Data Badan Pusat Statistik (BPS) Peternakan 2017 menyatakan bahwa Statistik menunjukkan konsumsi kebutuhan ayam pedaging (broiler) menunjukkan pada posisi 1,69 miliar ekor, sedangkan kebutuhan akan peterlur (layer) menunjukkan pada posisi 166,72 juta ekor, dan kebutuhan akan ayam kampung (buras) pada kondisi 310,52 ekor. Angka kebutuhan produksi tersebut menunjukkan peta kebutuhan akan daging ayam untuk penduduk Indonesia sebesar 11,5 per orang per tahun. Sedangkan kebutuhan akan telur sendiri tercatat sebesar 6,53 kg per orang per tahun. Hal ini memberikan gairah bagi para petani unggas untuk andil memenuhinya, oleh karena itu banyak penelitian tentang mesin penetas telur bahkan sampai dengan diproduksi secara masal dengan berbagai bentuk dan system konsumsi energinya. Dari berbagai mesin penetas telur yang dibuat hampir 95% masih ketergantungan akan energy listrik dari pasokan PLN. Hal ini tentunya akan bermasalah bagi petani pada saat pasokan energi listrik PLN mengalami gangguan. Maka harus dicari energi alternatif yang dapat menggantikan pasokan energi listrik dari PLN. Pemanfaatan energi terbarukan merupakan salah satu jawaban dari permasalahan tersebut.Dengan menggunakan kekuatan 2 keping solar sel berkekuatan masing-masing 50 WV digunakan untuk mensuplay mesin melalui sebuat sel accu, dari hasil data didapat 4-5 Ampere pengisian dengan tegangan antara 15,5-18,4 V mulai dari cahaya redup sampai dengan maksimal saat kondisi accu dalam keadaan kosong. Daya dari accu dihasilkan hanya mampu untuk mensuplay listrik kemesin incubator maksimal 1,5 jam sehari. Pengaturan suhu pada mesin penetas ditetapkan pada suhu 38-40oC, Kelembeban 60-70% dengan menggunakan system turning rak telur dihasilkan efesiensi daya listrik sebesar 8% dari konsumsi daya keseluruhan, besarnya daya listrik PLN yang digunakan 146,3 kWH dan konsumsi daya listrik solar sel sebesar 13,44 kWH. Pengujian mesin dilakukan dengan menggunakan 150 butir telur ayam yang diletakan pada 3 rak susun telur, dan masing-masing rak berisi dengan penempatan diatur merata pada tiap rak untuk melihat hasil tetas. Dari data didapat bahwa rak atas menetaskan 44 butir, rak kedua 36 butir telur dan rak ke tiga 42 butir telur. Dari 28 telur yang tidak menetas terdapat 10 butir telur yang sudah terjadi perkembangan sel, akan tetapi tidak bisa menetas sedangkan sisanya tidak ada perkembangan sel. Secara keseluruhan hasil penetasan baru mencapai angka 81,3%, dan pertumbuhan sel telur sampai menjadi anak sebesar 88%.