Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR SENI BUDAYA (SENI RUPA) KELAS VII DI SMP NEGERI 4 SURABAYA Tina Agustin; Meini Sondang Sumbawati; Nurmida Catherine Sitompul
Jurnal Education and Development Vol 7 No 3 (2019): Vol.7.No.3.2019
Publisher : Institut Pendidikan Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2195.716 KB) | DOI: 10.37081/ed.v7i3.1283

Abstract

Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Surabaya adalah lembaga pendidikan yang berada di bawah naungan Dinas Pendidikan Kota Surabaya. Lembaga ini mempunyai tujuan untuk mencerdaskan anak-anak bangsa yang berkarakter tinggi dan berbudaya lingkungan. Berkenaan dengan nilai-nilai penting dari tujuan tersebut, maka diperlukan adanya proses pembelajaran yang baik. Salah satu ciri proses pembelajaran yang baik adalah adanya bahan ajar yang baik dan bermutu serta ditunjang dengan sarana dan prasarana yang memadai.Rangkaian pengembangan yang dilakukan oleh penulis dalam mengembangkan bahan ajar seni budaya (seni rupa) adalah 1) menentukan strategi pembelajaran, 2) menentukan model pembelajaran, 3) melakukan pendekatan pembelajaran, 4) menentukan dan mengembangkan bahan ajar, 5) melakukan uji coba pengembangan bahan ajar, 6) merevisi hasil produk pengembangan bahan ajar.Kajian produk menunjukkan bahwa : 1) ahli isi mata pelajaran Seni Budaya (seni rupa) menyetujui materi yang disajikan dalam bahan ajar ini, 2) ahli desain pembelajaran menyetujui proses pembelajaran yang dibuat dalam bahan ajar dan menerima apa yang ditampilkan melalui bahan ajar ini, 3) peserta didik memberikan respon positif atas bahan ajar yan penulis buat.Bahan ajar yang dikembangkan oleh Tina agustin ini dapat digunakan oleh peserta didik di SMP Negeri 4 Surabaya dan peserta didik lainnya yang berminat dalam pembelajaran Seni Budaya (seni rupa)
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPS BERORIENTASISTUDENT CENTERLEARNING DALAM BLENDED LEARNINGKELAS VII DI SMP NEGERI 4 SURABAYA. TESIS, PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN Ninik Suhartini; Meini Sondang Sumbawati; Nurmida Catherine Sitompul
Jurnal Education and Development Vol 7 No 3 (2019): Vol.7.No.3.2019
Publisher : Institut Pendidikan Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2170.709 KB) | DOI: 10.37081/ed.v7i3.1286

Abstract

Model pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial terpadu merupakan salah satu model implementasi kurikulum 2013 juga sering disebut sebagai kurikulum integrated yang menggunakan pendekatan antardisiplin ilmu geografi,sosiologi, ekonomi, dan sejarah. Penguasaan konsep keterpaduan IPS guru masih dirasa sangat minim dikarenakan guru yang mengampu pelajaran IPS bukan berasal dari kualifikasi pendidikan IPS terpadu. Karena guru sebagai ujung tombak dalam mensuksekan pelaksanaan implementasi kurikulum 2013 pemerintah membuat kebijakan untuk memberikan pembekalan yang mendalam dalam bentuk pelatihan secara bertahap untuk meningkatkan professional dan pedagogik dalam bentuk pelatihan-pelatihan, hal ini tentunya akan menyita waktu guru untuk mengikuti kegiatan tersebut, sehingga akan mengganggu dan bahkan sering meninggalkan kelas yang diampu. Untuk mengatasi hal itu diperlukan solusi dengan mengembangkan sebuah bahan ajar yang mampu mebuat peserta didik belajar secara mandiri dan bisa berkomunikasi dengan guru meskipun di tempat yang berbeda.Produk Modul Pembelajaran IPS ini memiliki spesifikasi yang menjadi keunggulannya antara lain: 1) bahan ajar yang memberikan pengalaman bagi peserta didik dalam belajar mandiri dengan melakukan intruksi-instruksi untuk melakukan tugas dengan bisa mengakses materi-materi secara online 2) pembelajaran yang dikelola memeberikan pengalaman belajar bermakna dengan menyajikan materi-materi untuk menambah pengetahuan peserta didik baik secara tertulis maun secara online 3) Evaluasi yang disajikan untuk mengukur seberapa jauh peserta didik mencapai tujuan belajar disajikan secara online sehingga mempermudah peserta didik dalam mengerjakan soal evaluasi dan dapat mengevaluasi dirinya sendiri. 4) Bahan ajar terdiri dari beberapa kegiatan pembelajaran dari berbagai topik dan ilustrasi menarik disertai contoh-contoh terkait dalam kehidupan yang dapat diakses melalui konten web sekolah, rumah belajar, google classroom atau konten-konten yang terkait secara online.5) Penggunaan bentuk web enchached course , dengan pemanfaatan internet untuk menunjang peningkatan kualitas pembelajaran di kelas disertai link-link yang dapat membimbing peserta didik dalam menemukan situs-situs yang relevan dengan pelajaran. Pengembangan modul pembelajaran IPS berorientasi student center learning dalam blended learning merupakan penelitian pengembangan model Dick &Carey dengan dasar teori belajar bermakna David Ausubel dan teori belajar kontruktivisme. metode pengumpulan data uji kelayakan modul dilakukan dari uji ahli , uji coba kelompok kecil, dan uji coba lapangan . Hasil uji ahli, uji coba kelompok kecil, dan uji coba lapangan secara rata-rata menunjukan bahwa Modul Pembelajaran IPS Berorientasi Studen Center Learning dalam Blendet Learning dinyatakan layak untuk dikembangkan dan digunakan dalam pembelajaran.
Pengaruh Kemampuan Berpikir Kritis Dan Model Pembelajaran Project Based Learning Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Instalasi Penerangan Listrik Siswa Kelas XI TITL SMK Negeri 7 Surabaya Ria Kharisma; Meini Sondang Sumbawati
Jurnal Elektronika dan Teknik Informatika TerapanĀ ( JENTIKĀ ) Vol. 1 No. 3 (2023): September: Jurnal Elektronika dan Teknik Informatika Terapan (JENTIK)
Publisher : Politeknik Kampar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59061/jentik.v1i3.359

Abstract

Electrical Power Installation Engineering at SMK Negeri 7 Surabaya provides basic lessons about electric lighting. In practicum learning activities carried out, it is still not optimal and effective. This can be seen from the lack of understanding of students to realize the theory given in the practicum carried out. Based on the results of observations made at SMK Negeri 7 Surabaya, especially in the Electrical Installation Engineering Department, it was found that during the learning process students were still not actively involved, did not understand the theory of the practicum that had been done. In addition, the learning model that is often applied is the Project Based Learning learning model. However, in fact the ability of students in theory is still not optimal, especially practical abilities. Therefore, the learning model used does not only focus on practice but also emphasizes theory to improve student competency. This study aims to determine the effect of critical thinking skills and PjBL learning models on improving learning outcomes of electric lighting installation for class IX TITL students of SMK Negeri 7 Surabaya. In this study using the type of Pre-Experimental research, aims to determine the increase in student learning outcomes on critical thinking skills and the application of Project Based Learning. The study used the Non-Equivalent Control Group Pretest-Posttest form, with purposive random sampling. This research was conducted at SMK Negeri 7 Surabaya, Department of Electrical Installation Engineering, with a population of students at SMK Negeri 7 Surabaya, Class XI TITL Electrical Installation Engineering Expertise Program and two classes were selected at random. The data collection technique used is the test method, student responses, and observation. The data analysis technique uses quantitative analysis. The results of the first hypothesis were obtained, namely a significance value of <0.05, with a significance 0.001. In the second hypothesis, the significance value is <0.05, with a significance 0.033. In the third hypothesis, the significance value is >0.05, with a significance 0.141. So it can be concluded that there is an influence of the Project Based Learning learning model assisted by the E-Job Sheet and the Project Based Learning learning model without the E-Jobsheet on student learning outcomes in the subject of electric lighting installation, there is an influence on learning outcomes between students who have high critical thinking skills and low critical thinking skills in electric lighting installation subjects, and there is nothing interaction between project based learning models assisted by E-Jobsheets and project based learning without E-Jobsheets on learning outcomes in terms of students' critical thinking skills in class electric lighting installation subjects XI TITL SMK Negeri 7 Surabaya.
Upaya Peningkatan Kompetensi Guru Era 4.0 di Sekolah Indonesia Kuala Lumpur Ratna Suhartini; Cholik, Mochamad; Tri Rijanto; Meini Sondang Sumbawati; Theodorus Wiyanto
PaKMas: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 4 No 2 (2024): November 2024
Publisher : Yayasan Pendidikan Penelitian Pengabdian Algero

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54259/pakmas.v4i2.3074

Abstract

Quality education is a crucial foundation for sustainable development, as emphasized in the Sustainable Development Goals (SDGs), particularly the fourth goal regarding inclusive and quality education. In the era of Industry 4.0, education must rapidly adapt to technological changes and enhance educators' competencies to equip the younger generation with future skills. Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIKL) has adopted the K-13 Curriculum with the Living Curriculum concept to align learning with students' real needs and global challenges. Despite implementing various innovations, SIKL faces challenges in implementing the new Merdeka Curriculum, which offers flexibility but requires adjustments in teaching methods and evaluation. This knowledge gap threatens the quality of education and the development of 21st-century skills for students. To address this, a team of lecturers from Universitas Negeri Surabaya conducted a Community Service Program (CSP) aimed at enhancing teachers' competencies in effectively implementing the Merdeka Curriculum. The implementation method includes online training divided into three sessions: Focus Group Discussion (FGD), presentation of learning models, and evaluation techniques. The CSP activities resulted in a significant increase in teachers' understanding and skills, with average scores rising from 68 to 86, and improvements in utilizing technology and data-based evaluation. This activity successfully strengthened teachers' competencies, making them better prepared to meet global educational demands and advance teaching quality at SIKL.