Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

THE IMPLEMENTATION OF LEARNING STRATEGIES ACCORDING TO LEARNING STYLES AND THE RELATIONSHIP WITH UNDERGRADUATE MEDICAL STUDENTS’ ACADEMIC PERFORMANCES Vera Liu; Yoanita Widjaja
Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia: The Indonesian Journal of Medical Education Vol 11, No 1 (2022): Maret
Publisher : Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jpki.65555

Abstract

Background: Each individual has his or her distinctive style of learning. Learning styles are the combination of the most effective and efficient ways a person chooses to focus on receiving and processing information from the environment. However, the knowledge of learning style alone will not make any changes to academic performance if it is not followed by changes in learning strategies tailored to one’s learning style. The suitability of learning strategies with learning styles is one of the important factors that can affect student's academic performance. Research on this topic is still rarely found today. Hence, the purpose of this study is to determine the relationship between the suitability of learning strategies and learning styles with the academic performances of undergraduate medical students of the Faculty of Medicine, Universitas Tarumanagara.Methods: This is an analytic study with a cross-sectional method that involved 227 undergraduate medical students of the Faculty of Medicine, Universitas Tarumanagara. Data were obtained through validated VARK 7.1 Indonesian questionnaires on learning styles and learning strategies consisting of a series of questions about the characteristics of each learning style from Fleming ND.Results: This study shows that 142 respondents (62,6%) implemented learning strategies that did not fit their learning styles and the rest 85 respondents (37,4%) implemented appropriate learning styles. Seventy-two out of 85 (84,7%) respondents show matching learning strategies and learning styles and they have good academic performances (GPA), while 104 of 142 students (73,2%) with unsuitable learning strategies and learning styles have good GPA as well with a p-value of 0,066 (p>0,05).Conclusion: There is no significant relationship between the suitability of learning strategies with learning styles and the academic performance of undergraduate medical students at Faculty of Medicine Universitas Tarumanagara. 
Gambaran Self-Efficacy Mahasiswa Fakultas Kedokteran Tahap Akademik pada Metode Pembelajaran Jarak Jauh Dhea Asih Wulandari; Yoanita Widjaja
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Syntax Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (662.797 KB) | DOI: 10.36418/syntax-literate.v7i1.5897

Abstract

Self-efficacy adalah keyakinan individu untuk menilai kemampuan diri dalam mengerjakan suatu hal demi mencapai hasil yang diinginkan. Self-efficacy yang dimiliki seorang mahasiswa berdampak pada proses pembelajaran dan performa akademiknya. Self-efficacy dapat dipengaruhi oleh metode pembelajaran, seperti metode pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang relatif baru diterapkan oleh mayoritas fakultas kedokteran, khususnya pada tahap akademik, di Indonesia. Self-efficacy pada PJJ disebut online learning self-efficacy (OLSE). Pada PJJ, tingkat OLSE dapat berbeda. Oleh karena itu perlu diketahui gambaran self-efficacy mahasiswa fakultas kedokteran tahap akademik pada metode pembelajaran jarak jau. Penelitian ini merupakan studi deskriptif dengan desain potong lintang. Responden 130 mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara dari lima Angkatan, dipilih menggunakan cluster random sampling. Data diperoleh menggunakan kuesioner Online Learning Self-Efficacy Scale (OLSES) yang menilai tiga aspek yaitu aspek pembelajaran, manajemen waktu dan pengunaan teknologi. Peneliti menerjemahkan kuesioner dalam Bahasa Indonesia dengan nilai Cronbach’s Alpha 0.910 dan 20 pernyataan valid dengan r hitung > r tabel (0,361). Hasil penelitian menunjukkan rerata OLSE responden sebesar 94,78(12,40). Rerata OLSE pada aspek pembelajaran sebesar 43,21(5,71), median OLSE pada aspek manajemen waktu yaitu 24(13;30) dan median OLSE pada aspek penggunaan teknologi yaitu 27,79(13;30). Beberapa faktor diidentifikasi berpotensi memengaruhi OLSE seperti performa akademik, persuasi verbal, jenis kelamin dan usia. Dari ketiga aspek, OLSE pada aspek pembelajaran menunjukkan nilai tertinggi dan OLSE pada aspek manajemen waktu yang terendah. Hal ini menunjukkan mahasiswa merasa dirinya mampu mencapai performa akademik yang baik dalam PJJ, namun kurang mampu mengatur waktu.
EDUKASI KESEHATAN DI KELURAHAN TOMANG JAKARTA BARAT DALAM RANGKA PENCEGAHAN DAN PENGELOLAAN PENYAKIT TIDAK MENULAR Yoanita Widjaja; Enny Irawaty; Rebekah Malik
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Vol 2, No 2 (2019): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (212.374 KB) | DOI: 10.24912/jbmi.v2i2.7259

Abstract

Beberapa penyakit tidak menular seperti diabetes melitus, stroke, penyakit jantung koroner termasuk 10 penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Faktor risiko penyakit tersebut diantaranya yaitu hipertensi, dislipidemia, obesitas, merokok, dan inaktivitas fisik. Faktor risiko dapat dicegah dan diatasi dengan menjalani pola hidup sehat. Namun, masyarakat Indonesia khususnya warga Kelurahan Tomang kurang menyadari pentingnya hidup sehat. Oleh karena itu, kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan memberikan pelayanan kesehatan melalui edukasi pentingnya hidup sehat sehingga masyarakat termotivasi untuk mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari dan menularkannya pada keluarga serta masyarakat. Metode pelaksanaan, berupa  pemeriksaan kesehatan bagi warga masyarakat, yaitu pemeriksaan antropometri, tekanan darah, pengecekan kadar gula darah, asam urat, dan kolesterol.Setelah mendapatkan hasil pemeriksaan , dilakukan edukasi/penyuluhan. Hasil kegiatan ini dari 83 peserta (warga),  bahwa  terbanyak (62.7%) yang mengalami kelebihan berat badan atau obesitas , kemudian asam urat tinggi sebanyak 25,3% kolesterol tinggi sebanyak 16,9%, peningkatan tekanan darah sebanyak 10,8%, dan pengukuran  kadar gula darah sewaktu tinggi sebanyak 4,8%, Semua diberikan edukasi mengenai manfaat aktivitas fisik, diet seimbang, dan pemeriksaan kesehatan secara berkala untuk mencegah maupun mengatasi penyakit tidak menular terutama penyakit metabolik. Kesimpulan yang dapat dikemukakan bahwa edukasi ini memberikan pengetahuan, membuka wawasan, serta meningkatkan motivasi warga peserta mengenai pentingnya modifikasi pola hidup untuk mencegah timbulnya penyakit tidak menular, khususnya penyakit metabolik, dan komplikasinya. Kelebihan berat badan hingga obesitas merupakan faktor risiko terbanyak yang ditemukan. Berdasarkan hal tersebut, masalah kelebihan berat badan pada masyarakat dapat menjadi fokus kegiatan.
UPAYA PENINGKATAN KESEHATAN USIA DIATAS 15 TAHUN DAN USIA LANJUT DI POSBINDU KELURAHAN KEMBANGAN SELATAN, JAKARTA BARAT (KEGIATAN LANJUTAN) Ernawati Ernawati; Rebekah Malik; Yoanita Widjaja
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Vol 3, No 1 (2020): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (358.598 KB) | DOI: 10.24912/jbmi.v3i1.8052

Abstract

Increased life expectancy is an advantage but at the same time becomes a condition that can be a source of problems in the health sector, especially non-communicable diseases. Currently non-communicable diseases that are often found are cardiovascular diseases such as high blood pressure, coronary heart disease, metabolic disorders such as diabetes, dyslipidemia, muscle and joint diseases such as arthritis, gout, osteoarthritis, nutritional disorders: obesity or malnutrition. The prevalence of various non-communicable diseases from 2013-2016 strokes increased from 7% to 10.9%; and chronic kidney disease rose from 2% to 3.8%. Based on blood sugar tests, diabetes mellitus rose from 6.9% to 8.5%; and blood pressure measurement results, hypertension rose from 25.8% to 34.1%. The increase in the prevalence of non-communicable diseases is related to lifestyle, including smoking, consumption of alcoholic beverages, physical activity, and consumption of fruits and vegetables. Problems require comprehensive handling and reach as broad as possible. One form of expansion of service coverage is posbindu. Posbindu in Kelurahan Kembangan Selatan is one of the posbindu that aims to provide comprehensive services to the age group> 15 years to make efforts to prevent non-communicable diseases and prevent complications for participants who have experienced interference so that no further complications occur. Activities are carried out routinely every month on Saturdays in the form of weighing, height, blood pressure, blood sugar levels, cholesterol and gout for every visitor of Posbindu. In addition to health checks, counseling activities are also carried out both individuals and groups and health consultations for visitors posbindu both experiencing health problems or not. This activity was carried out for 1 year from August 2018 to July 2019 (June Eid holidays) with the number of Posbindu visitors between 28-45 people with an average visitor 38. The average cases of high blood pressure were 33.45% (12), high cholesterol 27.24% (10), high blood sugar 24.74 (9), and high uric acid 19.87 (8). The results obtained for 1 year showed that the control of blood pressure, blood sugar, cholesterol and uric acid was still fluctuating even though counseling and consultation had been given based on the results of the examination. The conclusion from this activity shows that blood pressure, blood sugar, cholesterol and gout are not only influenced by regularity of control and knowledge but also diet, activity and environment. The advantage of this postbindu activity is that the health condition of visitors is monitored and health information can be conveyed on an ongoing basis. Suggestions for the future harmonious cooperation between health workers, patients and families / closest people of the patient must always be maintained through this posbindu activityABSTRAK:Peningkatan usia harapan hidup merupakan suatu keuntungan tetapi sekaligus menjadi suatu kondisi yang dapat menjadi sumber permasalahan di bidang kesehatan terutama penyakit tidak menular. Saat ini penyakit tidak menular yang banyak dijumpai adalah penyakit kardiovaskular seperti darah tinggi, jantung koroner, penyakit kelainan metabolik seperti kencing manis, dislipidemia, penyakit otot dan persendian seperti radang sendi, gout, osteoartritis, gangguan gizi: obesitas atau gizi kurang. Prevalensi berbagai penyakit tidak menular dari tahun 2013-2016 stroke naik dari 7% menjadi 10,9%; dan penyakit ginjal kronik naik dari 2% menjadi 3,8%. Berdasarkan pemeriksaan gula darah, diabetes melitus naik dari 6,9% menjadi 8,5%; dan hasil pengukuran tekanan darah, hipertensi naik dari 25,8% menjadi 34,1%. Kenaikan prevalensi penyakit tidak menular ini berhubungan dengan pola hidup, antara lain merokok, konsumsi minuman beralkohol, aktivitas fisik, serta konsumsi buah dan sayur. Permasalahan membutuhkan penanganan yang bersifat menyeluruh dan menjangkau seluas mungkin. Salah satu bentuk perluasan jangkauan pelayanan adalah posbindu. Posbindu di Kelurahan Kembangan Selatan merupakan salah satu posbindu yang bertujuan memberikan pelayanan yang secara menyeluruh pada kelompok usia > 15 tahun untuk melakukan upaya pencegahan penyakit tidak menular dan mencegah komplikasi bagi peserta yang sudah mengalami gangguan agar tidak terjadi komplikasi lebih lanjut. Kegiatan dilakukan rutin setiap bulan pada hari Sabtu berupa penimbangan berat badan, tinggi badan, tekanan darah, kadar gula darah, kolesterol dan asam urat bagi setiap pengunjung posbindu. Selain pemeriksaan kesehatan, juga dilakukan kegiatan penyuluhan baik perorangan maupun kelompok dan konsultasi kesehatan bagi pengunjung posbindu baik yang mengalami gangguan kesehatan maupun tidak. Kegiatan ini dilakukan selama 1 tahun dari Agustus 2018 sampai Juli 2019 (Juni libur lebaran) dengan jumlah pengunjung posbindu antara 28-45 orang dengan rata-rata pengunjung 38. Rata-rata kasus tekanan darah tinggi 33,45% (12), kolesterol tinggi 27.24% (10), gula darah tinggi 24,74 (9), dan asam urat tinggi 19,87 (8). Hasil yang didapat selama 1 tahun ini menunjukkan bahwa pengendalian tekanan darah, gula darah, kolesterol dan asam urat masih naik turun walaupun sudah diberikan penyuluhan maupun konsultasi berdasarkan hasil pemeriksaan. Simpulan dari kegiatan ini menunjukkan bahwa tekanan darah, gula darah, kolesterol dan asam urat tidak hanya dipengaruhi oleh keteraturan kontrol dan pengetahuan tetapi juga pola makan, aktivitas dan lingkungan. Keuntungan dari kegiatan posbindu ini adalah termonitornya kondisi kesehatan pengunjung dan informasi kesehatan dapat tersampaikan secara berkelanjutan. Saran ke depannya kerjasama yang harmonis antara petugas kesehatan, pasien dan keluarga/orang terdekat pasien harus selalu dijaga lewat kegiatan posbindu ini
SKRINING RIWAYAT KESEHATAN DALAM RANGKA MENINGKATKAN PATIENT SAFETY PADA KEGIATAN VAKSINASI COVID-19 Yoanita Widjaja; Alexander Santoso; Enny Irawaty; Zita Atzmardina; Evi -
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Vol 4, No 3 (2021): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jbmi.v4i3.13479

Abstract

COVID-19 is an infectious disease caused by corona virus which recently found in 2019 and never been identified in human. Indonesia reported the first COVID-19 case on 2nd March 2020 and the numbers keep increasing until now. There’s no medication proven to be effective for the cure of the disease up till now. Therefore, scientists all over the world tried to make vaccine. After vaccinated, once exposed to germs or virus, the body will be ready to exterminate them and prevent the disease from reoccurring. Vulnerable population is the top priority to get vaccine. Started in January 2021, the first group to get COVID-19 vaccination in Indonesia is healthcare workers.The second phase of the program is intended for elderly, comorbid population, and public servants. Vaccine used has been through a series of clinical test, but patient safety is the most important thing. Hence, this community service activity was done. This activity indicates our effort to improve patient safety in vaccination program. We did medical history screening through anamnesis to identify comorbid factors and other chronic diseases to determine one’s eligibility for vaccine. For patients, this information was used as educational material to improve their health. The doctors who were doing interview, were trained collectively by the ministry of health Republic of Indonesia. From 160 people came for vaccinated in 24th-27th March 2021 period, 156 (97,5%) of them met the criteria and can be vaccinated, 88 (55%) people have comorbid or other chronic diseases and hypertension turns out to be the most common chronic disease.ABSTRAK:Penyakit COVID-19 adalah suatu penyakit infeksius yang disebabkan oleh virus corona yang baru ditemukan pada tahun 2019 dan belum pernah diidentifikasi pada manusia. Indonesia melaporkan kasus pertama COVID-19 pada tanggal 2 Maret 2020 dan jumlahnya terus bertambah hingga sekarang. Hingga saat ini, masih belum ada obat yang ampuh untuk menyembuhkan virus penyebab penyakit ini. Oleh karena itu, para ilmuwan dunia berupaya membuat vaksin. Setelah vaksinasi, jika nanti tubuh terpapar kuman maupun virus penyebab penyakit tersebut, maka tubuh akan siap memusnahkannya serta mencegah penyakit timbul kembali. Populasi yang rentan di semua negara merupakan prioritas tertinggi untuk vaksinasi. Program vaksinasi COVID-19 di Indonesia sudah dimulai sejak Januari 2021 untuk kelompok prioritas, yaitu tenaga kesehatan. Pada tahap dua, sasaran vaksin yaitu kepada lansia, kelompok komorbid, dan pemberi layanan publik. Vaksin yang digunakan telah melewati uji klinis, namun patient safety tetap diutamakan. Oleh karena itu, dilakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini sebagai salah satu upaya meningkatkan keselamatan pasien pada program vaksinasi. Upaya yang dilakukan yaitu dengan melakukan skrining riwayat kesehatan melalui wawancara (anamnesis) untuk mengetahui faktor-faktor komorbid dan penyakit kronik lainnya untuk menentukan kelayakan penerima vaksin. Bagi penerima vaksin, informasi tersebut dapat digunakan untuk materi edukasi agar meningkatkan taraf kesehatan individu. Sebelum terjun ke lapangan, dokter pewawancara dibekali pelatihan terlebih dahulu secara kolektif dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Saat kegiatan, 160 orang datang untuk divaksin pada periode 24-27 Maret 2021, 156 orang (97,5%) lolos skrining dan boleh divaksin. Sebagian peserta vaksinasi, yaitu 88 orang (55%) memilliki komorbid atau penyakit kronik lain, dengan penderita penyakit hipertensi yang tertinggi
EDUKASI KESEHATAN DIABETES MELITUS DI KELURAHAN TOMANG JAKARTA BARAT DALAM RANGKA PENCEGAHAN PENYAKIT TIDAK MENULAR Yoanita Widjaja; Winny Tjongarta; Caroline Costrila
PROSIDING SERINA Vol. 2 No. 1 (2022): PROSIDING SERINA IV 2022
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (655.31 KB) | DOI: 10.24912/pserina.v2i1.19841

Abstract

Diabetes Melitus termasuk dalam PTM dan menjadi ancaman serius bagi umat manusia secara global. Pada kondisi pandemi berkepanjangan timbul kondisi warga kelurahan Tomang kurang perhatian terhadap penyakit diabetes melitus Berdasarkan uraian diatas mendorong tim pengabdian masyarakat melakukan kegiatan edukasi kesehatan dengan tema “Hidup Sehat, Gula Darah Terkontrol : Diabetes Melitus: Si Manis Yang Berbahaya” . Tujuan edukasi kesehatan tentang diabetes melitus untuk memberikan informasi bagi warga mengenai diabetes melitus yang termasuk dalam PTM dan meningkatkan pengetahuan dan wawasan warga Tomang terutama warga yang belum pernah mendapatkan edukasi diabetes melitus. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang merupakan bentuk dari pelaksanan tridharma pendidikan diselenggarakan Sabtu 26 Maret 2022 pukul 08.00-10.00 dengan topik “Hidup Sehat, Gula Darah Terkontrol : Diabetes Melitus: Si Manis Yang Berbahaya” terselenggara dengan baik. Kegiatan dihadiri 34 peserta yang sesuai dengan sasaran kegiatan edukasi diabetes melitus. Pre-test disampaikan sebelum pemaparan materi penyuluhan bertujuan menilai pengetahuan awal peserta terkait diabetes melitus dan hasil nilai rata-rata yang dicapai dari seluruh peserta adalah 71,21, setelah penyampaian materi untuk menilai manfaat dari edukasi diabetes melitus dilakukan post-test dan didapatkan nilai rata-rata adalah 77,27. Berdasarkan hasil pre-test dan post-test terjadi peningkatan nilai rata-rata sebesar 8,5% setelah penyampaian materi. Kegiatan edukasi mengenai diabetes melitus perlu dilaksanakan agar dapat mengedukasi serta memberikan pandangan masyarakat perlunya hidup sehat serta meningkatkan kesadaran untuk mencegah diabetes melitus. Kegiatan edukasi kesehatan dapat dilakukan secara rutin agar peserta edukasi dapat konsisten menerapkan pola hidup sehat dalam rutinitas serta menyampaikan informasi diabetes melitus ke keluarga dan warga sekitar.
Efektivitas diskusi problem based learning di Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Rifal Akbar; Yoanita Widjaja
Tarumanagara Medical Journal Vol. 1 No. 3 (2019): TARUMANAGARA MEDICAL JOURNAL
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/tmj.v2i1.5854

Abstract

Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara telah menerapkan Problem Based Learning (PBL) sebagai metode pembelajaran sejak tahun 2007. PBL bertumpu pada proses diskusi, dimana mahasiswa akan dihadapkan pada permasalahan dalam kehidupan nyata yang akan ditemukan pada saat menjadi dokter. Diskusi PBL mampu membantu mahasiswa menjadi lebih aktif, mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan mendorong pembelajaran yang mendalam, sehingga dapat menjadi modal utama dalam menjalankan profesi di masa depan. Studi deskriptif dengan desain cross sectional untuk mengetahui efektivitas diskusi PBL di Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara dengan menggunakan kuesioner Tutorial Group Effectiveness Instrument (TGEI) yang telah divalidasi dalam bahasa Indonesia. Kuesioner mencakup aspek kognitif, aspek motivasi, dan aspek demotivasi. Responden adalah 108 orang mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara yang sedang mengikuti blok kegawat daruratan medik. Hasil studi menunjukan mayoritas responden yaitu sebanyak 79 (73,1%) orang menilai bahwa diskusi PBL yang berjalan di Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara sudah efektif. Jika dilihat dari ketiga aspek yang dijadikan dasar penilaian efektivitas, 75 (69,4%) orang memberikan penilaian baik untuk aspek kognitif, 74 (68,5%) orang memberikan penilaian baik untuk aspek motivasi, dan 60 (55,6%) orang memberikan penilaian kurang baik untuk aspek demotivasi.
Gambaran pemilihan strategi coping terhadap stres pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Merlyn Priscilla; Yoanita Widjaja
Tarumanagara Medical Journal Vol. 2 No. 1 (2020): TARUMANAGARA MEDICAL JOURNAL
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/tmj.v2i2.7848

Abstract

Stres adalah perubahan perilaku dan emosi seseorang yang dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik eksternal maupun internal. Prevalensi stres pada mahasiswa fakultas kedokteran cukup tinggi. Stres harus diatasi dengan strategi coping karena banyak dampak buruk terjadi akibat stres yang dapat mempengaruhi aktivitas sehari-hari. Studi ini bertujuan untuk mengetahui gambaran strategi coping terhadap stres pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara agar mereka lebih memahami manfaatnya dalam penanganan stres. Studi ini bersifat deskriptif dengan pendekatan cross-sectional. Responden studi sebanyak 184 mahasiswa Angkatan 2017 yang mengikuti blok Ilmu Kesehatan Masyarakat. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner ways of coping dan kuesioner lainnya  untuk menilai faktor – faktor terkait. Hasil studi menunjukkan bahwa strategi coping yang paling sering digunakan oleh mahasiswa FK yaitu accepting responsibility (48,4%), sedangkan yang paling sedikit, yaitu confrontive coping (1,6%). Hal ini sesuai dengan dimensi budaya yang ada di Indonesia, yaitu feminity dan restraint. Seseorang dengan usia,  kepribadian, dan status ekonomi yang berbeda dapat memilih strategi coping yang berbeda pula, namun tidak tergantung dengan jenis kelamin. Hasil studi ini memberikan informasi bagi responden dan institusi mengenai pentingnya pemilihan strategi coping dalam mengatasi stres, agar dapat mengambil langkah selanjutnya yang berdampak positif.
Hubungan self efficacy dengan pencapaian akademik mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Edward Edwin; Yoanita Widjaja
Tarumanagara Medical Journal Vol. 2 No. 2 (2020): TARUMANAGARA MEDICAL JOURNAL
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/tmj.v3i1.9723

Abstract

Self efficacy adalah hasil proses kognitif berupa keputusan, keyakinan, atau pengharapan seorang individu terhadap kemampuannya untuk melakukan suatu tindakan atau mencapai hasil kinerja tertentu. Self efficacy merupakan salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi pencapaian akademik mahasiswa. Belum banyak ditemukan studi tentang hal ini di Indonesia terutama di Fakultas Kedokteran. Tujuan studi ini untuk mengetahui hubungan antara self efficacy dengan pencapaian akademik pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara. Studi ini merupakan studi analitik dengan metode potong lintang pada 93 mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara. Data diperoleh dengan menggunakan kuesioner Academic Self Efficacy Scale yang telah tervalidasi dan di analisis dengan uji Fisher Exact. Hasil studi didapatkan tingkat self efficacy sedang pada 78 (38,9%) mahasiswa dan tinggi 15 (16,1%) mahasiswa. Pencapaian akademik (IPK) 14 dari 15 mahasiswa (93,3%) yang memiliki IPK baik dengan self efficacy tinggi, sementara 69 dari 78 (88,4%) mahasiswa dengan IPK yang baik dengan self efficacy sedang, dengan p = 0,494 (p>0,05). Kesimpulan studi ini adalah tidak terdapat hubungan bermakna antara self efficacy dengan pencapaian akademik pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara.
Kemampuan manajemen waktu mahasiswa tahap profesi Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Carine Nadia Hanafi; Yoanita Widjaja
Tarumanagara Medical Journal Vol. 3 No. 1 (2021): TARUMANAGARA MEDICAL JOURNAL
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/tmj.v3i2.11740

Abstract

Kemampuan manajemen waktu penting bagi mahasiswa untuk melakukan perencanaan belajar, memrioritaskan pekerjaan yang lebih penting dan persiapan ujian. Mahasiswa kedokteran tahap profesi memiliki kegiatan yang sangat padat dan lebih rentan terhadap ketidakteraturan waktu. Namun studi tentang kemampuan manajemen waktu pada mahasiswa kedokteran tahap profesi masih sangat sulit ditemukan. Studi ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan manajemen waktu dan gambarannya berdasarkan faktor-faktor yang berpengaruh pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara tahap profesi. Studi ini merupakan studi deskriptif dengan metode potong lintang pada 112 mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara tahap profesi yang sudah menyelesaikan semua mata kepaniteraan. Kemampuan manajemen waktu dinilai menggunakan kuesioner skala manajemen waktu yang telah divalidasi dalam Bahasa Indonesia. Kemampuan manajemen waktu responden terbagi dalam tiga kategori,  21 orang (18,8%) tergolong kategori tinggi, 89 orang (79.5%) kategori sedang dan 2 orang (1,8%) termasuk dalam kategori rendah. Mahasiswa berjenis kelamin perempuan dan yang memiliki motivasi diri dalam pembelajaran cenderung menunjukkan manajemen waktu yang lebih tinggi. Mayoritas mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara tahap profesi memiliki kemampuan manajemen waktu sedang.