Septiandri, Rohmahillah Aviskanasya
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Analisis Kebutuhan Perkuatan Geotextile untuk Tinggi Timbunan Badan Jalan yang Bervariasi di atas Tanah Lunak Pada Kondisi dengan dan tanpa Pemasangan PVD (Prefabricated Vertical Drain) Rohmahillah Aviskanasya Septiandri; Indrasurya B. Mochtar; Yudhi Lastiasih
Jurnal Aplikasi Teknik Sipil Vol 19, No 3 (2021)
Publisher : Departemen Teknik Infrastruktur Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1403.577 KB) | DOI: 10.12962/j2579-891X.v19i3.9504

Abstract

Kebutuhan perkuatan geotextile dipengaruhi oleh kondisi tanah dasar itu sendiri. Perbedaan kondisi tanah dasar ketika dengan pemasangan PVD (Prefabricated Vertical Drain) dan tanpa pemasangan PVD terletak pada daya dukungnya. Daya dukung tanah dasar dengan pemasangan PVD lebih tinggi daripada tanpa pemasangan PVD, hal tersebut dikarenakan kenaikan harga Cu sebagai akibat pemampatan konsolidasi sehingga mempengaruhi jumlah kebutuhan perkuatan geotextile. Pada geotextile dengan Tult yang sama, kebutuhan jumlah perkuatan geotextile dengan pemasangan PVD lebih sedikit daripada tanpa pemasangan PVD, sedangkan pada geotextile dengan Tult yang bervariasi terdapat batasan untuk kondisi tanpa pemasangan PVD. Pada kondisi tanpa pemasangan PVD, semakin tinggi timbunan maka Tult geotextile yang digunakan semakin tinggi, sedangkan untuk kondisi dengan pemasangan PVD, Tult geotextile yang digunakan untuk semua variasi tinggi timbunan dalam penelitian ini minimal 50 kN.
Studi Analisis Penyebab Kelongsoran Timbunan Dan Perencanaan Perkuatan Pada Ruas Jalan Tol Surabaya – Mojokerto STA 14+500 S.D. STA 15+350 Septiandri, Rohmahillah Aviskanasya; Mochtar, Noor Endah; Satrya, Trihanyndio Rendy; Syaripin; Ardiansyah, Ahmad Farid
AGREGAT Vol 9 No 2 (2024): .
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/ag.v9i2.23803

Abstract

Jalan tol Surabaya - Mojokerto merupakan jalan tol yang menghubungkan Kota Surabaya dan Kota Mojokerto. Adanya jalan tol tersebut diharapkan dapat memicu pertumbuhan ekonomi di sekitar kawasan yang dilaluinya. Selain kondisi topografi yang tidak rata, jalan tol Surabaya - Mojokerto juga dibangun di atas timbunan setinggi 10 meter. Pada STA 14+500 s.d STA 15+350 diketahui ketebalan lapisan tanah lunak mencapai 9 meter; hal ini kemungkinan menjadi penyebab terjadinya kelongsoran pada saat umur timbunan mencapai 3 bulan dengan ketinggian 8 meter dimana masih kurang dari tinggi timbunan rencana. Untuk itu perlu dilakukan evaluasi penyebab kelongsoran dan alternatif perbaikannya agar kelongsoran tidak terjadi lagi pada ruas jalan tol tersebut. Berdasarkan hasil observasi lapangan, data tanah dan data teknis diketahui bahwa tidak ada perkuatan dan PVD (Prefabricated Vertical Drain) yang dipasang dibawah timbunan. Hal ini diperkuat dengan hasil analisis stabilitas lereng yang dilakukan menggunakan program bantu XSTBL diperoleh nilai SF 0,887 s/d 1,157. Angka keamanan ini menunjukkan bahwa timbunan tersebut tidak stabil, dengan kata lain daya dukung tanah dibawah timbunan tidak mencukupi untuk menahan beban setinggi 8 meter sehingga terjadi kelongsoran. Oleh karena itu, perlu direncanakan sistem perkuatan timbunan dengan pemasangan geotextile dan pemasangan spunpile pada tanah dasar dibawah timbunan. Untuk perhitungannya, perlu diperhatikan kenaikan daya dukung akibat pemampatan yang telah terjadi selama 3 bulan oleh timbunan eksisting setinggi 8 meter. Hasil perencanaan kedua alternatif tersebut kemudian dievaluasi untuk mendapatkan perencanaan yang paling efisien. Apabila perkuatan yang dipakai adalah geotextile, maka diperlukan 26 lapis dan per lapisnya terdapat 2 lembar geotextile tipe UW-250 52/52 dengan total biaya material sisi kanan kiri timbunan sebesar Rp 106,996,623,000. Sedangkan untuk pemasangan spunpile dengan d = 30 cm dan p = 6 m, diperlukan 38 buah spunpile/m panjang jalan; total biaya material sisi kanan kiri adalah Rp 79,853,109,750. Dari kedua alternatif yang telah direncanakan, pemasangan spunpile pada tanah dasar merupakan alternatif terpilih.
PENGARUH SUBSTITUSI LIMBAH KACA TERHADAP TENSILE STRENGTH RATIO CAMPURAN BERASPAL ASPHALT CONCRETE-BINDER COURSE Syaripin; Suparma, Latif Budi; Mulyono, Agus Taufik; Alawy, Gholiqul Amrodh; Ardiansyah, Ahmad Farid; Septiandri, Rohmahillah Aviskanasya
Jurnal HPJI (Himpunan Pengembangan Jalan Indonesia) Vol. 11 No. 1 (2025)
Publisher : Himpunan Pengembangan Jalan Indonesia (HPJI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26593/jhpji.v11i1.9065.39-48

Abstract

Abstract Hot asphalt mixtures require aggregate as the constituent material. In this study, the potential for glass waste to be used as an aggregate substitute is examined. For this reason, a mixture design was determined to obtain the Optimum Asphalt Content of the Asphalt Concrete-Binder Course mixtures using glass waste as a substitute for fine aggregate. The glass waste used is glass waste that passes through sieve No. 50 and retained on sieve No.100. The proportion of glass waste substitution is 0%, 25%, 50%, 75%, and 100% to the amount of fine aggregate in the mixture. The asphalt mixture in this study was made using the Marshall mixture design method. From this design, the Optimum Asphalt Content is obtained at 5.9% (0% glass waste), 5.4% (25% glass waste), 5.2% (50% glass waste), 5.1% (75% glass waste), and 4.9% (100% glass waste). Next, test spe-cimens were made for Indirect Tensile Strength testing, and carried out for testing in dry and wet conditions, and the Tensile Strength Ratio of the test specimens was determined. The Tensile Strength Ratio of the asphalt mixture decreases with increasing proportion of glass waste and decreasing asphalt content. Overall, this research shows that glass waste can be used as a substitute for fine aggregate. Keywords: hot mix asphalt; aggregate; glass waste; Marshall Method; Tensile Strength Ratio Abstrak Campuran beraspal panas memerlukan agregat sebagai material penyusunnya. Pada studi ini dikaji potensi limbah kaca untuk dimanfaatkan sebagai substitusi agregat. Untuk itu ditentukan rancangan campuran dengan untuk mendapatkan Kadar Aspal Optimum pada campuran beraspal jenis Asphalt Concrete-Binder Course dengan menggunakan limbah kaca sebagai substitusi agregat halus. Limbah kaca yang digunakan adalah limbah kaca yang lolos ayakan No. 50 dan tertahan ayakan No.100. Proporsi substitusi limbah kaca adalah 0%, 25%, 50%, 75%, dan 100% terhadap jumlah agregat halus dalam campuran. Campuran beraspal pada studi ini dibuat dengan menggunakan metode perancangan campuran Marshall. Dari perancangan tersebut diperoleh Kadar Aspal Optimum sebesar 5,9% (limbah kaca 0%), 5,4% (limbah kaca 25%), 5,2% (limbah kaca 50%), 5,1% (limbah kaca 75%), dan 4,9% (limbah kaca 100%). Selanjutnya dibuat benda-benda uji untuk pengujian Indirect Tensile Strength, dan dilakukan untuk pengujian dengan kondisi telah dilakukan pengkondisian kering dan kondisi basah, serta ditentukan Tensile Strength Ratio benda-benda uji. Tensile Strength Ratio campuran beraspal mengecil dengan bertambahnya proporsi limbah kaca dan berkurangnya kadar aspal. Secara keseluruhan, penelitian ini menunjukkan bahwa limbah kaca dapat dimanfaatkan sebagai substitusi agregat halus. Kata-kata kunci: campuran beraspal panas; agregat; limbah kaca; Metode Marshall; Tensile Strength Ratio
Studi Analisis Penyebab Kelongsoran Timbunan Dan Perencanaan Perkuatan Pada Ruas Jalan Tol Surabaya – Mojokerto STA 14+500 S.D. STA 15+350 Septiandri, Rohmahillah Aviskanasya; Mochtar, Noor Endah; Satrya, Trihanyndio Rendy; Syaripin; Ardiansyah, Ahmad Farid
AGREGAT Vol 9 No 2 (2024): Vol. 9 No. 2 (2024)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/ag.v9i2.23803

Abstract

Jalan tol Surabaya - Mojokerto merupakan jalan tol yang menghubungkan Kota Surabaya dan Kota Mojokerto. Adanya jalan tol tersebut diharapkan dapat memicu pertumbuhan ekonomi di sekitar kawasan yang dilaluinya. Selain kondisi topografi yang tidak rata, jalan tol Surabaya - Mojokerto juga dibangun di atas timbunan setinggi 10 meter. Pada STA 14+500 s.d STA 15+350 diketahui ketebalan lapisan tanah lunak mencapai 9 meter; hal ini kemungkinan menjadi penyebab terjadinya kelongsoran pada saat umur timbunan mencapai 3 bulan dengan ketinggian 8 meter dimana masih kurang dari tinggi timbunan rencana. Untuk itu perlu dilakukan evaluasi penyebab kelongsoran dan alternatif perbaikannya agar kelongsoran tidak terjadi lagi pada ruas jalan tol tersebut. Berdasarkan hasil observasi lapangan, data tanah dan data teknis diketahui bahwa tidak ada perkuatan dan PVD (Prefabricated Vertical Drain) yang dipasang dibawah timbunan. Hal ini diperkuat dengan hasil analisis stabilitas lereng yang dilakukan menggunakan program bantu XSTBL diperoleh nilai SF 0,887 s/d 1,157. Angka keamanan ini menunjukkan bahwa timbunan tersebut tidak stabil, dengan kata lain daya dukung tanah dibawah timbunan tidak mencukupi untuk menahan beban setinggi 8 meter sehingga terjadi kelongsoran. Oleh karena itu, perlu direncanakan sistem perkuatan timbunan dengan pemasangan geotextile dan pemasangan spunpile pada tanah dasar dibawah timbunan. Untuk perhitungannya, perlu diperhatikan kenaikan daya dukung akibat pemampatan yang telah terjadi selama 3 bulan oleh timbunan eksisting setinggi 8 meter. Hasil perencanaan kedua alternatif tersebut kemudian dievaluasi untuk mendapatkan perencanaan yang paling efisien. Apabila perkuatan yang dipakai adalah geotextile, maka diperlukan 26 lapis dan per lapisnya terdapat 2 lembar geotextile tipe UW-250 52/52 dengan total biaya material sisi kanan kiri timbunan sebesar Rp 106,996,623,000. Sedangkan untuk pemasangan spunpile dengan d = 30 cm dan p = 6 m, diperlukan 38 buah spunpile/m panjang jalan; total biaya material sisi kanan kiri adalah Rp 79,853,109,750. Dari kedua alternatif yang telah direncanakan, pemasangan spunpile pada tanah dasar merupakan alternatif terpilih.