Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

MENYUARAKAN KAUM YANG TERABAIKAN Saputra, Heru S.P.
LITERASI: Jurnal Ilmu-Ilmu Humaniora Vol 1, No 1 (2011)
Publisher : LITERASI: Jurnal Ilmu-Ilmu Humaniora

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (274.788 KB)

Abstract

Resensi bukuJudul buku Sastra Indonesia Awal: Kontribusi Orang TionghoaPenulis Claudine SalmonPenerbit Kepustakaan Populer Gramedia, Jakarta  
TRADISI BERTUTUR, BUDAYA BER-SMS, DAN SENTUHAN CITARASA SASTRA Saputra, Heru S.P.
ATAVISME Vol 11, No 1 (2008): ATAVISME, EDISI JUNI 2008
Publisher : Balai Bahasa Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6140.766 KB) | DOI: 10.24257/atavisme.v11i1.324.49-62

Abstract

This article discusses the significance between short message service (SMS) popularity in society and oral tradition. The study shows that the using of SMS. or in a broader sense the practice in using information technology, is a cultural process phenomenon which is passing through oral tradition, chirographic culture, typographic. and electronic phase. The processes implies two cultural expression patterns. namely orality and literacy. It indicates that cultural dynamics always sustaining link between the newer and older elements. However, the orality formula still becomes a frame and also a dominant element behind the popularity of literacy culture.
GANDRUNG DALAM KEMASAN KRITIK SOSIAL BERNUANSA PARODI Saputra, Heru S.P.
ATAVISME Vol 12, No 1 (2009): ATAVISME, Edisi Juni 2009
Publisher : Balai Bahasa Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (68.741 KB) | DOI: 10.24257/atavisme.v12i1.162.105-112

Abstract

Gandrung (Kumpulan Naskah Drama) oleh Ilham Zoebazary. Visart Global Media, Jember, 2009, viii + 190 halaman
PEREMPUAN SENI TRADISI DAN PENGEMBANGAN MODEL INDUSTRI KREATIF BERBASIS SENI PERTUNJUKAN Anoegrajekti, Novi; Setyawan, Ikwan; Saputra, Heru S.P.; Macaryus, Sudartomo
KARSA: Journal of Social and Islamic Culture Vol 23, No 1 (2015): ISLAM, BUDAYA DAN PEREMPUAN
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19105/karsa.v23i1.610

Abstract

The absence of government policy in supporting the creative industry practice is a factor inhibiting the development of performing arts in Banyuwangi. Diverse local performing arts which if managed properly can become a crutch for the emergence of creative economy. This study aims at describing the struggles of women in the tradition arts and in conceptualizing  a creative industry model ba-sed on performing arts. The study employed ethnography. The field data were obtained through interviews with the informants. The interpretation of data used a combination of tradition arts, gender, cultural studies, and creative industry perspectives. The results showed that women of tradition arts in general do not rely their livelihoods on art activitiy. They keep trying to develop creative know-ledge embodied in art creation and innovations. Arts institutions have a develop-ment program to maintain quality. The role of the government is manifested in the forms of policies, facilities, activity forums and infrastructural development. The development of Banyuwangi-style performing arts within the framework of the creative industry can support the realization of the creative economy.Copyright (c) 2015 by KARSA. All right reservedDOI: 10.19105/karsa.v23i1.610 
Kritik Kemanusiaan: Menghayati Novel Perempuan Bersampur Merah, Memaknai Kasus Pembantaian Dukun Santet di Banyuwangi Saputra, Heru S.P.
Arif: Jurnal Sastra dan Kearifan Lokal Vol. 2 No. 2 (2023): Arif: Jurnal Sastra dan Kearifan Lokal
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/Arif.022.05

Abstract

Artikel ini bertujuan mendiskusikan dimensi sosiologis novel Perempuan Bersampur Merah karya Intan Andaru, khususnya terkait kritik kemanusiaan. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan sosiologi sastra. Hasil kajian menunjukkan bahwa karya fiksi ini mengingatkan kembali memori kehidupan sosial dan budaya terkait pembantaian dukun santet tahun 1998 di Banyuwangi, berupa mediasi estetis dengan mengaktifkan memori historis, baik individu maupun kelompok yang mengalaminya secara langsung atau tidak langsung. Pengarang mengemas narasi dengan budaya lokal, termasuk berbagai tradisi seperti tradisi Gredhoan, ritual Kebo-keboan, hingga tari Gandrung, serta penggunaan selingan bahasa Using. Dalam novel ini, intensi pengarang dapat ditafsirkan sebagai bentuk perlawanan terhadap kasus pembantaian yang lebih didasari oleh prasangka. Ideologi pengarang dapat dimaknai sebagai gugatan terhadap penegakan hukum dan hak asasi manusia. Melalui novel ini, pengarang melakukan kritik kemanusiaan, bahwa pembantaian dukun merupakan perilaku anti-kemanusiaan.
Kearifan Lokal: Representasi Tradisi Kawin Lari dalam Karya Sastra Saputra, Heru S.P.; Angelina, Dewi; Ramadhan Muhamad, Abu Bakar; Samosir, Meilani
Arif: Jurnal Sastra dan Kearifan Lokal Vol. 3 No. 2 (2024): Arif: Jurnal Sastra dan Kearifan Lokal
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/Arif.032.03

Abstract

Artikel ini bertujuan mendiskusikan kearifan lokal, khususnya tradisi kawin lari, yang terefleksi di dalam karya sastra. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan analisis deskriptif. Objek materialnya adalah novel Mangalua karya Idris Pasaribu, sedangkan objek formal berupa teori antropologi sastra dan teori representasi. Hasil kajian menunjukkan kuatnya nilai-nilai lokalitas dan dinamika peradaban. Hal tersebut merepresentasikan religi berupa aliran kepercayaan (Parmalim), agama samawi (Kristen), kearifan lokal berupa tradisi kawin lari (mangalua), dan refleksi multivalensi budaya. Dari berbagai tanda (bahasa dan warna lokal) dan konsep (dalam pikiran pengarang dan pembaca) tentang kawin lari, maka dapat dimaknai bahwa novel Mangalua merepresentasikan kisah kehidupan masyarakat Batak Toba masa lalu (masa kolonial Belanda), baik menyangkut religi maupun kearifan lokal. Dari perspektif budaya (antropologi), tradisi kawin lari mengandung nilai positif karena mampu mengakomodasi nilai-nilai kemanusiaan dalam menyelesaikan persoalan yang dialami oleh masyarakat di tanah Batak. Tradisi kawin lari menjadi alternatif solusi secara kultural yang bersifat fleksibel dan humanis.
KEMAH DI TANAH LELUHUR: PENDAMPINGAN BRANDING WISATA MEGALITIKUM DESA KAMAL, JEMBER Hariyadi, Edy; Saputra, Heru S.P.; Maslikatin, Titik; Siswanto, Siswanto; Rato, Dominikus; Ilham, Mochamad; Yuliati, Lilis
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 5 (2023): Volume 4 Nomor 5 Tahun 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v4i5.21949

Abstract

Artikel ini membahas pendampingan branding wisata budaya berbasis peninggalan purbakala di Desa Kamal, Kecamatan Arjasa, Jember. Desa Kamal memiliki potensi situs megalitikum yang dapat dijadikan sebagai objek wisata budaya dan memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat desa. Branding wisata megalitikum Desa Kamal pada konsumen wisata dan masyarakat umum dilakukan melalui saluran-saluran komunikasi, branding di media massa, media sosial maupun event-event budaya. Metode pelaksanaan pengabdian dilakukan melalui tahap persiapan, pelaksanaan pendampingan dan evaluasi. Tahap persiapan mencakup kegiatan observasi awal, pemetaan masalah di lapangan, dan penyusunan rancangan kegiatan pendampingan. Observasi dilaksanakan guna memahami kompleksitas dan dinamika yang ada di lapangan. Data hasil observasi diklasifikasi dan dirumuskan berbagai masalah, kendala dan kekurangan yang dihadapi masyarakat desa, serta menyusun solusi pemecahannya. Kegiatan berupa pelatihan sistem tata kelola wisata dan pengembangan sumber daya manusia masyarakat Desa Kamal. Hasil pengabdian berupa Rembuk Desa bersama Pokdarwis yang mendiskusikan strategi pengelolaan wisata berbasis peninggalan megalitikum melalui pengelolaan website, media sosial ofisial, dan branding di media online. Workshop Branding Wisata Megalitikum diselenggarakan sebagai upaya peningkatan kapasitas (capacity building) anggota Pokdarwis dengan materi: 1. Membangun Wisata Desa Kamal Berbasis Peninggalan Megalitikum; 2. Liputan dan Penulisan Artikel Berita; 3. Fotografi Smartphone untuk Konten Media Sosial; 4. Cara Bikin Video Klip YouTube dan Monetasi. Faktor-faktor kunci dalam pengembangan Wisata Desa Megalitikum Kamal adalah kapasitas kelembagaan Pokdarwis dan peran pemerintah desa, pemerintah daerah, akademisi, dan media massa.
STRATEGI AKSELERASI DESTINASI EKOWISATA POTRE KONING DI DESA SUMBERCANTING, BONDOWOSO Hariyadi, Edy; Saputra, Heru S.P.; Maslikatin, Titik; Setyari, Agustina Dewi
PAPUMA: Journal of Community Services Vol. 2 No. 01 (2024): April 2024
Publisher : Program Studi Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/papuma.v2i01.648

Abstract

This article is about the strategy to accelerate the development of the Potre Koning ecotourism destination in Sumbercanting Village, Wringin District, Bondowoso Regency which has the potential for attractive natural scenery, namely hills, teak and kedawung trees, niches in the form of paddy fields dividing the hills, siring terrace cultivation on the hillsides, waterfall, and Mustajab cave. The preparation stage including initial observation activities, mapping problems in the field, and drafting mentoring activities. Initial observations were carried out to understand the complexity and dynamics that occurred in the field. The data from initial observations was classified based on various problems, obstacles, and shortcomings faced by the Potre Koning ecotourism destination managers. In developing Potre Koning ecotourism, the management needs to pay attention to (1) management by Pokdarwis in managing the ecotourism destination; (2) management of a variety of attractions that can be developed to attract tourists; (3) spatial planning, comfort and ecotourism infrastructure, (4) promotion and marketing through conventional mass media, electronics and social media; (5) security of the ecotourism destination location, and (6) sustainability of the Potre Koning ecotourism destination. Based on the results of service in the field, it was known that the development management factor by Pokdarwis and the role of the village government, Muspika (District Head, Danramil, Kapolsek) were key factors in the success of destination development. Potre Koning ecotourism's development was expected to positively impact local economic growth in Sumbercanting Village, increasing the number of tourists, preserving ecotourism objects, and maximum community participation.
AKSELERASI PENGEMBANGAN WISATA BUDAYA BERBASIS PENINGGALAN MEGALITIKUM DESA KAMAL, JEMBER Hariyadi, Edy; Saputra, Heru S.P.; Maslikatin, Titik; Siswanto; Rato, Dominikus; Ilham, Mochamad; Yuliati, Lilis
PAPUMA: Journal of Community Services Vol. 2 No. 03 (2024): November 2024
Publisher : Program Studi Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/papuma.v2i03.1607

Abstract

This article discusses the development of cultural tourism based on ancient heritage in Kamal Village, Arjasa District, Jember Regency. The problem is the lack of adequate governance and infrastructure to support cultural tourism, as well as the lack of innovative and creative human resources. This community service aims to accelerate the development of cultural tourism through tourism management training, development of infrastructure, and increasing the capacity of the local community. The methods used are observation, problem mapping, and intensive training. The results obtained show an increase in public awareness of the potential for cultural tourism, the arrangement of supporting tourism infrastructure, and the formation of tourism management groups. In conclusion, efforts to develop cultural tourism in Kamal Village need to be continued with the active role of the community and government support to achieve sustainability and improve the village economy.