Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Makna Ritual Manajah Antang Bagi Kehidupan Masyarakat Dayak Katingan di Kasongan Sumiatie Sumiatie
Anterior Jurnal Vol 20 No 2 (2021): Anterior Jurnal
Publisher : ​Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/anterior.v20i2.1669

Abstract

Kalimantan Tengah yang didiami oleh berbagai suku, seperti suku Dayak ngaju Ma'anyan, Lawangan, Dusun dan sebagainya yang mempunyai keanekaragaman adat istiadat, tradisi dan budaya yang merupakan cerminan dari kekayaan daerah Kalimantan Tengah. Adapun suku yang dibicarakaan dalam penelitian ini adalah suku Dayak Katingan, Kebanyakan dari suku ini mendiami sungai Katingan (Mandawai) dan sebagian besar masih memeluk agama Kaharingan, dengan salah satu tradisinya yaitu Upacara Adat Tradisional Manajah Antang. Upacara tradisional ini merupakan upacara yang sifatnya turun temurun dengan mengundang antang tajahan. Menurut kepercayaan Dayak Katingan, antang tajahan berbeda dengan burung antang biasa, dimana antang tajahan tersebut memiliki kesaktian yang dapat memberi petunjuk atau pertanda dan pertolongan kepada manusia. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendriskripsikan makna Ritual Manajah Antang bagi kehidupan masyarakat Dayak Katingan di Kasongan Kabupaten Katingan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriftif dalam bentuk kualitatif dengan Teknik pengumpulan data berupa observasi partisipasi atau pengamatan terlibat serta komunikasi langsung dalam bentuk wawancara. Berdasarkan hasil analisa dan interprestasi bahwa tujuan penyelenggaraan Upacara Adat tradisional Manajah Antang di anggap mengandung makna untuk membantu mengatasi kesulitan masyarakat, dapat menimbulkan rasa aman, bisa memberikan petunjuk , dapat membawa keselamatan bagi yang melakukan perjalanan jauh sehingga sampai ketujuan, dapat meningkatkan kehidupan sosial masyarakat, serta dapat memberikan penghidupan yang lebih layak dalam membuka lahan bagi masyarakat.
Pengaruh Subjektivitas Dalam Penulisan Sejarah Lokal Kalimantan Tengah Sumiatie Sumiatie; Dewi Ratna Juwita; Yudi Susanto; Eny Susilowati
Anterior Jurnal Vol 21 No 1 (2021): Anterior Jurnal
Publisher : ​Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/anterior.v21i1.2782

Abstract

Penulisan sejarah lokal berhubungan dengan dua aspek tradisi kesejarahan yang tumbuh dan melekat dalam kehidupan suatu komunitas, yaitu tradisi kesejarahan yang bersifat lisan dan tertulis. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendriskripsikan Pengaruh Subjektivitas dalam Penulisan Sejarah Lokal Kalimantan Tengah. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriftif dengan menggunakan pendekatan kualititatif. Berdasarkan hasil analisa dan interprestasi bahwa Tradisi lisan dapat dimanfaatkan sebagai sumber sejarah, dengan menekankan sejauh mungkin keterbatasan-keterbatasan dari tradisi lisan. Hal ini mengingat bahwa sering terjadi sumber sejarah yang hanya ada berupa tradisi lisan yang diwariskan dari generasi ke generasi berikutnya. Penulisan sejarah lokal Kalimantan Tengah tidak terlepas dari subjektivitas penulis, hal ini terjadi karena sulitnya memperoleh jejak-jejak sejarah yang bersifat tertulis dan lebih banyak menggunakan jejak sejarah lisan.
Explorasi Nilai-Nilai Demokrasi Pada Rapat Damai Di Desa Tumbang Anoi Tahun 1894 Sumiatie Sumiatie; Silvia Arianti; Yudi Susanto
Anterior Jurnal Vol 21 No 2 (2022): Anterior Jurnal
Publisher : ​Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/anterior.v21i2.3003

Abstract

Rapat Damai di Desa Tumbang Anoi menjadi titik awal bersatunya suku-suku yang memiliki nilai historis pada penyatuan suku Dayak di Borneo. Tujuan penelitian ini adalah untuk 1). Mendeskripsikan peristiwa Rapat Damai di Desa Tumbang Anoi . 2) Menggali nilai-nilai Demokrasi yang terkandung dalam Rapat Damai di Desa Tumbang Anoi. Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat kualitatif dengan metode deskriptif analitik dalam pembahasannya. Teknik penggalian data menggunakan 3 metode yaitu observasi, wawancara dan studi literatur. Analisis data dalam penelitian berlangsung bersamaan dengan proses pengumpulan data dengan menggunakan metode triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan (1) Rapat Damai Tumbang Anoi sangat penting baik bagi Belanda maupun bagi suku Dayak sendiri karena merupakan awal bersatunya suku Dayak. (2). Adapun nilai-nilai yang terkandung dalam rapat damai di desa Tumbang Anoi seperti: bermusyawarah, Semangat perdamaian,Semangat kekeluargaan, Kesadaran akan suatu masyarakat Dayak yang lebih luas, dan Kesadaran akan perlunya tertib hukum.
Persepsi Guru Sejarah Terhadap Keberadaan Museum Balanga Berkaitan Dengan Pembelajaran Sejarah Di Sma Negeri 4 Palangka Raya Sumiatie Sumiatie; Yudi Susanto
Tunas: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Vol 6 No 2 (2021): Tunas: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/tunas.v6i2.2527

Abstract

Museum Balanga memiliki fungsi sebagai pengembangan pendidikan suku Dayak di Kalimantan Tengah, termasuk koleksi dan dokumentasi benda budaya (artefak) dan sumber daya alam, perolehan dan konversi benda budaya untuk dipamerkan, serta penyajian budaya. objek sehingga dapat ditampilkan. Permasalahan dalam penelitian ini adalah Bagaimana Persepsi Guru Sejarah tentang Keberadaan Museum Balanga Berkaitan dengan Pembelajaran Sejarah di SMA Negeri 4 Palangka Raya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Persepsi Guru Sejarah tentang Keberadaan Museum Balanga Berkaitan dengan Pembelajaran Sejarah di SMA Negeri 4 Palangka Raya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dimana gejala dalam penelitian ini tidak bersifat sebab-akibat (kausal), tetapi lebih bersifat reciprocal (saling mempengaruhi), sehingga penelitian ini tidak mencari pengaruh antar variable, melalui pengujian hipotesis, tetapi ingin merekonstruksikan gejala dalam satu model hubungan reciprocal. Dalam reciprocal tidak diketahui hubungan sebab dan akibat, karena semuanya berinteraksi. Penelitian ini tidak menguji hipotesis, tetapi menemukan hipotesis.Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan 3 metode yaitu, (1) observasi, (2) wawancara, (3) studi dokumen. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Pembelajaran materi sejarah menggunakan museum Balanga telah diterapkan di SMA Negeri 4 Palangka Raya. Siswa SMA Negeri 4 Palangka Raya menjadi lebih termotivasi dalam belajar karena cara belajarnya sambil berwisata sejarah sehingga tidak membosankan. Kegiatan ini memberikan dampak positif terhadap pembelajaran siswa SMA Negeri 4 Palangka Raya pada obyek pembelajaran dengan menggunakan museum Balanga terhadap perilaku siswa dalam mengikuti pembelajaran sejarah itu sendiri.
Desa Bukit Bamba: wisata edu dan wisata kesehatan Fitria Husnatarina; Jasiah Jasiah; Silvia Arianti; Infa Minggawati; Satriya Nugraha; Sumiatie Sumiatie
Masyarakat Berdaya dan Inovasi Vol. 3 No. 1 (2022): April
Publisher : Research and Social Study Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33292/mayadani.v3i1.93

Abstract

Saat ini pariwisata berkembang pesat. Permasalahannya, kemajuan suatu kawasan wisata tidak menjamin peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat karena rendahnya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan pariwisata. Hal ini dikarenakan perkembangan pariwisata di Indonesia beberapa tahun terakhir ini telah memasuki tatanan baru. Untuk pengembangan tersebut, telah dilakukan strategi melalui pengembangan desa wisata, salah satunya adalah Desa Wisata Bukit Bamba yang terletak di Kecamatan Kahayan Tengah Kabupaten Pulang Pisau. Dengan berkembangnya wisata edukasi (Edu Tourism) dan wisata kesehatan (Wellness Tourism). Karena kesehatan dan pendidikan adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Pendidikan adalah proses dari tidak tahu menjadi tahu, tidak mengerti menjadi mengerti, sedangkan kesehatan adalah bagaimana kita menjaga kesehatan dan berubah dari sakit menjadi sehat. Dengan pendidikan kita menjadi pintar dalam menjaga kesehatan, mulai mampu mempersiapkan generasi yang unggul untuk masa depan, dengan pendidikan kita bisa lebih mengutamakan masa depan daripada ego yang konsumtif. Maka kita menyadari bahwa pendidikan dan kesehatan adalah dua pilar sebuah negara, termasuk Indonesia.