Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Evaluasi Risiko Likuifaksi Berdasarkan Karakteristik Ukuran Butir Tanah dan Hasil Tahanan Standart Penetration test (N-SPT) Studi kasus Bandara Yogyakarta Internasional Airport Diana, Nur Ayu; Soemitro, Ria Asih Aryani; Ekaputri, Januarti Jaya; Satrya, Trihanyndio Rendy; Warnana, Dwa Desa
PUBLIKASI RISET ORIENTASI TEKNIK SIPIL (PROTEKSI) Vol 6 No 1 (2024): Vol. 6 No.1 (2024)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/proteksi.v6n1.p51-58

Abstract

Salah satu bentuk kerusakan pada struktur tanah adalah likuifaksi, di mana tanah berubah dari keadaan padat menjadi cair karena tekanan air pori meningkat dan tekanan efektif tanah menurun akibat beban siklis dinamis. Efeknya bisa sangat signifikan terutama pada tanah berpasir yang sudah jenuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kemungkinan likuifaksi berdasarkan data N-SPT serta mengidentifikasi hubungan antara karakteristik tanah dan gempa terhadap risiko likuifaksi. Penelitian dilakukan di area Yogyakarta International Airport (YIA). Metode analisis potensi likuifaksi dimulai dengan menggunakan persamaan dari National Center For Earthquake Engineering Research (NCEER) USA, yang menggunakan data N-SPT untuk menilai potensi likuifaksi secara deterministik menggunakan rasio tahanan siklik tanah (CRR), rasio tekanan siklik beban gempa (CSR), dan koefisien variansi dari kedua rasio tersebut. Hasil analisis menunjukkan bahwa area penelitian memiliki potensi tinggi untuk likuifaksi terdapat pada permukaan tanah hingga pada kedalaman data SPT 15 m . Korelasi antara parameter tanah menunjukkan bahwa peningkatan nilai N-SPT berhubungan dengan peningkatan nilai CRR, namun peningkatan nilai CRR. Selain itu, peningkatan magnitudo gempa berhubungan dengan peningkatan potensi likuifaksi, dimana pada magnitudo gempa 6,5 SR, nilai CRR lebih besar dibandingkan pada magnitudo 7,5 SR dan 8,5 SR. Semakin besar nilai CRR, semakin kecil potensi likuifaksi.
Analisis Pengaruh Infiltrasi Hujan Terhadap Stabilitas Lereng STA 62+450 S/D 62+825 Jalan Tol Seksi Sp. Indralaya – Prabumulih Dengan Software Geo Studio Oktaliyani, Tiara; Soemitro, Ria Asih Aryani; Satrya, Trihanyndio Rendy
Jurnal Manajemen Teknologi & Teknik Sipil Vol. 7 No. 2 (2024): DECEMBER
Publisher : Kadiri University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jurmateks.v7i2.6330

Abstract

The construction of the Indralaya-Muara Enim Interchange Toll Road, especially the Indralaya-Prabumulih Interchange Section, was hampered by landslides after excavation was carried out between STA 62+450 to 62+825. The combination of steep slopes and rain infiltration weakened the soil structure, increasing the risk of landslidesThis research aims to analyze the effect of rainwater infiltration on slope stability on the Sp Section Toll Road Project. Indralaya–Prabumulih. The research methodology used was to analyze landslide slope areas using the Slope/W and Seep/W programs from Geo Studio. This study evaluated different excavation heights and an initial excavation slope of 1:3. The focus is on calculating the safety factor (SF) at varying rain durations (1 hour, 3 hours, and 5 hours), with SF values below 1.5 indicating instability. The Safety Factor (SF) value of the existing soil before excavation was 1.58, but after 1 hour of rain, the SF decreased to 1.33 (15.66% decrease). After 3 hours, SF dropped to 1.13 (28.34% decrease), and reached 1.10 (30.24% decrease) after 5 hours. Strengthening slopes using the Hydroseeding method increases SF to 1.83, while the use of Retaining Wall increases SF more significantly to 2.54. This research reveals the impact of rain infiltration on soil stability and proves the effectiveness of slope strengthening methods. These results are an important basis for planning effective landslide mitigation on toll road excavations.
Studi Analisis Penyebab Kelongsoran Timbunan Dan Perencanaan Perkuatan Pada Ruas Jalan Tol Surabaya – Mojokerto STA 14+500 S.D. STA 15+350 Septiandri, Rohmahillah Aviskanasya; Mochtar, Noor Endah; Satrya, Trihanyndio Rendy; Syaripin; Ardiansyah, Ahmad Farid
AGREGAT Vol 9 No 2 (2024): .
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/ag.v9i2.23803

Abstract

Jalan tol Surabaya - Mojokerto merupakan jalan tol yang menghubungkan Kota Surabaya dan Kota Mojokerto. Adanya jalan tol tersebut diharapkan dapat memicu pertumbuhan ekonomi di sekitar kawasan yang dilaluinya. Selain kondisi topografi yang tidak rata, jalan tol Surabaya - Mojokerto juga dibangun di atas timbunan setinggi 10 meter. Pada STA 14+500 s.d STA 15+350 diketahui ketebalan lapisan tanah lunak mencapai 9 meter; hal ini kemungkinan menjadi penyebab terjadinya kelongsoran pada saat umur timbunan mencapai 3 bulan dengan ketinggian 8 meter dimana masih kurang dari tinggi timbunan rencana. Untuk itu perlu dilakukan evaluasi penyebab kelongsoran dan alternatif perbaikannya agar kelongsoran tidak terjadi lagi pada ruas jalan tol tersebut. Berdasarkan hasil observasi lapangan, data tanah dan data teknis diketahui bahwa tidak ada perkuatan dan PVD (Prefabricated Vertical Drain) yang dipasang dibawah timbunan. Hal ini diperkuat dengan hasil analisis stabilitas lereng yang dilakukan menggunakan program bantu XSTBL diperoleh nilai SF 0,887 s/d 1,157. Angka keamanan ini menunjukkan bahwa timbunan tersebut tidak stabil, dengan kata lain daya dukung tanah dibawah timbunan tidak mencukupi untuk menahan beban setinggi 8 meter sehingga terjadi kelongsoran. Oleh karena itu, perlu direncanakan sistem perkuatan timbunan dengan pemasangan geotextile dan pemasangan spunpile pada tanah dasar dibawah timbunan. Untuk perhitungannya, perlu diperhatikan kenaikan daya dukung akibat pemampatan yang telah terjadi selama 3 bulan oleh timbunan eksisting setinggi 8 meter. Hasil perencanaan kedua alternatif tersebut kemudian dievaluasi untuk mendapatkan perencanaan yang paling efisien. Apabila perkuatan yang dipakai adalah geotextile, maka diperlukan 26 lapis dan per lapisnya terdapat 2 lembar geotextile tipe UW-250 52/52 dengan total biaya material sisi kanan kiri timbunan sebesar Rp 106,996,623,000. Sedangkan untuk pemasangan spunpile dengan d = 30 cm dan p = 6 m, diperlukan 38 buah spunpile/m panjang jalan; total biaya material sisi kanan kiri adalah Rp 79,853,109,750. Dari kedua alternatif yang telah direncanakan, pemasangan spunpile pada tanah dasar merupakan alternatif terpilih.
Studi Analisis Penyebab Kelongsoran Timbunan Dan Perencanaan Perkuatan Pada Ruas Jalan Tol Surabaya – Mojokerto STA 14+500 S.D. STA 15+350 Septiandri, Rohmahillah Aviskanasya; Mochtar, Noor Endah; Satrya, Trihanyndio Rendy; Syaripin; Ardiansyah, Ahmad Farid
AGREGAT Vol 9 No 2 (2024): Vol. 9 No. 2 (2024)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/ag.v9i2.23803

Abstract

Jalan tol Surabaya - Mojokerto merupakan jalan tol yang menghubungkan Kota Surabaya dan Kota Mojokerto. Adanya jalan tol tersebut diharapkan dapat memicu pertumbuhan ekonomi di sekitar kawasan yang dilaluinya. Selain kondisi topografi yang tidak rata, jalan tol Surabaya - Mojokerto juga dibangun di atas timbunan setinggi 10 meter. Pada STA 14+500 s.d STA 15+350 diketahui ketebalan lapisan tanah lunak mencapai 9 meter; hal ini kemungkinan menjadi penyebab terjadinya kelongsoran pada saat umur timbunan mencapai 3 bulan dengan ketinggian 8 meter dimana masih kurang dari tinggi timbunan rencana. Untuk itu perlu dilakukan evaluasi penyebab kelongsoran dan alternatif perbaikannya agar kelongsoran tidak terjadi lagi pada ruas jalan tol tersebut. Berdasarkan hasil observasi lapangan, data tanah dan data teknis diketahui bahwa tidak ada perkuatan dan PVD (Prefabricated Vertical Drain) yang dipasang dibawah timbunan. Hal ini diperkuat dengan hasil analisis stabilitas lereng yang dilakukan menggunakan program bantu XSTBL diperoleh nilai SF 0,887 s/d 1,157. Angka keamanan ini menunjukkan bahwa timbunan tersebut tidak stabil, dengan kata lain daya dukung tanah dibawah timbunan tidak mencukupi untuk menahan beban setinggi 8 meter sehingga terjadi kelongsoran. Oleh karena itu, perlu direncanakan sistem perkuatan timbunan dengan pemasangan geotextile dan pemasangan spunpile pada tanah dasar dibawah timbunan. Untuk perhitungannya, perlu diperhatikan kenaikan daya dukung akibat pemampatan yang telah terjadi selama 3 bulan oleh timbunan eksisting setinggi 8 meter. Hasil perencanaan kedua alternatif tersebut kemudian dievaluasi untuk mendapatkan perencanaan yang paling efisien. Apabila perkuatan yang dipakai adalah geotextile, maka diperlukan 26 lapis dan per lapisnya terdapat 2 lembar geotextile tipe UW-250 52/52 dengan total biaya material sisi kanan kiri timbunan sebesar Rp 106,996,623,000. Sedangkan untuk pemasangan spunpile dengan d = 30 cm dan p = 6 m, diperlukan 38 buah spunpile/m panjang jalan; total biaya material sisi kanan kiri adalah Rp 79,853,109,750. Dari kedua alternatif yang telah direncanakan, pemasangan spunpile pada tanah dasar merupakan alternatif terpilih.
Analysis of Stability and Differential Settlement of Existing Embedded Construction in Stages (Case Study: Sidoarjo Muddle Embedded (LuSi) Parwita*, Dewa Ngakan Putu Ananda; Soemitro, Ria Asih Aryani; Satrya, Trihanyndio Rendy
Riwayat: Educational Journal of History and Humanities Vol 6, No 4 (2023): Educational, Historical Studies and Humanities
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jr.v6i4.36764

Abstract

In May 2006, a mud eruption occurred in Sidoarjo, East Java, Indonesia, prompting the construction of embankments to contain the affected area. Due to the continuous eruption of mud, the embankment's storage capacity has reached its limit, and it has been raised continuously in stages. Unfortunately, underlying soft clay remains unreinforced, posing a risk of failure. Previous research results indicate that consolidation is still ongoing, and settlement is predicted to continue for decades. To address these issues, researchers used finite element method analysis, Plaxis 2D, to analyze the effects of embankment construction stages and consolidation processes on embankment stability. Research objectives include settlement, safety factors, and consolidation duration. The analysis results on the model are compared with journal findings (Whittle et al., 2022). Based on the research, it is found that with precisely the same input data, there are differences in safety factor and settlement values, but they exhibit similar behavior. After the validation process, it is obtained that a change from Undrained B drainage type to Undrained A is needed, with different data requirements. Effective cohesion (c') of 17 kPa and effective internal friction angle (') of 14 are used as new input data. The settlement and safety factor behavior based on this input data shows similar values. The largest differential settlement occurs at the middle of the embankment (X = 79 m), and the smallest is downstream (X = 40 m) when the construction reaches the fifth stage. The consolidation duration is 18,590 days with a predicted maximum settlement of 9.096 m