Priyendiswara Agustina Bella
Program Studi S1 PWK, Fakultas Teknik, Universitas Tarumanagara

Published : 19 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

STUDI KEBERHASILAN PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS COMMUNITY BASED TOURISM (STUDI KASUS: DESA NGLANGGERAN, KECAMATAN PATUK, KABUPATEN GUNUNGKIDUL, YOGYAKARTA) Berinda Filantropi; Priyendiswara Agustina Bella
Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa) Vol 4, No 1 (2022): APRIL 2022
Publisher : Jurusan Arsitektur dan Perencanaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/stupa.v4i1.17295

Abstract

Tourism is one of the most important economic activities in Indonesia, because it has a lot potential and natural wealth in it. Tourism is currently being developed, because it is considered capable of providing income for state revenues. In addition, the development of tourism is expected to provide and improve the economy of the local area and its people. Nglanggeran Tourism Village located in Patuk District, Gunungkidul Regency is one of the tourist villages that is managed with a Community Based Tourism management approach system (CBT). The CBT approach system is a tourism management system involving the participation of local communities. In the management of the Nglanggeran Tourism Village, it is not known how the performance of the CBT approach in the management of the Nglanggeran Tourism Village, the perceptiosn and preferences of visitors to the performance and result of the management of the Nglangggeran Tourism Village, and what factors influence the success of the village management. Therefore, the main purpose of this study is to analyze the performance of the CBT approach in the management of Nglanggeran Tourism Village, analyze visitor perceptions and preferences of the performance and results of the Nglanggeran Tourism Village management by applying CBT. This research qualitative and quantitative research. Qualitative data was obtained by conducting field surveys to tourist village locations and conducting interviews with related parties, while quantitative data was obtained by distributing questionnaires by visitors to Nglanggeran Tourism Village. The result of this study are to find out how the performance of the CBT approach to the management of the Nglanggeran Tourism Village, how the perecptions and preferences of visitors to the performance and results of the management of the Nglanggeran Tourism Village, and what are the factors that influence the management of the Nglanggeran Tourism Village. Keywords:  Community Based Tourism; Management; Nglanggeran Tourism Village; Success AbstrakPariwisata merupakan salah satu aktivitas perekonomian terpenting di Indonesia, karena memiliki banyak potensi dan kekayaan alam didalamnya. Pariwisata saat ini terus dikembangkan, karena dianggap mampu memberikan pemasukan bagi pendapatan negara. Selain itu, berkembangnya pariwisata diharapkan dapat memberikan dan meningkatkan perekonomian daerah setempat dan masyarakatnya. Desa Wisata Nglanggeran berlokasi di Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul merupakan salah satu desa wisata yang dikelola dengan sistem pendekatan pengelolaan Community Based Tourism (CBT). Sistem pendekatan CBT merupakan sistem pengelolaan pariwisata dengan melibatkan partisipasi masyarakat lokal. Dalam pengelolaan Desa Wisata Nglanggeran belum diketahui bagaimana kinerja pendekatan CBT dalam pengelolaan Desa Wisata Nglanggeran, persepsi dan preferensi pengunjung terhadap kinerja dan hasil dari pengelolaan Desa Wisata Nglanggeran, serta belum diketahui faktor – faktor apa saja yang berpengaruh dalam keberhasilan pengelolaan desanya. Oleh karena itu, tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kinerja pendekatan CBT dalam pengelolaan Desa Wisata Nglanggeran, menganalisis persepsi dan preferensi pengunjung terhadap kinerja dan hasil dari pengelolaan Desa Wisata Nglanggeran, dan untuk menganalisis faktor – faktor yang berpengaruh dalam keberhasilan pengelolaan Desa Wisata Nglanggeran dengan menerapkan CBT. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dengan melakukan survey lapangan ke lokasi desa wisata dan melakukan wawancara dengan pihak – pihak terkait, sedangkan untuk data kuantitatif diperoleh dengan penyebaran kuesioner oleh pengunjung Desa Wisata Nglanggeran. Hasil dari penelitian ini adalah mengetahui bagaimana kinerja pendekatan CBT terhadap pengelolaan Desa Wisata Nglanggeran, bagaimana persepsi dan preferensi pengunjung terhadap kinerja dan hasil dari pengelolaan Desa Wisata Nglanggeran, dan apa saja faktor – faktor yang berpengaruh terhadap pengelolaan Desa Wisata Nglanggeran. 
STUDI PEMBANGUNAN PASAR TIMBUL BARAT PASCA KEBAKARAN (OBJEK STUDI: PASAR TIMBUL BARAT, KELURAHAN TOMANG, KECAMATAN GROGOL PETAMBURAN, JAKARTA BARAT) Ican Prima Sang Putra Amazihono; Priyendiswara Agustina Bella
Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa) Vol 4, No 1 (2022): APRIL 2022
Publisher : Jurusan Arsitektur dan Perencanaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/stupa.v4i1.17412

Abstract

The existence of Traditional Markets is certainly very much needed by the community, because in addition to meeting daily needs, traditional markets can also be reached by various groups ranging from those with low, middle or middle and upper economic levels. Therefore, the author conducted a study to redevelop one of the markets in Tomang Village, Grogol Petamburan District, West Jakarta, namely Pasar Timbul Barat which experienced a fire accident on August 7, 2020. The main purpose of this research is to conduct a study on the development of Pasar Timbul Barat after the disaster fire. In addition, this research was conducted to find out the redeveloped market can provide 190 places of business and accommodate 144 traders who have lost their trading places due to market fires, find out what facilities and infrastructure must be provided to optimize market activities, find out how much it costs to redeveloping the market as well as to find out how so that the Pasar Timbul Barat after being redeveloped can compete and stay afloat against the development of the city of Jakarta, especially traditional markets as well as trends in the growth and lifestyle of residents in Tomang Village. The method in this study is the qualitative research method by conducting observations and interviews, while the quantitative method by distributing questionnaires to visitors and traders. The results of this study are the redevelopment of the Pasar Timbul Barat and the large construction costs with the concept of Modern Traditional Market. Keywords: Cost; Redevelopment; Traditional market  Abstrak Keberadaan Pasar Tradisional tentunya sangat dibutuhkan oleh mayarakat, dikarenakan selain untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, pasar tradisional juga dapat dijangkau oleh berbagai kalangan mulai dari yang memiliki tingkat perekonomian rendah, menengah atau menengah keatas. Oleh sebab itu penulis melakukan penelitian untuk meredevelopment salah satu pasar yang ada di Kelurahan Tomang, Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat yaitu Pasar Timbul Barat yang mengalami musibah kebakaran pada 07 Agustus 2020. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk melakukan studi pembangunan Pasar Timbul Barat pasca kebakaran. Selain itu, penelitian ini dilakukan untuk  mengetahui pasar yang diredevelop dapat menyediakan 190 tempat usaha dan menampung 144 pedagang yang telah kehilangan tempat dagang akibat dari kebakaran pasar, mengetahui apa sarana dan prasarana yang harus disediakan untuk mengoptimalkan kegiatan pasar,  mengetahui berapa besar biaya yang dibutuhkan untuk meredevelop Pasar serta untuk mengetahui cara agar Pasar Timbul Barat setelah diredevelop dapat bersaing dan tetap bertahan terhadap perkembangan kota Jakarta terutama pasar-pasar tradisional serta tren pertumbuhan dan lifestyle penduduk di Kelurahan Tomang. Metode dalam penelitian ini yaitu metode penelitian Kualitatif dengan melakukan observasi dan wawancara, sedangkan metode Kuantitatif dengan penyebaran kuesioner kepada pengunjung dan pedagang. Hasil penelitian ini berupa redevelopment Pasar Timbul Barat serta besar biaya pembangunannya dengan konsep Pasar Tradisional Modern. 
PENATAAN KAMPUNG WISATA TEMATIK PULO GEULIS, KELURAHAN BABAKAN PASAR, KECAMATAN BOGOR TENGAH, KOTA BOGOR Adiba Handari; Priyendiswara Agustina Bella
Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa) Vol. 4 No. 2 (2022): OKTOBER
Publisher : Jurusan Arsitektur dan Perencanaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/stupa.v4i2.22405

Abstract

Bogor City is one of the cities in West Java Province. This city has the potential as a tourist city, with a wide selection of types of tourism in the city of Bogor, besides its location is also not far from the capital city of Indonesia. The city of Bogor has a characteristic that it is one of the most popular cities because it is famous for its natural attractions. In addition, the city of Bogor also saves a lot of history and other uniqueness. But day by day, the high demand for housing is increasing, so that more and more slums appear in the city of Bogor. Seeing this phenomenon, the Bogor City Government has a plan to develop Thematic Tourism Areas that are in accordance with the conditions of each region. This effort is made to improve the quality of life, welfare, and to support the economy of the city of Bogor. One of them is Kampung Pulo Geulis, this village has a high historical value. So that the Bogor City Government has designated it as one of the Thematic Tourism Villages, whose direction is to introduce history and also a form of real tolerance for the people in Pulo Geulis Village. However, a good Thematic Tourism Village has not yet been realized due to a lack of coordination, communication, and appropriate proposals between residents, the Government, and the Private Party. In addition, the lack of facilities and infrastructure that can support the formation of the Tourism Village in Pulo Geulis, the absence of shared open spaces makes tourism activities in Pulo Geulis not optimal. This research is a descriptive study using a qualitative approach. The data were obtained from the results of interviews, surveys of the object of study, and observing the existing data. Interviews were conducted with the Secretary of the Babakan Pasar Village, the Head of RW 04, the Head of Pokdarwis, the Head of the RT, and also the residents of Kampung Pulo Geulis. Based on the results of the analysis, the Kampung Pulo Geulis area already has potential that can be developed to become a Tourism Village. The author conducted several analyzes including location and site analysis, where the analysis aims to determine environmental conditions, land use plans, and appropriate structuring plans for Kampung Pulo Geulis. Keywords:  Arrangement; Tourism Village; Thematic Village; Facilities and infrastructure Abstrak   Kota Bogor adalah salah satu Kota yang terdapat di Provinsi Jawa Barat. Kota ini memiliki potensi sebagai Kota wisata, dengan beragam pilihan jenis wisata yang terdapat di Kota Bogor, selain itu lokasinya juga tidak jauh dari Ibu Kota. Kota Bogor memiliki ciri khas yaitu merupakan salah satu Kota yang di gemari karena terkenal dengan wisata alamnya. Selain itu, Kota Bogor juga menyimpan banyak sejarah dan keunikan lainnya. Namun semakin hari, tingginya kebutuhan akan hunian semakin meningkat, sehingga semakin banyak permukiman kumuh di Kota Bogor. Melihat fenomena ini, Pemerintah Kota Bogor memiliki rencana untuk mengembangkan Kawasan Wisata Tematik yang sesuai dengan kondisi masing-masing wilayahnya. Upaya ini dilakukan guna meningkatkan kualitas hidup, kesejahteraan, serta untuk menunjang perekonomian Kota Bogor. Salah satunya adalah Kampung Pulo Geulis, kampung ini memiliki nilai sejarah yang tinggi. Sehingga Pemerintah Kota Bogor menetapkannya sebagai salah satu Kampung Wisata Tematik, yang dimana arahnya adalah untuk memperkenalkan sejarah dan juga wujud toleransi nyata masyarakat yang terdapat di Kampung Pulo Geulis. Namun belum terwujudnya Kampung Wisata Tematik yang baik dikarenakan kurangnya koordinasi, komunikasi, serta usulan yang tepat antara warga, Pemerintah, dan Pihak Swasta. Selain itu, minimnya sarana dan prasarana yang mampu menunjang terbentuknya Kampung Wisata di Pulo Geulis, tidak adanya ruang terbuka bersama membuat kegiatan wisata di Pulo Geulis menjadi tidak maksimal. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Data-data diperoleh dari hasil wawancara, survei terhadap objek studi, dan melakukan observasi terhadap data-data yang ada. Berdasarkan hasil analisis, kawasan Kampung Pulo Geulis sudah memiliki potensi yang dapat dikembangkan untuk menjadi Kampung Wisata.
STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN DAN INVESTASI PERUMAHAN ALFARISI GRAND RESIDENCE TAMBUN SELATAN, KABUPATEN BEKASI Ajeng Dwifebrianti; Priyendiswara Agustina Bella
Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa) Vol. 4 No. 2 (2022): OKTOBER
Publisher : Jurusan Arsitektur dan Perencanaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/stupa.v4i2.22410

Abstract

Housing is one of the main human needs as a place to live, so the need for housing is increasing from time to time, especially in developing areas. Bekasi Regency is one of the buffer cities that has also experienced regional development, especially in the road infrastructure sector, one of which is the construction of a new toll road, namely the Cibitung-Cililitan Toll Road. The development of toll road infrastructure facilitates community mobility, especially in the Bekasi Regency area. Seeing this potential, a housing development is planned on land located on Jalan Raya Jejalen-Jabir, Sumberjaya Village, South Tambun District, Bekasi Regency. The land is close to the construction of a new toll road with the closest toll gate access to the Gabus Toll Gate approximately 3.5 kilometers from the land. The development trend of the residential property market around the land also provides opportunities with market demand for lower-middle class housing properties in the land location area. The main objective of this feasibility study is to determine the potential and constraints that exist both physically, legally, market opportunities, and financial development. The feasibility analysis is carried out based on the analysis of the physical, legal, market, and financial aspects of the investment using qualitative methods and the discounted cash flow method for investment feasibility analysis. The results of this study are in the form of feasibility status and several recommendations for the development of land to be developed into residential land. Keywords:  Development; Feasibility Study; Investment; Residential Abstrak Rumah menjadi salah satu kebutuhan utama manusia sebagai tempat tinggal, sehingga kebutuhan akan tempat tinggal semakin meningkat dari waktu ke waktu khususnya pada kawasan yang sedang berkembang. Kabupaten Bekasi merupakan salah satu kota penyangga yang turut mengalami perkembangan kawasan terutama pada sektor infrastruktur jalan, salah satunya pembangunan jalan tol baru yaitu Jalan Tol Cibitung-Cililitan. Pembangunan infrastruktur jalan tol mempermudah mobilitas masyarakat khususnya pada kawasan Kabupaten Bekasi. Melihat potensi tersebut maka direncanakan pengembangan perumahan pada lahan yang berlokasi di Jalan Raya Jejalen-Jabir, Desa Sumberjaya, Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi. Lahan tersebut berada dekat dengan pembangunan jalan tol baru dengan akses pintu tol terdekat Pintu Tol Gabus berjarak kurang lebih 3,5 kilometer dari lahan. Tren pengembangan pasar properti perumahan di sekitar lahan juga memberikan peluang dengan adanya permintaan pasar terhadap properti rumah kelas menengah-bawah di kawasan lokasi lahan. Tujuan utama studi kelayakan ini adalah untuk mengetahui potensi dan kendala yang ada baik secara fisik, legalitas, peluang pasar, dan finansial pengembangan. Analisa kelayakan dilakukan berdasarkan analisis pada aspek fisik, legalitas, pasar, dan finansial investasi dengan metode kualitatif dan metode discounted cash flow untuk analisis kelayakan investasi. Hasil studi ini berupa status kelayakan dan beberapa rekomendasi terhadap perkembangan lahan yang akan dikembangkan menjadi lahan perumahan.
STUDI DAMPAK OPERASIONAL ZONA INDUSTRI KE HUNIAN SEKITAR (OBJEK STUDI KORIDOR JL. DAAN MOGOT, TANGERANG) Nico Setiawan; Priyendiswara Agustina Bella
Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa) Vol. 4 No. 2 (2022): OKTOBER
Publisher : Jurusan Arsitektur dan Perencanaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/stupa.v4i2.22460

Abstract

Study of Operational Impact of Industrial Zones to Surrounding Residential Areas (Object of Corridor Study on Jl. Daan Mogot, Tangerang). Within the boundaries of the object of study located along Jl. Daan Mogot Km 24 – Km 23, Tangerang, there is a discrepancy in the type of land use with the Plan set out in the Tangerang City RTRW 2032 with its existing condition. With a total of 32 industries operating in various commodities, the dominant level of disturbance relatively high, so security of the people living in the vicinity becomes more risky. By using the method of analyzing the potential and operational problems of the industrial sector within the limits of the object of study, as well as using the descriptive analysis method and SPSS crosstab, an evaluation is obtained that the operation of the industrial sector in the study location is proven to have an impact on the surrounding dwellings. The operational impacts can be in the form of heavy vehicle circulation, road and traffic conditions and other risks, and to obtain recommendations and suggestions from research so that it can be concluded that the development of the industrial sector along Jl. Daan Mogot has the potential to be  driver of the regional economy, but it must be balanced with the impact felt by the people living in the vicinity, such as by implementing a green industry program, limiting industrial and residential zones with green open space, or even by limiting the operating hours of high-risk industrial commodities. Keywords:  Operational Impact, Industrial Zone; Occupancy; Evaluation; and Regional Economy Abstrak Studi Dampak Operasional Zona Industri Ke Hunian Sekitar (Objek Studi Koridor Jl. Daan Mogot, Tangerang) penelitian ini diambil karena Operasional sektor industri memang menjadi salah satu indikator penggerak perekonomian yang memiliki dampak keberlanjutan di suatu wilayah. Dalam batasan objek studi yang terletak di sepanjang Jl. Daan Mogot Km 24 – Km 23, Tangerang, terdapat ketidaksesuaian jenis penggunaan lahan terhadap Rencana yang ditetapkan dalam RTRW Kota Tangerang Tahun 2032 dengan kondisi eksistingnya. Terdapat jenis penggunaan lahan Zona Industri, Hunian, dan Zona Perdagangan dan Jasa yang masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda, sehingga akan berdampak bagi keberlanjutan hunian di sekitarnya. Dengan total sebanyak 32 Industri yang bergerak di beragam komoditi memiliki tingkat gangguan yang dominan tergolong tinggi, sehingga tingkat keamanan masyarakat yang tinggal di sekitar menjadi lebih riskan. Dengan menggunakan metode analisis potensi dan masalah operasional sektor industri dalam batasan objek studi, serta menggunakan metode analisis deskriptif dan crosstab SPSS, didapatkan evaluasi bahwa operasional sektor industri pada lokasi studi terbukti memiliki dampak terhadap hunian di sekitarnya. Dampak operasional yang ditimbulkan dapat berupa sirkulasi kendaraan berat, kondisi jalan dan lalu lintas (Macet dan rawan kecelakaan), dan resiko lainnya, dan untuk mendapatkan rekomendasi dan saran dari penelitian sehingga dapat disimpulkan pengembangan sektor industri di sepanjang Jl. Daan Mogot memang berpotensi menjadi penggerak perekonomian kawasan, namun harus diseimbangi dengan dampak yang dirasakan oleh masyarakat yang tinggal di sekitarnya, seperti dengan menerapkan program industri hijau, membatasi zona industri dan hunian dengan RTH, atau bahkan dengan membatasi jam operasional jenis komoditi industri yang berisiko tinggi.
EVALUASI RENCANA TOD DI KAWASAN STASIUN KRL TANJUNG BARAT BERDASARKAN RENCANA DETAIL TATA RUANG 2022 DAN PERATURAN MENTERI AGRARIA TATA RUANG / KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 16 TAHUN 2017 Dayan Arung; Priyendiswara Agustina Bella
Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa) Vol. 5 No. 1 (2023): APRIL
Publisher : Jurusan Arsitektur dan Perencanaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/stupa.v5i1.22696

Abstract

The development of big cities is very rapid and massive urbanization, and the growth of urban areas which then become satellite cities to form metropolitan cities. The development of big cities faces problems of dense population and limited land, chaotic, traffic congestion, and pollution. Transit Oriented Development is a concept for the development and arrangement of major cities in the world, including in Indonesia. TOD is a solution concept that emphasizes shifting the use of motorized vehicles to mass public trans-portation systems, construction of transit stations and land development based on the construction of flats. One of the programs for implementation of TOD is in Station Tanjung Barat are, in the district or word of Tanjung Barat which is in the main street of Bogor – Depok – Jakarta by using commuter railway. High population and heavy traffic jam and crowded public houses become the main problem, and therefore it is needed to re-arrange this area based upon detail spatial plans and Regulation of The Minister of Land and Spatial Planning/Head of The National Land Agency Republic of Indonesia number 16 year 2017 about Transit-Oriented Area Development Guidelines. Development planning for Tanjung Barat Stasion has been mandated through Presidential Decree number 55/2018 inside town TOD. Keywords:  dense; development; Transit Oriented Development Abstrak Perkembangan kota–kota besar sangat pesat diiringi dengan urbanisasi besar–besaran, dan bertumbuhnya kawasan urban yang kemudian menjadi kota–kota satelit membentuk kota metropolitan. Perkembangan kota–kota besar menghadapi permasalahan padat penduduk dan lahan terbatas, lalu lintas semrawut dan kemacetan serta polusi. Pengembangan Berbasis Transit atau Transit Oriented Development (TOD) merupakan konsep pembangunan dan penataan kota–kota besar di dunia termasuk di Indonesia. TOD menjadi konsep solusi yang menekankan pada pengalihan (shifting) penggunaan kendaraan bermotor ke sistem angkutan umum massal (SAUM), pembangunan stasiun transit dan pengembangan lahan yang berbasis pada pembangunan hunian vertikal. Satu program penerapan TOD di kawasan Stasiun Tanjung Barat, Kelurahan Tanjung Barat yang berda di jalur utama Bogor – Depok- Jakarta melalui jalan Tanjung Barat dan jalan Lenteng Agung dan Commuter Line pada jalur yang sama. Tingkat populasi dan kemacetan serta kondisi permukiman yang begitu padat dan tidak tertata menjadi pokok permasalahan, sehingga perlu adanya upaya penataan kawasan tersebut sesuai Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dan Permen ATRBPN  RI No. 16/2017 tentang Pedoman Pengembangan Kawasan Berorientasi Transit. Pembangunan dan penataan kawasan Stasiun Tanjung Barat diamanatkan melalui Peraturan Presiden RI nomor 55 Tahun 2018 sebagai TOD dengan tipologi subkota.
STUDI KEBERHASILAN PENERAPAN KRITERIA RUANG BERMAIN RAMAH ANAK PADA TAMAN KOTA DI KOTA BANDUNG (OBJEK STUDI: TAMAN TONGKENG) Rizqi Riansyah; Priyendiswara Agustina Bella
Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa) Vol. 5 No. 1 (2023): APRIL
Publisher : Jurusan Arsitektur dan Perencanaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/stupa.v5i1.22698

Abstract

Success criteria for the implementation of child-friendly playrooms (RBRA) in parks or public spaces are based on eight principles, including free; lack of discrimination; the best interests of the child; participation of the child; safe and secure; comfortable; creative and innovative; and good for health. Tongkeng Park is part of a park that was revived by the Bandung City Government in 2013 and received an award after verification by the Ministry of Women's Empowerment and Children's Welfare, for which it managed to achieve the main rating of the children's playroom certification. The application of the RBRA to the parks of each city and/or district is assessed against several elements. This assessment aims to determine the level of children's playrooms by category. It is not yet clear which components are factors influencing Tongkeng Park's success as an RBRA. Therefore, the study aims to identify the components of the RBRA requirements that affect the success of Tongkeng Park as an urban park with a child-friendly playroom concept, and to determine visitors' perceptions of the successful application of the criteria parks in Bandung. Qualitative and quantitative methods are used as research methods. Qualitative data obtained through field observations and interviews. At the same time, quantitative data was obtained by distributing questionnaires to visitors to Tongkeng Park. The findings of this study include knowledge of the factors that influence the success of Tongkeng Park and visitors' perceptions of the application of the RBRA criteria to Tongkeng Park. Keywords:  Central park; hild friendly cities; child friendly playground; public space; tongkeng park Abstrak Kriteria keberhasilan penerapan ruang bermain ramah anak (RBRA) di taman atau ruang publik didasarkan pada delapan prinsip, antara lain gratis; non diskriminasi; kepentingan terbaik untuk anak; partisipasi anak; aman dan selamat; nyaman; kreatif dan inovatif; dan sehat. Taman Tongkeng termasuk dalam taman yang telah direvitalisasi oleh Pemkot Bandung pada tahun 2013 dan berhasil mendapatkan penghargaan setelah di audit oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak sehingga berhasil meraih sertifikasi Ruang Bermain Ramah Anak peringkat utama. Penerapan dari RBRA pada taman di setiap kota dan/atau kabupaten dinilai berdasarkan beberapa komponen. Penilaian ini bertujuan untuk mengetahui tingkatan dari Ruang Bermain Ramah Anak berdasarkan kategori. Belum diketahui komponen mana yang menjadi faktor yang mempengaruhi keberhasilan Taman Tongkeng sebagai RBRA. Oleh karena itu, dilakukannya penelitian bertujuan untuk mengetahui komponen persyaratan RBRA yang mempengaruhi keberhasilan Taman Tongkeng sebagai taman kota dengan konsep Ruang Bermain Ramah Anak dan mengetahui persepsi pengunjung terhadap keberhasilan penerapan kriteria RBRA pada taman kota di Kota Bandung. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif didapatkan melalui observasi lapangan dan wawancara. Sedangkan data kuantitatif diperolah dengan cara menyebarkan kuesioner kepada pengunjung Taman Tongkeng. Hasil dari penelitian ini di antaranya yaitu mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan Taman Tongkeng dan persepsi pengunjung terhadap penerapan kriteria RBRA di Taman Tongkeng.
STUDI KONSEP INTEGRASI PENGELOLAAN TERAS CIKAPUNDUNG BERBASIS MASYARAKAT DENGAN KAWASAN HUTAN KOTA BABAKAN SILIWANGI, KOTA BANDUNG Mohamad Farhansyah; Priyendiswara Agustina Bella
Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa) Vol. 5 No. 1 (2023): APRIL
Publisher : Jurusan Arsitektur dan Perencanaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/stupa.v5i1.22699

Abstract

Hutan Kota Babakan Siliwangi and Teras Cikapundung BBWS, which are close to each other, are the lungs and flood controllers in Kota Bandung, which are expected to be well integrated so that they can become one of the uniqueness in Kota Bandung. This study aimed to find out how to manage Teras Cikapundung BBWS, the opinions of the parties involved in the integration, and the role of society and the community in managing Teras Cikapundung BBWS. This study used a field survey technique/observation of the physical condition of the Teras Cikapundung BBWS area as well as the activities and roles of the surrounding community. Interviews were taken involving the management, related agencies, local communities, and visitors. This research results in obtaining the right, effective proposals for improving the surrounding community in managing Teras Cikapundung BBWS integrated with the Babakan Siliwangi area. Keywords: Community; hutan kota babakan siliwangi; integration; management; teras Cikapundung BBWS Abstrak Hutan Kota Babakan Siliwangi dan Teras Cikapundung BBWS yang saling berdekatan merupakan paru-paru dan pengendali banjir di Kota Bandung, yang diharapkan dapat terintegrasi dengan baik dengan saling terhubung agar bisa menjadi salah satu keunikan di Kota Bandung. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui cara pengelolaan Teras Cikapundung BBWS, mencari tahu pendapat pihak-pihak yang terkait apabila Teras Cikapundung diintegrasikan dengan Babakan Siliwangi, dan mengetahui peran masyarakat dan komunitas dalam mengelola Teras Cikapundung BBWS. Penelitian ini menggunakan Teknik survey lapangan/observasi kondisi fisik Kawasan Teras Cikapundung BBWS serta kegiatan dan peran masyarakat sekitar. Wawancara diambil dengan melibatkan pihak pengelola, instansi terkait, masyarakat sekitar, dan pengunjung. Hasil dari penelitian ini adalah didapatkannya usulan yang tepat dan efektif dalam meningkatkan masyarakat sekitar dalam mengelola Teras Cikapundung BBWS yang diintegrasi dengan Kawasan Babakan Siliwangi.
EVALUASI RUANG TERBUKA HIJAU PADA TAMAN KOTA WADUK PLUIT, JAKARTA UTARA Daniel Andrea; Priyendiswara Agustina Bella
Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa) Vol. 5 No. 1 (2023): APRIL
Publisher : Jurusan Arsitektur dan Perencanaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/stupa.v5i1.22700

Abstract

City parks are a type of public green open space that play an important role in improving the quality of the urban environment. There are several aspects needed for an urban park, namely ecological, social, and economic. Ecological function will be evaluated by comparing the existing conditions with standard ecological criteria. The social function is evaluated from the activity of the park and the results of the questionnaire. The economy is evaluated from the regulations set by DPMPTSP. The results of temperature measurements at Pluit Reservoir City Park can be reduced to 2.7ºC. The humidity control function can increase humidity up to 7.8%. The noise control function can be reduced to 10.5 dBA . In the windbreak function, based on the results of the assessment based on the KPI, it is in a good category. Based on the results of the analysis of visitor activity, the majority of visitors who visited the Pluit Reservoir City Park were from North Jakarta with the most age group being 21-25 years whose activities were mostly sitting, jogging, and leisurely walking. In the analysis of physical conditions that are included in the top priority or quadrant 1 (Important but not as expected) are park benches, trash cans, and garden lights. As for other things, such as pavements that are still not in accordance with the standards of Ministerial Regulation No. 30 of 2006. Based on the results of the economic analysis, this park can be used for commercial activities such as events, competitions, bazaars, weddings, etc. So that this park can reap revenue starting from IDR 1,250,000 / location to IDR 2,500,000 / location. Keywords: City park; ecological function; economic function; social function Abstrak Taman kota merupakan salah satu jenis ruang terbuka hijau publik berperan penting dalam meningkatkan kualitas lingkungan perkotaan. Terdapat beberapa aspek yang diperlukan untuk sebuah taman kota yaitu ekologi, sosial, dan ekonomi. Fungsi ekologis akan dievaluasi dengan membandingkan kondisi eksisting dengan kriteria standar ekologi. Pada fungsi sosial  dievaluasi dari aktivitas taman dan hasil kuesioner. Pada ekonomi dievaluasi dari peraturan yang diatur DPMPTSP. Hasil pengukuran suhu Taman Kota Waduk Pluit dapat direduksi hingga 2,7ºC. Pada fungsi pengontrol Kelembaban dapat meningkatkan kelembaban hingga 7,8%. Pada fungsi pengontrol kebisingan dapat direduksi hingga 10,5 dBA . Pada fungsi penahan angin, berdasarkan dari hasil penilaian berdasarkan KPI, adalah berkategori baik. Pada hasil analisis aktivitas pengunjung, mayoritas pengunjung yang berkunjung ke Taman Kota Waduk Pluit adalah dari Jakarta Utara dengan kelompok usia paling banyak adalah 21 – 25 tahun yang beraktivitas mayoritas adalah duduk – duduk, jogging, dan jalan santai. Pada analisis kondisi fisik yang masuk ke dalam prioritas utama atau kuadran 1 (Penting tetapi belum sesuai harapan) adalah bangku taman, tempat sampah, dan lampu taman. Adapun hal lainnya seperti perkerasan yang masih belum sesuai dengan standar Peraturan Menteri No.30 Tahun 2006. Pada hasil analisis perekonomian, taman ini dapat digunakan dalam kegiatan komersil seperti event, perlombaan, bazaar, pernikahan, dll. Sehingga taman ini dapat meraup pendapatan dimulai dari Rp1.250.000,-/lokasi hingga  Rp2.500.000/ lokasi. Kata Kunci:  Taman Kota, fungsi ekologis, fungsi sosial, fungsi perekonomian.
HUBUNGAN RESILIENSI DENGAN ADAPTASI MASYARAKAT TERHADAP BENCANA BANJIR DI TELUK GONG KECAMATAN PENJARINGAN JAKARTA UTARA Steven Steven; Priyendiswara Agustina Bella; I.G. Oka Sindhu Pribadi; Liong Ju Tjung
Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa) Vol. 5 No. 2 (2023): OKTOBER
Publisher : Jurusan Arsitektur dan Perencanaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/stupa.v5i2.24339

Abstract

Teluk Gong has become an area that is often flooded every year, especially during the rainy season. The intensity of rain is high and accompanied by the inability of drainage channels and reservoirs that should be able to collect rainwater. Floods in Teluk Gong have occurred since 2007 and floods continue every year. Therefore, the author wants to do research on Teluk Gong. The author uses 2 methods, namely the analysis of the characteristics and impacts of flooding and the relationship between resilience and adaptation forms. The research approach that the author uses is a quantitative method and the nature of this research is scientific research which is research conducted based on facts that actually occur in the field and is supported by theoretical studies related to disaster resilience and adaptation theory as a basis for identifying the relationship between resilience and form of adaptation of the Teluk Gong community house, Penjaringan District. The results of the analysis show that the majority of the people of Teluk Gong have a high level of resilience, with a percentage of 53% and as much as 69% of the people of Teluk Gong have adapted by increasing the floors of their houses, emptying part of the first floor of the building, using flood water barriers, and making parks as a water absorbent. Keywords: resilience; adaptation; floods disaster Abstrak Teluk Gong telah menjadi Kawasan yang sering terendam banjir setiap tahunnya, khususnya pada musim hujan. Intensitas hujan yang tinggi dan disertai ketidakmampuan saluran drainase dan waduk yang seharusnya bisa menampung air hujan. Banjir di Teluk Gong sudah terjadi dari tahun 2007 dan setiap tahunnya terus terjadi banjir. Maka dari itu, penulis ingin melakukan penelitian pada Teluk Gong. Penulis menggunakan 2 metode yaitu analisis karakteristik dan dampak banjir dan hubungan resiliensi terhadap bentuk adaptasi. Pendekatan penelitian yang penulis gunakan adalah metode kuantitatif dan sifat penelitian ini adalah penelitian ilmiah yang merupakan penelitian yang dilakukan berdasarkan fakta yang benar-benar terjadi di lapangan dan didukung dengan kajian teori yang bersangkutan dengan resiliensi bencana dan teori adaptasi sebagai bahan landasan untuk menidentifikasi hubungan resiliensi dengan bentuk adaptasi rumah masyarakat Teluk Gong Kecamatan Penjaringan. Hasil analisis menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat Teluk Gong memiliki tingkatan resiliensi yang tinggi yaitu dengan persentase sebesar 53% dan sebanyak 69% masyarakat Teluk Gong telah beradaptasi dengan cara meningkatkan lantai rumah, mengosongkan bagian lantai satu bangunan, menggunakan barier penahan air banjir, dan membuat taman sebagai penyerap air.