Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Sintesis dan Uji Antiinflamasi Senyawa (R)-3-(4-Florofenil)-1-fenil-5-(tiofen-2-il)-4,5-dihidro-1H-pyrazol Serta Pengaruhnya terhadap Kerusakan Lambung Rullah, Kamal; Hasti, Syilfia; Hariani, Destawira; Utama, Putri Bela; Teruna, Hilwan Yuda; Zamri, Adel
Jurnal Penelitian Farmasi Indonesia Vol 1, No 01 (2013)
Publisher : Jurnal Penelitian Farmasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

An in-vivo anti-inflammatory study of pyrazoline compound synthesized from chalcone has been carried out using Paw Edema method.Compound (R)-3-(4-florofenil)-1-fenil-5-(tiofen-2-il)-4, 5-dihidro-1H-pyrazole was synthesized by milling method in alkaline condition,with no solvent addition and was conducted under room temperature. Characterization of the synthesized compound was determined using1H-NMR and HR-MS spectrometer. As for anti-inflammatory study, suspension of compound (R)-3-(4-florofenil)-1-fenil-5-(tiofen-2-il)-4,5-dihidro-1H-pyrazol was administrated orally to white female mice (Rattus novergicus) with doses 20, 40, 80 mg/kg bw, respectively. Theresult showed that the compound with doses 40 and 80 mg/kg bw exhibited insignificant difference compared with standard drugs Celecoxiband Piroksikam (p>0,05). Futhermore, all doses of compound did not cause any damage of stomach organ of mice, which is given the same“ulcer index” (Iu) with negative control (Iu 2,00). Meanwhile, ulcer index for Celecoxib of Iu 35,99 and Piroksikam of Iu 70,01.
BIOAKTIVITAS EKSTRAK KULIT BATANG TUMBUHAN LANGKA MERANTI LILIN Syahri, Jufrizal; Rullah, Kamal; Siregar, Sri Hilma
Sistem Informasi Vol 3 No 1 (2012): Jurnal Photon
Publisher : Fakultas MIPA dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (376.666 KB)

Abstract

Tumbuhan Shorea teysmaniana Dier adalah tumbuhan khas Provinsi Riau yang sudah langka dan dikenal dengan nama Meranti Lilin. Kulit batang tumbuhan ini diekstrak dengan metoda maserasi, sehingga didapatka ekstrak heksan 40,69 g, ekstrak etilasetat 133,22 g, dan ekstrak methanol 386,29 g. Masing-masing ekstrak dilakukan uji antibakteri dengan metoda difusi dan uji anti oksidan dengan metoda DPPH. Uji antibakteri dilakukan terhadap bakteri Escherichia coli, Staphylococcus aureus, Sallmonella typhii, Bacillus subtilis dengan konsentrasi 1%. Ekstrak heksana tidak menunjukkan aktivitas, ekstrak etilasetat memberikan zona bening berturut-turut (mm) 13,2; 12,3; 9,6; 9;9. Ekstrak metanol menunjukkan aktifitas dg membentuk zona bening berturut-turut (mm) 10,6; 10,3; 8,1; 11,0. Berdasarkan aktivitas inilah proses isolasi dilanjutkan dengan menggunakan kromatografi vacum cair sehingga dihasilkan 12 fraksi untuk setiap ekstraknya. Ekstrak aktif dilanjutkan untuk diisolasi sampai senyawa murni, untuk ekstrak etil asetat menghasilkan 2 senyawa murni dengan kode HT1 dan HT2.
PENGEMBANGAN POTENSI RHODOMYRTONE SEBAGAI BAHAN AKTIF SEDIAAN TOPIKAL Fahmi, Rizal; Rullah, Kamal; Rahmat, Rosita Dewi; Lucida, Henny; Manjang, Yunazar; Hj. Lajisc, Nordin; Dachriyanus, .
JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X Vol 6, No 1 (2012)
Publisher : Indonesian Research Gateway

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rhodomyrtone, an antibacterial constituent was isolated from the active fraction of theleaves extract of Karamuntiang, Rhodomyrtus tomentosa (Aiton) Hassk. In this presentstudy, the topical cream formula of rhodomyrtone 2% in vanishing cream was evaluated byin vitro and in vivo preclinical test. The in vitro test was peformed against Staphylococcusaureus ATTC 6538 and Staphylococcus epidermidis ATTC 12228 by using disk agardiffusion method, while the in vivo test was evaluated on the surface of skin infection area ofthe rabbit caused by Staphylococcus aureus. Both these tests were guided bychloromphenicol 2% cream as a comparison. The topical cream of rhodomyrtone 2% invanishing cream showed diameters of inhibition zones of 15 mm and 26 mm towardStaphylococcus aureus and Staphylococcus epidermidis respectively. These diffusions werelower than inhibition zones of chloromphenicol 2% cream which has 30 mm and 32 mm forthe same bacterias in the same condition. The in vivo test showed that rhodomyrtone 2%topical cream can reduced that skin infection and did not caused irritation on the testedrabbits.ABSTRAKRhodomyrtone adalah suatu konstituen antibakteri fraksi aktif ekstrak daun karamuntiang,Rhodomyrtus tomentosa (Ait) Hassk. Pada penelitian ini telah dilakukan uji preklinisterhadap krim sediaan topikal Rhodomyrtone 2% dalam vanishing cream. Uji preklinissecara in vitro menggunakan media agar dan Staphylococcus aureus ATTC 6538 danStaphylococcus epidermidis 12228 sebagai bakteri uji, sedangkan secara in-vivo dilakukanterhadap kulit pada kelinci yang di infeksi dengan Staphylococcus aureus. Kedua uji inimenggunakan krim kloromfenikol 2% sebagai pembanding. Krim sediaan topikalrhodomyrtone 2% dengan basis vanishing cream memberikan diameter hambatan berturutturut15 mm dan 26 mm terhadap Staphylococcus aureus dan Staphylococcus epidermidis.Difusi ini lebih rendah dibanding sediaan krim kloromfenikol 2% yang memberikan diameterhambatan 30 mm dan 32 mm, masing-masing untuk Staphylococcus aureus danStaphylococcus epidermidis pada kondisi yang sama. Selanjutnya uji secara in vivomenunjukkan bahwa krim sediaan topikal rhodomyrtone 2% dapat mengurangi infeksi kulitdan tidak menimbulkan iritasi pada kelinci percobaan.
PENGEMBANGAN POTENSI RHODOMYRTONE SEBAGAI BAHAN AKTIF SEDIAAN TOPIKAL Fahmi, Rizal; Rullah, Kamal; Rahmat, Rosita Dewi; Lucida, Henny; Manjang, Yunazar; Hj. Lajisc, Nordin; Dachriyanus, .
Jurnal Farmasi Indonesia Vol 6, No 1 (2012)
Publisher : Jurnal Farmasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35617/jfi.v6i1.93

Abstract

Rhodomyrtone, an antibacterial constituent was isolated from the active fraction of theleaves extract of Karamuntiang, Rhodomyrtus tomentosa (Aiton) Hassk. In this presentstudy, the topical cream formula of rhodomyrtone 2% in vanishing cream was evaluated byin vitro and in vivo preclinical test. The in vitro test was peformed against Staphylococcusaureus ATTC 6538 and Staphylococcus epidermidis ATTC 12228 by using disk agardiffusion method, while the in vivo test was evaluated on the surface of skin infection area ofthe rabbit caused by Staphylococcus aureus. Both these tests were guided bychloromphenicol 2% cream as a comparison. The topical cream of rhodomyrtone 2% invanishing cream showed diameters of inhibition zones of 15 mm and 26 mm towardStaphylococcus aureus and Staphylococcus epidermidis respectively. These diffusions werelower than inhibition zones of chloromphenicol 2% cream which has 30 mm and 32 mm forthe same bacterias in the same condition. The in vivo test showed that rhodomyrtone 2%topical cream can reduced that skin infection and did not caused irritation on the testedrabbits.ABSTRAKRhodomyrtone adalah suatu konstituen antibakteri fraksi aktif ekstrak daun karamuntiang,Rhodomyrtus tomentosa (Ait) Hassk. Pada penelitian ini telah dilakukan uji preklinisterhadap krim sediaan topikal Rhodomyrtone 2% dalam vanishing cream. Uji preklinissecara in vitro menggunakan media agar dan Staphylococcus aureus ATTC 6538 danStaphylococcus epidermidis 12228 sebagai bakteri uji, sedangkan secara in-vivo dilakukanterhadap kulit pada kelinci yang di infeksi dengan Staphylococcus aureus. Kedua uji inimenggunakan krim kloromfenikol 2% sebagai pembanding. Krim sediaan topikalrhodomyrtone 2% dengan basis vanishing cream memberikan diameter hambatan berturutturut15 mm dan 26 mm terhadap Staphylococcus aureus dan Staphylococcus epidermidis.Difusi ini lebih rendah dibanding sediaan krim kloromfenikol 2% yang memberikan diameterhambatan 30 mm dan 32 mm, masing-masing untuk Staphylococcus aureus danStaphylococcus epidermidis pada kondisi yang sama. Selanjutnya uji secara in vivomenunjukkan bahwa krim sediaan topikal rhodomyrtone 2% dapat mengurangi infeksi kulitdan tidak menimbulkan iritasi pada kelinci percobaan.
BIOAKTIVITAS EKSTRAK KULIT BATANG TUMBUHAN LANGKA MERANTI LILIN Jufrizal Syahri; Kamal Rullah; Sri Hilma Siregar
Sistem Informasi Vol 3 No 1 (2012): Jurnal Photon
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37859/jp.v3i1.142

Abstract

Tumbuhan Shorea teysmaniana Dier adalah tumbuhan khas Provinsi Riau yang sudah langka dan dikenal dengan nama Meranti Lilin. Kulit batang tumbuhan ini diekstrak dengan metoda maserasi, sehingga didapatka ekstrak heksan 40,69 g, ekstrak etilasetat 133,22 g, dan ekstrak methanol 386,29 g. Masing-masing ekstrak dilakukan uji antibakteri dengan metoda difusi dan uji anti oksidan dengan metoda DPPH. Uji antibakteri dilakukan terhadap bakteri Escherichia coli, Staphylococcus aureus, Sallmonella typhii, Bacillus subtilis dengan konsentrasi 1%. Ekstrak heksana tidak menunjukkan aktivitas, ekstrak etilasetat memberikan zona bening berturut-turut (mm) 13,2; 12,3; 9,6; 9;9. Ekstrak metanol menunjukkan aktifitas dg membentuk zona bening berturut-turut (mm) 10,6; 10,3; 8,1; 11,0. Berdasarkan aktivitas inilah proses isolasi dilanjutkan dengan menggunakan kromatografi vacum cair sehingga dihasilkan 12 fraksi untuk setiap ekstraknya. Ekstrak aktif dilanjutkan untuk diisolasi sampai senyawa murni, untuk ekstrak etil asetat menghasilkan 2 senyawa murni dengan kode HT1 dan HT2.