Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

OPTIMIZATION ANTIBACTERIAL PRODUCTION TIME OF ACTINOMYCETES ISOLATES (TE 235 ISOLATES) AGAINS ANTIBACTERIAL ACTIVITY ON ESCHERICHIA COLI AND STAPHYLOCOCCUS AUREUS Sutiara Prihatining Tyas; Alfian Syarifuddin; Ni Made Ayu Nila Septianingrum
Jurnal Farmasi Sains dan Praktis Vol 7 No 1 (2021)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31603/pharmacy.v7i1.3547

Abstract

The search for new Antibiotics is needed in the hospital because of the multi-resistance Antibiotics that result in an increase in deaths due to Antibiotic abuse in dealing with infectious diseases, so it is necessary to explore to get potential new antibiotics. Actinomycetes are microorganisms that can produce is antibiotics. Actinomycetes isolate (isolate TE 235) has been isolated from rizosphere soil of sugarcane root crops. This study aimed to determine the optimal time of TE 235 isolates in producing secondary metabolites in the form of antibiotics that can test bacteria Escherichia coli and Staphylococcus aureus and the growth profile of TE 235 isolates were reviewed based on the production of cell biomass. The activity test method used in this study is a suitable test method. The results showed that the liquid culture of Actinomycetes isolates (isolate TE 235) had an optimal time to produce secondary metabolites (Antibiotics) against Staphylococcus aureus bacteria after incubation for ten days with inhibition zone diameter of 6.67 ± 0.94 mm, whereas against Escherichia coli bacteria on the seventh day with a diameter of inhibitory zone of 10.00 ± 0.82 mm. The results of research on the growth of Actinomycetes bacteria isolate TE 235 based on the weight of cell biomass that underwent the stationary phase on the 9th day. The incubation time of the culture of Isolate TE 235 to obtain optimal approval of antibiotics after ten days of incubation in terms of antibiotic activity on Staphylococcus aureus and Escherichia coli and the growth phase of TE235 isolates as the stationary phase.
Baking Soda and Peroxide Formulation as Dental Whitening Gel Herma Fanani Agusta; Alfian Syarifuddin; Fitriana Yuliastuti; Misya Putri Kurnia Pradani
Urecol Journal. Part D: Applied Sciences Vol. 1 No. 1 (2021): January - June
Publisher : Konsorsium LPPM Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (154.019 KB) | DOI: 10.53017/ujas.56

Abstract

Indonesian society began to make appearance as a primary need. Appearance becomes important for middle and upper social classes which reaches 60-70% in Indonesia. Researchers are trying to find a combination formula of two teeth whitening ingredients (Baking Soda and Peroxide). The study uses an experimental method, which is to make a dental gel with variety of gradient constituent formulas, including F1, F2, F3, F4, and F5. F5 is the most optimal formula with best stability test results among other. F5 with Peroxide concentration of 30% had teeth whitening activity of 38% by two months in vitro test on adult teeth samples.
Study of Ethnomedicine in Communities in Ngabean Village, Secang District, Magelang Regency Amalia Ratna Puspitadewi; Alfian Syarifuddin; Herma Fanani Agusta
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 14th University Research Colloquium 2021: Bidang Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (471.415 KB)

Abstract

Kecamatan Secang merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di Kabupaten Magelang yang memiliki kearifan lokal dan memanfaatkan tumbuhan sebagai pengobatan, baik kuratif maupun preventif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis dan bagian tanaman yang dijadikan obat dalam pengobatan; mengetahui cara pembuatan ramuan obat yang menggunakan tanaman dan cara pemakaian ramuan obat dalam pengobatan tradisional; menganalisis nilai ICF dan RFC tumbuhan yang menginterpretasikan penggunaan tanaman untuk pengobatan. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan melalui survei; observasi; dan wawancara, terdapat 13 pertanyaan yang ada pada kuisioner. Penentuan responden dengan teknik snowball sampling yang memenuhi kriteria inklusi antara lain: masyarakat yang tinggal di desa Ngabean, Kecamatan Secang, masyarakat setempat yang memiliki pengetahuan yang cukup mengenai pengobatan tradisional, dan masyarakat setempat yang berumur 30 tahun ke atas. Hasil perhitungan sampel untuk desa Ngabean Kecamatan Secang yaitu sebesar 78 sampel dengan taraf kepercayaan 95%. Data dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif, analisis kuantitatif dilakukan dengan menghitung informant consensus factor (ICF) dan relative frequency of citation (RFC). Hasil penelitian ini menemukan total 38 spesies berasal dari 26 famili yang digunakan sebagai pengobatan. Terdapat 11 bagian tumbuhan yang digunakan sebagai pengobatan dengan presentase terbesar 51,97% yaitu dengan cara direbus, sedangkan cara pemakaian tumbuhan paling dominan adalah secara oral dengan cara diminum yaitu 83,5%. Terdapat 27 khasiat dengan nilai ICF yang mendekati 1, dan nilai RFC tidak ada yang mendekati 1. Berdasarkan hasil dapat dikatakan bahwa nilai ICF yang tinggi tidak selalu diikuti dengan nilai RFC yang tinggi karena tidak adanya batasan tanaman yang disebutkan oleh masyarakat tidak dapat mengerucut pada tanaman-tanaman tertentu, sehingga dari keseluruhan tanaman yang disebutkan oleh responden mayoritas mendapatkan nilai RFC rendah.
KAJIAN ETNOMEDISIN DAN PEMANFAATAN TANAMAN OBAT PADA DESA TERPILIH KECAMATAN SECANG KABUPATEN MAGELANG Alfian Syarifuddin; Nufikha Falyauma; Imron Wahyu Hidayat
Jurnal Farmasi Klinik dan Sains Vol 2, No 1 (2022): Jurnal Farmasi Klinik dan Sains
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Muhammadiyah Gombong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (729.112 KB) | DOI: 10.26753/jfks.v2i1.760

Abstract

Traditional medicine is a mixture of various types of plant parts in an area, so that local wisdom related to traditional medicine needs to be studied, preserved, and developed. This requires supporting data, namely in the form of written documentation and documented images with the aim of knowing various types of medicinal plants, types of diseases, how to mix, and how to treat them. This type of research is a descriptive qualitative research with snowball sampling technique. The inclusion criteria in this study, among others: the residents of the Secang District who have sufficient knowledge and experience in traditional medicine, are willing to be informants in the study, people who are over 30 years old. The results showed that the community in 5 villages, Secang District, Magelang Regency used 107 species of medicinal plants from 54 families. The plant parts used are leaves, stems, roots, flowers, seeds, rhizomes, fruits, tubers, all plants, bark, wood, and fruit skins. The results of the above calculations obtained sample results for 5 villages, which amounted to 387 respondents with a 95% confidence level. ICF analysis is used to determine the level of homogeneity between the information provided by the respondents. In this study, there were a total of 80 types of disease, based on the results of the ICF calculation, the value that was close to 1 was 45 efficacy, while the ICF value that was close to 0 was 35 efficacy
Penapisan fraksi teraktif biji pepaya terhadap bakteri staphylococcus aureus dan uji KLT bioautografi Zulda Sarah Kusumawati; Alfian Syarifuddin; Imron Wahyu Hidayat; Ratna Wijayatri
Borobudur Pharmacy Review Vol 1 No 1 (2021): January-June
Publisher : Universitas Muhammadiyah Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31603/bphr.v1i1.4866

Abstract

Penyakit infeksi yang paling umum terjadi yaitu jerawat. Infeksi ini disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus. Salah satu tanaman tradisional yang dapat digunakan sebagai antibakteri yaitu tanaman papaya. Dalam penelitian sebelumnya disebutkan bahwa biji papaya mengandung senyawa terpenoid, karpin, dan flavonoid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fraksi teraktif, mengetahui nilai KHM, dan mengetahui profil KLT Bioautografi dari fraksi teraktif biji papaya yang memiliki aktivitas antibakteri. Proses ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi dengan etanol 70%, kemudian fraksinasi dilakukan dengan etil asetat, etanol, dan aquadest. Uji aktivitas antibakteri dilakukan dengan metede sumuran dengan media Mullerhinton. Fraksi dengan zona hambat terbesar dilakukan uji bioautografi untuk mengetahui golongan senyawa aktif sebagai antibakteri. Ekstrak biji papaya yang difraksinasi dengan etilasetat memili rata rata 5 mm, fraksi etanol 6,76 mm, dan fraksi aquadest 11,4 mm. Fraksi terkatif kemudian dilanjutkan untuk diuji dengan KLT dengan fase gerak n-butanol: air: asam asetat (4:5:1) dengan hasil nili Rf sebasar 1, 0,88, 0,83. Hasil dari KLT semprot fraksi aquadest positif mengandung flavonoid, alkaloid, karbonil, dan terpenoid. Pengujian KLT bioautografi fraksi aquadest diperoleh daerah hambatan pada Rf 0,72. Berdasarkan penelitian ini dapat diketahui bahwa fraksi teraktifnya yaitu fraksi aquadest.
Optimasi formula sediaan sabun mandi cair ekstrak kembang telang (Clitoria ternatea) Enny Siti Isnaeni; Puspita Septie Dianita; Alfian Syarifuddin
Borobudur Pharmacy Review Vol 2 No 2 (2022): August-Dec
Publisher : Universitas Muhammadiyah Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31603/bphr.v2i2.7141

Abstract

Pemanfaatan tanaman sebagai zat aktif untuk sediaan masih belum optimal, maka dalam penelitian ini menggunakan tanaman tradisional sebagai zat aktif untuk membuat suatu percobaan, yaitu sabun mandi cair sebagai antibakteri. Kandungan flavonoid serta alkaloid yang dimiliki oleh tanaman kembang telang memiliki potensi sebagai antibakteri. Senyawa-senyawa ini akan mengganggu proses penyusunan dinding dan pembentukan sel bakteri begitu juga dengan ekstrak kembang telang yang mengandung senyawa turunan fenol sebagai antibakteri. Penelitian tentang optimasi formula sediaan sabun mandi cair ekstrak kembang telang ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana sifat fisik dari masing-masing formula terhadap ekstrak kembang telang serta menentukan formula yang optimum dari ekstrak kembang telang yang menghasilkan sabun mandi cair dengan sifat fisik yang baik. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan metode desain faktorial dua faktor, yaitu Minyak zaitun dan CMC Na serta dua level, yaitu level tinggi dan rendah. Optimasi dilakukan terhadap evaluasi sediaan sabun mandi cair yaitu uji pH, uji tinggi busa dan viskositas. Rancangan formula untuk memprediksi formula optimum terdiri dari 4 formula dengan konsentrasi Minyak zaitun dan CMC Na yang berbeda. Hasil evaluasi sediaan sabun mandi cair ekstrak kembang telang meimiliki sifat fisik dan sifat kimia yang memenuhi standar SNI. Optimasi dengan metode desain faktorial memperoleh hasil prediksi dari Design Expert 12 formula 3 dengan konsentrasi Minyak zaitun 30% dan CMC Na 1% yang diperoleh hasil rata-rata pH 10,23, tinggi busa , viskositas 333,4cP.
Developing local food with taro cultivation in Tempursari Village, Candimulyo, Magelang Retno Rusdjijati; Alfian Syarifuddin; Oesman Raliby Al Manan; Agus Suprapto
Community Empowerment Vol 7 No 11 (2022)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31603/ce.7980

Abstract

Local food is created and developed in accordance with the potential, resources, and local culture of the area. As a result, the type, quantity, and quality of local food products will vary depending on the regional conditions. Tempursari Village has a fairly high diversity of food where 8 types of taro grow there. The taro cultivation activity was attended by 20 members of the Mekar Sari Farmers Association. The implementation stages include village potential surveys, discussions with farmer groups, cultivation training, plant maintenance, monitoring and evaluation. The results of these activities are able to increase land productivity so as to provide an alternative in improving the economy of farmer groups as a way of diversifying food by optimally utilizing land resources which provides a positive value for farmer income.
SINERGISTIC COMBINATION OF ALOE VERA AND KERSEN LEAF EXTRACTS FOR INHIBITION OF THE GROWTH OF Staphylococcus aureus 25923 Nanik Sulistyani; Zikri Almahdi; Zainab -; Alfian Syarifuddin
Jurnal Farmasi Sains dan Praktis Vol 8 No 3 (September-December 2022)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31603/pharmacy.v8i3.6268

Abstract

Aloe vera leaf (Aloe vera L.) and cherry leaf (Muntingia calabura L.) contain bioactive compounds that serve as the potential antibacterial agent. The combination treatment of multiple extracts can produce a stronger effect than a single compound. This study aims to determine the synergistic combination of aloe vera leaf extract (EDLB) and cherry leaf extract (EDK) as an antibacterial agent against Staphylococcus aureus ATCC 25923. The extract was obtained by maceration using 96% ethanol. Chemical content in the extract was analyzed by tube test and thin layer chromatography (TLC). Antibacterial activity against S. aureus ATCC 25923 was measured by the checkerboard microdilution method on a 96 well microplate. The effect of the combination of extracts on antibacterial activity was based on the fractional inhibitory concentration index (FICI) value. EDLB and EDK contain flavonoids, tannins, alkaloids, and saponins. The second combination showed a synergistic effect with a FICI value of 0.5 in inhibiting the growth of S. aureus with minimal inhibitory levels in a mixture of 0.625 mg/mL EDLB and 2.5 mg/mL EDK.
PKU BAGI MASYARAKAT DI DESA CONGKRANG, KECAMATAN MUNTILAN, KABUPATEN MAGELANG, JAWA TENGAH Imron Wahyu Hidayat; Metty Azalea; Alfian Syarifuddin
Jurnal Pengabdian Masyarakat Karya Husada (JPMKH) Vol 4 No 1 (2022): Jurnal Pengabdian Masyarakat Karya Husada (JPMKH)
Publisher : LPPM Politeknik Kesehatan Karya Husada Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jamu merupakan ramuan obat tradisional yang diwariskan secara turun temurun. Mengembangkan dan melestarikan jamu penting untuk dilakukan selain memberikan manfaat kesehatan, meningkatakan perekonomian UKM juga turut serta melestarikan budaya Masyarakat Desa Congkrang, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang mayoritas mata pencahariannya adalah petani dan penjual jamu gendong. Mitra dalam pengabdian ini adalah Penjual jamu Gendong Anggota Paguyuban KBU Tirta sari Desa Congkrang. Metode yang digunakan adalah model pemberdayaan masyarakat partisipatif Participatory Rural Apraisal (PRA). Tahap pelaksanaan kegiatan meliputi : 1) Sosialisasi tentang pembuatan jamu gendong yang higienis dan terstandar, 2) pelaksanaan meliputi sosialisasi tentang kegiatan pengabdian kepada masyarakat kepada mitra dan perangkat desa, Achieve Motivation Training, penguatan kelembagaan paguyuban, standarisasi proses pembuatan jamu, pendampingan.Setelah berpartisipasi dalam kegiatan ini, masyarakat mengalami peningkatan pengetahuan mengenai pembuatan jamu gendong terstandar, higienis dan memiliki kualitas seragam.
Baking Soda and Peroxide Formulation as Dental Whitening Gel Herma Fanani Agusta; Alfian Syarifuddin; Fitriana Yuliastuti; Misya Putri Kurnia Pradani
Urecol Journal. Part D: Applied Sciences Vol. 1 No. 1 (2021): January - June
Publisher : Konsorsium LPPM Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53017/ujas.56

Abstract

Indonesian society began to make appearance as a primary need. Appearance becomes important for middle and upper social classes which reaches 60-70% in Indonesia. Researchers are trying to find a combination formula of two teeth whitening ingredients (Baking Soda and Peroxide). The study uses an experimental method, which is to make a dental gel with variety of gradient constituent formulas, including F1, F2, F3, F4, and F5. F5 is the most optimal formula with best stability test results among other. F5 with Peroxide concentration of 30% had teeth whitening activity of 38% by two months in vitro test on adult teeth samples.