Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Regenerasi Tanaman Sedap Malam Melalui Organogenesis dan Embriogenesis Somatik Rostika, Ika; Mariska, Ika; Purnamaningsih, R
Jurnal Hortikultura Vol 15, No 4 (2005): Desember 2005
Publisher : Indonesian Center for Horticultural Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Secara konvensional perbanyakan tanaman sedap malam dilakukan melalui umbi. Semakin kecil ukuran umbi semakin lama tanaman berbunga. Penerapan teknik kultur in vitro diharapkan dapat membantu perbanyakan tanaman secara masal. Hingga saat ini, teknik kultur in vitro tanaman sedap malam belum pernah dilaporkan di Indonesia. Penelitian ini bertujuan memperoleh formulasi media yang efektif menginduksi organogenesis dan embriogenesis kultur in vitro tanaman sedap malam serta memacu regenerasinya. Percobaan dibagi menjadi 4 tahap, yaitu (1) induksi tunas, (2) multiplikasi tunas, (3) induksi kalus embriogenik, dan (4) regenerasi kalus embriogenik. Media induksi tunas yang diuji adalah MS+BA 0 ppm, MS+BA 3 ppm, MS+BA 5 ppm, dan MS+BA 7 ppm. Pemacuan multiplikasi tunas lanjut dilakukan pada media subkultur MS+BA 7 ppm+glutamin 100 ppm, MS+BA 7 ppm, DKW+TDZ 7 ppm, dan DKW+TDZ 7 ppm+glutamin 100 ppm. Untuk induksi kalus embriogenik, media induksi kalus yang diujikan adalah MS+2,4-D 2,5 ppm, MS +2,4-D 5 ppm, dan MS+2,4-D 10 ppm. Untuk meregenerasikan kalus embriogenik, media yang diujikan MS+BA 2 ppm+TDZ 0,2 ppm, MS+BA 3 ppm+TDZ 0,4 ppm, MS+zeatin 1ppm+kinetin 1ppm, dan MS+zeatin 0,5 ppm+kinetin 2 ppm. Hasil percobaan menunjukkan bahwa pembentukan tunas terbanyak diperoleh dari media BA 3 ppm (80%) namun inisiasi tunas tercepat dihasilkan pada media BA 0 ppm. Formula media MS+BA 7 ppm+glutamin 100 ppm menghasilkan jumlah tunas dan akar terbanyak. Penggunaan MS+2,4-D 5 ppm dapat menginduksi kalus embriogenik dengan persentase pembentukan nodul sebesar 18,75% dan jumlah nodul yang terbentuk sebanyak 3,6 dengan visual kalus yang paling baik. Setelah disubkultur, calon tunas terbanyak (17) dihasilkan dari perlakuan MS+BA 2 ppm+TDZ 0,4 ppm. Kalus embriogenik pada media MS+zeatin 0,5 ppm+kinetin 2 ppm dapat berkembang membentuk benih somatik.Regeneration of tuberose through organogenesis and embryogenesis. Tuberose is normally propagated by the tuber. The smaller size of tuber the longer time plant to flower. The application of in vitro culture technique might be used for mass propagation. Up to know, the research of in vitro culture of tuberose in Indonesia has not been reported. The objective of the study was to find out media formulation for organogenesis and embryogenesis. The experiments consisted of 4 steps of (1) shoot induction, (2) shoot multiplication, (3) induction of embryogenic callus, and (4) regeneration of embryogenic callus. The treatments for shoot induction were MS+BA 0 ppm, MS+BA 3 ppm, MS+BA 5 ppm, and MS+BA 7 ppm. The shoots were multiplied on media MS+BA 7ppm+glutamine 100ppm, MS+BA 7 ppm, DKW+TDZ 7 ppm, and DKW+TDZ 7 ppm+glutamin 100 ppm. For induction of embryogenic callus, the treatments were MS+2.4-D 2.5 ppm, MS+2,4-D 5 ppm, and MS+2.4-D 10 ppm. For regeneration of embryogenic callus, the treatments were MS+BA 2 ppm+TDZ 0.2 ppm, MS+BA 3 ppm +TDZ 0.4 ppm, MS+zeatin 1ppm+kinetin 1ppm, and MS+zeatin 0.5 ppm+kinetin 2 ppm. The results showed that the highest shoot formation was obtained from media MS+BA 3 ppm but the earliest shoot initiation was obtained from media MS+BA 0 ppm. The media formulation of MS+BA 7 ppm+glutamine 100 ppm gave the highest number of shoot and root. The application of media MS+2.4-D 5 ppm could induce embryogenic callus with high percentage of nodul formation (18.75%) and high number of nodul (3.6) with the best visual calli. After subculturing, the highest number of nodul (17) was obtained from media MS+BA 2 ppm+TDZ 0.4 ppm. The embryogenic callus from media MS+zeatin 0.5 ppm+kinetin 2 ppm could develop to form somatic seed.
TRANSFORMASI BENTUK TOPENG BEBEGIG SUKAMANTRI DI KABUPATEN CIAMIS Rostika, Ika; Alif, M. Zaini; Cahyana, Agus
ATRAT: Jurnal Seni Rupa Vol 8, No 2 (2020): ANALISIS MAKNA KARYA VISUAL DALAM SENI PUBLIK
Publisher : Jurusan Seni Rupa ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/atrat.v8i2.1523

Abstract

Bebegig Sukamantri mask is a mask dance using attributes that come from nature, peculiar to Sukamantri District, Ciamis Regency, West Java. As time goes by, Bebegig Sukamantri mask has undergone changes in terms of its shape which led to shift in values contained in it. This phenomenon is interesting to be studied further. Bebegig Sukamantri mask has transformed its basic model, eye, mouth, nose since 1930 to 2018. It keeps modifying its ornament or color because there has been no standards to be followed. However, the structure of the mask is certain to always be large in size to present scary image by using attributes from nature as the identity of Bebegig Sukamantri mask. Its transformation has taken place due to external and internal factors. The external factors include religion, nature change, technology, economy, whereas internal factors cover innovation or development, needs of identity, imagination and economy. Keywords: transformation, mask, Sukamantri, Bebegig ABSTRAKTopeng Bebegig Sukamantri adalah kesenian tari-tarian menggunakan topeng dengan atribut yang berasal dari alam, khas Kecamatan Sukamantri Kabupaten Ciamis Jawa Barat.Seiring  berkembangnya zaman, terdapat perubahan bentuk pada topeng Bebegig Sukamantri yang menyebabkan pergeseran pada nilai-nilai yang terkandung dalam topeng tersebut sehingga menarik untuk diteliti. Topeng Bebegig Sukamantri mengalami transformasi pada bentuk dasar, mata, mulut, hidung, pada tahun 1930 sampai 2018 selalu mengalami perubahan dari segi ornamen ataupun warnanya dikarenakan tidak ada pakem-pakem tertentu, namun dapat dipastikan struktur topeng selalu berbentuk besar untuk memberikan kesan seram dengan atribut yang berasal dari alam sebagai identitas Topeng Bebegig Sukamantri. Transformasi Topeng Bebegig Sukamantri terjadi karena adanya gejala yang  dipengaruhi oleh faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal diantaranya religi, perubahan alam, teknologi, ekonomi, sedangkan faktor internal diantaranya inovasi atau pengembangan, kebutuhan identitas, imajinasi, dan ekonomi. Kata kunci: Transformasi, Topeng,  Sukamantri, Bebegig
PERAN BUDAYA KERJA DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI GURU DAN STAF DALAM PENGEMBANGAN ORGANISASI DI SMP NEGERI 1 ATAP CIGUGUR Rostika, Ika; Diah Nurlatipah; Laelatul Mutmainah; Yayat Hidayat
MERDEKA : Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol. 2 No. 3 (2025): Februari
Publisher : PT PUBLIKASI INSPIRASI INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62017/merdeka.v2i3.3738

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji peran budaya kerja dalam meningkatkan partisipasi guru dan staf dalam pengembangan organisasi di SMP Negeri 1 Atap Cigugur. Budaya kerja yang positif di organisasi pendidikan memainkan peran krusial dalam meningkatkan keterlibatan aktif anggota dalam berbagai kegiatan yang berhubungan dengan pengembangan sekolah. Dalam penelitian ini, digunakan pendekatan kualitatif dengan desain deskriptif, yang memungkinkan peneliti untuk memahami konteks sosial dan dinamika interaksi di sekolah. Data dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dan studi dokumen yang melibatkan guru dan staf yang terlibat dalam pengembangan organisasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa budaya kerja di SMP Negeri 1 Atap Cigugur yang mengedepankan komunikasi terbuka, kerjasama, dan saling menghargai sangat berpengaruh terhadap peningkatan partisipasi guru dan staf dalam pengembangan organisasi. Meskipun terdapat beberapa tantangan, seperti keterbatasan waktu akibat beban kerja, tingkat partisipasi secara keseluruhan cukup tinggi, dengan adanya dukungan dari pimpinan yang memberikan ruang untuk berinovasi dan berkolaborasi. Temuan ini menunjukkan bahwa budaya kerja yang mendukung dapat memperkuat komitmen dan motivasi guru serta staf, yang berdampak pada peningkatan kualitas pendidikan. Oleh karena itu, penting bagi pimpinan sekolah untuk menjaga dan memperkuat budaya kerja ini agar partisipasi guru dan staf dapat lebih optimal dalam pengembangan organisasi di masa depan.   Kata kunci: Budaya kerja, partisipasi, pengembangan organisasi
Kedudukan Manusia dalam Ilmu Pendidikan Islam dan Al-Qur'an Prayoga, Hade Yustika; Rostika, Ika; Miftahudin, Indra; Sahmidin; Hidayat, Yayat
Jurnal Pelita Nusantara Vol. 2 No. 1 (2024): Jurnal Pelita Nusantara : Kajian Ilmu Sosial Multidisiplin
Publisher : CV Global Research Publication

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59996/jurnalpelitanusantara.v2i1.510

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui serta menganalisis kedudukan manusia dalam Ilmu Pendidikan Islam dan Al-Qur’an. Penelitian ini menggunakan metode studi pustaka yang bersifat deskriptif analitis, dengan fokus pada penelusuran dan analisis berbagai sumber literatur, termasuk kitab-kitab klasik, tafsir Al-Qur’an, dan karya-karya ulama Islam terkemuka. Kedudukan manusia dalam Ilmu Pendidikan Islam dan Al-Qur’an merupakan aspek yang mendalam dan esensial dalam memahami nilai-nilai pendidikan dalam konteks agama Islam. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pandangan-pandangan para ulama dan tokoh pendidikan Islam terkemuka, serta merinci interpretasi ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan kedudukan manusia dalam pendidikan Islam. Analisis mendalam terhadap karya-karya ulama klasik dan kontemporer, serta penafsiran ayat-ayat Al-Qur’an, memberikan gambaran mengenai peran manusia dalam konteks Pendidikan Islam. Kedudukan manusia dalam Ilmu Pendidikan Islam dan Al-Qur’an menyoroti aspek spiritual, moral, dan sosial, serta menekankan pentingnya pendidikan sebagai sarana untuk mengembangkan karakter yang sejalan dengan ajaran agama Islam. Kesimpulan dari studi pustaka ini memberikan wawasan yang kaya terkait pemahaman Islam terhadap eksistensi dan peran manusia dalam pendidikan, serta menawarkan landasan konseptual bagi pengembangan pendidikan Islam.
Analisis Layanan Penempatan dan Penyaluran dalam Pengembangan Potensi Siswa MA Al-Furqon Cimerak Prayoga, Hade Yustika; Rostika, Ika; Miftahudin, Indra; Sahmidin
Jurnal Pelita Nusantara Vol. 1 No. 3 (2023): Jurnal Pelita Nusantara : Kajian Ilmu Sosial Multidisiplin
Publisher : CV Global Research Publication

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59996/jurnalpelitanusantara.v1i3.280

Abstract

Bimbingan dan Konseling merupakan suatu proses interaksi antara konselor dengan konseling baik secara langsung maupun tidak langsung dalam rangka untuk membantu konseling agar dapat mengembangkan potensi dirinya atau pun memecahkan permasalahan yang dialaminya, Bimbingan dan Konseling juga dikatakan sebagai upaya sistematis, objektif, logis, dan berkelanjutan serta terprogram yang dilakukan oleh konselor untuk memfasilitasi perkembangan konseling untuk mencapai kemandirian dalam kehidupannya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis layanan penempatan dan penyaluran dalam pengembangan potensi siswa di MA Al-Furqon Cimerak. Metode yang digunakan adalah metode observasi dan wawancara untuk mengamati praktik-praktik yang terjadi dalam penempatan dan penyaluran siswa. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi efektivitas layanan tersebut dalam mendukung pengembangan potensi siswa. Hasil observasi menunjukkan bahwa proses penempatan dan penyaluran di MA Al-Furqon Cimerak telah dilaksanakan dengan baik. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan proses tersebut melibatkan kerjasama antara guru, siswa, dan orang tua. Penggunaan metode observasi memungkinkan peneliti untuk secara langsung mengamati interaksi dan dinamika dalam proses penempatan dan penyaluran siswa.