Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Studi Analisis Penyebab Kelongsoran Timbunan Dan Perencanaan Perkuatan Pada Ruas Jalan Tol Surabaya – Mojokerto STA 14+500 S.D. STA 15+350 Septiandri, Rohmahillah Aviskanasya; Mochtar, Noor Endah; Satrya, Trihanyndio Rendy; Syaripin; Ardiansyah, Ahmad Farid
AGREGAT Vol 9 No 2 (2024): .
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/ag.v9i2.23803

Abstract

Jalan tol Surabaya - Mojokerto merupakan jalan tol yang menghubungkan Kota Surabaya dan Kota Mojokerto. Adanya jalan tol tersebut diharapkan dapat memicu pertumbuhan ekonomi di sekitar kawasan yang dilaluinya. Selain kondisi topografi yang tidak rata, jalan tol Surabaya - Mojokerto juga dibangun di atas timbunan setinggi 10 meter. Pada STA 14+500 s.d STA 15+350 diketahui ketebalan lapisan tanah lunak mencapai 9 meter; hal ini kemungkinan menjadi penyebab terjadinya kelongsoran pada saat umur timbunan mencapai 3 bulan dengan ketinggian 8 meter dimana masih kurang dari tinggi timbunan rencana. Untuk itu perlu dilakukan evaluasi penyebab kelongsoran dan alternatif perbaikannya agar kelongsoran tidak terjadi lagi pada ruas jalan tol tersebut. Berdasarkan hasil observasi lapangan, data tanah dan data teknis diketahui bahwa tidak ada perkuatan dan PVD (Prefabricated Vertical Drain) yang dipasang dibawah timbunan. Hal ini diperkuat dengan hasil analisis stabilitas lereng yang dilakukan menggunakan program bantu XSTBL diperoleh nilai SF 0,887 s/d 1,157. Angka keamanan ini menunjukkan bahwa timbunan tersebut tidak stabil, dengan kata lain daya dukung tanah dibawah timbunan tidak mencukupi untuk menahan beban setinggi 8 meter sehingga terjadi kelongsoran. Oleh karena itu, perlu direncanakan sistem perkuatan timbunan dengan pemasangan geotextile dan pemasangan spunpile pada tanah dasar dibawah timbunan. Untuk perhitungannya, perlu diperhatikan kenaikan daya dukung akibat pemampatan yang telah terjadi selama 3 bulan oleh timbunan eksisting setinggi 8 meter. Hasil perencanaan kedua alternatif tersebut kemudian dievaluasi untuk mendapatkan perencanaan yang paling efisien. Apabila perkuatan yang dipakai adalah geotextile, maka diperlukan 26 lapis dan per lapisnya terdapat 2 lembar geotextile tipe UW-250 52/52 dengan total biaya material sisi kanan kiri timbunan sebesar Rp 106,996,623,000. Sedangkan untuk pemasangan spunpile dengan d = 30 cm dan p = 6 m, diperlukan 38 buah spunpile/m panjang jalan; total biaya material sisi kanan kiri adalah Rp 79,853,109,750. Dari kedua alternatif yang telah direncanakan, pemasangan spunpile pada tanah dasar merupakan alternatif terpilih.
PENGARUH SUBSTITUSI LIMBAH KACA TERHADAP TENSILE STRENGTH RATIO CAMPURAN BERASPAL ASPHALT CONCRETE-BINDER COURSE Syaripin; Suparma, Latif Budi; Mulyono, Agus Taufik; Alawy, Gholiqul Amrodh; Ardiansyah, Ahmad Farid; Septiandri, Rohmahillah Aviskanasya
Jurnal HPJI (Himpunan Pengembangan Jalan Indonesia) Vol. 11 No. 1 (2025)
Publisher : Himpunan Pengembangan Jalan Indonesia (HPJI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26593/jhpji.v11i1.9065.39-48

Abstract

Abstract Hot asphalt mixtures require aggregate as the constituent material. In this study, the potential for glass waste to be used as an aggregate substitute is examined. For this reason, a mixture design was determined to obtain the Optimum Asphalt Content of the Asphalt Concrete-Binder Course mixtures using glass waste as a substitute for fine aggregate. The glass waste used is glass waste that passes through sieve No. 50 and retained on sieve No.100. The proportion of glass waste substitution is 0%, 25%, 50%, 75%, and 100% to the amount of fine aggregate in the mixture. The asphalt mixture in this study was made using the Marshall mixture design method. From this design, the Optimum Asphalt Content is obtained at 5.9% (0% glass waste), 5.4% (25% glass waste), 5.2% (50% glass waste), 5.1% (75% glass waste), and 4.9% (100% glass waste). Next, test spe-cimens were made for Indirect Tensile Strength testing, and carried out for testing in dry and wet conditions, and the Tensile Strength Ratio of the test specimens was determined. The Tensile Strength Ratio of the asphalt mixture decreases with increasing proportion of glass waste and decreasing asphalt content. Overall, this research shows that glass waste can be used as a substitute for fine aggregate. Keywords: hot mix asphalt; aggregate; glass waste; Marshall Method; Tensile Strength Ratio Abstrak Campuran beraspal panas memerlukan agregat sebagai material penyusunnya. Pada studi ini dikaji potensi limbah kaca untuk dimanfaatkan sebagai substitusi agregat. Untuk itu ditentukan rancangan campuran dengan untuk mendapatkan Kadar Aspal Optimum pada campuran beraspal jenis Asphalt Concrete-Binder Course dengan menggunakan limbah kaca sebagai substitusi agregat halus. Limbah kaca yang digunakan adalah limbah kaca yang lolos ayakan No. 50 dan tertahan ayakan No.100. Proporsi substitusi limbah kaca adalah 0%, 25%, 50%, 75%, dan 100% terhadap jumlah agregat halus dalam campuran. Campuran beraspal pada studi ini dibuat dengan menggunakan metode perancangan campuran Marshall. Dari perancangan tersebut diperoleh Kadar Aspal Optimum sebesar 5,9% (limbah kaca 0%), 5,4% (limbah kaca 25%), 5,2% (limbah kaca 50%), 5,1% (limbah kaca 75%), dan 4,9% (limbah kaca 100%). Selanjutnya dibuat benda-benda uji untuk pengujian Indirect Tensile Strength, dan dilakukan untuk pengujian dengan kondisi telah dilakukan pengkondisian kering dan kondisi basah, serta ditentukan Tensile Strength Ratio benda-benda uji. Tensile Strength Ratio campuran beraspal mengecil dengan bertambahnya proporsi limbah kaca dan berkurangnya kadar aspal. Secara keseluruhan, penelitian ini menunjukkan bahwa limbah kaca dapat dimanfaatkan sebagai substitusi agregat halus. Kata-kata kunci: campuran beraspal panas; agregat; limbah kaca; Metode Marshall; Tensile Strength Ratio
Studi Analisis Penyebab Kelongsoran Timbunan Dan Perencanaan Perkuatan Pada Ruas Jalan Tol Surabaya – Mojokerto STA 14+500 S.D. STA 15+350 Septiandri, Rohmahillah Aviskanasya; Mochtar, Noor Endah; Satrya, Trihanyndio Rendy; Syaripin; Ardiansyah, Ahmad Farid
AGREGAT Vol 9 No 2 (2024): Vol. 9 No. 2 (2024)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/ag.v9i2.23803

Abstract

Jalan tol Surabaya - Mojokerto merupakan jalan tol yang menghubungkan Kota Surabaya dan Kota Mojokerto. Adanya jalan tol tersebut diharapkan dapat memicu pertumbuhan ekonomi di sekitar kawasan yang dilaluinya. Selain kondisi topografi yang tidak rata, jalan tol Surabaya - Mojokerto juga dibangun di atas timbunan setinggi 10 meter. Pada STA 14+500 s.d STA 15+350 diketahui ketebalan lapisan tanah lunak mencapai 9 meter; hal ini kemungkinan menjadi penyebab terjadinya kelongsoran pada saat umur timbunan mencapai 3 bulan dengan ketinggian 8 meter dimana masih kurang dari tinggi timbunan rencana. Untuk itu perlu dilakukan evaluasi penyebab kelongsoran dan alternatif perbaikannya agar kelongsoran tidak terjadi lagi pada ruas jalan tol tersebut. Berdasarkan hasil observasi lapangan, data tanah dan data teknis diketahui bahwa tidak ada perkuatan dan PVD (Prefabricated Vertical Drain) yang dipasang dibawah timbunan. Hal ini diperkuat dengan hasil analisis stabilitas lereng yang dilakukan menggunakan program bantu XSTBL diperoleh nilai SF 0,887 s/d 1,157. Angka keamanan ini menunjukkan bahwa timbunan tersebut tidak stabil, dengan kata lain daya dukung tanah dibawah timbunan tidak mencukupi untuk menahan beban setinggi 8 meter sehingga terjadi kelongsoran. Oleh karena itu, perlu direncanakan sistem perkuatan timbunan dengan pemasangan geotextile dan pemasangan spunpile pada tanah dasar dibawah timbunan. Untuk perhitungannya, perlu diperhatikan kenaikan daya dukung akibat pemampatan yang telah terjadi selama 3 bulan oleh timbunan eksisting setinggi 8 meter. Hasil perencanaan kedua alternatif tersebut kemudian dievaluasi untuk mendapatkan perencanaan yang paling efisien. Apabila perkuatan yang dipakai adalah geotextile, maka diperlukan 26 lapis dan per lapisnya terdapat 2 lembar geotextile tipe UW-250 52/52 dengan total biaya material sisi kanan kiri timbunan sebesar Rp 106,996,623,000. Sedangkan untuk pemasangan spunpile dengan d = 30 cm dan p = 6 m, diperlukan 38 buah spunpile/m panjang jalan; total biaya material sisi kanan kiri adalah Rp 79,853,109,750. Dari kedua alternatif yang telah direncanakan, pemasangan spunpile pada tanah dasar merupakan alternatif terpilih.
Pengaruh Mobilitas Masyarakat terhadap Tingkat Penambahan Jumlah Kasus COVID-19 di Surabaya Alawy, Gholiqul Amrodh; Achmad Wicaksono; Syaripin; Adelia Nur Isna Kartikasari; Niswah Selmi Kaffa
Jurnal Teknik: Media Pengembangan Ilmu dan Aplikasi Teknik Vol 24 No 1 (2025): Jurnal Teknik - Media Pengembangan Ilmu dan Aplikasi Teknik
Publisher : Fakultas Teknik - Universitas Jenderal Achmad Yani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55893/jt.vol24no1.684

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dampak mobilitas penduduk dan kendaraan terhadap jumlah kasus COVID-19 di Surabaya serta menentukan jeda waktu (time lag) optimal antara pola mobilitas dan peningkatan kasus baru. Analisis regresi linier digunakan dengan variabel dependen (Yi) berupa jumlah harian kasus positif COVID-19 dan variabel independen (Xi) berupa data mobilitas. Data mobilitas ini dikumpulkan dari titik-titik transportasi utama di Surabaya, yaitu Stasiun Kereta Api Gubeng, Terminal Bus Purabaya, dan Gerbang Tol Waru Utama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pola peningkatan jumlah kasus COVID-19 yang sejalan dengan perubahan tingkat mobilitas masyarakat. Pada jeda waktu (lag) 0 hari, korelasi antara mobilitas dan kasus COVID-19 memiliki nilai koefisien determinasi (R²) sebesar 0,719, namun meningkat menjadi 0,753 ketika menggunakan jeda waktu 15 hari (lag = 15). Hal ini menunjukkan bahwa fluktuasi mobilitas masyarakat di Surabaya memiliki pengaruh yang lebih kuat terhadap jumlah kasus COVID-19 dalam rentang waktu 15 hari setelahnya. Model regresi linier yang dibangun melalui proses seleksi stepwise memperlihatkan bahwa tingkat mobilitas di Gerbang Tol Waru Utama menjadi variabel prediktor paling signifikan, menjadikannya faktor penting dalam memahami dinamika penyebaran COVID-19 di wilayah ini.
Penerapan Value Engineering Sebagai Strategi Efisiensi Dengan Optimalisasi Local Resource Proyek Konstruksi (Studi Kasus : Proyek Pembangunan Gedung Guest House di Sumba Timur, NTT) Moh Tahsis, Ahmad Farid Ardiansyah, S.T., M.T.; Jhon Jhohan Putra K.D; Syaripin; Vanadani Pranantya
AGREGAT Vol 10 No 1 (2025)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/ag.v10i1.26099

Abstract

Persaingan dalam dunia industri konstruksi menuntut perusahaan dan kegiatan proyek kontruksi untuk melakukan efisiePersaingan dalam dunia industri konstruksi menuntut perusahaan dan kegiatan proyek kontruksi untuk melakukan efisiensi dan penghematanterkait biaya konstruksi. Salah satu usahanya ialah dengan menerapkan Value Engineering (VE), yakni suatu metode penghematan denganmerubah komponen pekerjaan tertentu dengan komponen yang lebih efisien namun tetap mempertahankan fungsi, kualitas, dan performa.Pengembangan analisis ide kreatif komponen pekerjaan yang memberikan kontribusi biaya terbesar berpotensi untuk dilaksanakan. Dengan Perubahan Komponen pekerjaan Arsitektur yang memiliki kontribusi dalam efisiensi anggaran biaya. Komponen pekerjaan yangmemberikan kontribusi biaya terbesar adalah pekerjaan Arsitektur seperti pekerjaan Atap Bitumen, dengan perubahan jenis Atap Bitumen menjadi atap Metal (Spandex) lapis Pasir memiliki kontribusi penghematan dari segi Anggaran Biaya yang signifikan. kemudian komponen pekerjaan Plafon, pekerjaan Dinding dan pekerjaan Lantai juga memiliki kontribusi untuk dilaksanakan VE. Penghematan ini dilakukandengan mengganti komponen pekerjaan Arsitektur dengan Optimalisasi Local Resource. Penerapan Value Engineering memiliki kontribusi dalam efisiensi dari segi anggaran pekerjaan. Sebelum dilaksanakan VE anggaran pekerjaan Rp. 32,000,000,000.00 sedangkan setelahdilaksanakan VE anggaran berkurang menjadi Rp. 28,869,108,847,574. Dengan demikian, didapat besar persentase penghematan terhadap keseluruhan pekerjaan sebesar 9,78 %.nsi dan penghematan terkait biaya konstruksi. Salah satu usahanya ialah dengan menerapkan Value Engineering (VE), yakni suatu metode penghematan dengan merubah komponen pekerjaan tertentu dengan komponen yang lebih efisien namun tetap mempertahankan fungsi, kualitas, dan performa. Pengembangan analisis ide kreatif  komponen pekerjaan yang memberikan kontribusi biaya terbesar berpotensi untuk dilaksanakan. Dengan Perubahan Komponen pekerjaan Arsitektur yang memiliki kontribusi dalam efisiensi anggaran biaya. Komponen pekerjaan yang memberikan  kontribusi biaya terbesar adalah pekerjaan Arsitektur seperti pekerjaan Atap Bitumen, dengan perubahan jenis Atap Bitumen menjadi atap Metal Spandex) lapis Pasir memiliki kontribusi penghematan dari segi Anggaran Biaya yang signifikan. kemudian  komponen pekerjaan Plafon, pekerjaan Dinding dan pekerjaan Lantai juga memiliki kontribusi untuk dilaksanakan VE. Penghematan ini dilakukan dengan mengganti komponen pekerjaan Arsitektur dengan Optimalisasi Local Resource. Penerapan Value Engineering memiliki kontribusi dalam efisiensi  dari segi anggaran pekerjaan.  Sebelum dilaksanakan VE anggaran pekerjaan Rp. 32,000,000,000.00 sedangkan setelah dilaksanakan VE anggaran berkurang menjadi Rp. 28,869,108,847,574.  Dengan demikian, didapat besar persentase penghematan terhadap keseluruhan pekerjaan sebesar 9,78 %.
PENGARUH SUBSTITUSI LIMBAH KACA TERHADAP TENSILE STRENGTH RATIO CAMPURAN BERASPAL ASPHALT CONCRETE-BINDER COURSE Syaripin; Suparma, Latif Budi; Mulyono, Agus Taufik; Alawy, Gholiqul Amrodh; Ardiansyah, Ahmad Farid; Septiandri, Rohmahillah Aviskanasya
Jurnal HPJI (Himpunan Pengembangan Jalan Indonesia) Vol. 11 No. 1 (2025)
Publisher : Himpunan Pengembangan Jalan Indonesia (HPJI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26593/jhpji.v11i1.9065.39-48

Abstract

Abstract Hot asphalt mixtures require aggregate as the constituent material. In this study, the potential for glass waste to be used as an aggregate substitute is examined. For this reason, a mixture design was determined to obtain the Optimum Asphalt Content of the Asphalt Concrete-Binder Course mixtures using glass waste as a substitute for fine aggregate. The glass waste used is glass waste that passes through sieve No. 50 and retained on sieve No.100. The proportion of glass waste substitution is 0%, 25%, 50%, 75%, and 100% to the amount of fine aggregate in the mixture. The asphalt mixture in this study was made using the Marshall mixture design method. From this design, the Optimum Asphalt Content is obtained at 5.9% (0% glass waste), 5.4% (25% glass waste), 5.2% (50% glass waste), 5.1% (75% glass waste), and 4.9% (100% glass waste). Next, test spe-cimens were made for Indirect Tensile Strength testing, and carried out for testing in dry and wet conditions, and the Tensile Strength Ratio of the test specimens was determined. The Tensile Strength Ratio of the asphalt mixture decreases with increasing proportion of glass waste and decreasing asphalt content. Overall, this research shows that glass waste can be used as a substitute for fine aggregate. Keywords: hot mix asphalt; aggregate; glass waste; Marshall Method; Tensile Strength Ratio Abstrak Campuran beraspal panas memerlukan agregat sebagai material penyusunnya. Pada studi ini dikaji potensi limbah kaca untuk dimanfaatkan sebagai substitusi agregat. Untuk itu ditentukan rancangan campuran dengan untuk mendapatkan Kadar Aspal Optimum pada campuran beraspal jenis Asphalt Concrete-Binder Course dengan menggunakan limbah kaca sebagai substitusi agregat halus. Limbah kaca yang digunakan adalah limbah kaca yang lolos ayakan No. 50 dan tertahan ayakan No.100. Proporsi substitusi limbah kaca adalah 0%, 25%, 50%, 75%, dan 100% terhadap jumlah agregat halus dalam campuran. Campuran beraspal pada studi ini dibuat dengan menggunakan metode perancangan campuran Marshall. Dari perancangan tersebut diperoleh Kadar Aspal Optimum sebesar 5,9% (limbah kaca 0%), 5,4% (limbah kaca 25%), 5,2% (limbah kaca 50%), 5,1% (limbah kaca 75%), dan 4,9% (limbah kaca 100%). Selanjutnya dibuat benda-benda uji untuk pengujian Indirect Tensile Strength, dan dilakukan untuk pengujian dengan kondisi telah dilakukan pengkondisian kering dan kondisi basah, serta ditentukan Tensile Strength Ratio benda-benda uji. Tensile Strength Ratio campuran beraspal mengecil dengan bertambahnya proporsi limbah kaca dan berkurangnya kadar aspal. Secara keseluruhan, penelitian ini menunjukkan bahwa limbah kaca dapat dimanfaatkan sebagai substitusi agregat halus. Kata-kata kunci: campuran beraspal panas; agregat; limbah kaca; Metode Marshall; Tensile Strength Ratio
Pemodelan Tarikan Perjalanan Kendaraan pada Pusat Perbelanjaan Modern Kabupaten Jember Menggunakan Regresi Linier Metode Forward: Modeling of Vehicle Travel Attractions at Modern Shopping Centers in Jember District Using Linear Regression Forward Method Yahya, Ahmad Amir; Akhmad Hasanuddin; Tatang Maulana; Gholiqul Amrodh Alawy; Syaripin
Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan Vol. 9 No. 1 (2025): Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan
Publisher : Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/jrsl.v9i1.53694

Abstract

Abstract In the urban area of ​​Jember Regency, there are five modern shopping centres with a shopping mall concept that are crowded and located in one sub-district. The development of these shopping centres has created a large trip attraction because the area has become a magnet for economic and social activities in the community. To determine the factors that influence the trip attraction of private vehicles, namely motorbikes and cars, to modern shopping centres in Jember Regency, a trip attraction modelling analysis was carried out using linear regression using the forward method to obtain the best linear regression model equation. The variables used are land area (X1), building area (X2), motorcycle/car parking area (X3), number of kiosks/tenants (X4), and number of employees (X5). The results of the study showed that the most influential factor in vehicle attraction in modern shopping centres in Jember Regency is land area. The best linear regression model for vehicle traction (vehicles/hour) for motorbikes is Y1 = 51.851 + 0.005 X1 with R2 = 0.934, while the best model for cars is Y2 = 14.511 + 0.005 X1 with R2 = 0.998X1 Abstrak Di kawasan perkotaan Kabupaten Jember terdapat lima pusat perbelanjaan modern berkonsep shopping mall yang ramai dikunjungi dan lokasinya berada pada satu kecamatan. Perkembangan pusat perbelanjaan tersebut menimbulkan tarikan perjalanan (trip attraction) yang besar karena kawasan tersebut menjadi magnet aktivitas ekonomi dan sosial masyarakat. Untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi tarikan perjalanan kendaraan pribadi yaitu sepeda motor dan mobil ke pusat perbelanjaan modern di Kabupaten Jember, maka dilakukan analisa pemodelan tarikan perjalanan menggunakan regresi linier metode forward untuk memperoleh persamaan model Regresi Linier yang terbaik. Variabel yang digunakan adalah luas lahan (X1), luas bangunan (X2), luas lahan parkir sepeda motor/mobil (X3),  jumlah kios/tenant (X4), dan jumlah karyawan (X5). Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang paling berpengaruh terhadap tarikan kendaraan di pusat perbelanjaan modern Kabupaten Jember adalah luas lahan. Model regresi linier terbaik untuk tarikan kendaraan (kend/jam) untuk sepeda motor adalah Y1 = 51,851 + 0,005 X1 dangan dengan R2 = 0,934, sedangkan model terbaik untuk kendaraan mobil adalah Y2 = 14,511 + 0,005 X1 dengan dengan R2 = 0,998X1.
PERBANDINGAN KINERJA CAMPURAN BERASPAL DARI ASPAL PEN 60/70 DAN ASPAL PG DI INDONESIA Syaripin; Kaffa , Niswah Selmi; Pranadiarso, Tedy; Ardiansyah , Ahmad Farid; Alawy, Gholiqul Amrodh; Septiandri, Rohmahillah Aviskanasya
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil Volume 8, Nomor 4, November 2025
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v8i4.35160

Abstract

The selection of asphalt type plays a crucial role in determining pavement performance, particularly against moisture-induced damage. This study evaluates three types of asphalt, namely Pen 60/70, PG70, and PG76, using the Marshall mix design method. The results indicate that PG76 achieved the highest stability (2179 kg at 30 minutes and 2144 kg after 24 hours of immersion), followed by PG70 (1558–1551 kg), while Pen 60/70 showed the lowest values (1395–1219 kg). The highest flow was observed in Pen 60/70 (4.2–4.9 mm), indicating a more plastic behavior, whereas PG70 had the lowest flow (3.8–4.1 mm). The highest Marshall Quotient (MQ) was obtained with PG76 (487–438 kg/mm), and the lowest with Pen 60/70 (343–249 kg/mm). Retained Marshall Stability (RMS) analysis revealed that PG70 and PG76 achieved very high values (99.55% and 98.39%), compared to only 87.38% for Pen 60/70. These findings demonstrate that modified asphalts (PG70 and PG76) exhibit superior resistance to moisture damage and are therefore recommended for medium to heavy traffic roads in tropical regions with high rainfall. Abstrak Pemilihan jenis aspal sangat menentukan kinerja perkerasan jalan, terutama terhadap kerusakan akibat air. Penelitian ini mengevaluasi tiga jenis aspal, yaitu Pen 60/70, PG70, dan PG76 dengan perancangan menggunakan metode uji Marshall. Hasil menunjukkan bahwa PG76 memiliki stabilitas tertinggi (2179 kg pada standar 30 menit dan 2144 kg setelah perendaman 24 jam), diikuti PG70 (1558–1551 kg), sedangkan Pen 60/70 terendah (1395–1219 kg). Nilai flow terbesar ditunjukkan oleh Pen 60/70 (4,2–4,9 mm), menandakan sifat plastis, sedangkan PG70 memiliki flow terendah (3,8–4,1 mm). MQ tertinggi diperoleh pada PG76 (487–438 kg/mm) dan terendah pada Pen 60/70 (343–249 kg/mm). Analisis Retained Marshall Stability (RMS) memperlihatkan PG70 dan PG76 memiliki nilai sangat tinggi (99,55% dan 98,39%), sedangkan Pen 60/70 hanya 87,38%. Hal ini menunjukkan bahwa aspal modifikasi (PG70 dan PG76) lebih tahan terhadap kerusakan akibat air, sehingga direkomendasikan untuk jalan dengan lalu lintas sedang hingga berat pada wilayah beriklim tropis dengan curah hujan tinggi.