Raditya Eka Rizkiantono
Desain Produk Industri, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Beri Batas: Kampanye Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di Lingkungan Perguruan Tinggi Adiningsih, Anindya Ratri; Dwitasari, Putri; Rizkiantono, Raditya Eka; Wardhani, Kartika Kusuma
GESTALT : JURNAL DESAIN KOMUNIKASI VISUAL Vol. 6 No. 2 (2024): Gestalt : Jurnal Desain Komunikasi Visual
Publisher : Program Studi Desain Komunikasi Visual. Fakultas Arsitektur dan Desain Jalan Raya Rungkut Madya, Gn.Anyar, Surabaya, Jawa Timur 60294

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33005/gestalt.v6i2.225

Abstract

Isu kekerasan seksual di lingkungan Perguruan Tinggi menjadi salah satu urgensi di Indonesia yang telah mendapatkan respon dari pemerintah melalui Permendikbudristek dengan pembentukkan Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS). Dimana tugas mereka adalah bertanggungjawab dalam memberikan edukasi mengenai kekerasan seksual dan menerima laporan tindak kekerasan seksual yang dialami oleh mahasiswa di masing-masing kampus. Salah satu kampus yang telah membentuk Satgas PPKS adalah Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Sebagai satuan tim baru, satgas ini memiliki kendala penyebaran media untuk mendukung program pencegahan kekerasan seksual di lingkungan kampus, seperti penyuluhan, pelatihan dan kampanye untuk mewujudkan lingkungan kampus yang aman, adil, dan inklusif. Media yang digunakan untuk penyebaran informasi masih menggunakan media sosial instagram, dan berdasarkan wawancara dengan narasumber, media ini belum mampu menjangkau mahasiswa secara keseluruhan. Oleh karena itu, permasalahan diatas yang melatarbelakangi dilakukannya perancangan ini. Perancangan kampanye ini dilakukan dengan metode kualitatif dan kuantitatif. Kualitatif melalui studi literatur, studi eksisting, depth interview, dan studi eksperimental, sedangkan kuantitatif melalui quesioner. Kampanye ini berfungsi sebagai alat penyampaian pesan melalui Satgas PPKS sebagai pendukung program pencegahan dan penanganan kekerasan seksual di lingkungan kampus yang nantinya dapat dijadikan contoh penerapan kampanye pada kampus lain.
How Intangible Cultural Heritage can be Safeguarded in Kampung Tourism by Local Community? Suryani, Adi; Prasetyawati, Niken; Suarmini, Ni Wayan; Saifulloh, Moh.; Muhibbin, Zainul; Soedarso, Soedarso; Rizkiantono, Raditya Eka
Journal of Development Research Vol. 9 No. 1 (2025): Volume 9, Number 1, May 2025
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Nahdlatul Ulama Blitar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28926/jdr.v9i1.424

Abstract

Local heritage culture is an invaluable asset. It is not just establishing an identity that distinguishes one community apart from another. The local culture has recently been recognized as a resource that can help improve the quality of life in the community. Tourism is one of the many ways to improve the quality of life for the local population while preserving the local culture. The goal of this research is to investigate how a local community uses local tourism to preserve their culture. The study is carried out in Among Budoyo, Desa Wage. One local community member who actively manages the tourist destination serves as the key informant. The study uses a qualitative approach. Direct observation and semi-structured interviews are used to collect the data. The study concludes that by enhancing the roles of human resources in fostering tourism, the local community maintains both their local culture and tourism. There are two primary methods used by local community of Desa Wage. The first is by expanding the roles and capabilities of community-based organizations to promote tourism and community development. Community-based organizations serve as a venue or channel for the local community to come together, engage, and share ideas that are beneficial. They also help to create working groups, network, collaborate with outside organizations, and start the process of empowerment. Developing the internal strength of the community is the second method. Positive attitudes, like strong commitment, initiative, perseverance, independence, and motivation, are often fostered in the local community of Desa Wage.
Perancangan Buku Visual “Telisik Tari Topeng Tunggal” sebagai Upaya Dokumentasi Eksistensi dan Pelestarian Kesenian Tradisional Betawi Dwitasari, Putri; Syafira, Devi; Ramadhani, Nugrahardi; Rizkiantono, Raditya Eka
GESTALT : JURNAL DESAIN KOMUNIKASI VISUAL Vol. 7 No. 1 (2025): Jurnal Gestalt : Desain Komunikasi Visual
Publisher : Program Studi Desain Komunikasi Visual. Fakultas Arsitektur dan Desain Jalan Raya Rungkut Madya, Gn.Anyar, Surabaya, Jawa Timur 60294

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33005/gestalt.v7i1.224

Abstract

Modernisasi dan globalisasi di Jakarta saat ini menyebabkan semakin menurunnya minat generasi muda terhadap kesenian. Perubahan gaya hidup dan budaya mempengaruhi preferensi hiburan para generasi muda tersebut, yang cenderung memilih budaya populer global dibandingkan dengan kesenian tradisional lokal. Selain itu, minimnya dokumentasi serta kurangnya kegiatan promosi dari pemerintah dan komunitas seni menyebabkan terjadinya penurunan minat ini. Kondisi seperti ini memaksa kesenian tradisional seperti salah satunya adalah Tari Topeng Tunggal Betawi untuk berjuang mempertahankan eksistensinya ditengah arus budaya modern saat ini. Latar belakang diatas menjadi alasan utama dibuatnya perancangan ini. Proses pembuatan buku ini menggunakan metode kualitatif, seperti studi literatur studi literatur, studi eksisting, observasi, riset eksperimental, serta wawancara mendalam dengan para narasumber ahli. Data hasil penelitian kemudian disusun menjadi enam bab utama yang membahas secara detail tentang sejarah, topeng, busana, instrumen, gerakan tari, dan tata cara pementasan tari topeng tunggal. Buku visual ini dirancang dengan tujuan untuk menjaga eksistensi dan kelestarian kesenian tradisional Betawi terutama kepada generasi muda. Buku ini menyajikan informasi yang lengkap dan mendalam tentang berbagai aspek Tari Topeng Tunggal Betawi, mulai dari sejarah, jenis topeng, kostum, hingga teknik pementasan. Dengan mengutamakan elemen visual seperti foto dan ilustrasi, buku ini diharapkan dapat menjadi sebuah dokumentasi seni untuk menjaga eksistensi dan kelestarian kesenian tradisional betawi, serta dapat menjadi preferensi bacaan yang bermanfaat bagi generasi muda.
Diaspora Dan Konflik Identitas Dalam Film Superman (2025) Wijaya, Wisnu; Soenyoto, Dhani; Kurniawan, Yosia Enggar; Rizkiantono, Raditya Eka
AMARASI: JURNAL DESAIN KOMUNIKASI VISUAL Vol 6 No 2 (2025): Amarasi: Jurnal Desain Komunikasi Visual
Publisher : Program Studi Desain Komunikasi Visual

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/amarasi.v6i2.5711

Abstract

Film Superman (2025) karya James Gunn mewakili dinamika identitas diasporik dalam ranah pascahumanisme yang disampaikan melalui narasi asal keberadaan, kekuatan fisik, kesadaran dan distorsi informasi media. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis representasi konsep diaspora dan konflik indentitas pada tokoh Superman (disebut juga Clark sebagai nama panggilan di bumi, Kal-El untuk panggilan di planet Kripto). Narasi dan visualisasi film dimanfaatkan untuk menyampaikan konflik identitas tokoh Superman sebagai ‘alien’ yang hidup di tengah masyarakat. Pendekatan penelitian yang digunakan yaitu kualitatif deskriptif berbasis interpretasi budaya, melalui analisis wacana visual dan naratif. Sampel data dikumpulkan secara purposif berdasarkan relevansi terhadap isu diaspora dan konflik identitas. Sampel dipetakan dalam 17 fragmen sesuai struktur drama tiga babak. Analisis difokuskan pada tiga elemen: (1) rekaman hologram orang tua Kal-El mengandung pesan ambivalen; (2) perubahan respon masyarakat dan media terkait persepsi identitas Superman; (3) dinamika internal Justice Corps setelah munculnya hologram akibat manipulasi yang dilakukan antagonis, Lex Luthor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa identitas Superman dapat direpresentasikan melalui 4 pola wacana: evolving incorporation, evolving inscription, devolving incorporation dan devolving inscription. Identitas Superman mengalami perubahan representasi antara citra positif sebagai harapan masyarakat, dengan citra negatif sebagai hasil manipulasi politik. Terdapat juga negosiasi eksistensi antara memori biologis dan arsip digital berupa hologram. Selain konsep kepahlawanan dengan pendekatan diaspora dan identitas, temuan penting lain di bidang desain komunikasi visual mencakup pada proses bagaimana elemen visual dan narasi bekerja, proses membangun character arc dan strategi komunikasi dalam dimensi psikologis dan kultural tokoh fiksi.
WOMEN'S FEELING OF SECURITY AND RIGHT TO SELF-DETERMINATION: HOW DO TODAY'S BEAUTY VLOGGERS EMPOWER WOMEN IN DIGITAL AGE? Suryani, Adi; Soedarso, Soedarso; Rizkiantono, Raditya Eka; Nisa, Khairun
Marwah: Jurnal Perempuan, Agama dan Jender Vol 24, No 2 (2025): MARWAH
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/marwah.v24i2.36932

Abstract

Recently, many women are suffering from women-body related issues, such as body shaming, bullying social discrimination or unequal treatment at workplaces. This frequently provokes women to devote high energy and effort to meet the beauty standards which are imaged by many media advertisement, social comparison and norm. This study aims to explore how several beauty vloggers empower other women by educating them to feel secure with their own selves and develop sense of self-determination. This study adopts a qualitative research method. The study finds that the beauty vloggers are empowering the women to feel secure, develop self-love and self-acceptance and be aware of beauty diversity. They are also giving some insights into the importance of health and holistic wellness in beauty. Beauty is also understood within the context of women rights through beauty democratization in which all women can develop their own beauty relativism or subjectivism.