Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : Jurnal Agronomi Indonesia (Indonesian Journal of Agronomy)

Penampilan Fenotipik dan Tingkat Kemandulan Tepungsari Calon Galur Mandul Jantan Tipe Wild Abortive Rumanti, Indrastuti Apri; Satoto, ,; Munarso, Yuniati Pieter
Jurnal Agronomi Indonesia (Indonesian Journal of Agronomy) Vol. 35 No. 3 (2007): Jurnal Agronomi Indonesia
Publisher : Indonesia Society of Agronomy (PERAGI) and Department of Agronomy and Horticulture, Faculty of Agriculture, IPB University, Bogor, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (45.816 KB) | DOI: 10.24831/jai.v35i3.1325

Abstract

Wild Abortive (WA) type of cytoplasmic male sterility (CMS) was developed by Indonesian Center of Rice Research, Sukamandi through backcross method. Pollen sterility and phenotypic acceptability evaluation of cytoplasmic male sterile (CMS) candidates were considered important in CMS development process. Both of evaluation were done during dry season 2002 and wet season 2002/2003. The materials were 18 CMS candidates and their resembled maintainers. Each line planting on two rows (2.5 m each) with 20 x 20 cm spacing. Observations were done for 50% flowering time, pollen sterility and phenotypic acceptability. The results of observations showed that : (a) the variation of pollen sterility among 18 CMS candidates were 82.5 - 100%; (b) Nine CMS candidates were consistent in sterility (100%) and good in phenotypic acceptability during the two seasons. Those lines were derived from IR62829A/BP1082, IR68897A/S3613F, IR66707A/Barumun, IR58025A/S24731, IR62829A/BP68C, IR68886A/IR71605, IR66707A/A2790, IR69622A/IRBB5 and IR68886A/T12357. The male parent as donor were elite lines with some good characters such as good eating quality, resistant to Rice Tungro Virus (RTV) and Bacterial Leaf Blight (BLB).   Key words : Rice, cytoplasmic male sterile, pollen sterility, phenotypic acceptability
Seleksi Simultan Karakter Daun Mengering dan Produktivitas pada Galur-galur Padi Wening, Rina Hapsari; Purwoko, Bambang Sapta; Suwarno, Willy Bayuardi; Rumanti, Indrastuti Apri; Khumaida, Nurul
Jurnal Agronomi Indonesia (Indonesian Journal of Agronomy) Vol. 47 No. 3 (2019): Jurnal Agronomi Indonesia
Publisher : Indonesia Society of Agronomy (PERAGI) and Department of Agronomy and Horticulture, Faculty of Agriculture, IPB University, Bogor, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (569.772 KB) | DOI: 10.24831/jai.v47i3.26076

Abstract

Drought is an important constraint for rice production in rainfed lowland and shallow freshwater swamp. The area often experiences drought stress at the generative stage of the plants. This study aimed at selecting adaptive lines to terminal drought and formulating a multiple regression model to estimate the productivity under drought stress conditions at the generative stage. The experiment was conducted in a greenhouse of the Indonesian Center for Rice Research, Subang, West Java, using an augmented design with five blocks. The genetic material used was ninety-nine lines and four checks varieties, namely Inpari 30, Limboto, Salumpikit, and IR 20. The model was formulated using stepwise regression analysis. Based on this study, ten lines were adapted to drought stress at the generative stage, namely B13983E-KA-12-2, B13926E-KA-13, B13507E-MR-19, B14366E-KY-50, B14366E-KY-37, IR86384- 46-3-1-B, BP20452e-PWK-0-SKI-1-1, BP20452e-PWK-0-SKI-2-4, BP20452e-PWK-0-SKI-3-3, and BP29790d-PWK-3 -SKI-1-5. The B13507E-MR-19 had the highest productivity (4.02 ton ha-1) under drought stress conditions. Yield under drought stress in the greenhouse could be predicted using a linear regression model involving plant height at early vegetative stage, plant height up to the panicle, tiller number at early vegetative stage, tiller number at late vegetative stage, tiller number at flowering, heading time, number of filled grain, and panicle exsertion length. This model was able to explain 75.92% of yield variation. Potential rice lines and the regression model obtained are expected to contribute to the development of rice varieties adaptive to drought. Keywords: drought tolerant, freshwater swamp, rainfed, regression model
Penampilan Agronomi Galur-Galur Padi Sawah Tadah Hujan Toleran Kondisi Anaerob pada Fase Perkecambahan Sitaresmi, Trias; Kartina, Nita; Aida Fitri Viva Yuningsih; Indrastuti Apri Rumanti; Nafisah; Untung Susanto; Yudhistira Nugraha
Jurnal Agronomi Indonesia (Indonesian Journal of Agronomy) Vol. 49 No. 1 (2021): Jurnal Agronomi Indonesia
Publisher : Indonesia Society of Agronomy (PERAGI) and Department of Agronomy and Horticulture, Faculty of Agriculture, IPB University, Bogor, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (389.008 KB) | DOI: 10.24831/jai.v49i1.34187

Abstract

Budidaya padi di sawah tadah hujan dengan sistem tebar benih langsung memerlukan varietas yang beradaptasi baik pada kondisi ekosistem tersebut dan toleran terhadap tingkat oksigen rendah selama berkecambah atau anaerobic germination (AG). Penelitian bertujuan mengevaluasi penampilan agronomi galur-galur padi dilakukan di sawah tadah hujan, serta toleransinya terhadap kondisi AG. Evaluasi toleransi cekaman kondisi anaerob dilakukan di rumah kaca BB Padi pada bulan Februari 2020. Materi yang digunakan adalah 12 genotipe padi. Penapisan AG dilakukan dengan merendam benih dalam air dengan ketinggian 10 cm selama 10 hari. Pengujian daya hasil dilakukan di sawah tadah hujan Sumedang dan Pati pada musim hujan 2020. Percobaan disusun menggunakan rancangan kelompok lengkap teracak dengan empat ulangan. Toleransi terhadap kondisi AG dapat diidentifikasi berdasarkan karakter persentase daya pulih, panjang tunas dan akar, dan biomassa. Karakter-karakter tersebut saling berkorelasi nyata, positif, dan kuat. Galur IR 83381-B-B-6-1, IR 129336:11-19-Ski-0-Kn-3 dan B14897E-SKI-9-7-2 memiliki toleransi AG lebih baik daripada Inpari 30 dan Inpari 39. Dari hasil pengujian lapangan, dua galur memiliki rata-rata GKG setara dengan Inpari 30 dan Inpari 39, serta konsisten cukup tinggi yaitu IR 129336:11-19-Ski-0-Kn-3 (5.61 ton ha-1) dan B14316E-KA-15 (6.04 ton ha-1). Hasil pengujian ini dapat dilanjutkan dengan uji multi lokasi pada galur IR 83381-B-B-6-1, IR 129336:11-19-Ski-0-Kn-3 dan B14897E-SKI-9-7-2 dengan mempertimbangkan daya hasil dan adaptasinya sehingga dapat dilepas menjadi varietas toleran AG. Kata kunci: cekaman abiotik, perkecambahan anaerob, tebar benih langsung
Konfirmasi Toleransi Galur-galur Padi terhadap Cekaman Kekeringan secara Molekuler Wening, Rina Hapsari; Willy Bayuardi Suwarno; Bambang Sapta Purwoko; Indrastuti Apri Rumanti; Amy Estiati
Jurnal Agronomi Indonesia (Indonesian Journal of Agronomy) Vol. 49 No. 2 (2021): Jurnal Agronomi Indonesia
Publisher : Indonesia Society of Agronomy (PERAGI) and Department of Agronomy and Horticulture, Faculty of Agriculture, IPB University, Bogor, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (56.444 KB) | DOI: 10.24831/jai.v49i2.36565

Abstract

Seleksi secara fenotipik, terutama terhadap cekaman abiotik, seringkali sulit dilakukan. Kegiatan seleksi secara molekuler diperlukan untuk mengidentifikasi hingga taraf molekuler bahwa suatu sifat toleran terbukti secara genotipik. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengkonfirmasi sifat toleransi kekeringan galur-galur padi secara molekuler menggunakan marka SSR RM164, RM228, RM248, dan RM328. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Bioteknologi LIPI, Cibinong pada bulan November hingga Desember 2017, menggunakan teknik polymerase chain reaction (PCR). Hasil penelitian menunjukkan bahwa marka RM228 terkait dengan karakter skor menggulung, panjang malai, tinggi tanaman dan umur berbunga, sedangkan RM328 terkait dengan panjang malai, jumlah anakan, jumlah gabah isi per malai, dan produktivitas. Marka tersebut diduga dapat digunakan untuk seleksi toleransi kekeringan. Tujuh dari sepuluh galur yang terindikasi toleran terhadap cekaman kekeringan fase generatif berdasarkan skrining secara artifisial terkonfirmasi secara molekuler berada dalam satu kelompok dengan varietas pembanding toleran ‘Limboto’. Ketujuh galur tersebut ialah B13983E-KA-12-2, B13507E-MR-19, B14366E-KY-50, BP20452e-PWK-0-SKI-1-1, BP20452e-PWK-0-SKI-2-4, BP20452e-PWK-0-SKI-3-3, dan BP29790d-PWK-3-SKI-1-5. Kata kunci: marka, toleransi kekeringan, polymerase chain reaction
Potensi Hasil Benih Padi Hibrida pada Tiga Galur CMS dengan Sumber Sitoplasma yang Berbeda Bayu Pramono Wibowo; Bambang Sapta Purwoko; Willy Bayuardi Suwarno; Indrastuti Apri Rumanti
Jurnal Agronomi Indonesia (Indonesian Journal of Agronomy) Vol. 50 No. 1 (2022): Jurnal Agronomi Indonesia
Publisher : Indonesia Society of Agronomy (PERAGI) and Department of Agronomy and Horticulture, Faculty of Agriculture, IPB University, Bogor, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (418.914 KB) | DOI: 10.24831/jai.v50i1.39949

Abstract

Padi hibrida F1 dihasilkan dari persilangan antara galur mandul jantan/cytoplasmic male sterile (GMJ/CMS) dan galur pemulih kesuburan (restorer/R). Kalinga dan Gambiaca adalah tipe galur CMS yang berhasil dikembangkan di Indonesia selain tipe Wild Abortive (WA). Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh tetua betina dengan sumber sitoplasma berbeda terhadap hasil benih padi hibrida pada 30 kombinasi padi hibrida baru. Percobaan dilakukan di BB Padi Subang, Jawa Barat pada MK 2021, menggunakan rancangan faktorial tiga galur CMS disilangkan dengan sepuluh restorer, dimana terdapat sepuluh ulangan untuk CMS dan tiga ulangan untuk restorer. Analisis ragam komponen hasil dan hasil dilakukan terpisah untuk CMS dan restorer mengikuti model linier rancangan faktor tunggal. Rata-rata hasil benih pada CMS GMJ15A tipe Gambiaca (1.03 ton ha-1) setara dengan GMJ12A tipe Wild Abortive (0.85 ton ha-1) dan nyata lebih tinggi dari GMJ14A tipe Kalinga (0.51 ton ha-1), sedangkan restorer terbaik adalah PK90 (1.36 ton ha-1). Tinggi tanaman, jumlah gabah isi per malai, dan tingkat silang alami memiliki korelasi positif dan nyata terhadap hasil benih padi hibrida. Galur CMS tipe sitoplasma Gambiaca dapat menjadi alternatif tetua betina padi hibrida di Indonesia. Kata kunci: pemulih kesuburan, produksi benih, silang alami