Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

KAJIAN ALIH FUNGSI RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA DENPASAR I Nengah Riana; Widiastuti Widiastuti; Ida Bagus Gde Primayatna
RUANG: Jurnal Lingkungan Binaan (SPACE: Journal of the Built Environment) Vol 1 No 1 (2014): April 2014
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (464.392 KB) | DOI: 10.24843/JRS.2014.v01.i01.p07

Abstract

Abstract Denpasar city is both the capital as well as the major growth center in Bali. This growth however has caused problems for open space provision. Green open space in urban areas is a necessary part of spatial planning in order to maintain water catchment areas to improve urban environmental compatibility, creation of an urban environment that is safe, comfortable, fresh, beautiful and healthy, and to provide a balance between the natural environment, the built environment and the public realm. The transformation of open space to urban uses in cities is ubiquitous and impacts on spatial planning. This study aims to determine the extent of land conversion in Denpasar and the reasons for such change. Quantitative analysis is used to focus on the form of land use change and the logic behind it. The study concentrates on open space conversion. Data was collected by observation, questionnaires and interview. The final results of this research will hopefully enrich the field of regional development and urban spatial planning, and provide a useful stimulus in the forward planning of Denpasar. Preliminary results suggest that land conversion predominantly serves residential land use (94.12%). Dominant factors that affect its transfer are due to its strategic location (69.50%) and blocked irrigation channels (30.1%). The analysis demonstrates that many open green spaces are located in strategic areas with a complete infrastructure that supports land conversion but are located beside irrigation channels than cannot function optimally. Keywords: land conversion, green open space, urban open space AbstrakDenpasar merupakan ibu kota Provinsi dan pusat pertumbuhan di Bali. Pesatnya pertumbuhan kota memunculkan permasalahan terkait pengadaan ruang terbuka hijau. Ruang terbuka hijau pada kawasan perkotaan merupakan bagian dari penataan ruang kota dengan tujuan menjaga ketersediaan lahan, sebagai kawasan resapan air, menjaga keseimbangan antara lingkungan alam dan lingkungan binaan, meningkatkan keserasian lingkungan perkotaan, menciptakan lingkungan perkotaan yang aman, nyaman, segar, indah dan bersih. Fenomena alih fungsi banyak terjadi di kota-kota besar dan berdampak pada tata ruang kota secara menyeluruh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fenomena alih fungsi lahan yang terjadi di kota Denpasar dan alasan akan terjadinya perubahan ini. Denga menerapkan pendekatan kuantitatif, penelitian ini memfokus kajiannya pada: jenis alih fungsi, faktor mempengaruhi alih fungsi, dan faktor dominan yang mempengaruhi alih fungsi ruang terbuka hujau di Kota Denpasar. Data diperoleh dengan melakukan observasi, penyebaran kuesioner dan wawancara. Hasil analisis menunjukan bahwa mayoritas alih fungsi dilakukan untuk pemenuhan kebutuhan tempat tinggal (94,12%). Sedangkan faktor yang mempengaruhi alih fungsi adalah lokasi yang strategis (69,50%) dan saluran irigasi tidak berfungsi dengan maksimal (30,1%). Alih fungsi ini juga didorong karena ruang terbuka hijau banyak berlokasi di kawasan strategis dengan infrastruktur yang lengkap sehingga menarik masyarakat untuk melakukan alih fungsi, khususnya jika saluran irigasi yang ada tidak bisa difungsikan secara optimal.Kata kunci: alih fungsi, ruang terbuka hijau, ruang terbuka perkotaan
Analisis Perbandingan Penjadwalan Menggunakan Critical Path Method (CPM) dengan Precedence Diagram Method (PDM) (Studi Kasus : Proyek Pembangunaan SD Negeri 5 Pecatu) Komang Agus Ariana; Ketut Nuraga; Putu Budiarnaya; Putu Ariawan; I Gusti Ngurah Nyoman Wismantara; Nengah Riana; Kadek Pasek Pangestu
Jurnal Ilmiah Telsinas Vol 4 No 1 (2021)
Publisher : Universitas Pendidikan Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (976.377 KB) | DOI: 10.38043/telsinas.v4i1.374

Abstract

Penjadwalana proyek sangat berpengaruhcterhadap keberhasilan dan kegagalan suatu proyek. Tujuanszxdari penelitian ini adalaha menganalisa penjadwalanc zproyeka dengana menentukanu kegiatan-kegiatans kritisz dan durasinyal menggunakan metodeh Criticalz Pathz Methodq (CPM)’ dan PrecedencezxDiagram Method (PDM). Datag yangv digunakanq dalamb penelitian iniz adalahx datas sekundera zyanga diperolehac dariiy kontraktorcpelaksana. Berdasarkan hasil penelitian dari Critical Path Method (CPM) diperoleh durasi 25 minggu atau 175 hari dengan kegiatan-kegiatan yang kritisnya antara lain kegiatan pekerjaan persiapan; pekerjaan tanah dan pondasi; pekerjaan listplank beton; pekerjaan balok dan pelat lantai 2; pekerjaan ring balok atap; pekerjaan pasangan kusen, pintu, dan jendela;pekerjaan sanitair/plumbing; pekerjaan pengecatan. Sedangkan hasil penelitian dari Precedence Diagram Method (PDM) diperoleh durasi 26 minggu atau 182 hari dengan kegiatan-kegiatan yang kritisnya antara lain kegiatan pekerjaan persiapan; pekerjaan’ tanah,’dan pondasi; pekerjaan pile’’cap; pekerjaan sloof; pekerjaan’’kolom lantai 1; pekerjaan tangga beton; pekerjaan balok dan pelat lantai 2; pekerjaan kolom lantai 2; pekerjaan ring balok atap; pekerjaan dinding dan plesteran; pekerjaan pasang keramikkklantaiiddan dinding; pekerjaan pasangg kusen,ddpintu dan jendela; pekerjaandggpengecatan; ddpekerjaan elektrikal. Perbandingan hasil analisa metode CPM dan PDM menunjukkan perhitungan PDM yang paling optimal karena pada proyek pembangunan SDN 5 Pecatu memiliki pekerjaan-pekerjaan yang tumpang tindih.
Analisis Tingkat Resiko Dan Biaya Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) pada Pekerjaan Bangunan Gedung: Studi Kasus Proyek Pengadaan Bangunan Gedung Pertokoan Pasar Permanen Karangasem Bali Nengah Riana; Raimundo Sarmento; Komang Ariana
Jurnal Ilmiah Telsinas Vol 4 No 2 (2021)
Publisher : Universitas Pendidikan Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (274.454 KB) | DOI: 10.38043/telsinas.v4i2.3334

Abstract

SMK3 merupakan manajemen keseluruhan pada proyek yang mencangkup perencanaan proyek, struktur organisasi, dan pelaksanaan prosedur proyek. SMK3 juga mengatur tentang sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan dan juga pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja untuk pencapaian suatu lingkungan kerja yang tertib, aman, nyaman dan memberikan perlindungan bagi tenaga kerja serta jasa konstruksi. Namun dalam implementasinya, K3 masih belum menjadi prioritas perhatian bagi Industri. Salah satu kendalanya adalah masalah biaya penyelenggaraan SMK3. Penyelengaraan SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum sebagaimana dimaksud pada rincian kegiatan penyelengaraan SMK3 K3ini dilakukan karena akan memungkinkan terjadinya kecelakaan akibat kerja. Sehingga diperlukan biaya K3 untuk menekan terjadinya kecelakaan kerja atau sakit akibat kerja Tujuan dari studi ini adalah: 1) Untuk mengetahui berapa tinggi tingkat resikoK3 pada pekerjaan struktur beton. 2) Untuk mengetahui berapa nilai biaya K3 pada masa pandemic Covid-19 untuk menekan resiko pada pekerjaan struktur beton. Penelitian dilakukan pada proyek Pasar Karangasem dengan metode penelitian deskritif kualitatif dan deskritif kuantitatif. Metode deskritif kualitatif dan deskritif kuantitatif yang digunakan adalah metode wawancara, dengan foto dan menggunakan kuesioner yang bertujuan untuk mendapatkan opini responden mengenai frekuensi dan tingkat keparahan yang dapat terjadi dari resiko-resiko yang mungkin terjadi pada pekerjaan struktur beton di Proyek Bangunan Gedung Pertokoan Pasar Permanen Karangasem. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah: 1) Tingkat risiko pada seluruh sub pekerjaan struktur beton di Proyek Gedung Pertokoan Pasar Permanen Karangasem masuk dalam tingkat risiko Medium (M) rentang nilai (5 - <10) dimana tingkat bahaya kecil dengan klasifikasi hazard klas (C), hal ini terjadi karena proyek Gedung Pertokoan Pasar Permanen Karangasem telah menerapkan SMK3. 2) Biaya K3 untuk menekan risiko pada pekerjaan struktur beton di Proyek Gedung Pertokoan Pasar Permanen Karangasem adalah sebesar Rp. 14.054.388.000,00 atau 0.31% dari biaya total pekerjaan struktur beton di Gedung Pertokoan Pasar Permanen Karangasem.
Kendala Pada Pelayanan Pembuatan Izin Mendirikan Bangunan di Kabupaten Badung I Nyoman Indra Kumara; I Nengah Riana; Komang Agus Ariana
Jurnal Ilmiah Telsinas Vol 5 No 1 (2022)
Publisher : Universitas Pendidikan Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (311.081 KB) | DOI: 10.38043/telsinas.v5i1.3749

Abstract

On October 5, 2020 the Job Creation Act (UU Ciptaker) was passed and removed the requirements for a building permit (IMB) to obtain a development, structuring, and building construction permit. This is due to the complexity of the investment licensing process in Indonesia. Badung Regency is an attraction for investors to invest as well as apply for an IMB because it is a tourism area. This results in a lot of development and will indirectly increase the number of applications for IMB management. The process of obtaining IMB in Badung Regency is carried out by the Badung Regency Investment and One Stop Integrated Service (DPMPTSP). This study describes the constraints on the service of making IMB in Badung Regency. Collecting data using mixed research methods, quantitative descriptive analysis, and thematic analysis, in order to obtain 14 obstacles faced in IMB services in Badung Regency. These constraints can be grouped based on the processes that must be passed in the IMB service in Badung Regency. All of these obstacles were obtained based on literature studies, interviews with expert staff, as well as guided by regulations, time baselines, and criteria contained in the applicable SOPs.
Kendala Pada Pelayanan Pembuatan Izin Mendirikan Bangunan di Kabupaten Badung I Nyoman Indra Kumara; I Nengah Riana; Komang Agus Ariana
Jurnal Ilmiah Telsinas Vol 5 No 1 (2022)
Publisher : Universitas Pendidikan Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (311.081 KB) | DOI: 10.38043/telsinas.v5i1.3749

Abstract

On October 5, 2020 the Job Creation Act (UU Ciptaker) was passed and removed the requirements for a building permit (IMB) to obtain a development, structuring, and building construction permit. This is due to the complexity of the investment licensing process in Indonesia. Badung Regency is an attraction for investors to invest as well as apply for an IMB because it is a tourism area. This results in a lot of development and will indirectly increase the number of applications for IMB management. The process of obtaining IMB in Badung Regency is carried out by the Badung Regency Investment and One Stop Integrated Service (DPMPTSP). This study describes the constraints on the service of making IMB in Badung Regency. Collecting data using mixed research methods, quantitative descriptive analysis, and thematic analysis, in order to obtain 14 obstacles faced in IMB services in Badung Regency. These constraints can be grouped based on the processes that must be passed in the IMB service in Badung Regency. All of these obstacles were obtained based on literature studies, interviews with expert staff, as well as guided by regulations, time baselines, and criteria contained in the applicable SOPs.
Analisa Kecelakaan Lalu Lintas di Ruas Jalan Bypass Ngurah Rai Kota Denpasar I Gusti Ngurah Nyoman Wismantara; Nengah Riana; Yanuarius Reinaldi Nenta
Jurnal Ilmiah Telsinas Vol 5 No 2 (2022)
Publisher : Universitas Pendidikan Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38043/telsinas.v5i2.4113

Abstract

The Ngurah Rai Bypass Road in Denpasar City is one of the roads that has a high accident rate. The Ngurah Rai Bypass accommodates traffic flow from the direction of Nusa Dua towards Denpasar City where the number of vehicles continues to increase every year, causing road conditions to become more congested and accidents to occur. The purpose of this study is to analyze the characteristics of traffic accidents on the Ngurah Rai Bypass Road and determine blacksites and blackspots. This study used a data collection method, namely secondary data for three years (2018 – 2020) obtained from the Denpasar City Police Traffic Unit. For calculations using the EAN method or equivalent accident number which is one of several calculation methods to determine accident-prone areas and points. The results of the analysis show that the number of accident incidents over the past three years (2018-2020) totaled 277 incidents with accident characteristics, namely the victim class with the highest level of severity was minor injuries (LR) of 298 people with a percentage of 67%, the highest accident time occurred at light time (06.00 -18.59) as many as 174 incidents with a percentage of 62.8%, the highest type of vehicle involved in an accident, namely motorbikes, 182 incidents with a percentage of 60.5%, the highest gender involved in an accident, namely men 261 people with a percentage of 58.7%, The highest age of victims involved in accidents was 17-30 years with 268 people with a percentage of 60.2%, the highest cause of accidents were road users (riders and pedestrians) with 260 incidents with a percentage of 93.9%. The 7 road segments that are categorized as blacksites on the Bypass Ngurah Rai road in Denpasar City are segment 25 (km 24-25), segment 28 (km 27-28), segment 13 (km 12-13), segment 9 (km 8- 9), segment 18 (km 17 – 18), segment 14 (km 13 – 14), segment 15 (km 14 – 15). Seven points are categorized as blackspots on the Denpasar City Bypass Ngurah Rai road, namely segment 25 (km 24.6 – 24.9), segment 28 (km 27.4 – 27.8), segment 13 (km 12 – 12.7), segment 9 (km 8.7 – 8.9), segment 18 (km 17 – 17.8), segment 14 (km 13 – 13.6), segment 15 (km 14.3 – 15).
Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja Menggunakan Metode Hazard Identification And Risk Assessment Pada Proyek Konstruksi Yusra Aulia Sari; I Wayan Yoga Baskara; I Nengah Riana; Komang Agus Ariana
Reinforcement Review in Civil Engineering Studies and Management Vol. 1 No. 2 (2022)
Publisher : Universitas Pendidikan Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (387.837 KB) | DOI: 10.38043/reinforcement.v1i2.4105

Abstract

The construction service sector is one of the many business fields that are classified as very prone to accidents. This research takes a case study, namely the Bali Kura-Kura Creative Campus Development Project which requires a lot of human resources and is of course prone to construction accidents due to negligence or human error. The purpose of this study is to determine the level of accident risk that occurs and provide K3 recommendations after knowing the level of accident risk. In this study the questionnaire was used as a data collection tool. Questionnaires were compiled from predetermined research variables. After knowing the variables and data, the next step is to apply the Hazard Identification and Risk Assessment (HIRA) method The conclusion that can be drawn from this research is the calculation using the HIRA method, which is that there are activities with a low risk level of 3 (15%) sources in the excavation area. Then there are 5 sources (25%) that are included in the medium risk level and 10 sources (50%) of the risk that are included in the high risk category found in all activity areas. Meanwhile, in the extreme risk category, there are 2 sources (10%) found in the excavation area and based on the analysis, it can be seen that the recommendations for improvement proposals that can be made include tightening supervision on each worker activity, enforcing SOPs for each activity, providing safety signs on certain areas that may pose a potential hazard, provide personal protective equipment (PPE).
Pengaruh Lingkungan dan Kesehatan Kerja terhadap Kinerja Karyawan Proyek Konstruksi Pembangunan Gedung Majelis Desa Adat Kabupaten Tabanan, Bali Dharmayasa, I Gusti Ngurah Putu; Ariana, I Komang Agus; Riana, I Nengah; Budi Arnaya, Putu; Atmaja, I Gusti Ngurah Nyoman Tri Werdi
Jurnal Teknik Sipil Institut Teknologi Padang Vol 12 No 1 (2025): Jurnal Teknik Sipil institut Teknologi Padang
Publisher : ITP Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21063/jts.2025.V1201.053-059

Abstract

Sumber daya manusia (SDM) memiliki peran vital dalam pencapaian tujuan perusahaan, baik yang berskala besar maupun kecil. Pengelolaan SDM menjadi sangat penting, terutama dalam era globalisasi, karena keberhasilan perusahaan sangat bergantung pada kompetensi karyawan. Karyawan memiliki sejumlah hak, seperti upah yang layak, jam kerja yang wajar, waktu istirahat dan cuti yang memadai, pelatihan, pendidikan, serta jaminan keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh lingkungan kerja dan kesehatan terhadap kinerja karyawan di proyek konstruksi Gedung Majelis Desa Adat (MDA) Tabanan. Data dikumpulkan melalui survei kuantitatif menggunakan kuesioner yang melibatkan 75 responden. Hubungan antara variabel lingkungan kerja (X1) dan kesehatan (X2) terhadap kinerja karyawan (Y) dianalisis menggunakan metode regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lingkungan kerja yang baik dan kondisi kesehatan yang optimal berkontribusi signifikan terhadap peningkatan kinerja karyawan. Hal ini menegaskan pentingnya menciptakan tempat kerja yang aman dan sehat untuk meningkatkan produktivitas serta mencapai tujuan organisasi. Untuk tetap kompetitif di industri konstruksi, perusahaan perlu memprioritaskan kesejahteraan karyawan sebagai bagian dari strategi keberlanjutan.
Analisis Manajemen Risiko K3 pada Proyek Konstruksi (Studi Kasus: Proyek Pembangunan Gedung C Blok 2 Undiknas) Agus Ariana, I Komang; Wismantara, I.G.N.N.; Riana, I Nengah; Wibawa, I Nyoman Galang Sunada
Jurnal Teknik Sipil Institut Teknologi Padang Vol 12 No 1 (2025): Jurnal Teknik Sipil institut Teknologi Padang
Publisher : ITP Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21063/jts.2025.V1201.060-069

Abstract

Kesehatan dan keselamatan kerja ialah persoalan yang kompleks dalam proyek konstruksi. Kesadaran, perilaku, pengetahuan dan tindakan pekerja tentang keselamatan kerja sampai saat ini relatif rendah serta belum ditekankan sebagai kepentingan mendasar untuk meningkatkan keamanan, termasuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja. Manajemen risiko Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) mampu membantu meminimalisir kecelakaan kerja, terutama bagi proyek konstruksi. Tujuan penelitian ini guna mengidentifikasi bahaya, menentukan klasifikasi tingkat risiko dan menentukan pengendalian risiko pada proyek pembangunan gedung C blok 2 Undiknas. Analisis manajemen risiko dilaksanakan menggunakan metode HIRADC (Hazard Identification Risk Assessment Determining Control). Dari penelitian yang telah dilakukan teridentifikasi 25 bahaya dari pekerjaan tanah, pekerjaan pasangan dan dinding, pekerjaan baja dan pekerjaan beton. Identifikasi bahaya tersebut terbagi menjadi 2 klasifikasi tingkat risiko, yaitu klasifikasi tingkat risiko kecil sejumlah 11 risiko (44%) dan klasifikasi tingkat risiko sedang sejumlah 14 risiko (56%). Pengendalian risiko yang dilakukan pada pekerjaan tanah, pekerjaan baja dan pekerjaan beton yaitu dengan pengendalian administrasi, alat pelindung diri (APD) dan pengendalian rekayasa teknik. Pada pekerjaan pasangan dan dinding yaitu dengan pengendalian menggunakan APD, dan pengendalian rekayasa teknik.
Pemasangan HDPE Jacket pada Tiang Pancang Jalan Tol Bali Mandara sebagai Proteksi Korosi Dharmayasa, I Gusti Ngurah Putu; Riana, I Nengah; Sugianitri, Ni Made Fibri; Sukadana, I Wayan
Jurnal Teknik Sipil Institut Teknologi Padang Vol 11 No 1 (2024): Jurnal Teknik Sipil institut Teknologi Padang
Publisher : ITP Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21063/jts.2024.V1101.017-25

Abstract

Jalan tol merupakan jalan umum nasional yang memerlukan pembayaran bagi penggunaannya. Pembangunan jalan tol dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan distribusi barang dan jasa yang mendukung pertumbuhan ekonomi, mendukung pembangunan yang merata dan adil, serta memperlancar lalu lintas. Jalan Tol Bali Mandara adalah jalan tol pertama di Bali yang dibangun di atas laut. Oleh karena itu, perawatan khusus pada fondasi tiang pancang, terutama pada sambungan tiang pancang, diperlukan karena struktur fondasinya berada pada zona percikan (splash zone) dan zona pasang surut (tidal zone). Perawatan khusus pada tiang pancang jalan tol perlu dilakukan untuk melindungi sambungan tiang pancang dari korosi, salah satunya dengan memasang lapisan HDPE jacket pada tiang pancang. Pekerjaan pemasangan HDPE jacket di Jalan Tol Bali Mandara dibagi menjadi 8 tahapan, yaitu: persiapan, pembersihan, pendempulan, penggantian pelat baja sambungan tiang pancang, pemasangan material primer atau petroleum paste, pemasangan petrolatum tape, pemasangan HDPE, dan tahap pembersihan akhir. Dalam pekerjaan pemasangan HDPE jacket pada Jalan Tol Bali Mandara, digunakan 3 bahan penting, yaitu petroleum paste sebagai lapisan dalam, petrolatum tape sebagai lapisan kain bukan tenunan yang berisi pasta anti-korosi, serta HDPE jacket sebagai lapisan paling luar (outer cover). Material-material ini digunakan untuk memberikan perlindungan dari korosi pada tiang pancang yang terletak di zona percikan air (splash zone) dan zona pasang surut (tidal zone). Dengan memasang HDPE jacket pada semua sambungan tiang pancang yang ada di Jalan Tol Bali Mandara, maka tiang-tiang pancang tersebut dapat terlindungi dengan baik, sehingga dapat mempertahankan kekuatan dan umur rencana dari Jalan Tol Bali Mandara.