Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Pembekalan Keterampilan Pembuatan Tas Kanvas Bagi Perempuan Eks Pekerja Migran di Kampung Baros Desa Sukataris Kabupaten Cianjur Nova Scorviana; Shahibah Yuliani
Bahasa Indonesia Vol 15 No 01 (2018): Sarwahita : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (340.056 KB) | DOI: 10.21009/sarwahita.151.01

Abstract

Abstract: The pressure on the limitation of employment opportunities is also economic needs of the family, becoming one of the driving factors for becoming migrant workers. Now the women migrant workers have returned to their homes, even though the economy has improved. But they are confronted with another problem, they can not work as before. This is one of them because of age, and the burden of the family growing. Their daily life only deals with the domestic sector and no longer produces economically, nor is their time wasted with unproductive things. To fill and utilize the time they have, it is necessary to empower women ex migrant workers. One of them with the skill of making canvas bag/totebag. This activity was implemented in Baros Pasantren RT 02 RW 02 Sukataris Village, Karangtengah Subdistrict, Cianjur Regency. The method used are lecture, discussion, question and answer, and practice to make pattern of tottebag, cutting pattern and also practice of sewing tottebag. This training make they start to realize about the importance of having skills, especially sewing skills or make patterns and cutting patterns. They can apply when there are owners of convection who ask for their services, before they can open their own business. Thus, in addition to taking care of the household and members of their family, they are able to fill their spare time with activities that can produce economically. Abstrak: Tekanan atas keterbatasan peluang kerja juga didorong oleh kebutuhan ekonomi keluarga, menjadi salah satu faktor pendorong untuk menjadi migran pekerja. Kini para perempuan pekerja migran telah kembali ke kampung halaman, meskipun secara ekonomi sudah mengalami peningkatan. Akan tetapi mereka dihadapkan dengan kendala lain, yakni tidak dapat bekerja sebagaimana sebelumnya. Hal ini salah satunya karena usia, dan beban keluarga yang semakin bertambah. Keseharian mereka hanya berkutat pada sektor domestik dan tidak lagi menghasilkan secara ekonomi, juga waktu mereka banyak terbuang dengan hal-hal yang tidak produktif. Untuk mengisi dan memanfaatkan waktu yang mereka miliki, maka perlu dilakukan pemberdayaan perempuan eks pekerja migran yang salah satunya dengan pembekalan keterampilan membuat tas kanvas/totebag. Kegiatan ini diselenggarakan di Kampung Baros Pasantren RT 02 RW 02 Desa Sukataris Kecamatan Karangtengah Kabupaten Cianjur pada ibu-ibu eks pekerja migran. Metode yang digunakan adalah ceramah, diskusi, tanya jawab, dan praktik membuat pola tottebag, cutting pola serta praktik menjahit pola yang sudah ditentukan hingga menjadi tottebag. Dengan adanya pelatihan ini mereka mulai tersadar tentang pentingnya memiliki keterampilan, terutama keterampilan menjahit ataupun membuat pola dan cutting pola. Hal ini bisa mereka aplikasikan ketika ada pemilik konveksi yang meminta jasa mereka, menjelang mereka bisa membuka usaha sendiri. Dengan demikian selain mengurus rumah tangga dan para anggota keluarganya, mereka pun mampu mengisi waktu luang mereka dengan kegiatan yang bisa menghasilkan secara ekonomi.
Hubungan Budaya Sekolah dengan Pro Environmental Behavior Siswa Aisyah Andzari; Dian Alfia Purwandari; Shahibah Yuliani
Jurnal Ilmiah Pendidikan Lingkungan dan Pembangunan Vol 22 No 01 (2021): PLPB: Jurnal Pendidikan Lingkungan dan Pembangunan Berkelanjutan, Volume 22 Nom
Publisher : Program Studi Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract This study aims to obtain empirical data or facts that are actually true and reliable regarding the relationship between school culture and pro-environmental behavior in students. This research is motivated by the existence of a school culture that is useful for strengthening pro environmental behavior for students. The method used in this research is correlational quantitative method. The population used in this study were 351 grade 8 students of SMP Negeri 281 Jakarta, while the sample in this study amounted to 185 students. The research hypothesis was tested using Pearson Product Moment correlation analysis. The results of the analysis found that the school culture and students' pro environmental behavior were good. The results showed that there was a positive and strong relationship between school culture and pro environmental behavior among students of SMP Negeri 281 Jakarta.
“MERDEKA DARI SAMPAH” MELALUI PENDIDIKAN LINGKUNGAN DAN PEMANFAATAN LIMBAH Shahibah Yuliani; Nurul Istiqomah; Nova Scorviana H; Nadiroh
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 3 (2022): PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT - SNPPM2022
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract Jakarta, the capital city with a dense population in Indonesia, has various social problems. One of them is the amount of waste generated by the community through household and industrial production activities, both organic and inorganic waste. Along with the development of the instant lifestyle, the use of plastic is very dominant. People often use items made from plastic which incidentally becomes waste that is difficult to decompose, such as plastic bags, plastic bottles, and cups made from mineral water, stereo forms, and others. The Ciliwung River which divides the national capital is on the list of the dirtiest rivers in the world. Therefore, structuring and solving environmental problems is a shared responsibility. Until now the Ciliwung River has not been free from the garbage. This has an impact on the settlements in the vicinity, especially when floods hit the area. One of the areas near the Ciliwung river which is full of garbage and flooding problems is Bidara cina. In that location, there are also schools frequented by floods but are rarely touched by environmental education, even though environmental awareness education can be built early. Based on these problems, education has a role in providing education as well as attention to environmental management. Therefore, community empowerment through environmental education and waste bank-based waste management is urgently needed. This activity was carried out at Muhammadiyah 11 Elementary School, which is geographically located next to the Ciliwung River. This activity began with the implementation of a Forum Group Discussion (FGD) with the school principal and the teacher council, then it was carried out on August 26th, 2022 entitled Freedom from Waste through Environmental Education and Waste Utilization. The activity participants are teachers, the school committee, and students. The activity began with providing education on how to handle waste, then continued with the introduction of waste banks to teachers as a means of waste management. Students practice sorting waste and the teachers are close to the composition of the management and processing of soap from used cooking oil waste. Abstrak Jakarta sebagai ibu kota yang memiliki populasi padat di Indonesia memiliki beragam masalah sosial. Salah satunya adalah banyaknya sampah yang dihasilkan oleh masyarakat melalui kegiatan produksi rumah tangga maupun industri, baik sampah organik, maupun unorganik. Seiring perkembangan gaya hidup instan pula, penggunaan plastik sangat dominan. Masyarakat kerap menggunakan barang berbahan plastik yang notabene menjadi sampah yang sulit diurai, seperti kantong plastik, botol dan gelas plastik dari air mineral, stereoform, dan lain-lain. Sungai Ciliwung yang membelah ibu kota negara berada dalam daftar sungai terkotor di dunia. Oleh karena itu, penataan dan penyelesaian masalah lingkungan menjadi tanggung jawab bersama. Hingga saat ini Sungai Ciliwung belum merdeka dari sampah. Hal tersebut berakibat pada pemukiman penduduk yang ada di sekitanya, terlebih saat banjir melanda kawasan tersebut. Salah satu kawasan dekat sungai Ciliwung yang sarat dengan masalah sampah dan banjir adalah Bidara Cina. Pada lokasi tersebut pula terdapat sekolah yang menjadi langganan banjir, namun jarang tersentuh edukasi lingkungan, padahal melalui pendidikan kesadaran lingkungan dapat dibangun sejak dini. Berdasarkan masalah tersebut, pendidikan memliki peran dalam memberikan edukasi sekaligus perhatian dalam pengelolan lingkungan. Oleh karena itu, pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan lingkungan dan pengelolaan sampah berbasis bank sampah sangat diperlukan. Kegiatan tersebut dilaksanakan di SD Muhammadiyah 11 yang letak geografisnya bersebelahan dengan Sungai Ciliwung. Kegiatan tersebut diawali dengan pelaksanaan Forum Group Discussion (FGD) dengan kepala sekolah dan dewan guru, kemudian terlaksana pada tanggal 26 Agustus 2022 bertajuk Merdeka dari Sampah melalui Pendidikan Lingkungan dan Pemanfaatan Limbah. Peserta kegiatan adalah guru, komite sekolah, dan peserta didik. Kegiatan Diawali dengan memberikan edukasi tentang cara melestarikan lingkungan, kemudian dilanjutkan dengan pengenalan bank sampah kepada para guru sebagai sarana pengelolaan sampah. Peserta didik mempraktekkan pemilahan sampah dan para guru merapatkan susunan pengurus serta melakukan pengolahan sabun dari limbah dari minyak jelantah.
Urgensi Pemulihan Terumbu Karang di Bali Secara Berkelanjutan Ayudhia Nur Luthfia; Ersya Pricyliana; Hilmi Tazkia; Izky Kusumaningrum; Putri Adinda Raraswati; Shanti Kurniasari; Shahibah Yuliani
MISTER: Journal of Multidisciplinary Inquiry in Science, Technology and Educational Research Vol. 1 No. 3b (2024): JULI (Tambahan)
Publisher : UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32672/mister.v1i3b.1734

Abstract

Penelitian ini mengkaji urgensi pemulihan terumbu karang di Bali secara berkelanjutan, mengingat ekosistem ini penting secara ekologis, ekonomis, dan sosial. Terumbu karang Bali mengalami kerusakan akibat perubahan iklim, polusi, dan aktivitas manusia yang tidak berkelanjutan. Artikel ini meninjau literatur dari 9 jurnal untuk mengevaluasi keberhasilan program rehabilitasi seperti Indonesia Coral Reef Garden (ICRG) dan metode rehabilitasi rock pile. ICRG terbukti efektif dalam meningkatkan perekonomian masyarakat dan melestarikan ekosistem pesisir, dengan keberhasilan restorasi di Pantai Sanur. Metode rock pile yang melibatkan komunitas lokal juga menunjukkan hasil positif dalam memulihkan ekosistem terumbu karang dan meningkatkan kesehatan perairan. Analisis SWOT menekankan pentingnya memanfaatkan kekuatan dan peluang untuk keberhasilan jangka panjang. Kajian ini menyimpulkan bahwa program pemulihan terumbu karang yang berkelanjutan berkontribusi pada konservasi lingkungan dan peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat pesisir Bali.