Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

RELIGIUSITAS DALAM KUMPULAN PUISI JAWA MODERN SANGAREPE KA’BAH KARYA NYITNO MUNAJAT Norman Ari Santoso; Darni .; Udjang Pairin
Jurnal Education and Development Vol 9 No 2 (2021): Vol.9.No.2.2021
Publisher : Institut Pendidikan Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (506.668 KB)

Abstract

Kumpulan puisi Sangarepe Ka’bah dipilih untuk dijadikan objek penelitian dikarenakan isine yang unik. Puisi perbahasa Jawa yang bersumber dari Al-Quran dan Hadist. Nuansa puisi yang islami inilah menjadikan dasar peneliti untuk mengupas aspek religiusitas yang terkandung dalam kumpulan puisi SK. Selain itu puisi SK juga menggunakan tipografi rata kanan. Hal ini disesuaikan dengan penulisan Al-Quran. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yakni deskriptif kualitatif dengan pendekatan semiotika. Teknik pengambilan data menggunakan teknik pustaka yang dianalisis menggunakan teknik hermeneutik yang menekankan pada pembacaan heruistik dan retroaktif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana aspe religius yang terdapat pada puisi SK. Aspek religius yang terdapat dalam penelitian ini yakni, (1) bagaimana hakikat manusia, (2) bagaimana hakikat Tuhan, dab (3) aspek religius dalam kumpulan puisi SK. Aspek-aspek tersebut nantinya akan dianalisis menggunakan kajian semiotika yang bertujuan untuk mengupas makna religius yang terkandung dalam kumpulan puisi SK.
TUTURAN DALAM KOTBAH PENDETA DI GEREJA KRISTEN JAWI WETAN KOTA SURABAYA Purwo Prasetyo Yuwono; Udjang Pairin; Budi Nuryanta
Jurnal Education and Development Vol 9 No 3 (2021): Vol.9.No.3.2021
Publisher : Institut Pendidikan Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (184.284 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tuturan kotbah pendeta di Gereja Kristen Jawi Wetan kota Surabaya yang menjadi pokok perhatian meliputi:maksim relevansi dalam kotbah pendeta, (2) tindak ilokusi dalam kotbah pendeta (3) implikatur yang terkandung dalam kotbah pendeta, (4) bentuk gaya bahasa kotbah pendeta. Berdasarkan hasil analisis data penelitian dihasilkan simpulan sebagai berikut: Maksim relevansi yang terjadi dalam kotbah pendeta terbagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu kesesuaian dengan sifat Tuhan, kesesuaian Yesus sebagai Bapa. Kesesuaian dengan sifat Tuhan berfungsi sebagai prinsip kerjasama supaya manusia mempunyai sifat-sifat Tuhan. Kesesuaian Yesus sebagai Bapa berfungsi sebagai prinsip kerjasama bahwa Allah Tritunggal yang Maha Kudus supaya manusia selalu ingat akan sang pencipta. Sedangkan tindak iloksi pada bahasa kotbah pendeta terbagi menjadi 3 (tiga) yaitu, mengajak senantiasa hormat, memerintah untuk mencintai Tuhan, melarang mendustakan Tuhan . Ketiga tindak ilokusi tersebut mempunyai fungsi sesuai dengan penggunaannya. mengajak senantiasa hormat dinarasikan oleh pendeta pada awal kotbah untuk menggambarkan kebesaran dan keagungan Tuhan Yang Maha Esa, memerintah untuk mencintai Tuhan dinarasikan pada pertengahan kotbah pendeta berfungsi untuk menceritakan manusia harus ingat akan sang pencipta. Selanjutnya melarang mendustakan Tuhan pada akhir kotbah pendeta difungsikan untuk mendeskripsikan manusia akan kembali padaNya, oleh karena itu selalu berbuat baiklah.
GAYA BAHASA DALAM TINDAK TUTUR DALANG SUDJIWO TEJO PADA PAGELARAN WAYANG LAKON DEWA RUCI Jhon Guruh Putra Pakarsi; Udjang Pairin; Mintowati .
Jurnal Education and Development Vol 9 No 3 (2021): Vol.9.No.3.2021
Publisher : Institut Pendidikan Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (465.234 KB)

Abstract

Gaya bahasa dalam tindak tutur merupakan kajian bahasa dalam penggunaannya terkait pendayagunaan kata dan pemilihan kata. Tindak tutur yang dilaksanakan penutur tidak lepas dari konteks. Dalam konteks pertunjukan wayang seorang dalang mempunyai peran penting untuk sebagai pemeran sekaligus sutradara. Ginem dalang pada pertunjukan wayang memanfaatkan gaya bahasa untuk memoles sehingga percakapan antar tokoh wayang lebih menarik dan memunculkan daya kesan kepada penonton. Pemilihan kata atau diksi berkaitan dengan kekayaan kosakata dalang. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) tindak tutur dalang Sudjiwo Tejo, (2) diksi pada tuturan dalang Sudjiwo Tejo, dan (3) makna informasi yang dikembangkan dalam gaya bahasa dalam tindak tutur dalang Sudjiwo Tejo, pada pertunjukan wayang kulit lakon Dewa Ruci. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif yang digunakan untuk mengaji gaya bahasa dalam tindak tutur dalang. Sumber data dalam penelitian ini adalah rekaman pertunjukan wayang kulit Sudjiwo Tejo yang dari channel youtube Airin Digimedia yang menampilkan pertunjukan wayang kulit oleh Dalang Sudjiwo Tejo. Data dalam penelitian ini berupa tuturan ginem pada percakapan antar tokoh wayang. Data diperoleh dari transkripsi rekaman pertunjukan wayang dalang Sudjiwo Tejo yang berasal dari rekaman pertunjukan langsung. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode dokumentasi dan metode simak dengan teknik dasar sadap, dilanjutkan dengan teknik simak bebas libat cakap, dan teknik catat. Hasil penelitian ini adalah (1) tindak tutur dalang Sudjiwo Tejo pada Pertunjukan wayang kulit lakon Dewa Ruci, terdapat (a) tindak tutur representatif dengan tujuan menyatakan, mengklai, dan melaporkan, (b) tindak tutur komisif dengan tujuan berjanji, dan mengancam, (c) tindak tutur direktif dengan tujuan menanya dan menasehati, (d) tindak tutur ekspresif dengan tujuan mengucap selamat dan berterimakasih, dan (e) tindak tutur deklaratif tujuan mendakwa dan memvonis; (2) diksi dalam tindak tutur sebagai perwujudan pemilihan kata dalam menyampaikan pesan, terdapat (a) diksi denotatif, (b) diksi konotatif, (c) diksi hiponimi, (d) diksi sinonim, (e) diksi antonim, (f) diksi simbol budaya, dan (g) diksi dengan makna simbol agama; (3) gaya bahasa dalam tindak tutur karena pendayagunaan kata dan pemilihan kata ditemukan bahasa artifial dan bahasa percakapan.
ASA YANG TERSISA: PEMBELAJARAN SASTRA, HALO APA KABAR? SELAYANG PANDANG MELIRIK “DUDUK MASALAH” (ANTARA HARAPAN DAN KENYATAAN) Udjang Pairin
Paramasastra : Jurnal Ilmiah Bahasa Sastra dan Pembelajarannya Vol. 9 No. 1 (2022): Vol.9 No.1 Bulan Maret 2022
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/paramasastra.v9n1.p1-18

Abstract

Literary works are the result of the writer's deepest contemplation about life and life. With the sharpness of his imagination, the portrait of life is naturally elaborated in romances, novels, poetry, and so on so that it is presented like a real, concrete picture and anesthetizes the reader. Studying literature well can educate readers. Everything about life experiences can be explored critically and creatively. And that is the main mission of learning literature that literature teachers need to develop. With the limited ability of teachers and the allocation of time, educators and curriculum designers must determine the vision and mission of the direction of teaching literature in a directed, measurable, and correct manner. With the improved 2013 curriculum, teachers and schools have ample opportunities to be creative in how to improve the ethos of learning literature that is interesting, innovative, and conducive. One of the models that can be developed is with a priority, pragmatic approach, a material selection process that is tailored to the conditions of the learner's interests, and measurable, fun, and controlled tasks. Alternative solutions that can be taken so that literature learning is getting better can be maximized through; 1) The role of MGMP, 2) maximizing other supports, 3) accelerating technology by literature teachers, 4) schools as literary fields, 5) innovative learning, 6) literary practice to literary theory, 7) recreational traditions replace the pedantic tradition, 8) maximizing school autonomy, 9) and time allocation considerations.   Keywords: Literature learning, Indonesian curriculum, problems, between expectations and reality.    
The Ecological Impact of the Covid-19 Pandemic Infodemic Discourse in Social Media: Ecolinguistic Perspectives Khusnul Khotimah; Kisyani Laksono; Suhartono Suhartono; Udjang Pairin; Darni Darni
Procedia of Social Sciences and Humanities Vol. 1 (2021): Proceedings of the 2nd International Conference On Intelectuals Global Responsibility
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21070/pssh.v1i.31

Abstract

Texts on social media often highlight the Covid-19 pandemic. The text influences the mindset and mode of the readers. The purpose of this study is to describe the potential ecological impacts of infodemics, both constructive and destructive for readers. Data sourced from social media (Facebook, Instagram, and Twitter). The method used in this research is a qualitative approach with descriptive methods. The results showed that the ecological impact of infodemic discourse, namely the constructive impact represented by the content, meaning or message can influence the mindset and attitudes of readers to participate in preserving the environment. Positive texts can change negative environmental ethics into positive ones. The destructive impact in the form of excessive use of text, and without clear sources, has an impact on the effects of distraction, mental health, panic buying, confirmation bias and echo chambers, and tends to refuse to protect oneself and heed health protocols, making it difficult to handle the outbreak. In addition, misinformation on health has an impact on exacerbating outbreaks of infectious diseases. Especially damaging advice as false information is crafted with no respect for accuracy and is often integrated with narratives framed by emotion or conspiracy. The text affects attitudes and mindsets so that it damages the environment.
INTERAKSI BASA ING NOVEL NGLARI WOTING ATI ANGGITANE FITRI GUNAWAN (Tintingan Sosiostilistika) NOVIA SRI KHASNA AMANIAH; Udjang Pairin
JOB (Jurnal Online Baradha) Vol 16 No 7 (2020)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (453.911 KB) | DOI: 10.26740/job.v16n7.p%p

Abstract

ABSTRAK Variasi sajrone basa ora mung jalaran panutur sing ora homogen, nanging uga jalaran kagiyatan interaksi sosial sing dilakokake ana maneka werna. Saben kagiyatan merlokake utawa njalari keragaman basa kasebut. Variasi mligine alih kode, campur kode bakal dibahas sajrone panliten iki. Alih kode minangka pristiwa alih kode teka salah siji kode sajrone kode liyane. Dene campur kode yaiku panganggone unsur-unsur basa liya nalikane nggunakake basa tartamtu. Panliten iki uga nliti ngenani bab stilistika, stilistika yaiku ilmu sing nliti gaya basa. Stilistika sing ditengenake ing kene yaiku bab gaya basa. Gaya basa yaiku cara kanggo nguntapake pamikiring lumantar basa kanthi estetik kang nuduhake kapribadining panulis utawa panganggone basa. Panliten iki nduweni ancas kanggo ngandharake lan njlentrehake babagan-babagan (1) modhel variasi basa ing novel Nglari Woting Ati anggitane Fitri Gunawan, (2) wujud campur kode kang ngrenggani interaksi basa ing novel Nglari Woting Ati anggitane Fitri Gunawan, (3) modhel gaya basa kang ana ing novel Nglari Woting Ati anggitane Fitri Gunawan. Panliten iki nduweni tujuwan kanggo ngasilake dheskripsi ngenani modhel variasi basa, wujud campur kode, lan modhel gaya basa kang ana sajrone novel Nglari Woting Ati. Panliten iki kalebu jinise panliten dheskriptif kanthi pamarekan kualitatif. Metodhe sajrone nganalisis dhata nggunakake metodhe distribusional lan metodhe agih. Asil panliten iki yaiku dheskripsi ngenani wujud interaksi basa ing novel Nglari Woting Ati. Variasi basa mligine alih kode ana 4 kedadeyan, dene campur kode ana 58 kedadeyan. Dene gaya basa ana 4 kedadeyan. Tembung-tembung wigati: alih kode, campur kode, gaya basa, novel Nglari Woting Ati.
Interaksi Bahasa Para Tokoh dalam Novel Trilogi Kelangan Satang Karya Suparto Brata (Kajian Pragmastilistika) Nur Laily Safitri; Udjang Pairin
JOB (Jurnal Online Baradha) Vol 17 No 3 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (287.571 KB) | DOI: 10.26740/job.v17n3.p986-1007

Abstract

Novel menggambarkan salah satu karya sastra yang masih diminati para pemuda. Novel selaku fasilitas untuk pencipta buat menuangkan ilham serta gagasan. Penelitian tersebut memiliki tujuan menjabarkan kajian tentang pragmatikstilistika dalam novel Trilogi Kelangan Satang karya Suparto Brata. Kasus dalam penelitian ialah (1) tujuan tindak tutur ilokusi yang ditindakan para tokoh, (2) makna implikatur dalam berkomunikasi, (3) wujud gaya bahasa pada dialog para tokoh. Penelitian ini memakai metode penelitian deskriptif kualitatif, yang menarangkan analisis informasi dengan metode mendeskripsikan. Sumber informasi penelitian dari tuturan para tokoh dalam novel Trilogi Kelangan Satang karya Suparto Brata. Hasil analisis yang ditemui oleh peneliti ialah pertama tentang tujuan tindak tutur ilokusi ialah (1) tindak tutur ilokusi asertif, (2) tindak tutur ilokusi direktif (3) tindak tutur ilokusi komisif, (4) tindak tutur ilokusi ekspresif, serta (5) tindak tutur ilokusi deklaratif. Kedua tentang makna implikatur dalam tuturan tokoh dalam novel ialah (1) implikatur konvensioanal, dan (2) implikatur konversasional. Terakhir wujud gaya bahasa yang digunakan pencipta pada novel yaitu (1) gaya bahasa retoris, dan (2) gaya bahasa kiasan. Kata kunci: Kelangan Satang, Novel, Pragmatik, Stilistika
Interaksi Bahasa Para Pemain dalam Film "Yowis Ben 2" (Kajian Sosiopragmatik) Siska Rofiqoh Faradilla; Udjang Pairin
JOB (Jurnal Online Baradha) Vol 17 No 3 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (353.671 KB) | DOI: 10.26740/job.v17n3.p1008-1030

Abstract

Para pemain dalam film secara tidak sadar melakukan alih kode dan campur kode karena mereka merupakan masyarakat bilingualisme yang berbeda-beda bahasanya. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan: (1) wujud alih kode pada interaksi bahasa para pemain dalam film “Yowis Ben 2”, (2) wujud campur kode pada interaksi bahasa para pemain dalam film “Yowis Ben 2”, dan (3) tujuan dalam interaksi bahasa para pemain dalam film “Yowis Ben 2”. Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif dengan teknik simak dan catat. Teknik analisis data yang digunakan yaitu teknik padan ekstralingual. Penelitian ini memanfaatkan instrumen berupa human instrument (peneliti sendiri). Hasil dari penelitian ini yaitu ada 9 wujud alih kode yang terdiri atas kombinasi peralihan bahasa Indonesia, bahasa Jawa, bahasa Sunda, bahasa Inggris, dan bahasa Arab. Sedangkan wujud campur kode ada 16 jenis yang terdiri atas kombinasi percampuran bahasa Indonesia, bahasa Jawa ngoko, bahasa Jawa krama, bahasa Sunda, bahasa Inggris, dan bahasa Arab. Tujuan dalam interaksi bahasa para pemainnya terwujud dalam tindak tutur ilokusi, yaitu tindak tutur asertif, direktif, komisif, dan ekspresif. Kata kunci: alih kode, campur kode, wujud, tindak tutur ilokusi, film “Yowis Ben 2”
Alih Kode Campur Kode dalam Dialog Film Sultan Agung Afrizal Hairul Mahardika; Udjang Pairin
JOB (Jurnal Online Baradha) Vol 17 No 4 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (275.487 KB) | DOI: 10.26740/job.v17n4.p1521-1537

Abstract

Abstrak Penelitian ini mempunyai tujuan untuk menjelaskan bentuk serta faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya alih kode dan campur kode di dalam dialog Film Sultan Agung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif kualitatif. Teknik untuk mengumpulkan data di dalam film ini ada dua cara yaitu teknik menyimak dan teknik mencatat. Teknik menyimak yaitu melihat film dengan media laptop atau HP. Sedangkan teknik mencatat yaitu menulis data (alih kode dan campur kode) hasil dari menyimak atau melihat Film Sultan Agung lalu data tersebut diklasifikasikan menjadi data alih kode dan data campur kode. Setelah pengumpulan data, peneliti mengolah data. Ada dua data untuk mengolah data yang terperinci dan jelas, yaitu transkip data dan klasifikasi data. Hasil penelitian yang ditemukan yaitu alih kode dan campur kode. Alih kode yang terjadi yaitu alih kode dari bahasa ngoko ke dalam bahasa krama, alih kode dari bahasa krama ke dalam bahasa ngoko, alih kode dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jawa, dan alih kode dari bahasa Jawa ke dalam bahasa Indonesia. Faktor yang memengaruhi terjadinya alih kode tersebut yaitu (1) mitra tutur, (2) pokok pembicaraan, (3) maksud dan tujuan bicara. Peristiwa campur kode juga ditemukan pada film ini. Bentuk campur kode yang terjadi berupa frasa, klausa, dan sisipan kata. Faktor yang memengaruhi terjadinya campur kode yaitu (1) terbatasnya penggunaan kode, (2) kebiasaan, dan (3) maksud dan tujuan bicara. Kata kunci: alih kode, campur kode, film.
Proses Akuisisi Bahasa Kedua pada Anak Afiva Nurqomariyyah; Darni Darni; Udjang Pairin
EDUKASIA: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 4 No. 2 (2023): Edukasia: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran
Publisher : LP. Ma'arif Janggan Magetan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62775/edukasia.v4i2.593

Abstract

This study focuses on the process of language acquisition, which is limited to children's language acquisition. The purpose of this research is to describe and analyze the process of language acquisition. For children aged 06. Data was collected using technical methods and Collect data step by step by interviewing your child's parents directly. Data collection, data analysis and presentation of analysis results. Results It was concluded that the factors that influence language acquisition in children are: Age factor, because at a young age it is easier for a child to master language. second; Elements of the first language (mother) because the first language has a great influence on grammar Different; Environmental factors, the environment is a very important factor to obtain The tongue of a six year old child acquires the language he often hears. environment, especially family, friends and society; biological and cognitive factors; Children under the age of 6 years are still in the stage of biological and cognitive development. Language acquisition - very often the addition and subtraction of words in pronunciation, It is natural and over time a child, even a child and more mature, both biologically and cognitively.