Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Profil Keterampilan Sosial Mahasiswa Jurusan BK FIP UNJ Angkatan 2011 Isnaini Hayati; Fahmi Idris; Karsih Karsih
INSIGHT: Jurnal Bimbingan Konseling Vol 1 No 2 (2012): Insight: Jurnal Bimbingan dan Konseling
Publisher : Program Studi Bimbingan dan Konseling, Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (411.301 KB) | DOI: 10.21009/INSIGHT.012.10

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai tingkat keterampilan sosial mahasiswa Jurusan Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Jakarta angkatan 2011. Metode penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif jenis survei. Pengumpulan data dilakukan melalui angket mengenai keterampilan sosial yang dikembangkan peneliti berdasarkan teori Riggio dan diujicobakan terlebih dahulu. Berdasarkan hasil perhitungan, dari 90 butir pernyataan, 80 butir dinyatakan valid melalui perhitungan dengan rumus Product Moment, sementara 10 butir drop. Sedangkan indeks reliabilitas diperoleh dengan rumus Alpha Cronbach sebesar 0,811 dan dinyatakan reliabel. Dari 83 responden, diperoleh informasi bahwa mahasiswa Jurusan BK FIP UNJ angkatan 2011 memiliki tingkat keterampilan sosial pada kategori sedang 63,86%. Data tersebut menggambarkan bahwa pada umumnya responden cukup mampu mengekspresikan emosinya, mengenali dan menginterpretasi emosi, mengontrol emosi, berekspresi secara verbal, memiliki sensitivitas mengenali lingkungan sosial, dan mengontrol kecakapan sosial. Selanjutnya, 36,14% memiliki keterampilan sosial pada kategori tinggi, dan tidak ada yang berada dalam kategori rendah. Temuan dalam penelitian ini sebagai referensi bagi Jurusan BK FI UNJ dalam memetakan keterampilan sosial yang dimiliiki oleh mahasiswa khususnya angkatan 2011. Selain itu tenaga pengajar perlu menerapkan metode pembelajaran yang dapat mendorong pengembangan keterampilan sosial, mengingat keterampilan sosial merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang konselor.
PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) DALAM LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL TERHADAP KETERAMPILAN BELAJAR SISWA DALAM MEMBACA DENGAN TEKNIK SQ3R (Studi Pre-Eksperimen Pada Siswa Kelas X-F di SMAN 8 Bogor) Eka Yuliarni; Meithy Intan Rukia Luawo; Karsih Karsih
INSIGHT: Jurnal Bimbingan Konseling Vol 2 No 1 (2013): Insight: Jurnal Bimbingan dan Konseling
Publisher : Program Studi Bimbingan dan Konseling, Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (353.584 KB) | DOI: 10.21009/INSIGHT.021.05

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model cooperative learning tipe STAD dalam layanan bimbingan klasikal terhadap keterampilan belajar dalam membaca dengan teknik SQ3R pada siswa kelas X-F di SMAN 8 Bogor Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2012–Januari 2013. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen jenis Pre-Eksperimen, dengan one group pre testpost test design. Sampel siambil dengan menggunakan teknik purposive sampling. Penelitian ini menggunakan satu kelas, yaitu kelas X-F dengan jumlah siswa sebanyak 40 orang. Peng-ukuran uji coba instrumen menggunakan interrater reliability terhadap 5 orang responden dan dinilai oleh 3 orang rater. Hasil perhitungan interrater reliability tinggi yang ar-tinya pemberian rating yang telah dilakukan oleh masing-masing rater adalah konsisten satu sama lain. Berdasarkan hasil uji hipotesis menyatakan, bahwa Ho ditolak dengan nilai asymp. Sig = 0.000 < nilai Sig a = 0.05, yang berarti terdapat pengaruh penerapan model cooperative learning tipe STAD dalam layanan bimbingan klasikal terhadap keterampilan belajar siswa dalam membaca dengan teknik SQ3R. Implikasi dari penelitian ini adalah model cooperative learning tipe STAD dalam layanan bimbingan klasikal dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif metode yang dapat digunakan oleh guru bimbing-an dan konseling untuk meningkatkan keterampilan belajar siswa khususnya, keterampil-an belajar dalam membaca dengan teknik SQ3R.
PROFIL GAYA BELAJAR SISWA SMP AL MA’MUR JAKARTA PUSAT Arini Handayani; Theodorus Immanuel Setiawan; Karsih Karsih
INSIGHT: Jurnal Bimbingan Konseling Vol 2 No 2 (2013): Insight: Jurnal Bimbingan dan Konseling
Publisher : Program Studi Bimbingan dan Konseling, Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (354.426 KB) | DOI: 10.21009/INSIGHT.022.03

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai kecenderungan gaya belajar siswa SMP Al Ma’mur Jakarta Pusat. Metode yang digunakan adalah survei dengan kuesioner gaya belajar yang dikembangkan berdasarkan teori Neil D Fleming. Dari empat kecenderungan gaya belajar menurut Fleming, yaitu visual, aural, read/write, dan kinestetik, hasil penelitian menunjukkan dari 49 siswa diketahui sebanyak 34,69% (17 siswa) memiliki gaya belajar visual, gaya belajar aural sebanyak 18,36% (9 siswa), gaya belajar read/write sebanyak 24,48% (12 siswa), dan gaya belajar kinestetik sebanyak 22,44% (11 siswa). Jika dianalisis pada masing-masing gaya belajar, maka diketahui: untuk gaya belajar visual 76,47% siswa berada pada tingkat sedang; gaya belajar aural 100% siswa berada pada tingkat sedang; gaya belajar read/write 83,33% siswa berada pada tingkat sedang; dan gaya belajar kinestetik 81,82% siswa pada tingkat sedang. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada dasarnya siswa cukup memiliki modalitas dalam belajar.
STUDI KASUS DAMPAK PSIKOLOGIS BULLYING PADA SISWA TUNARUNGU DI SMK NEGERI 30 JAKARTA Ria Damayanti; Wirda Hanim; Karsih Karsih
INSIGHT: Jurnal Bimbingan Konseling Vol 2 No 2 (2013): Insight: Jurnal Bimbingan dan Konseling
Publisher : Program Studi Bimbingan dan Konseling, Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (280.399 KB) | DOI: 10.21009/INSIGHT.022.14

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mengungkap berbagai fakta tentang dampak psikologis bullying pada siswa tunarungu di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 30 Jakarta. Metode yang digunakan adalah studi kasus dalam pendekatan kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 30 Jakarta, dengan dua responden yaitu BA siswa kelas XI Busana 2 dan RNH XII Boga 3. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Data hasil penelitian dianalisis secara deskriptif kualitatif melalui studi kasus, adapun penyajian data menggunakan narasi. Pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan triangulasi sumber data yaitu dengan pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data yaitu responden, wali kelas, guru BK dan teman sebaya. Hasil penelitian keseluruhan menunjukan adanya perilaku bullying yang berdampak secara psikologis anak tunarungu. Dampak psikologis yang dialami BA pada aspek dikucilkan, aspek reaksi emosional dan aspek kehadiran. Sedangkan RNH mengalami dampak psikologis bullying pada aspek dikucilkan, aspek reaksi emosional, aspek dampak dalam pendidikan dan aspek bunuh diri
FAKTOR–FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN KARIR SISWA SMK BINA SEJAHTERA 1 BOGOR Ahmad Mubarik; Endang Setiyowati; Karsih Karsih
INSIGHT: Jurnal Bimbingan Konseling Vol 3 No 1 (2014): Insight: Jurnal Bimbingan dan Konseling
Publisher : Program Studi Bimbingan dan Konseling, Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1032.545 KB) | DOI: 10.21009/INSIGHT.031.01

Abstract

Penelitian ini bertujuan memperoleh gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan karir siswa di SMK Bina Sejahtera 1 Bogor. Metode yang digunakan adalah deskriptif jenis survei. Populasi penelitian adalah siswa kelas XI SMK Bina Sejahtera 1 Bogor sebanyak 135 siswa. Pengumpulan data menggunakan kuesioner berisi 60 item. Berdasarkan hasil uji coba diketahui 50 butir valid dan 10 butir kurang baik dengan kriteria r tabel 0,238. Uji reliabilitas dengan Split-Half Guttman 0,744. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian adalah Propotional Random Sampling, sampel penelitian ini diambil dari perhitungan 40% jumlah populasi yaitu 54 siswa. Instrumen penelitian adalah kuesioner berisi 60 butir pernyataan tentang faktor eksternal yang mempengaruhi pengambilan keputusan karir. Hasil penelitian yaitu faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan karir siswa setelah lulus SMK adalah diperoleh aspek sekolah sebesar 71,16%, komunitas 46,03%, sosial ekonomi keluarga 39,42%, teman sebaya 34,66% dan keluarga 32,54%. Kesimpulan penelitian adalah siswa XI SMK Bina Sejahtera dalam pengambilan keputusan karir didominasi aspek sekolah dengan indikator meliputi pandangan, sikap sekolah mengenai nilai-nilai dalam bekerja dan mengenai tinggi rendahnya status sosial jabatan-jabatan yang dikomunikasikan oleh guru BK/Tenaga pengajar. Impilkasi hasil penelitian adalah guru BK/Tenaga pengajar memaksimalkan peranan dengan melakukan strategi pelayanan bimbingan karir.
SELF ESTEEM KORBAN BULLYING (Survey Kepada Siswa-siswi Kelas VII SMP Negeri 270 Jakarta Utara) Stefi Gresia; Gantina Komalasari; Karsih Karsih
INSIGHT: Jurnal Bimbingan Konseling Vol 3 No 2 (2014): Insight: Jurnal Bimbingan dan Konseling
Publisher : Program Studi Bimbingan dan Konseling, Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1134.543 KB) | DOI: 10.21009/INSIGHT.032.20

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai self esteem korban bullying yang duduk di kelas VII. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 270 Jakarta Utara dengan populasi sebanyak 168 siswa-siswi kelas VII. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Purposive Sampling, diperoleh 39 siswa korban bullying dengan kategori tinggi. Metode penelitian yang digunakan dengan studi deskriptif. Instrumen pada penelitian ini berupa kuesioner tentang bullying yang dikembangkan oleh Sullivan dan Self Esteem yang diadaptasi Stanley Coopersmith. Setelah dilakukan uji coba, untuk angket bullying, didapatkan hasil 31 item valid dan 4 item drop dengan nilai reliabilitas 0.712 dan self esteem didapatkan hasil 55 item valid dan 3 item drop dengan reliabilitas uji coba 0.739. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat self esteem siswa yang menjadi korban bullying 46% siswa berada pada kategori sedang, 31% siswa berada pada kategori rendah dan 23% siswa berada pada kategori tinggi. Untuk mean per komponen, jumlah tertinggi diperoleh dari komponen self esteem umum sebesar 39 atau 43,33% selanjutnya self esteem akademis dengan sebesar 12 atau 42,30%, lalu self esteem sosial dengan jumlah 11 atau 41,67% dan terendah adalah self esteem keluarga dengan jumlah 10 atau 40%. Penelitian ini ditujukan bagi guru Bimbingan dan Konseling serta pihak sekolah, hendaknya memberikan layanan informasi kepada siswa-siswi untuk mengembangkan harga diri. Langkah ini juga dapat ditempuh dengan memberikan layanan konseling kelompok kepada siswa-siswi yang menjadi korban bullying dan bekerjasama dengan pihak sekolah, seperti wali kelas dengan tujuan untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan nyaman.
HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL LITERACY DENGAN KECENDERUNGAN PERILAKU BULLYING PADA SISWA KELAS VIII SMP MALIDAR BEKASI Edriani Yuono; Indira Chanum; Karsih Karsih
INSIGHT: Jurnal Bimbingan Konseling Vol 3 No 1 (2014): Insight: Jurnal Bimbingan dan Konseling
Publisher : Program Studi Bimbingan dan Konseling, Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1093.918 KB) | DOI: 10.21009/INSIGHT.031.08

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan yang signifikan antara emotional literacy dengan kecenderungan perilaku bullying pada siswa kelas VIII SMP Malidar Bekasi. Metode penelitian yang digunakan adalah korelasional bersifat deskriptif dengan sampel penelitian berjumlah 46 orang. Pengumpulan data menggunakan angket dalam bentuk skala Likert. Hasil penelitian menunjukkan, tingkat emotional literacy siswa pada kategori tinggi dengan persentase sebesar 13%, selanjutnya kategori sedang sebesar 78%, dan kategori rendah sebesar 9%. Sedangkan kecenderungan perilaku bullying yang berada pada kategori tinggi meraih persentase sebesar 13%, lalu pada kategori sedang sebesar 67%, dan kategori rendah sebesar 20%. Hasil uji hipotesis sebesar 0.452 dengan nilai r tabel sebesar 0.297. Maka hal ini menunjukkan terdapat hubungan yang negatif antara emotional literacy dengan kecenderungan perilaku bullying pada siswa kelas VIII SMP Malidar Bekasi karena rhitung lebih besar dari nilai rtabel.
PROFIL KEMANDIRIAN EMOSIONAL REMAJA YANG BERASAL DARI LATAR BELAKANG BUDAYA SUNDA (Studi Kasus pada Siswa SMA Negeri 8 Bogor yang Berasal dari Latar Belakang Budaya Sunda) Intan Yohanita Saputri; Eka Wahyuni; Karsih Karsih
INSIGHT: Jurnal Bimbingan Konseling Vol 3 No 1 (2014): Insight: Jurnal Bimbingan dan Konseling
Publisher : Program Studi Bimbingan dan Konseling, Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (615.58 KB) | DOI: 10.21009/INSIGHT.031.10

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran profil kemandirian emosional remaja ditinjau dari latar belakang budaya Sunda dan memahami pengaruh budaya Sunda terhadap pembentukan kemandirian emosional remaja di SMA Negeri 8 Bogor. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 8 Bogor, dengan subjek siswa kelas X sebanyak 6 orang yakni 2 orang siswa laki-laki dan 4 orang siswa perempuan. Subjek diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus dengan pengumpulan data dilakukan dengan teknik Focus Group Discussion, angket, dan wawancara serta dianalisis dengan cara mereduksi data, menyajikan data, dan menarik kesimpulan. Hasil penelitian berdasarkan aspek kemandirian emosional yang dikembangkan Steinberg (1993) didapat profil kemandirian emosional remaja yakni belum sepenuhnya memiliki kemandirian emosional ditandai dengan masih mengidealkan sosok orangtuanya, belum bisa berdiskusi secara bebas dengan orangtuanya. Walaupun begitu, responden sudah mulai bisa menunda untuk tidak mengeluhkan perasaanya, dan mencoba menyelesaikan masalahnya sendiri. Responden sudah mulai mampu melihat perbedaan pendapat antara dirinya dengan orangtua dan mulai menegakkan privasi dirinya atas orangtua. Budaya Sunda masih belum memfasilitasi anak untuk dapat mandiri secara emosional dari orangtuanya. Ada nilai-nilai budaya Sunda yang jika diterapkan dengan cara yang kurang tepat dapat menghambat pengembangan kemandirian emosional remaja. Nilai kepatuhan dalam Budaya Sunda menjadi penghambat terbesar bagi kemandirian emosional remaja. Selanjutnya, pola asuh, tingkat pendidikan orangtua, orangtua bekerja dan orangtua tunggal, serta urutan anak dalam keluarga memiliki kontribusi terhadap kemandirian emosional remaja.
HUBUNGAN ANTARA PENYESUAIAN DIRI DENGAN KECENDERUNGAN PERILAKU CYBER BULLYING PADA SISWA KELAS VIII SMP LABSCHOOL JAKARTA TAHUN AJARAN 2013-2014 Juni Fajar Sari; Karsih Karsih; Awaluddin Tjalla
INSIGHT: Jurnal Bimbingan Konseling Vol 3 No 1 (2014): Insight: Jurnal Bimbingan dan Konseling
Publisher : Program Studi Bimbingan dan Konseling, Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1128.426 KB) | DOI: 10.21009/INSIGHT.031.12

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara penyesuaian diri dengan kecenderungan perilaku cyber bullying pada siswa kelas VIII SMP Labschool Jakarta tahun ajaran 2013-2014. Peneliti mengutip teori penyesuaian diri oleh Schneiders (Personal Adjustment and Mental Health, 1964) dan teori cyber bullying oleh Robin M. Kowalski (Cyber Bullying: Bullying in the Digital Age, 2008). Populasi penelitian yaitu seluruh siswa kelas VIII yang terdiri dari enam kelas. Pengambilan sampel dengan menggunakan simple random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 37 orang siswa. Penelitian ini menggunakan metode penelitian korelasi. Untuk menjaring data digunakan dua buah instrumen dengan skala likert, yaitu instrumen penyesuaian diri dan instrumen kecenderungan perilaku cyber bullying. Berdasarkan hasil penelitian, siswa yang memiliki penyesuaian diri tinggi sebesar 8,11%, sedang 35,14%, dan rendah 56,76%. Siswa yang memiliki kecenderungan perilaku cyber bullying tinggi sebesar 32,43%, sedang 21,62%, dan rendah 45,95%. Korelasi antara penyesuaian diri dengan kecenderungan perilaku cyber bullying sebesar -0,583 dengan rtabel sebesar 0,325. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara penyesuaian diri dengan kecenderungan perilaku cyber bullying pada siswa kelas VIII SMP Labschool Jakarta tahun ajaran 2013-2014. Siswa yang memiliki penyesuaian diri yang tinggi, kecenderungannya untuk melakukan cyber bullying rendah. Sebaliknya, siswa dengan penyesuaian diri yang rendah, kecenderungannya untuk melakukan cyber bullying tinggi. Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh pihak sekolah khususnya guru Bimbingan dan Konseling untuk meningkatkan mutu siswanya. Guru Bimbingan dan Konseling juga perlu memberikan layanan informasi baik berupa bimbingan klasikal maupun bimbingan kelompok kepada para siswa mengenai penyesuaian diri dan cyber bullying.
PELATIHAN GURU BK SMP DI BEKASI UNTUK MELAKUKAN BIMBINGAN KELOMPOK Wirda Hanim; Karsih Karsih
JURNAL CEMERLANG : Pengabdian pada Masyarakat Vol 3 No 1 (2020): JURNAL CEMERLANG: Pengabdian pada Masyarakat
Publisher : LP4MK STKIP PGRI Lubuklinggau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31540/jpm.v3i1.1003

Abstract

The obstacle that encountered is group counseling services that rarely carried out apart from the limited time of service, it is also because of the skills of the Counselor in Junior High School. This condition also become more difficult due to group guidance services during the pandemic. The target of this service is BK teachers in Bekasi. Therefore, this service was made to improve BK teacher’s ability in giving a group counseling service. Initially, this service was designed with an offline system (offline), but in the pandemic period, the service was changed to online system (online). The stages carried out are the same as according to the initial plan, namely assessment, workshop, practice and evaluation. From the results of the assessment up to this stage, 5 groups were produced using a combined model. One group consisting of 10 students from 2 schools except SMP 19 Jakarta which is homogeneous in one school. The students involved all came from grade 7. Based on the aspect of the process, the activities of the devotion went well. Based on the aspect of the results, the target of this service is achieved that BK teachers increase their skills to conduct group guidance, and there is a change in the condition of student empathy. Key Words: Guidance Group, Empathy, Improve, Teachers