Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

REDESAIN ALAT TEST BAR COLLET UNTUK KEPRESISIAN MESIN BUBUT KONVENSIONAL Jefrin H. Antungo; Siradjuddin Haluti; Yunita Djamalu
Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) Vol 1 No 2 (2016): Jurnal JTPG (Oktober)
Publisher : PROGRAM STUDI MESIN DAN PERALATAN PERTANIAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Alat tes bar kollet merupakan suatu alat yang di gunakan untuk kepresisian atau kesejajaran terhadap kepala tetap dan kepala lepas pada mesin bubut, sehubungan dengan hal itu mesin bubut perlu dirawat agar tidak mengalami hal-hal yang tidak diinginkan seperti berkarat dll, bahan yang di gunakan untuk membuat alat tes bar kollet yakni baja dan stainless serta tidak gampang berkarat. Mesin bubut terbagi atas beberapa jenis yakni, mesin bubut konvensional (biasa), mesin bubut celtic 14, mesin bubut ringan, mesin bubut sedang, mesin bubut standar, dan mesin bubut panjang. Tetapi, mesin bubut yang akan digunakan untuk membuat tes bar kollet tersebut adalah mesin bubut konvensional yang memiliki lubang tirus dan tidak memiliki ulir. Pembuatan alat tes bar kollet ini di awali dengan proses persiapan alat dan bahan, penjadwalan waktu pelaksaan, langkah - langkah pengerjaan, proses pembuatan, dan hingga sampai pada pengerjaan fhinishing. Alat tes bar kollet tersebut di buat hanya memiliki beberapa bentuk yakni bentuk tirus, bentuk bubut rata, dan champer. Prinsip kerja dari alat ini, bentuk tirus pada tes bar kollet di masukan pada lubang kepala tetap dan lubang kecil yang ada pada ujung tes bar kollet menyentuh pada ujung senter putar yang terpasang pada kepala lepas. Hasil yang di dapatkan pada percobaan sebelum dan sesudah menggunakan tes bar kollet berbeda, pada percobaan awal pembubutan sebelum menggunakan alat tes bar kollet hasilnya tidak sesuai dan setelah pada percobaan ke dua dengan menggunakan alat tes bar kollet hasilnya sesuai yang di inginkan.
RANCANG BANGUN ALAT PENYIANG GULMA PADA PADI SAWAH Abdul Karim Hayun; Siradjuddin Haluti; Evi Sunarti Antu
Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) Vol 1 No 2 (2016): Jurnal JTPG (Oktober)
Publisher : PROGRAM STUDI MESIN DAN PERALATAN PERTANIAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyiangan merupakan suatu kegiatan mencabut rumput (gulma) yang berada di antara sela-sela padi, dan sekaligus menggemburkan tanah. Cara kerja alat ini yaitu didorong secara berulang-ulang dalam satu lintasan sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama untuk membersikan satu lintasan pada sela-sela tanaman padi. Kelebihan alat ini yaitu, mudah dibuat, material yang digunakan tidak terlalu mahal. Kekurangan, cara kerjanya sangat lambat, sehingga membutuhkan waktu yang banyak karena carakerjanya ulang-ulang, karena tidakhanya di dorong, akan tetapi mengaduk rumput (gulma) sampai tercampur dengan lumpur. Adapun mesin penyiang yang sudah pernah ada, cara kerja alat ini cepat, karena sudah mennggunakan motor bensin. Alat yang dirancang memiliki keunggulan tertentu. Alat ini terbuat dari kayu dan besi yang mengandalkan roda sebagai penghasil putaran untuk roda belakang yang berfungsi sebagai pisau yang mengocok rumput dengan tanah. Dari data diatas yang sudah diperoleh untuk hasil pengujian alat, penyiangan dapat diketahui secara pasti. Berdasrkan hasil uji coba dengan menggunakan alat penyiangan padi sawah yang sudah dimodifikasi. Alat ini memiliki pisau yang cukup banyak, yaitu berjumlah seluruhnya 37 mata pisau. Sehingga hasil penyiangan lebih bagus dan merata karena memiliki pembatas kedalaman sehingga dapat dikatakan bisa lebih baik dari kerja alat yang sudah pernah ada. Alat Penyiang Gulma dapat digunakan untuk menyiang padi sawah dengan genangan air 2 cm dan kedalaman lumpur 2 sampai cm dan jarak tanam padi tidak bias kurang dari 22 cm. Hasil untuk kerja Alat Penyiang didapat hasil 8-10 m/menit
RANCANG BANGUN MESIN PENGGILING TONGKOL SEBAGAI BAHAN PAKAN TERNAK Alvian Bahu; Evi Sunarti Antu; Siradjuddin Haluti
Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) Vol 1 No 2 (2016): Jurnal JTPG (Oktober)
Publisher : PROGRAM STUDI MESIN DAN PERALATAN PERTANIAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemanfaatan limbah sebagai bahan pakan ternak merupakan alternatif bijaksana dalam mematuhi kebutuhan nutrisi bagi ternak. Salah satu limbah pertanian yang dapat dimanfaatkan adalah tanaman jagung, dalam bentuk batang, daun, dan janggel jagung. Batang dan daun jagung sudah biasa dimanfaatkan untuk pakan ternak, namun janggel atau tongkol jagung terutama di Gorontalo belum biasa dimanfaatkan untuk sebagai bahan pakan ternak. Tongkol jagung hanya dibakar karena merupakan limbah dan mengganggu lingkungan. Permasalahan utama pengolahan tongkol jagung sebagai pakan sapi adalah cara pengolahan dengan menggunakan mesin supaya menjadi partikel-partikel kecil agar dapat dikomsumsi oleh ternak dan hasilnya lebih cepat. Maka dirancang kembali sebuah alat penggiling tongkol jagung efisien dan efektif dari segi waktu dan biaya, dengan panjang keseluruhan 450 mm, lebar 200 mm dan tinggi 200 mm menggunakan motor bensin 5,5 pk. Dari hasil uji coba mesin penggiling tongkol jagung mempunyai kapasitas 32,258 kg/jam
PENGARUH UKURAN BAHAN BAKAR TONGKOL JAGUNG TERHADAP PERFORMA KOMPOR GASIFIKASI BIOMASSA TIPE FORCED DRAFT Romi Djafar; Yunita Djamalu; Siradjuddin Haluti; Sjahril Botutihe
Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) Vol 2 No 2 (2017): Jurnal JTPG
Publisher : PROGRAM STUDI MESIN DAN PERALATAN PERTANIAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tingkat penggunaan biomassa di indonesia cukup tinggi yang digunakan pada sektor rumahtangga misalnya untuk keperluan memasak. Namun masyarakat umumnya menggunakan biomassadengan cara dibakar secara langsung. Sehingga metode pembakaran yang dihasilkan kurang efesiendan tidak ramah lingkungan. Maka dari itu, sejak dahulu kompor gasifikasi biomassa telah dibuat dantingkat pengembangannya sampai dengan sekarang ini. Berbagai desain dan model telah banyakdikembangkan untuk mengkonversi biomassa sebagai sumber energi alternatif untuk menghasilkankinerja yang lebih baik. Namun rancangan kompor gasifikasi yang sudah ada tersebut masih memilikiberbagai kendala antara lain proses gasifikasi yang belum optimal dan kualitas pembakaran yangrendah. Sasaran penelitian ini adalah fabrikasi kompor gasifikasi biomassa tipe forced draftmenggunakan blower sebagai udara primer untuk skala laboratorium. Gasifikasi biomassa menarikuntuk dikembangkan mengingat propinsi Gorontalo telah menetapkan pertanian sebagai programunggulan yang berbasis jagung. Saat ini limbah hasil pertanian berupa tongkol jagung yang melimpahtersebut tidak dimanfaatkan dan hanya dibakar secara langsung oleh masyarakatnya. Terutamamasyarakat yang tinggal dipemukiman pelosok desa bahkan daerah terisolir sehingga dipastikanbahwa jangkauan suplai energi listik dari PLN tidak terdapat pada daerah tersebut. Oleh karena itu,Teknologi kompor gasifikasi yang dapat mengkonversi biomassa menjadi energi panas yang hematenergi dan ramah lingkungan sebagai solusi yang tepat untuk diperkenalkan kepada pemerintahdaerah maupun komunitas masyarakat yang ada.Tujuan Penelitian ini adalah rancang bangun dan fabrikasi kompor biomassa dengan bahan bakutongkol jagung. Hasil fabrikasi telah diuji kinerjanya dengan variasi ukuran bahan bakar yaitu 1; 2dan 3 cm masing-masing dengan jumlah bahan bakar 2 kg. Metode yang digunakan adalah waterboiling test (WBT) terhadap 3 liter air. Berdasarkan pengujian didapatkan hasil berupa start-uptercepat terjadi pada menit ke 5 dan waktu terlama pada menit ke 7, komsumsi bahan bakar yangdihasilkan berturut-turut 0,75 kg/h; 1.7 kg/h dan 2.6 kg/h. Power output yang didapatkan adalahterendah sebesar 0.53 kWh dan tertinggi sebesar 1.89 kWh. Sedangkan efesiensi termal komporgasifikasi dihasilkan sebesar 23.7%
DESAIN ALAT PELUBANG TANAH BIBIT KAKAO (Theobroma Cacao L) Erik Sawaludi Marwan; Iqrima Staddal; Siradjuddin Haluti
Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) Vol 2 No 2 (2017): Jurnal JTPG
Publisher : PROGRAM STUDI MESIN DAN PERALATAN PERTANIAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kakao merupakan tumbuhan dengan ketinggian 10 m, namun dalam pembudidayaan tingginya dibuattidak lebih dari 5 m dengan tajuk menyamping yang meluas. Buah kakao tumbuh dari bunga yangdiserbuki. Ukuran buah kakao jauh lebih besar dari bunganya dan berbentuk bulat hingga memanjang.Warna buah akan berubah seiring tingkat kematangan buah. Sewaktu muda buah berwarna hijauhingga ungu. Kulit luar buah ketika sudah masak biasanya berwarna kuning. Pada umumnya petanimembudidayakan tanaman kakao itu dengan cara melakukan pembibitan dalam suatu wadah (polybag)dengan selang waktu 2-3 minggu, setelah selesai pembibitan dalam wadah kemudian dipindahkankesuatu lahan yang telah disiapkan. Biasanya dalam proses pemindahan bibit ini petani menggunakanalat tradisional yang manual dan membutuhkan waktu serta tenaga yang banyak dalam prosespembuatan lubang tanam yang akan ditanami bibit kakao. Dibutuhkan alat teknologi tepat guna yanglebih efisien dalam pembuatan lubang, sehingga proses lebih muda, hemat tenaga dan lebih cepatseperti alat pelubang tanam bibit kakao. Kapasitas dari alat pelubang tanam bibit kakao ini sebesar 57kg/jam
REDESAIN ALAT PEMBELAH BUAH DURIAN MENGGUNAKAN PRINSIP SISTEM MEKANIK VERTICAL PRESS DAN PORTABLE Jemris Sairullah; Siradjuddin Haluti; Burhan Liputo
Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) Vol 3 No 1 (2018): Jurnal JTPG (April)
Publisher : PROGRAM STUDI MESIN DAN PERALATAN PERTANIAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30869/jtpg.v3i1.165

Abstract

Durian adalah suatu tanaman yang banyak tumbuh di daerah tropis contohnya seperti di Indonesia. Durian memiliki ciri-ciri yang khas yaitu kulitnya yang berduri dan memiliki aroma yang khas yang banyak disukai masyarakat. Untuk proses pembukaan pada awalnya alat yang digunakan untuk membelah durian hanya menggunakan cara manual yaitu hanya dengan menggunakan parang atau pisau. Namun, dengan cara seperti itu memiliki banyak kekurangan yaitu dari faktor keamanan yang kurang terjamin. Untuk mengatasi masalah diatas, perlu dibuat suatu alat pembelah durian dimana pengoperasiannya secara mekanik. Prinsip alat pembuka durian ini yaitu dengan meletakkan buah durian pada dudukan tempat buah durian, kemudian tuas ditekan dan menurunkan mata pisau mengenai buah durian, setelah itu mata pisau yang mempunyai sisi yang berbentuk segitiga menusuk buah durian, kemudian barulah menekan tuas sehigga menyebabkan mata pisau menancap pada buah tersebut, selanjutnya membuka untuk melebarkan bukanya buah durian, sehingga buah durian akan terbuka dengan utuh. Pembuatan komponen-komponen alat seperti: Tiang,dudukan buah durian, tuas penekan, mata pisau dan komponen penghubung. Efisiensi waktu pembukaan buah durian manual rata-rata pengerjaan 30 detik dan menggunakan alat pembuka durian secara mekanik rata-rata pengerjaan 30 detik. Spesikasi alat dibuat dengan ukuran panjang 500 mm, lebar 150 mm, tinggi 120 mm dan berat 8 kg.
PENERAPAN MATA PISAU TUNGGAL PADA ALAT PENGGILING BAWANG MERAH DENGAN PENGGERAK MOTOR LISTRIK Nursalam Tahalu; Siradjuddin Haluti; Burhan Liputo
Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) Vol 5 No 1 (2020): Jurnal JTPG (Mei)
Publisher : PROGRAM STUDI MESIN DAN PERALATAN PERTANIAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30869/jtpg.v5i1.541

Abstract

Kemajuan teknologi menuntut manusia untuk bekerja secara cepat dan meningkatkan produksi. Salah satunya adalah dengan bantuan mesin atau alat, baik otomatis atau semi otomatis. Dengan adanya mesin ini menjadi solusi bagi masyarakat yang umumnya masih menggunakan cara-cara tradisional dalam pengolahan bahan makanan seperti menggiling bawang merah. Mesin yang dirancang merupakan mesin dengan penerapan mata pisau tunggal pada alat penggiling bawang merah dengan penggerak motor listrik ¼ HP. Pengujian dilakukan sebanyak tiga kali pengulangan dengan berat bawang merah pada tiap pengujian sebanyak 0.5 kg dengan waktu yang berbeda. Berdasarkan hasil pengujian diperoleh data lamanya waktu penggilingan untuk pengujian pertama, kedua, dan ketiga masing-masing 65, 57, dan 54 detik dengan berat akhir bawang merah setelah mengalami penggilingan masing-masing yaitu 0.45, 0.40, dan 0.35 kg.
RANCANG BANGUN KOMPOR BIOMASSA BERBAHAN BAKAR KAYU Luqman Idji; Siradjuddin Haluti; Evi Sunart Antu
Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) Vol 5 No 1 (2020): Jurnal JTPG (Mei)
Publisher : PROGRAM STUDI MESIN DAN PERALATAN PERTANIAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30869/jtpg.v5i1.543

Abstract

Pada umumnya biomassa memang dapat mengatasi kebutuhan bahan bakar dari teknologi gas dan bahan bakar lainnya Kompor biomassa yang sebelumnya dikenal dengan kompor Biomassa UB 03-1 dilengkapi dengan satu pemanas dan mekanisme pembakaran yang berlawanan untuk pembakaran yang sempurna. Kompor ini menggunakan biomassa padat sebagai bahan bakar. Pada dasarnya kompor biomassa ini menggunakan bahan bakar kayu, dan kompor biomassa yang sebelumnya menggunakan listrik atau LPG. Kompor biomassa berbahan bakar kayu sangat cocok digunakan di daerah-daerah yang terpencil. Sehingga pada kompor biomassa ini menggunakan sistem oksigen dari luar. Adapun bahan bakar yang umumnya digunakan adalah biomassa yang memiliki nilai ekonomis rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui performa kompor biomassa dimana dilakukan di Laboratorium Mesin Umum Program Studi Mesin dan Peralatan Pertanian Politeknik Gorontalo. Hasil dari rancang bangun kontruksi kompor biomassa dengan menggunakan bahan bakar kayu didapatkan dengan perbandingan berbagai model untuk melihat efektifitas alat yang dirancang. Hasil pengujian menggunakan 2 kg bahan bakar menghasilkan nyala efektif sebesar 19.8 menit dengan waktu operasi total sebesar 47 menit. Energi yang dihasilkan pada pengujian tahap 1 adalah daya keluar dan masuk yang memiliki nilai masing-masing sebesar 1.37 kw dan 14.6 kw.
KLASIFIKASI CACAHAN ECENG GONDOK UNTUK BAHAN KOMPOS YANG EFEKTIF TERHADAP TANAMAN HOLTIKULTURA Mohamad Rizki Buheli; Yunita Djamalu; Siradjuddin Haluti
Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) Vol 5 No 2 (2020): Jurnal JTPG (November)
Publisher : PROGRAM STUDI MESIN DAN PERALATAN PERTANIAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30869/jtpg.v5i2.679

Abstract

Eceng gondok adalah tanaman yang tumbuh disekitar danau, tanaman ini disebut sebagai tanaman pengganggu oleh masyarakat sekitar danau karena merusak lingkungan perairan. Dari sisi ekonomi penggunaan pupuk kompos cair lebih murah dan efektif dibandingkan dengan pupuk organik cair hasil pabrikan. Disamping bahan baku yang cukup meluas juga dapat diprduksi dengan skala yang lebih besar sehingga dapat meminimalisir biaya pemupukan yang berdampak efesiensi untuk anggaran petani.Tujuan penelitian ini adalah menentukan klasifikasi cacahan eceng gondok untuk pupuk kompos cair, menentukan campuran pengomposan untuk pupuk kompos cair, dan mengetahui dampak pemberian pupuk kompos cair terhadap tanaman holtikultura.Dari hasil studi kasus klasifikasi cacahan eceng gondokuntuk bahan kompos yang efektif terhadap tanaman holtikultura dapat diambil kesimpulan bahwa pupuk kompos cair dari eceng gondok berdampak positif bagi tanaman holtikultura , walaupun ada tanaman yang tidak mengalami pertumbuhan jumlah daun karena kurangnya kandungan N pada pupuk kompos itu sendiri.
Rancang Bangun Mesin Penghancur Kacang Tanah Menggunakan Motor Induksi Rizal Oponu; Siradjuddin Haluti; Burhan Liputo
Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) Vol 6 No 2 (2021): Jurnal JTPG (November)
Publisher : PROGRAM STUDI MESIN DAN PERALATAN PERTANIAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30869/jtpg.v6i2.818

Abstract

Kacang tanah merupakan salah satu tanaman yang memiliki banyak manfaat karena kandungan gizinya, seperti protein dan lemak. Diantara pemanfaatannya adalah sebagai bahan baku pembuatan kue kurma. Kue kurma adalah salah satu jenis kue yang bagian luarnya dilumuri/ditaburi dengan kacang tanah yang sudah dihancurkan. Proses penghancuran kacang tanah selama ini menggunakan alat tradisional berupa kayu dan botol. Penggunaan alat tradisional ini memiliki kelemahan karena memerlukan tenaga dan waktu yang cukup lama. Oleh karena itu diperlukan alat atau mesin yang dapat membantu masyarakat dalam proses penghancuran kacang tanah untuk pembuatan kue kurma. Pada penelitian ini dirancang suatu mesin penghancur kacang tanah dengan menggunakan motor induksi ¼ HP. Penelitian ini bertujuan selain merancang mesin juga untuk mengetahui kinerja mesin penghancur kacang tanah. Mesin penghancur kacang tanah dibuat di Laboratorium Mesin Umum Politeknik Gorontalo. Mesin ini dibuat dari bahan stainless steel dengan sistem transmisi menggunakan pulley 4 inchi. Mesin dirancang untuk menghancurkan kacang tanah sesuai ukuran yang diinginkan dengan kapasitas 500 gr. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses penghancuran kacang tanah lebih cepat dibandingkan menggunakan alat tradisional. Proses penghancuran menggunakan mesin hanya memakan waktu antara 27-29 detik untuk 500 gr kacang tanah. Sedangkan penghancuran menggunakan alat tradisional memerlukan waktu 6-10 menit untuk berat kacang tanah yang sama. Dengan demikian mesin ini dapat meghancurkan kacang tanah 12 kali lebih banyak dibandingkan alat tradisional. Kinerja mesin ini mampu menghancurkan kacang tanah sekitar 64,3 kg/jam.