Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

ANALISIS PENGOLAHAN AIR TERPRODUKSI DI WATER TREATING PLANT PERUSAHAAN EKSPLOITASI MINYAK BUMI (STUDI KASUS: PT XYZ) Andarani, Pertiwi; Rezagama, Arya
Jurnal Presipitasi : Media Komunikasi dan Pengembangan Teknik Lingkungan Vol 12, No 2 (2015): September 2015
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (743.333 KB) | DOI: 10.14710/presipitasi.v12i2.78-85

Abstract

The exploration and production process of oil and its supporting operations always generates wasteas by-product. If they are uncontrolled, it might decrease the environmental quality. Thus, it isnecessary to manage and treat the waste in order to meet the regulation standard of quality andquantity. PT XYZ is an energy company, particularly oil and gas production, which its productionactivity generate a large amount of waste as well as produced water. Thus, PT XYZ must havefacilities or produced water handling plant which could minimize pollution caused by produced water.PT XYZ already has a system of produced water handling with recycling principle. After oil and waterseparation including water treating at Water Treating Plant (WTP), produced water will be used forsteam injection. This is the part of enhanced oil recovery by steam flooding in Duri Field. Besides,produced water could be used as backwash water at WTP, that is Oil Removal Filter (ORF) and WaterSoftener, which is called brine water. If the produced water and brine water is over load the capacity ofoil enhanced recovery injection, it might be disposed through injection to Disposal Well and there arecertain condition that produced water should be discharged into canal. The objective f this study is toanalyze the performance of a water treating plant in PT XYZ. Water Treating Plant is a facility fortreating produced water. Basically, WTP is on good condition and each unit has high efficiency forseparating oil and water (60-99%). Horizontal velocity at pit #A of API Separator was larger than thedesign criteria. In addition, Water Softeners have efficiency until 99% for the hardness.
PENENTUAN VARIASI RASIO C/N OPTIMUM SAMPAH CAMPURAN (DEDAUNAN DAN SISA MAKANAN) TERHADAP KINERJA COMPOST SOLID PHASE MICROBIAL FUEL CELLS (CSMFC) Lucitawati, Erika; Rezagama, Arya; Samudro, Ganjar
Jurnal Presipitasi : Media Komunikasi dan Pengembangan Teknik Lingkungan Vol 15, No 2 (2018): September 2018
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (424.859 KB) | DOI: 10.14710/presipitasi.v15i2.100-105

Abstract

Rasio C/N merupakan salah satu faktor penting pada proses pengomposan dan produksi listrik dalam compost solid phase microbial fuel cells (CSMFC). Rasio C/N menggambarkan nutrisi yang tersedia bagi mikroorganisme dalam CSMFC. Besarnya nilai rasio C/N yang terdapat dalam substrat yang digunakan mempengaruhi kinerja CSMFC. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan nilai rasio C/N yang optimum terhadap kinerja CSMFC. Variasi nilai rasio C/N yang digunakan yaitu 30:1, 40:1 dan 50:1. Kadar air diatur pada 60 %. Penelitian dilakukan secara batch selama 23 hari. Parameter yang diujikan berupa suhu, pH, kadar C Organik, N total, P total, K total, rasio C/N, power density, dan Coulombic efficiency. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja CSMFC yang optimum terdapat dalam reaktor dengan rasio C/N 30:1 dengan nilai suhu, pH, kadar C Organik, N total, P total, K total, power density, dan Coulombic efficiency secara berturut-turut sebesar 7,1, 27,5 OC, 20,31%, 1,63%, 0,19%, 0,21%, 12,47, 48,02 mW/m2 dan 0,19%.
Pemodelan Beban Pencemar Non-Point Source Sungai Premulung Segmen Kota Surakarta Rezagama, Arya; N, Arief Laila; A, Affifah Nadya; Setiawati, Lia
Jurnal Presipitasi : Media Komunikasi dan Pengembangan Teknik Lingkungan Vol 15, No 1 (2018): Maret 2018
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1193.27 KB) | DOI: 10.14710/presipitasi.v15i1.36-45

Abstract

Sungai Premulung Kota Surakarta mendapatkan beban pencemaran dari sumber pencemaran tidak terpusat seperti limbah domestik dan limbah UKM limbah batik. Kualitas air sangat di pengaruhi oleh kondisi daerah aliran sungai di mana penelitian hubungan antara tata guna lahan dan kualitas sungai masih jarang di aplikasikan di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengenalisa besaran beban pencemaran serta membandingkan secara spasial antara wilayah DAS premulung segmen Kota Surakarta. Survei kualitas air dilakukan dengan melakukan sampling 10 titik sepanjang sungai. Analisa spasial penggunaan lahan hasil dijitasi GIS citra Surakarta diolah dalam model BASIN-PLOAD. Berdasarkan hasil uji laboratorium nilai COD, Nitart, Fosfat maupun tembaga, hampir keseluruhan segmen sungai masih dibawah baku mutu Kelas IV menurut  PP no. 82 tahun 2001. Hasil model munjukkan penataan ruang memiliki korelasi yang sangat erat terhadap jumlah beban pencemaran yang masuk menuju sungai. Beban pencemar sumber bukan terpusat akan berhubungan lurus dengan luas wilayah dan area terbagun. Kelurahan Pajang Kecamatan Laweyan memempati urutan teratas dalam jumlah sumber pencemar dengan nilai 95 kg/tahun untuk CU, 1.097 kg/tahun untuk phosphat, 534 kg/tahun untuk nitrat dan 2.042 kg/tahun untuk COD kemudian diikuti Kelurahan Sondakan, Karangasem, dan Purwosari. Prioritas pengelolaan lingkungan Kota Surakarta dapat dibuat berdasarkan nilai beban pencemarannya.
STUDI OPTIMASI TAKAKURA DENGAN PENAMBAHAN SEKAM DAN BEKATUL Rezagama, Arya; Samudro, Ganjar
Jurnal Presipitasi : Media Komunikasi dan Pengembangan Teknik Lingkungan Vol 12, No 2 (2015): September 2015
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (613.958 KB) | DOI: 10.14710/presipitasi.v12i2.66-70

Abstract

Teknik pengomposan keranjang takakura telah banyak digunakan oleh rumahtangga di berbagai kota-kota besar di Indonesia. Pada sisi operasional terdapat kendalameliputi menurunnya efektifitas kinerja penguraian sampah organik sehingga seringterjadi kegagalan proses. Oleh karena itu, diperlukan suatu cara sederhana dalammeningkatkan kinerja porses pengomposan metode takakura. Secara garis besar,tahapan penelitian dibagi menjadi tahap persiapan, tahap pengomposan, dan tahappengolahan data. Penambahan sekam dan bekatul divariasikan ke dalam lima kotakkeranjang. Inokulum dalam komposter yang digunakan diambil dari keranjang milikmayarakat. Hasil penelitian menunjukkan penambahan sekam dan bekatul pada variasi3. 4, dan 5 belum menunjukkan hasil signifikan dalam meningkatkan kinerja inokulumseperti kotak 1. Temperatur inokulum baru masih di atas temperatur variasi/kotak yanglain. Hal ini disebabkan pada inokulum baru dimungkinkan masih terdapatmikroorganisme aktif serta sisa makanan dan sirkulasi udara yang baik. Namun jikadibandingkan satu persatu, penambahan sekam dan bekatul mampu menaikkantemperatur pada awal penelitian dibanding kotak 2 pada rata-rata proses. Penambahanbekatul dan sekam menyebabkan peningkatan rasio C/N. Namun, peningkatan rasio C/Ntidak serta merta membuat kotak 2, 3, dan 4 memiliki proses degradasi yang lebih baikdaripada inokulum baru yang ditandai dengan temperatur. Kandungan Karbon, Nitrogen,Phospor, dan Rasio C/N keseluruhan kompos matang telah memenuhi standar dalamSNI 19-7030-2004, standar internasional, dan Departemen Pertanian, tetapi masih belumsesuai dengan standar Departemen Pertanian dan PT. PUSRI
Tinjauan Nilai Manfaat pada Pengelolaan Sampah Plastik Oleh Sektor Informal (Studi Kasus: Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Grobogan) Ratna Kustanti; Arya Rezagama; Bimastyaji Surya Ramadan; Sri Sumiyati; Budi Prasetyo Samadikun; Mochtar Hadiwidodo
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 18, No 3 (2020): November 2020
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.18.3.495-502

Abstract

Penggunaan kembali material limbah dengan cara mendaur ulang merupakan salah satu cara efektif untuk menghindari pencemaran lingkungan dan mengurangi volume timbulannya di Tempat Pembuangan Akhir. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui potensi ekonomi kegiatan daur ulang sampah plastik oleh sektor informal di Kecamatan Purwodadi. Penelitian dilakukan melalui survei menggunakan kuesioner terhadap 29 pelaku daur ulang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa potensi ekonomi yang terdapat dalam usaha daur ulang sampah plastik pada tiap tingkatan pelaku daur ulang berbeda-beda. Berdasarkan analisis kelayakan ekonomi menggunakan  nilai Net Present Value (NPV), Benefit Cost Ratio (BCR),  dan  Internal Rate of Return (IRR) dapat disimpulkan bahwa usaha daur ulang tingkat penggiling layak secara ekonomi dengan nilai NPV Rp 923.395.260  (NPV > 1), nilai BCR 1,58 (BCR > 1), dan nilai IRR 56,82. Benefit (manfaat) dari implementasi program 3R sampah plastik pada sektor informal secara umum dapat digolongkan menjadi dua manfaat, yaitu manfaat langsung (direct benefit) dan manfaat tidak langsung (indirect benefit). Manfaat langsung (direct benefit) berupa keuntungan penjualan sampah plastik. Keuntungan bersih tiap jenis sampah plastik pada tingkat pemulung  antara Rp 500-Rp 2.600, tingkat bank sampah berkisar antara Rp 100-Rp 400, tingkat pengepul I berkisar antara Rp 91,67-Rp 391,67, tingkat pengepul II berkisar antara Rp 173,46-Rp 473,46, tingkat bandar berkisar antara Rp 186,94-Rp 686,94, dan tingkat penggiling berkisar antara Rp 136,23-Rp 1.136,32. Manfaat tidak langsung (indirect benefit) adanya pengelolaan sampah plastik oleh sektor informal yaitu tereduksinya sampah plastik di Kecamatan Purwodadi sebesar 10,08%.ABSTRACTRecycling of waste material is an effective way to eliminate environmental pollution and reduce the volume of its generation in landfills. This research purpose was to determine the economical potention of plastic waste recycling business by the informal sector in Purwodadi District. The research method by a questionnaire survey of 29 recycling actors. The results showed that the economical potention of the plastic waste recycling business at each level of the recycling actors was different. Based on the economic feasibility analysis using Net Present Value (NPV), Benefit Cost Ratio (BCR), and Internal Rate of Return (IRR), it can be concluded that recycling business at the grinder level is economically feasible with NPV value of Rp 923,395,260 (NPV> 1) , BCR value 1.58 (BCR> 1), and IRR value 56.82. The benefits of implementing the 3R plastic waste program in the informal sector can be classified into two benefits, there are direct benefit and indirect benefit. The direct benefit can be formed the profit from selling plastic waste. The net profit of each type of plastic waste at the scavenger level is about Rp 500-Rp 2,600, the level of waste bank about Rp 100-Rp 400, the level of collectors I about Rp 91.67-391.67, the level of collector II about  Rp 173.46-Rp 473.46, the level of dealer about Rp 186.94-Rp 686.94, and the grinder level about Rp 136.23-Rp 1,136.32. The indirect benefit of plastic waste management by the informal sector is the reduction of plastic waste in Purwodadi District for about 10.08%.
Understanding Informal Actors Of Plastic Waste Recycling In Semarang City Budi Prasetyo Samadikun; Arya Rezagama; Bimastyaji Surya Ramadan; Pertiwi Andarani; Erina Dwi Rumanti
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 18, No 1 (2020): April 2020
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (372.268 KB) | DOI: 10.14710/jil.18.1.162-170

Abstract

ABSTRAKKegiatan daur ulang sampah di Kota Semarang dapat dilakukan dengan cukup baik berkat campur tangan dari sektor informal. Sayangnya, kegiatan pengelolaan sampah formal tidak mempertimbangkan nilai pemulihan sampah. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi aliran sampah plastik di sektor informal di Kota Semarang. Peneliti menggunakan wawancara mendalam untuk mengumpulkan data. Ada 46 agen daur ulang, termasuk lima (5) pemulung, 17 pengepul 20 perusahaan skala kecil, tiga (3) perusahaan skala besar, dan 1 perantara (pabrik penggilingan plastik) yang telah diwawancarai. Data dari Badan Lingkungan Hidup Kota Semarang digunakan sebagai data sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah sampah plastik yang dihasilkan oleh masing-masing agen daur ulang diperkirakan 23,98 kg/ hari di tingkat pemulung, 54,74 kg/ hari di tingkat pengepul, 347,48 kg / hari di tingkat perusahaan skala kecil, 1.735,3 kg / hari di tingkat perusahaan skala besar, dan 2.160 kg / hari di tingkat perantara. Produsen bijih plastik daur ulang berlokasi di luar Kota Semarang, sedangkan bank sampah berbasis masyarakat adalah bagian dari pengelolaan sampah berbasis masyarakat yang tidak mencari keuntungan. Oleh karena itu, tidak dibahas secara mendalam di penelitian ini.Kata kunci: sampah plastik, aliran sampah, agen daur ulangABSTRACTWaste recycling activities in Semarang City can be conducted quite well due to the interference of the informal sector. Unfortunately,  the formal waste management activities do not consider the utilization of waste recovery value. This study aims to identify the flow of plastic waste in the informal sector in Semarang City. We used in-depth interviews to collect data. There are 46 recycling agents, including five (5) scavengers, 17 scrap dealers, 20 small scale enterprises, three (3) large scale enterprises, and 1 intermediate (plastic grinding mill) that has been interviewed. Data from The Environment Agency of Semarang City obtained as secondary data. The results showed that the amount of plastic waste generated by each recycling agent was estimated at 23.98 kg/day at the scavenger level, 54.74 kg/day at the scrap dealer level, 347.48 kg/day at the small scale enterprise level, 1,735.3 kg / day days at large scale enterprise level, and 2,160 kg/day at the level of plastic waste intermediates. Recycled plastic ore producers are located outside Semarang City, whereas the community-based waste bank is part of community based solid waste management that is not looking for profit. Hence, it is not discussed in depth in this study.Keywords: plastic waste, waste flow, recycling agent
IDENTIFIKASI PENCEMAR WADUK MANGGAR KOTA BALIKPAPAN Arya Rezagama; Ahmad Tamlikha
Jurnal Pengembangan Kota Vol 4, No 1: Juli 2016
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (39.761 KB) | DOI: 10.14710/jpk.4.1.40-48

Abstract

Waduk Manggar terletak di Kelurahan Karangjoang Kecamatan Balikpapan Utara merupakan sumber air baku utama sebesar  900  liter/detik. Status mutu air waduk tahun 2013 menunjukkan kondisi tercemar Berat (Badan Lingkungan Hidup, 2013). Kualitas air waduk terukur fluktuatif dimana terjadi penurunan kualitas air secara sesaat hingga baku mutu kelas 4. Untuk mengetahui faktor pencemaran Waduk diperlukan analisa sumber pecemar dan kemampuan daya tampung Waduk Manggar. Sumber pencemaran dapat bersifat alamiah maupun antropogenik. Penelitian menggunakan metode kuantitatif yang dikuatkan dengan analisa kualitatif. Perhitungan debit menggunakan metode pendekatan konversi curah hujan peanman, analisa daya tampung waduk menggunakan panduan PERMEN LH No. 28 Tahun 2009. Ketersediaan inlet debit kritis pada bulan agustus mencapi 2,8 m3/det. Sedangkan puncak musim kemarau terjadi pada bulan Agustus, September dan Oktober. Beban pencemaran dominan disebabkan oleh sumber alami tanah podsolik yang bersifat masam dan melarutkan kadar besi yang tinggi di batuan. Hal ini yang menyebabkan penurunan DO secara fluktuatif. Sedangkan beban pencemaran dari aktivitas manusia masih sangat kecil dibandingkan daya purifikasi waduk. Kualitas air waduk memiliki daya tampung yang masih baik dan tergolong kelas 1. Terdapat pengaruh yang signifikan dari kondisi tahun basa dan kering terhadap kualitas air. Pada musim basah, kualitas air waduk cenderung memiliki DO rendah, Fe yang tinggi.
PENERAPAN REGRESI LOGISTIK DALAM PENENTUAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH WISATAWAN ECOTOURISM DESA BEDONO Wilis Ari Setyati; Sunaryo Sunaryo; Arya Rezagama; Abel Kristanto Widodo; M Faisal Alfa Yulianto
JURNAL ENGGANO Vol 5, No 1
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (233.33 KB) | DOI: 10.31186/jenggano.5.1.11-22

Abstract

Kegiatan pariwisata merupakan salah satu sektor vital yang dapat diandalkan oleh masyarakat suatu desa untuk memperoleh pendapatan tambahan. Desa Bedono merupakan salah satu desa pesisir yang terletak di Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak. Sebagai salah satu desa pesisir, Desa Bedono mengalami tekanan dari aktivitas di darat maupun di lautan. Dampak yang paling terlihat adalah rusaknya infrastruktur akibat banjir rob. Hal ini tentu menghambat wisatawan yang ingin datang berkunjung ke Desa Bedono. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi wisatawan untuk datang ke Desa Bedono. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner berisi pertanyaan tertutup dengan jumlah responden sebanyak 100. Pengolahan data menggunakan regresi logistic dengan bantuan software SPSS. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi wisatawan untuk datang ke Desa Bedono ada tiga, yaitu: respon warga desa terhadap banjir rob (X1), prioritas masalah lingkungan (X3) dan jenis wisata yang ditawarkan (X11) dilihat dari nilai significance yang berada di bawah 1% dan 5%. Setelah mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi wisatawan untuk datang ke Desa Bedono, diharapkan warga dapat memaksimalkan potensi sehingga dapat meningkatkan jumlah wisatawan.APPLICATION OF LOGISTIC REGRESSION IN DETERMINING FACTORS AFFECTING THE NUMBER OF ECOTOURISM ASSESSMENT IN BEDONO VILLAGE. Tourism activities are one of the vital sectors that can be relied upon by the people of a village to obtain additional income. Bedono Village is a coastal village located in Sayung Subdistrict, Demak Regency. As one of the coastal villages, Desa Bedono experiences pressure from activities on land and in the ocean. The most noticeable impact is damage to infrastructure due to tidal flooding. This certainly inhibits tourists who want to come to visit Bedono Village. This study aims to determine the factors that influence tourists to come to the village of Bedono. Data collection was carried out with a questionnaire containing closed questions with 100 respondents. Data processing used logistic regression with the help of SPSS software. The results of this study indicate that there are three factors influencing tourists to come to Bedono Village, namely: villagers' responses to tidal floods (X1), priority environmental problems (X3) and types of tours offered (X11) seen from the significance value at under 1% and 5%. After knowing the factors that influence tourists to come to Bedono Village, it is hoped that residents can maximize their potential so that they can increase the number of tourists.
DAUR ULANG SAMPAH PLASTIK MENJADI BARANG BERNILAI SENI TINGGI BAGI PAGUYUBAN BANK SAMPAH KOTA SEMARANG Sri Sumiyati; Junaidi Junaidi; Bimastyaji Surya Ramadan; Anik Sarminingsih; Arya Rezagama
Jurnal Pasopati : Pengabdian Masyarakat dan Inovasi Pengembangan Teknologi Vol 2, No 4 (2020)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Paguyuban Bank Sampah Kota Semarang dalam kegiatannya banyak bekerjasama dengan Dinas Lingungan Hidup Kota semarang. Setiap bank sampah tingkat kelurahan telah melakukan pengelolaan dan penjualan sampah nasabah yang meliputi pemilahan, pencatatan dan penjualan sampah secara langsung. Selain itu bank sampah yang sudah menjadi anggota Paguyuban Bank Sampah Kota juga telah melakukan usaha pengolahan sampah menjadi barang yang bernilai ekonomis dan nilai seni lebih tinggi. Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini memberikan pelatihan pemanfaatan sampah plastik menjadi barang yang bernilai seni bagi anggota Paguyuban Bank Sampah Kota Semarang. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dikelompokkan menjadi 3 tahap, yaitu tahap 1. Koordinasi dengan mitra, 2) Pelatihan pemanfaatan sampah plastik menjadi barang yang bernilai seni, dan 3). Monitoring dan evaluasi kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Sampah non-organik berupa sampah plastik kemasan bungkus makanan dan minuman telah dapat dibuat kreasi menjadi barang yang bermanfaat untuk kebutuhan sehari-hari seperti bunga, taplak, tas, dompet, tempat lampu belajar, gantungan kunci serta pigura foto, lampu hias dan lain-lain. Dengan mengolah limbah plastik menjadi barang yang berguna selain dapat menyalurkan ide dan kreativitas juga dapat menjadi peluang usaha rumah tangga (home industry) yang berpeluang secara ekonomis dan nilai seni yang tinggi.
Pemodelan Banjir Dua Dimensi Sungai Seruyan dengan Menggunakan Aplikasi HEC-RAS Bumi, Ingerawi Sekaring; Rezagama, Arya
Jurnal Inovasi Konstruksi Vol 2, No 1 (2023): April
Publisher : Politeknik Pekerjaan Umum

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56911/jik.v2i1.36

Abstract

Badan Penanggulangan Bencana Nasional Indonesia (BNPB) pada tahun 2020 menyebutkan bahwa banjir merupakan bencana alam dengan kejadian paling tinggi di Indonesia. Bencana banjir terjadi di berbagai lokasi di Indonesia. Salah satunya terjadi di Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah. Wilayah ini mengalami banjir hampir setiap tahun pada musim penghujan. Berdasarkan data, pada tahun 2020 terjadi banjir terparah dalam 30 tahun terakhir. Banjir tersebut terjadi hingga 4 bulan dan menggenangi sebagian besar kecamatan di Kabupaten Seruyan. Hal ini menyebabkan timbulnya berbagai kerugian jiwa, sosial dan ekonomi. Dampak bencana banjir tersebut dapat dikurangi dengan analisis lokasi yang berpotensi terjadi banjir dan analisis penyebab terjadinya banjir pada daerah tersebut. Analisis dilakukan dengan melakukan pemodelan banjir dua dimensi dengan menggunakan aplikasi HEC-RAS versi 6.1. Pemodelan dilakukan dengan menggunakan data topografi dan hidrograf banjir dengan metode HSS Nakayasu. Data sedimen dan debit dari anak sungai tidak ditambahkan dalam model. Hasil pemodelan menunjukkan terdapat empat lokasi dengan elevasi banjir tertinggi dan area yang luas. Banjir pada lokasi tersebut disebabkan oleh topografi yang rendah, pertemuan beberapa anak sungai dan karakteristik sungai yang berkelok-kelok (meander) sungai. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat direncanakan beberapa solusi teknis dan non teknis untuk mengurangi potensi kerugian akibat banjir.