kendari Ratna Ningsih; Muh. Yusuf; Indrawati Syamsuddin
Mores: Jurnal Pendidikan, Moral dan Kewarganegaraan Vol. 3 No. 2 (2025): Edisi September 2025
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36709/mores.v3i2.46

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran guru Pendidikan Pancasila dalam menumbuhkan sikap toleransi siswa di SMP Negeri 14 Kendari. Jenis penelitian ini adalah adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subjek pada penelitian ini terdiri dari 3 orang guru Pendidikan Pancasila, selain itu informan penelitian yakni kepala sekolah, guru Pendidikan Agama, guru BK,  serta masing-masing siswa perwakilan kelas VII, VIII, dan IX. Teknik pengumpulan data yaitu dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data dimulai dengan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peran guru Pendidikan Pancasila dalam menumbuhkan sikap toleransi siswa di SMP Negeri 14 Kendari yaitu dilakukan dengan mencontohkan sikap toleransi dalam kehidupan sehari-hari,  dengan cara menumbuhkan apresiasi siswa terhadap perbedaan, menentang stereotip dan tidak berprasangka serta dengan melatih siswa untuk menerima perbedaan sejak dini dan mengenalkan keberagaman kepada siswa baik di dalam maupun di luar kelas. Dengan pembiasaan tersebut menjadikan sikap toleransi siswa semakin bertumbuh yaitu dengan menunjukan sikap saling menghormati antar sesama, saling membantu dalam hal kebaikan tanpa memandang suku, agama, ras, dan budaya, serta tidak menertawakan suku, ukuran tubuh, gender, atau otoritas seksual lainnya.