Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Modifikasi Beton Normal Sebagai Rigid Pavement Yang Memenuhi Syarat Kuat Lentur Kader, I Made Suardana; Jaya, I made
Wahana Teknik Sipil: Jurnal Pengembangan Teknik Sipil Vol 23, No 2 (2018): Wahana Teknik Sipil
Publisher : Politeknik Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32497/wahanats.v23i2.1361

Abstract

Minimum specification of concrete flexural strength for rigid pavement structure is 4.5 MPa. If it is estimated, the concrete quality that meets these requirements is f'c 41. To get concrete f'c 41 requires very good material, measurable methods of implementation and strict supervision. Therefore, the procurement of concrete is very expensive. In addition to price issues, the provision of coarse aggregates with specific gravity above 2.5 in Bali Province is still difficult. Under these conditions, normal concrete is designed but meets the requirements by 1) adding wire fibers with a variation of 0.5%, 0.75%, 1%, 3% and 5% of the concrete weight and 2) giving a layer of carbon fiber under a layer of concrete without resin adhesive. The results of the study revealed that the addition of wire fibers of less than 5% turned out to make the value of flexural strength lower than without wire, so that at 5% wire content the flexural strength slightly exceeded the flexural strength without wire. The value of flexural strength without wire is 4.57 MPa, flexural strength with a 5% wire content is 4.94 MPa, resulting in a difference of 0.44 MPa or greater 9.47%. For flexural strength with carbon fiber layer at the bottom, the value of flexural strength increased significantly to 5.63 MPa or about 25.10%. This is understandable because carbon fiber has a high tensile strength  pecification and is the main material in retrofit activity.Kata kunci : rigid pavement, flexural strenght, wire fibers, carbon fiber
PERBANDINGAN KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK BELAH ANTARA BETON NORMAL DAN BETON INTEGRAL WATERPROOFING I Made Jaya; I Made Suardana Kader; I Wayan Suasira; I Putu Indra Yuda
Logic : Jurnal Rancang Bangun dan Teknologi Vol 17 No 3 (2017): November
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (P3M) Politeknik Negeri Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (670.049 KB) | DOI: 10.31940/logic.v17i3.642

Abstract

Beton adalah massa padat hasil campuran dari agregat halus, agregat kasar, air dan semen portland dengan atau tanpa bahan tambah. Beton Integral waterproofing merupakan campuran beton dengan penambahan waterproofing integral yang bertujuan untuk memperbaiki sifat beton terhadap ketahanan air. Penambahan Integral waterproofing juga akan berpengaruh terhadap kuat tekan maupun kuat tarik belah pada beton yang dihasilkan. Dalam penelitian ini akan dilakukan pengujian terhadap kuat tekan dan kuat tarik belah beton, dengan perlakuan yang diberikan pada benda uji meliputi: benda uji dengan penambahan Integral waterproofing dan benda uji normal. Benda uji direncanakan dengan mutu f’c 25 Mpa, dengan jumlah masing-masing benda uji untuk uji kuat tekan sebanyak 15 buah, sedangkan untuk pengujian kuat tarik belah masing-masing menggunakan 5 buah benda uji. Hasil pengujian menunjukkan terjadi penurunan kuat tekan karakteristik sebesar 7,62% pada beton integral terhadap beton normal. Hal ini disebabkan oleh adanya penambahan air untuk pencampuran waterproofing integral. Sedangkan dari uji kuat tarik belah (fct) rata-rata beton, terjadi peningkatan sebesar 3,52% pada beton integral, yaitu dari fct = 10.22 MPa pada beton normal sedangkan pada beton integral nilai fct = 10.58 MPa.
Risk Analysis of Project Scheduling Using Microsoft Excel I Nyoman Suardika; Kadek Adi Suryawan; I Ketut Sutapa; I Komang Sudiarta; I Made Suardana Kader
Logic : Jurnal Rancang Bangun dan Teknologi Vol 18 No 3 (2018): November
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (P3M) Politeknik Negeri Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (299.84 KB) | DOI: 10.31940/logic.v18i3.1135

Abstract

Scheduling plays a very important role for the successful implementation of construction projects. One of the biggest risks in scheduling is in terms of project costs and duration uncertainty. To anticipate these uncertainties, scheduling methods have been developed using probabilistic duration, including PERT and Monte Carlo Simulation methods. In this research the simulation process was carried out using Microsoft Excel which was integrated with @Risk's add-ins. From the results of the analysis, the project duration obtained from the scheduling model with the CPM method, conventional PERT and Monte Carlo simulation produces an average value that is close to the same. The difference occurs in the standard deviation value, the conventional PERT method produces the smallest standard deviation, followed by a Monte Carlo simulation using the PERT distribution and the last is Monte Carlo simulation using the TRIANGULAR distribution. From the results of the sensitivity analysis, it was found that the dominant input variables that affect the duration of the project are the duration of activities that most often enter the critical path or those that have a great critical index. Meanwhile, project costs are influenced by a combination of the duration of activities on the critical path and activities that have a great direct cost.
ANALISIS POLA RETAK DAN MEKANISME KEGAGALAN BALOK BETON BERTULANG DENGAN PERKUATAN LENTUR LEMBAR CFRP I Made Suardana Kader; I Made Jaya
Logic : Jurnal Rancang Bangun dan Teknologi Vol 13 No 3 (2013): November
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (P3M) Politeknik Negeri Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (180.476 KB)

Abstract

Carbon Fibre Reinforced Polymer (CFRP) sebagai material perkuatan pada balok, kolom, joint balokkolom dan struktur lainnya seperti pasangan bata telah terbukti cukup mudah dan efektif untuk diterapkan. Penelitian ini dilakukan adalah untuk menganalisis perilaku balok beton bertulang dengan perkuatan CFRP dengan mutu beton (f’c) dan jumlah lapis lembar CFRP yang berbeda terhadap kapasitas beban, deformasi, pola retak, tegangan pada baja, epoxy, beton dan CFRP serta mekanisme kegagalan. Mengingat pengujian laboratorium untuk mengetahui pengaruh beberapa parameter membutuhkan biaya yang relatif mahal, maka pemodelan dan analisis finite element dipilih dalam penelitian ini. Balok-T standar Bina Marga dengan skala 1:4 dengan 4 titik beban yang sebelumnnya ditest di Laboratorium Struktur, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Udayana, dipilih sebagai balok acuan dalam pemodelan dan analisis dengan program FEA LUSAS yang berbasis finite element. Model ini kemudian dikembangkan dengan memvariasikan jumlah lapis CFRP dan mutu beton sehingga menjadi 12 buah model. Semua model ini dibagi dalam tiga kelompok mutu beton yaitu f’c=14,5 MPa, 21,7 MPa dan 31,2MPa. Pada setiap kelompok mutu beton terdiri atas 4 buah model balok-T yaitu satu buah balok-T tanpa perkuatan dan tiga buah balok-T dengan perkuatan 1, 2 dan 3 lapis lembar CFRP. Balok-T dengan f’c = 14,5 MPa yang diperkuat dengan 1 lapis dan 2 lapis CFRP mengalami kegagalan pengelupasan pada ujung CFRP yang didahului oleh pengelupasan CFRP pada tengah bentang, sedangkan pada mutu beton dengan f’c = 21,7 dan f’c = 31,2 MPa menunjukkan mekanisme kegagalan yang sama yaitu terjadi pengelupasan pada ujung CFRP yang didahului oleh kegagalan perekat (epoxy). Untuk balok-T tanpa perkuatan, seluruh mutu beton menunjukkan mekanisme kegagalan “under reinforced” yaitu kegagalan beton yang didahului dengan lelehnya baja tulangan.
PERBANDINGAN DESAIN STRUKTUR BETON BERTULANG YANG DIBEBANI DINDING PASANGAN BATA MERAH DENGAN BATA RINGAN DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM SAP 2000 I Wayan Suasira; I Made Suardana Kader; I Made Jaya
Logic : Jurnal Rancang Bangun dan Teknologi Vol 16 No 2 (2016): July
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (P3M) Politeknik Negeri Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (609.361 KB)

Abstract

Perbandingan Desain Struktur Beton Bertulang Yang Dibebani Dinding Pasangan Bata Merah Atau Bata Ringan Dengan Menggunakan Program SAP 2000 Studi Kasus Pada Proyek Pengembangan Pusat Layanan Usaha Terpadu Kabupaten Gianyar. Tujuan dari penelitian ini adalah : (1) Untuk mengetahui berapa hasil akhir design luas tulangan struktur menggunakan bata merah dan bata ringan, (2) Untuk mengetahui berapa perbandingan terhadap perhitungan struktur gedung dengan menggunakan bata merah dan bata ringan. Perbandingan desain struktur bata merah dan bata ringan ini menggunakan program SAP 2000, dan hasil dari penelitian tersebut antara lain : (1) Desain Luas tulangan struktur menggunakan bata merah pada sloof 4,339 cm2, pada kolom 13,873 cm2, pada balok 6,454 cm2, dan pada ring balok 2,276 cm2. sedangkan untuk bata ringan pada sloof 3,251 cm2, pada kolom 14,301 cm2, pada balok 5,779 cm2, dan pada ring balok 3,684 cm2.(2) Perbandingan disain struktur menggunakan bata merah dan bata ringan adalah 18,864% , lebih hemat menggunakan bata ringan. Dari penelitian tersebut dapat kami sarankan antara lain : (1) Perbandingan desain struktur menggunakan bata merah dan bata ringan untuk selanjutnya agar dilanjutkan ke perhitungan Rencana Anggaran Biaya, (2) Perbandingan desain struktur menggunakan bata merah dan bata ringan pada gedung lantai dua tidak begitu berpengaruh, sehingga untuk lebih menyempurnakan agar lebih ditinjau gedung yang lebih tinggi.
EVALUASI KAPASITAS DAN WAKTU PELAYANAN PADA GERBANG TOL NUSA DUA, BADUNG – BALI Kadek Adi Suryawan; I M Suardana Kader; I N Sedana Triadi
Logic : Jurnal Rancang Bangun dan Teknologi Vol 15 No 1 (2015): March
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (P3M) Politeknik Negeri Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (64.197 KB)

Abstract

Penelitian evaluasi kapasitas dan waktu pelayanan ini dilakukan pada gerbang tol Nusa Dua yangmerupakan salah satu pintu masuk bagi kendaraan yang akan memasuki ataupun keluar dari wilayah Nusa Dua.Penelitian ini dilakukan untuk melihat kemampuan pelayanan gerbang tol dari segi besar kapasitas dan lamarata-rata waktu pelayanan pada gerbang tol Nusa Dua saat ini.Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukandengan metode survei kelapangan untuk mencari tingkat kedatangan dan lama waktu pelayanan yang terjadipada gerbang tol Nusa Dua.Analisis data yang dilakukan pada penelitian ini adalah untuk menentukan hari danjam-jam terpadat pada Bulan Juni 2014 yang terjadi di gerbang tol Nusa Dua. Berdasarkan dari hasil survei yangdilakukan pada hari Jumat tanggal 11 Juli 2014 pukul 16.00 – 19.00 Wita, didapatkan besar kapasitas maksimalyang terjadi pada gerbang tol Nusa Dua adalah sebesar 546 kendaraan/jam, dan waktu pelayanan rata-rata padagerbang tol Nusa Dua adalah 5.51 detik/kendaraan.
PENGGUNAAN KONTROL MASSA AKTIF UNTUK MEREDAM GETARAN STRUKTUR SKALA BESAR I Made Suardana Kader; I Wayan Suasira; I Made Jaya; Kadek Adi S
Matrix : Jurnal Manajemen Teknologi dan Informatika Vol 4 No 2 (2014): MATRIX - Jurnal Manajemen Teknologi dan Informatika
Publisher : Unit Publikasi Ilmiah, P3M Politeknik Negeri Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dengan perkembangan teknologi dewasa ini, struktur skala besar dengan bobot kecil menjadi trend baru karena dapat mengurangi biaya dan energi. Akan tetapi, semakin kecil rasio antara berat dan ukuran struktur tersebut akan menyebabkan struktur lebih lentur sehingga menjadi sangat sensitif terhadap masalah getaran. Ketidakkakuan struktur telah menyebabkan banyak masalah vibrasi, sehingga perlu dikembangkan suatu konsep perancangan konstruksi bangunan yang mampu secara aktif beradaptasi terhadap beban-beban dinamik. Dalam hal ini respon struktur yang berupa perpindahan, kecepatan dan percepatan yang terjadi akibat beban luar dinamik dapat dikendalikan dengan menggunakan suatu sistem kontrol yang bekerja secara aktif dan mampu beradaptasi terhadap gangguan luar yang bekerja pada struktur tersebut, dengan demikian karakteristik dan perilaku dinamik dari struktur bangunan dapat diperbaiki dan ditingkatkan.Beberapa sistem untuk membatasi gerakan struktur bangunan tinggi yang terjadi akibat gempa dan angin diantaranya adalah peredam massa aktif (Active Mass Damper) dan Tuned Mass Damper (TMD) yang telah banyak diaplikasikan di negara-negara maju. Namun demikian, sampai saat ini masih terus dilakukan penelitian-penelitian untuk mendapatkan gaya kontrol yang stabil dan efektif agar diperoleh struktur yang aman, nyaman, dan handal sesuai dengan persyaratan dan peraturan-peraturan yang berlaku.
PERBANDINGAN DESAIN STRUKTUR BETON BERTULANG ANTARA METODE GARIS LELEH DAN METODE ELEMENT SHELL PADA PELAT STUDI KASUS GEDUNG SMPN 4 PETANG I Made Suardana Kader; I Wayan Suasira; I Made Jaya; I Nengah Adi Meirawan
Matrix : Jurnal Manajemen Teknologi dan Informatika Vol 6 No 2 (2016): MATRIX - Jurnal Manajemen Teknologi dan Informatika
Publisher : Unit Publikasi Ilmiah, P3M Politeknik Negeri Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (333.317 KB)

Abstract

Metode yang digunakan dalam analisis ini adalah metode pembebanan garis leleh dan metode pembebanan element shell. Tujuan dari analisis ini adalah : (1). Untuk mengetahui jumlah tulangan struktur yang dihasilkan dari kedua metode tersebut, (2). Mengetahui presentse perbandingan luas tulangan yang dihasilkan dari kedua metode tersebut, (3). Mengetahui metode yang lebih efisien. Hasil yang didapat dari analisis ini antara lain : (1)(a). Untuk jumlah tulangan pokok kolom 20 x 20 metode garis leleh didapat 4D16, metode element shell didapat 4D16, (b). Untuk jumlah tulangan pokok kolom 30 x 30 metode garis leleh didapat 5D16, metode element shell didapat 6D16, (c). Untuk jumlah tulangan pokok top area balok 25 x 35 metode garis leleh didapat 3D16, metode element shell didapat 3D16, (d). Untuk jumlah tulangan pokok top area balok 25 x 60 metode garis leleh didapat 4D16, metode element shell didapat 4D16, (e). Untuk jumlah tulangan pokok top area ring balok 20 x 25 metode garis leleh didapat 2D10, metode element shell didapat 2D10, (f). Untuk jumlah tulangan pokok top area sloof 20 x 30 metode garis leleh didapat 3D13, metode element shell didapat 3D13. (2)(a). Pada kolom perhitungan dengan metode element shell lebih besar 1.418% dari metode garis leleh, (b). Pada balok perhitungan dengan metode element shell lebih besar 1.950% dari metode garis leleh, (c). Pada ring balok perhitungan dengan metode garis leleh lebih besar 2.942% dari metode element shell, (d). Pada sloof perhitungan dengan metode element shell lebih besar 23.958% dari metode garis leleh. (3). Metode yang lebih efisien dalam analisa ini adalah metode garis leleh yang menghasilkan jumlah tulangan yang lebih sedikit.
ANALISIS TINGKAT PELAYANAN JALAN DAN KUALITAS UDARA DI KOTA DENPASAR Kadek Adi Suryawan; I Made Suardana Kader; I Wayan Suasira; I Made Tapayasa
Matrix : Jurnal Manajemen Teknologi dan Informatika Vol 4 No 3 (2014): MATRIX - Jurnal Manajemen Teknologi dan Informatika
Publisher : Unit Publikasi Ilmiah, P3M Politeknik Negeri Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian Analisis Tingkat Pelayanan Jalan dan Kualitas Udara di Kota Denpasar bertujuan untuk: (1)mengetahui tingkat pelayanan jalan di beberapa ruas jalan Kota Denpasar, (2) mengetahui kualitas udara di Jalan Gajah Mada Denpasar, dan (3) mengetahui hubungan Tingkat Pelayanan Jalan dengan Kualitas Udara Ambien di Jalan Gajah Mada Denpasar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah observational surveys dengan pencatatan jumlah volume kendaraan yang lewat secara manual dan pengambilan sampel udara dengan alat impinger. Survey lalu lintas dan pengambilan sampel udara dilakukan selama 12 jam. Metode yang digunakan untuk menganalisis Tingkat Pelayanan Jalan menggunakan metode Manual Kapasitas Jalan Indonesia dan metode yang digunakan dalam pengambilan sampel udara mengacu pada SNI 19-7119.6-2005. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai Tingkat Pelayanan Jalan yang terjadi di ruas Jalan Diponegoro sebesar 0,89, di ruas jalan Imam Bonjol sebesar 0,36 dan di Jalan Gajah Mada sebesar 0,60. Kualitas Udara Ambien pada Jalan Gajah Mada Denpasar yang diambil sampelnya pada hari Jumat, 31 Januari 2014, memiliki rata-rata untuk NO2 : 307,35, SO2 : 357,17, CO ; 1580,00, HC : 15,12 dan Pb : 1,57, angka kualitas udara tersebut masih di bawah baku mutu yang ditetapkan dalan Per Gub Bali No 8 Tahun 2007. Hubungan Tingkat Pelayanan Jalandengan Kualitas Udara Ambien menunjukkan adanya hubungan yang positif. Semakin meningkatnya angka Tingkat Pelayanan Jalan akan menyebabkan semakin meningkatnya angka parameter udara atau semakin buruknya tingkat pelayanan jalan akan menyebabkan menurunnya kualitas udara.