Abstrak Pengabdian ini bertujuan untuk memberdayakan kelompok wanita marjinal di Desa Lingsar melalui pemanfaatan potensi lokal menjadi produk bernilai tambah. Mitra sasaran adalah tiga kelompok usaha marjinal yang terdiri atas 8 orang, dengan fokus pada produksi jajanan tradisional, bumbu masak, dan lauk pendamping. Kegiatan ini dilakukan melalui beberapa tahapan. Pada periode pra-pelatihan, dilakukan identifikasi potensi lokal dan kebutuhan kelompok melalui wawancara dan observasi. Selanjutnya, pada periode pelatihan, dilaksanakan pelatihan intensif berbasis praktek menggunakan metode workshop dan pendampingan langsung untuk meningkatkan keterampilan produksi, pengolahan, dan pemasaran. Setelah pelatihan, dilakukan pendampingan intensif pada periode pasca-pelatihan, meliputi bimbingan teknis penggunaan alat, strategi pemasaran, dan pemantauan perkembangan kelompok. Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan signifikan pada kapasitas dan kualitas produksi. Kelompok usaha pertama mampu meningkatkan efisiensi produksi jajanan tradisional dengan bantuan alat spinner dan pemotong. Kelompok kedua menghasilkan bumbu masak dengan kualitas lebih konsisten menggunakan blender. Sementara itu, kelompok ketiga berhasil meningkatkan kapasitas produksi lauk pendamping dengan memanfaatkan mesin prajang bawang dan blender. Dampak positif ini tercermin pada peningkatan hasil penjualan dan kesejahteraan anggota kelompok. Melalui pendekatan ini, diharapkan kelompok wanita marjinal dapat lebih mandiri dalam mengelola usaha mereka secara berkelanjutan, sehingga berkontribusi pada pemberdayaan ekonomi masyarakat Desa Lingsar Kata kunci: kelompok marjinal; pemberdayaan wanita; potensi lokal Abstract This community service program aims to empower marginalized women’s groups in Lingsar Village by utilizing local potential to create value-added products. The target partners are three marginalized business groups involving eight women focused on producing traditional snacks, cooking spices, and side dishes. The activities were carried out in several stages. During the pre-training phase, local potential and group needs were identified through interviews and observations. In the training phase, intensive workshops and direct mentoring were conducted to enhance production, processing, and marketing skills. An intensive mentoring phase was implemented after the training, including technical guidance on equipment use, marketing strategies, and group development monitoring. The results demonstrate significant improvements in production capacity and quality. The first group increased the efficiency of traditional snack production using a spinner and cutting tools. The second group achieved more consistent quality in cooking spices with the help of a blender. Meanwhile, the third group enhanced the production capacity of side dishes by utilizing a slicing machine and a blender. These improvements were reflected in increased sales and better welfare for group members. This approach is expected to help marginalized women’s groups become more independent in managing their businesses sustainably, thereby contributing to the economic empowerment of the Lingsar Village community. Keywords: marginalized groups; women empowerment; local potential