Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

RELATIONSHIP BETWEEN WOMAN-VOTERS' CHARACTERISTICS AND PARTICIPATION IN POLITICS TO THEIR PREFERENCES Suarmini, Ni Wayan; Nuswantara, Kartika; Zain, Ismaini; Bhawika, Gita Widi; Sani, Nisfu Asrul
Jurnal Analisa Sosiologi Vol 10 (2021): Edisi Khusus ICOSAPS "Strengthening Resilient Society in the Disruptive Era"
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jas.v10i0.46205

Abstract

Discrepancies between the number of women voters and their low legislative representation is an interesting topic of study. The laws and regulations on parties’ eligibility for elections have assigned the proportions of women candidates. These laws have been reformed continuously during elections. However, the result remained the same until the recent 2019 election. This contradicts the reality that the number of women voters, which is more than half the total population, should supply the threshold quota. Therefore, this study examines the relationship between women's preferences and other elements, including voters' characteristics and their participation in political organizations. Online questionnaires were distributed to elicit responses from 1,042 women voters. The analysis of data was performed using descriptive and inferential statistics. Primarily, inferential statistics were used to examine the relationship between the variables utilizing the Chi-Square Test of Independence. The findings confirmed that more women voted for male candidates. However, regardless of occupation, women are interested in joining political parties and assuming leadership roles. Due to the snowballing sampling procedure, it is difficult to generalize the findings of this research. For this reason, future research should target the respondents that have frequently participated in elections to accommodate more generalized findings. Keywords: woman voters, under-representation, woman legislative candidates AbstrakKesenjangan antara jumlah pemilih perempuan dengan keterwakilan legislatif yang rendah menjadi topik kajian yang menarik. Undang-undang dan peraturan tentang kelayakan partai untuk pemilihan telah menetapkan proporsi kandidat perempuan. Undang-undang ini telah direformasi terus menerus selama pemilu. Namun, hasilnya tetap sama hingga pemilu 2019 baru-baru ini. Hal ini bertolak belakang dengan kenyataan bahwa jumlah pemilih perempuan yang lebih dari separuh jumlah penduduk harus memenuhi ambang batas kuota. Oleh karena itu, penelitian ini mengkaji hubungan antara preferensi perempuan dengan elemen lainnya, termasuk karakteristik pemilih dan partisipasi mereka dalam organisasi politik. Kuesioner online dibagikan untuk mendapatkan tanggapan dari 1.042 pemilih perempuan. Analisis data dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif dan inferensial. Terutama, statistik inferensial digunakan untuk menguji hubungan antara variabel menggunakan Uji Independensi Chi-Square. Temuan menegaskan bahwa lebih banyak perempuan memilih calon laki-laki. Namun, terlepas dari pekerjaan, perempuan tertarik untuk bergabung dengan partai politik dan mengambil peran kepemimpinan. Karena prosedur pengambilan sampel bola salju, sulit untuk menggeneralisasi temuan penelitian ini. Untuk alasan ini, penelitian masa depan harus menargetkan responden yang sering berpartisipasi dalam pemilu untuk mengakomodasi temuan yang lebih umum.Kata kunci: Pemilih Perempuan, Keterwakilan, Caleg Perempuan
Literasi Kesehatan Lingkungan Hunian bagi Keluarga dengan Anak Stunting dan Pendampingan Hunian Sehat dengan Pemanfaatan Ventilasi Alami Nuswantara, Kartika; Jingga, Azharine Purwa; Setijanti, Purwanita; Utami, Adinda Sih Pinasti Retno; Susilowati, Endang; Prasetyawati, Niken; Aziz, S. Kamilia; Suarmini, Ni Wayan; Nurhayati, Ervin; Rahmawati, Deti; Naura, Zahira Dinda; Syaharani, Nadia Salwa
Sewagati Vol 8 No 4 (2024)
Publisher : Pusat Publikasi ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j26139960.v8i4.2148

Abstract

Program pengabdian ini bertujuan untuk menyediakan akomodasi bagi perkembangan motorik anak stunting melalui pendekatan arsitektural. Mitra abdi merupakan anak stunting yang tinggal di perkampungan padat penduduk di wilayah Sidotopo Surabaya, wilayah di Kota Surabaya dengan tingkat prevalensi tertinggi di kota Surabaya. Metode yang dipergunakan dalam kegiatan pengabdian ini adalah program edukasi dan revitalisasi hunian. Program edukasi dilakukan melalui model personalized coaching atau pendampingan individual mengingat kasus stunting memiliki persoalan yang spesifik, dan revitalisasi dilakukan dengan membenahi dan menata kembali hunian tempat tinggal anak stunting . Pengabdian ini telah menghasilkan model hunian rumah sehat bagi anak stunting dan memberikan media digital video sebagai materi edukasi terhadap upaya mendorong perkembangan motorik anak stunting melalui pendekatan arsitektural. Dari kegiatan ini, telah dihasilkan beberapa luaran yang meliputi luaran utama yang terdiri dari artikel abmas, model rumah ramah stunting sebagai produk abmas, dan video sosialisasi akomodasi bagi anak stunting melalui pendekatan arsitektural. Selain itu, ada luaran tambahan dalam bentuk buku referensi berISBN yang telah terbit dan siap menjadi rujukan bagi penelitian dan pengabdian pada area yang sama. Peluang keberlanjutan dari program ini adalah terbukanya kesempatan untuk pembenahan sanitasi dan elemen furnitur hunian anak stunting.
PENDAMPINGAN PERANGKAT DESA GISIK CEMANDI DALAM MELAKUKAN ANALISIS SWOT UNTUK PEMETAAN PENGELOLAAN WISATA BAHARI DI DESA GISIK CEMANDI Nuswantara, Kartika; Suarmini, Ni Wayan; Savitri, Eka Dian; Marsudi, Marsudi; Zahrok, Siti; Prasetyawati, Niken
JURNAL WIDYA LAKSANA Vol 12 No 2 (2023)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jwl.v12i2.41963

Abstract

Kegiatan Pengabdian Masyarakat yang dilakukan di desa Gisik Cemandi Sidoarjo Jawa Timur dilakukan dengan tujuan untuk memberikan pendampingan kepada perangkat desa untuk menghasilkan sebuah pemetaan yang dapat memberikan gambaran umum tentang potensi pengembangan wisata bahari. Tim pengabdi terdiri dari dosen dan mahasiswa yang berafiliasi di laboratorium Sosial Humaniora Departemen Studi Pembangunan ITS. Dengan menggunakan metode Focus Group Discussion (FGD) dan observasi langsung, tim pengabdi memperoleh data tentang potensi wisata bahari yang ada di desa ini. Berdasarkan data  yang ada tersebut dilakukan  analisa SWOT sebagai piranti untuk melakukan pemetaan yang ditinjau dari  factor internal dan eksternal. Proses analisis tersebut mengungkap potensi yang dimiliki desa yang dikategorikan dalam lima demensi yang meliputi social budaya, ekonomi, ekologi, infrastruktur, dan kelembagaan. Dari kelima dimensi tersebut, diusulkan strategis yang dapat dilakukan oleh perangkat desa hingga desa wisata Gisik Cemandi dapat terwujud dan menjadi salah satu destinasi wisata di Jawa Timur. 
How Intangible Cultural Heritage can be Safeguarded in Kampung Tourism by Local Community? Suryani, Adi; Prasetyawati, Niken; Suarmini, Ni Wayan; Saifulloh, Moh.; Muhibbin, Zainul; Soedarso, Soedarso; Rizkiantono, Raditya Eka
Journal of Development Research Vol. 9 No. 1 (2025): Volume 9, Number 1, May 2025
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Nahdlatul Ulama Blitar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28926/jdr.v9i1.424

Abstract

Local heritage culture is an invaluable asset. It is not just establishing an identity that distinguishes one community apart from another. The local culture has recently been recognized as a resource that can help improve the quality of life in the community. Tourism is one of the many ways to improve the quality of life for the local population while preserving the local culture. The goal of this research is to investigate how a local community uses local tourism to preserve their culture. The study is carried out in Among Budoyo, Desa Wage. One local community member who actively manages the tourist destination serves as the key informant. The study uses a qualitative approach. Direct observation and semi-structured interviews are used to collect the data. The study concludes that by enhancing the roles of human resources in fostering tourism, the local community maintains both their local culture and tourism. There are two primary methods used by local community of Desa Wage. The first is by expanding the roles and capabilities of community-based organizations to promote tourism and community development. Community-based organizations serve as a venue or channel for the local community to come together, engage, and share ideas that are beneficial. They also help to create working groups, network, collaborate with outside organizations, and start the process of empowerment. Developing the internal strength of the community is the second method. Positive attitudes, like strong commitment, initiative, perseverance, independence, and motivation, are often fostered in the local community of Desa Wage.
In Search of Public Support Toward Cultural Pluralism Enacted by Chinese “Potehi” Puppetry Acculturation Suarmini, Ni Wayan; Nuswantara, Kartika; Ratu, Aurelius; Prasetyawati, Niken; Agustin, Dyah Satya Yoga
k@ta: A Biannual Publication on the Study of Language and Literature Vol. 26 No. 00: SPECIAL EDITION, MARCH 2024
Publisher : The English Department, Faculty of Humanities & Creative Industries, Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.9744/kata.26.00.83-92

Abstract

Indonesia is a country built from cultural pluralism and multi ethnicities. “Bhineka Tunggal Ika” is a paradigm propagated to build community’s mindset to build understanding among people from different traits, cultures, and religions. Diversities have potentials to increase social tensions, crises, and extremism that are all threatened the community resilience. At the same time, diversities continue to increase together with the increased number of migrations. As such, cultures embedded to migrated people and acculturate into the local people and cultures. One of the products of acculturation is Chinese Glove Puppetry, or Wayang Potehi. There have been so many studies investigating the acculturation process and the efforts of the enthusiasts to make this culture accepted by the local people. This is a good phenomenon as the understanding multiculturalism leading to strong resilience. However, there is a lack of data of how the commitment of public either from a group of local people and Chinese descendants in Indonesia accepting this acculturation and accepting this as a part of cultural pluralism. The present study surveyed 102 respondents revealing their commitment toward pluralism. The findings revealed driving and inhibiting factors. National ideology, the urge to unite, and external dangers are driving forces, while inadequate appreciation of pluralism, tolerance, and social disparity are inhibiting forces.