Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENGEMBANGAN PROSES PEMBUATAN BERAS TIRUAN BERBASIS UMBI LOKAL DENGAN MEMANFAATKAN EKSTRUDER ULIR TUNGGAL Agus Santoso; Yossi Wibisono; Heri Warsito
Jurnal Ilmiah Inovasi Vol 13 No 2 (2013): Agustus
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/jii.v13i2.106

Abstract

Salah satu permasalahan dalam rangka diversifikasi pangan pokok adalah kebiasaan masyarakat mengkonsumsi beras. Pengembangan beras tiruan dari bahan-bahan lokal seperti: jagung, singkong dan pati sagu belum dikembangkan secara komersial karena rumitnya proses pengolahan. Pemasakan ekstrusi merupakan suatu metode yang dapat menyederhanakan proses pengadukkan, pencetakan dan pemasakan menjadi satu tahapan proses. Untuk dapat diaplikasikan pada industri kecil di negara berkembang perlu dikembangkan ekstruder mesin kecil sederhana.Tujuan dari penelitian ini adalah pengembangan ekstruder mesin kecil sederhana untuk pembuatan beras tiruan yang memiliki kualitas yang baik serta dapat memberikan margin keuntungan yang memadai bagi industri kecil. Penelitian disusun menjadi beberapa tahapan yaitu: (1) Mendesain ulir dan die ekstruder; (2) Menguji performa ekstruder dengan penyesuaian kecepatan bahan masuk, kecepatan putar ulir serta suhu pemasakan; (3) Mengevaluasi karakter produk yang dihasilkan dari segi mutu dan penerimaan konsumen; (4) Melakukan studi kelayakan ekonomi.Hasil penelitian yang diperoleh dari tahun pertama adalah produksi ulir dan ekstruder teroptimalisasi dengan single screw bersudut 7,5 derajat yang memghasilkan tekanan aliran fluida sebesar 1,2038339 x 10 pangkat 17 Pa, kecepatan ulir 450 rpm dengan teknik cold extrusion yang mampu menghasilkan beras tiruan optimal dengan penggunaan formulasi bahan baku 30% tepung jagung dan 70% tepung mocaf yang menghasilkan pengukuran warna dengan nilai L 76,26, a+5,35 dan b+31,39, kadar protein 9,73%; kadar serat 5%; kadar air 9%; kadar abu 0,52%; kadar lemak 1,12%; dan densitas kamba 0,58 g/ml. Bakteri yang digunakan untuk Biologically Modified Cassava Flour adalah bakteri hasil pengembangan dari tim peneliti dengan strain baru L. plantarum polije 15420. Baik rancangan desain ulir, formulasi serta metode pembuatan beras tiruan maupun bakteri telah diajukan untuk proses drafting paten.
Studi Pembuatan Klepon dengan Substitusi Tepung Sagu sebagai Alternatif Makanan Selingan Indeks Glikemik Rendah Bagi Penderita Diabetes Meliitus Tipe 2 Heri Warsito; Khotimatus Sa’diyah
Jurnal Kesehatan Vol 7 No 1 (2019): April
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/j-kes.v7i1.74

Abstract

Diabetes melitus tipe 2 merupakan penyakit kronis yang mempengaruhi cara tubuh memproses glukosa darah dan tubuh tidak cukup memproduksi insulin. Pangan dengan indeks glikemik rendah mampu memperbaiki sensitivitas insulin. Tepung sagu merupakan pangan fungsional dengan kandungan serat yang cukup tinggi dan termasuk pangan indeks glikemik rendah. Klepon adalah makanan tradisional Indonesia yang terbuat dari tepung ketan dengan IG tinggi. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kandungan klepon dengan substitusi tepung sagu sebagai alternatif makanan selingan indeks glikemik rendah bagi penderita diabetes melitus tipe 2. Rancangan percobaan menggunakan 2 tahap yaitu Rancangan Acak Lengkap untuk optimasi pembuatan klepon dan posttest only control group design untuk uji indeks glikemik. Perlakuan klepon substitusi tepung sagu yaitu 100%:0%, 90%:10%, 80%:20%, 70%:30%, 60%:40%, 50%:50% dengan pengulangan 4 kali dan dibutuhkan 16 relawan dalam uji indeks gikemik. Perlakuan P5 (20% tepung sagu dan 80% tepung ketan) merupakan perlakuan terbaik ditinjau dari indeks efektifitasnya. Nilai indeks glikemik diperoleh dengan membagi luas area dibawah kurva pangan uji dengan pangan standar. Berdasarkan hasil perhitungan nilai IG diketahui yaitu 43,25 dan termasuk dalam ketegori Indeks glikemik rendah. Kata kunci: Tepung Sagu, Indeks Glikemik, Diabetes Mellitus Tipe 2
Pencegahan Stunting Melalui Pelatihan Pembuatan Susu Kurma Sebagai Produk Unggulan di Desa Kemuning Lor Kabupaten Jember Dony Setiawan Hendyca Putra; Mochammad Choirur Roziqin; Rindiani; Heri Warsito; Sabran
PEKAT: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 3 No. 1 (2024): April
Publisher : Puslitbang Sinergis Asa Professional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37148/pekat.v3i1.39

Abstract

Stunting merupakan permasalahan yang semakin banyak ditemukan dinegara berkembang, termasuk Indonesia. Jawa Timur merupakan wilayah dengan prevalensi stunting yang cukup tinggi yaitu 30,2%. Kabupaten Jember menempati urutan pertama kasus stunting tertinggi di Jawa Timur sebesar 34,9%. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh pengusul di posyandu Desa Kemuning Lor didapatkan kasus stunting sebanyak 135 balita. Dibalik permasalahan di Desa Kemuning Lor Arjasa terdapat potensi positif yaitu penghasil susu sapi perah. Mayoritas pekerjaan penduduk disana adalah sebagai peternak sapi perah dan petani. Dalam satu gelas (250 ml) susu murni terkandung setidaknya sekitar 150 kalori, 8 gram protein, 9 gram lemak, 300 mg kalsium, 300 IU vitamin A, dan 98 IU vitamin D yang sangat baik untuk tumbuh kembang balita terutama balita dengan gizi buruk atau kurang di Desa Kemuning Lor. Kandungan gizi pada susu sangat baik untuk mencegah terjadinya stunting pada balita di Desa Kemuning Lor. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mencegah peningkatan kejadian stunting dan meningkatkan ekonomi masyarakat melalui sosialisasi dan pelatihan pembuatan/pengolahan susu kurma kepada sasaran ibu rumah tangga sejumlah 30 orang. Rangkaian kegiatan yang dilaksanakan oleh tim pengusul, antara lain: 1) sosialisasi tentang stunting dan upaya mengatasinya dalam keluarga; 2) pelatihan pembuatan/pengolahan susu kurma; 3) Pelatihan pembuatan packaging, PIRT/BPOM; 4) evaluasi dan monitoring. Melalui pelatihan ini, peserta diharapkan mampu mempraktikkan pembuatan susu kurma di rumah sebagai makanan tambahan atau dapat menjadi produk UMKM. Rangkaian kegiatan pengabdian masyarakat ini tidak hanya fokus pada pencegahan stunting, tetapi juga peningkatan daya jual susu sapi Rembangan melalui inovasi dan digital marketing. Kata Kunci: Stunting, Pelatihan, Susu Kurma