Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Strategi Self Management Model Yates dan Model Cormier Terhadap Pengembangan Self Outonomy ditinjau dari Pola Asuh Setiawan, Gede Danu; Dharsana, I Ketut
Bisma The Journal of Counseling Vol 2, No 1 (2018): Bisma the Journal of Counseling
Publisher : Department of Guidance and Counseling, FIP, Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (411.912 KB) | DOI: 10.23887/bisma.v2i1.19974

Abstract

This study aimed to analyze: Self autonomy differences between students who take the Self techniques and techniques Yates Model Managament Managament Model Self Cormier, who in terms of parenting parents. The design of the posttest- desaign with 2 x 2 factorial design used in this study. The sample was 60 students of class X SMA Negeri 2 Singaraja. The results showed that: (1) There are differences between the Self autonomy of students who take the theory of behavioral counseling techniques Yates Self Managament Model with students who follow the theory of behavioral counseling techniques Self Managament Model Cormier. (F = 6642, p <0.05). (2) There is a difference Self autonomy students are nurtured with parenting acceptance to students who cared parenting rejection. (F = 11 714; p <0.05). (3) There is an interaction effect between the theory of behavioral counseling and parenting parents against Self autonomy. (F = 17.98; p <0.05). (4) There are differences between students Self autonomy raised by parenting acceptance to students who cared parenting rejection after following the techniques of behavioral theory Self Management Model Yates. (F = 5,008; α <2.048). (5) There is a difference between student autonomy Self nurtured with parenting acceptance to students who cared parenting rejection after following the techniques of behavioral theory Self Management Model Yates. (F = 7,008; α <2.048). (6) There is a difference between student autonomy Self nurtured with parenting acceptance that follows the theory of behavioral techniques Yates Self Management Model with students who take the Self Management Model Cormier. (F = 3,861; α 2048). (7) There is a difference between student autonomy Self nurtured with parenting rejection that follows the theory of behavioral counseling techniques ModelYates with the Self Management Self Management Cormier follow techniques. (F = 2,252; α <2.048)
PENERAPAN KONSELING BEHAVIORAL DENGAN STRATEGI SELF MANAGEMENT UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN DALAM MENGAMBIL KEPUTUSAN SISWA X5 SMA NEGERI 2 SINGARAJA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SETIAWAN, GEDE DANU; SEDANAYASA, GEDE SEDANAYASA; SURANATA, KADEK SURANATA
Jurnal Ilmiah Bimbingan Konseling Undiksha Vol 1, No 1 (2013): Jurnal Ilmiah Bimbingan Konseling
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Konseling yang bertujuan untuk meningkatkan kemandirian dalam mengambil keputusan siswa yang rendah dengan penerapan konseling Behavioral dengan strategi Self Management. Subyek dalam penelitian ini sebanyak 4 orang siswa kelas X5 SMA Negeri 2 Singaraja tahun pelajaran 2012/2013 yang memiliki kemandirian dalam mengambil keputusan yang rendah. Hasil tersebut diperoleh dari data  primer atau data utama yaitu kuesioner dari pra siklus sampai siklus II. Metode observasi dan wawancara juga digunakan sebagai metode komplementer yang mendukung  data primer tersebut. Data primer dalam bentuk kuesioner yang diperoleh dari responden dikumpulkan dan dioleh dengan teknik deskriptif analisis. Hasil penelitian dari pra siklus diperoleh rata-rata pencapaian kemandirian dalam mengambil keputusan terhadap 4 orang siswa sebesar  54,41 % dengan kategori rendah. Pada siklus I terjadi peningkatan dengan rata-rata sebesar 18,93%  dengan hasil 2 orang siswa yang dikategorikan sangat tinggi dan 2 orang siswa yang dikategorikan sedang sehingga perlu melanjutkan treatmen pada siklus II. Pada siklus II terjadi peningkatan dengan rata-rata peningkatan sebesar  15,40% dengan kategori sangat tinggi . Artinya siswa sudah bisa mengeksplorasi diri, dapat mengambil keputusan sesuai dengan potensi yang dimiliki, dan lainnya. Data tersebut diperkuat dari catatan harian (log sheet) yang dibuat oleh siswa setiap siklusnya.  Hasil penelitian ini diharapkan siswa dapat mengaplikasikan strategi self management  dari tahap pantau diri sampai tahap pemeliharaan dalam kehidupan sehari-hari, agar siswa dapat mengambil keputusan sesuai dengan potensi yang dia miliki.
KARAKTERISTIK KEPRIBADIAN KONSELOR/ GURU BIMBINGAN DAN KONSELING ERA MERDEKA BELAJAR Setiawan, Gede Danu; Yaniasti, Ni Luh
Daiwi Widya Vol 10, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Panji Sakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37637/dw.v10i2.1418

Abstract

Layanan bimbingan dan konseling adalah suatu layanan yang diberikan oleh tenaga yang profesional dalam bidang bimbingan dan konseling kepada peserta didik atau siswa dan anggota masyarakat lainnya supaya mereka mampu mengembangkan dirinya, mengenali dirinya sendiri, serta mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapinya sehingga dapat meningkatkan kemandiriannya dan dapat hidup efektif sehari-hari. Sebagai layanan profesional tenaga pemberi layanan bimbingan dan konseling sudah sewajarnya membentuk organisasi profesi. Organisasi profesi bimbingan dan konseling ini menjadi wadah para konselor/guru BK serta menjadi perekat utama seluruh anggota yang menjalankan layanan bimbingan dan konseling. Salah satu kewajiban organisasi profesi bimbingan dan konseling adalah merumuskan kode etik profesi bimbingan dan konseling itu sendiri. Melihat kompleksnya tugas dan peran profesi Bimbingan dan Konseling apalagi dalah suasana Merdeka Belajar koselor sangat diharapkan untuk memiliki kompetensi-kompetensi seperti jujur, hangat, empat dan lainnya sebagai Upaya untuk mendukung pembelajaran yang berpusat pada anak.
TEKNIK STOP SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN SOSIAL EMOSIAL FASE PONDASI Setiawan, Gede Danu
Daiwi Widya Vol 10, No 3 (2023)
Publisher : Universitas Panji Sakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37637/dw.v10i3.1775

Abstract

Penelitian yang digunakan pada studi ini adalah metode kualitatif, Metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif  berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang dapat diamati. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas dari penggunaan Teknik STOP untuk meningkatan keterampilan social emosional khususnya pada kesadaran diri (mindfulness) siswa pada fase Pondasi. Subyek pada penelitian ini adalah siswa-siswa di TK Negeri Desa Banjar Tegeha dan TK Pelita Kasih tang merupakan pelaksana program Sekolah Penggerak Angkatan pertama yang beberapa siswanya memiliki kesadaran diri (mindfulness) yang rendah seperti yang ditunjukan dari beberapa hal seperti siswa yang kurang konsentrasi dalam pembelajaran, tidak focus dalam pembelajaran, suka melamun didalam kelas, setelah waktu peralihan dari makan siang menuju pembelajaran/permainan berikutnya kadang tidak focus, dan perilaku lainnya. Setelah diberikan Teknik STOP pada jeda makan siang menuju permainan/pembelajaran selanjutnya yang dilakukan secara berkesinambungan selama tiga bulan berturut turut Guru-guru merasa ada perubahan konsentrasi pada siswa-siswa setelah jeda makan siang,anak-anak semakin bersemangat seperti awal mereka datang kesekolah. Hal ini diperkuat dengan kolaborasi yang dilakukan bersama dengan orang tua, orang tua dijelaskan tujuan dari pemberian treatmen ini. Orang tua merasa hal ini sangat penting karena kehadiran sepenuhnya (mindfulness) sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak. Namun masih ada beberapa anak yang perlu penanganan khusus saat-saat muncul kondisi seperti diawal. Hal ini masih terus diterapkan pada satuan Pendidikan fase pondasai khususnya pada TK Negeri Desa Banjar Tegeha dan TK Pelita Kasih.Kata Kunci: Teknik STOP, Keterampilan Sosial Emosional, Kesadaran Diri (MindFullness)
KEPRIBADIAN KONSELOR YANG MENDUKUNG PROSES KONSELING YANG EFEKTIF DAN BERPUSAT PADA SISWA Setiawan, Gede Danu
Daiwi Widya Vol 11, No 1 (2024)
Publisher : Universitas Panji Sakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37637/dw.v11i1.2013

Abstract

AbstrakUndang-undang sistem Pendidikan Nasional memiliki tujuan secara eksplisit yaitu untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya. Peran seluruh komponen sekolah sangatlah berperan untuk mewujudkan tujuan tersebut khususnya adalag guru Bimbingan dan Konseling (BK). Dalam mewujudkan potensi diri seluruh peserta didik, guru BK harus memiliki kompetensi yang efektif dalam setiap layanan yang diberikan. Konselor yang efektif memiliki ciri-ciri diantaranya; a) Cogruence (genuineness, authenticity), b) Unconditional positive regard (acceptance) dan c) Empathy. Selain harus memenuhi ciri-ciri tersebut konselor yang efektif juga harus memiliki delapan aspek kepribadian yang memungkin konselor dapat efektif pada setiap layanan yang diberikan kepada konselinya, kedepalapan aspek kepribadian tersebut diantaranya; 1) Aspek Kepribadian Motivasi Berprestasi (Achievement),2) Aspek Mandiri dan Tanggung Jawab (Autonomy), 3) Aspek Menaati Aturan dan Disiplin (Defference), 4) Aspek Bekerjasama Dengan Orang Lain (Affiliasi), 5) Aspek Menyenangkan Orang Lain (Nurturance), 6) Aspek Mengadakan Perubahan (Change), 7) Aspek Tahan Menghadapi, Mengatasi Rintangan (Endurance), dan 8) Pada Aspek Hubungan Dengan Lawan Jenis (Heterosexuality)Kata Kunci: Konselor, efektif, berpusat pada siswa
PENERAPAN TEORI KONSELING ANALISIS TRANSAKSIONAL DENGAN TEKNIK KURSI KOSONG UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN DALAM MENGAMBIL KEPUTUSAN KARIR SMA SARASWATI SINGARAJA Mudarya, I Nyoman; Setiawan, Gede Danu; Murniasih, Luh
Daiwi Widya Vol 11, No 2 (2024)
Publisher : Universitas Panji Sakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37637/dw.v11i2.2315

Abstract

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Layanan Bimbingan Konseling yang bertujuan untuk meningkatkan kemandirian dalam mengambil keputusan karir siswa yang rendah dengan penerapan konseling analisis transaksional dengan teknik kursi kosong. Subjek penelitian ini adalah siswakelas XI IPS SMA Saraswati Singaraja yang memiliki perilaku kurang mandiri dalam menggambil keputusan untuk selanjutnya diberikan tindakan berupa konseling individu dengan menggunakan teknik kursi kosong. Setelah diberikan tindakan Subyek dalam penelitian ini sebanyak 4 orang siswa, hal tersebut diperoleh dari data utama yaitu kuesioner. Data primer dalam bentuk kuesioner yang diperoleh dari responden dikumpulkan dan diolah dengan teknik deskriptif analisi.Peningkatan tersebut dapat dilihat dari hasil kuesioner yang menunjukkan persentase awal subjek penelitian sebesar 106,43%meningkat menjadi 165,79%pada siklus I.Kemudian meningkat lagi pada siklus II menjadi 210,31 Jadi keempat siswa yang di berikan treatment baik pad siklus I dan II sudah mencapi peningkatan diatas 70%. Ini artinya terjadi peningkatan terhadap indikator-indikator kemandirian dalam mengambil keputusan seperti siswa sudah mampu bertoleransi dengan temannya, sudah mulai mengeksplorasi diri untuk mengetahui potensi yang dimiliki, sudah mampu merencakan karirnya kedepan, dan siswa dalam mengambil sebuah keputusan sudah tidak didominasi oleh temannya.
PERENCANAAN KARIR PERBANTUNKAN ASESMEN NON KOGNITIF HOLLAND TES Setiawan, Gede Danu
Daiwi Widya Vol 11, No 2 (2024)
Publisher : Universitas Panji Sakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37637/dw.v11i2.2313

Abstract

Pada hakekatnya karir merupakan masalah yang kompleks, yang menyangkut berbagai aspek kehidupan, baik aspek perkembangan, kepribadian, social, budaya, ekonomi, maupun belajar. Hal yang paling mendasar untuk diketahui dan dipahami dalam masalah karir adalah kepribadian. Teori pilihan karir Holland dapat membantu siswa dalam memilih pekerjaan melalui pemahaman kepribadian diri dan lingkungan. Holland menggambarkan typology sebagai struktur untuk informasi pengorganisasian tentang pekerjaan dan individu, Typology Holland mengkatagorikan atau mengelompokkan individu kedalam enam tipe kepribadian secara luas, khususnya (R) realistis, (I) investigative (intelektual), (A) artistik, (S) sosial, (E) Enterprising (giat), dan (K) konvensional. Sebagaimana disimpulkan, teori tipe Holland biasanya disebut dengan model RIASEC dan dalam diagram biasanya menggunakan heksagon yang telah memberikan representasi visual dari hubungan antar kepribadian atau jenis pekerjaan. Mengingat pentingnya bimbingan dan konseling karir sebagai pemberi arah sekaligus penerang jalan hidup, maka dalam pelaksanaannya, khususnya khususnya di persekolahan, hendaknya lebih diintensifkan dan diefektifkan, sehingga mampu membantu siswa dalam: (a) pemahaman secara tepat tentang dirinya, (b) pengenalan terhadap keragaman dunia kerja dan persyaratannya, (c) mempersiapkan diri secara matang dalam memasuki dunia kerja, (d) penempatan bidang-bidang pekerjaan tertentu yang sesuai, (e) memecahkan berbagai persoalan khusus berkaitan dengan pekerjaan dan pola-pola kehidupan yang lain, dan (f) penghargaan yang obyektif dan sehat terhadap pekerjaan, jabatan, serta karir.
KONSELING LINTAS BUDAYA DALAM MENGHADAPI PENGARUH SOSIAL DAN BUDAYA SISWA DI SEKOLAH Ursula, Putu Abda; Setiawan, Gede Danu
Daiwi Widya Vol 11, No 2 (2024)
Publisher : Universitas Panji Sakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37637/dw.v11i2.2314

Abstract

Sekolah menghadapi tantangan antara masuknya nilai-nilai global yang sering tidak serasi dengan nilai-nilai budaya tradisional atau budaya lokal. Ini membawa dampak pada perubahan lingkungan sosial yang melibatkan berbagai komponen, baik fisik (benda-benda) maupun non-fisik, yaitu bentuk tradisi (bahasa, agama, norma, hukum, pengetahuan, dan pola-pola perilaku lainnya). Perilaku dan interaksi sosial terutama bertumpu pada kualitas konvensi dan tradisi, yang pada dasarnya telah tersedia dalam kenyataan sosial, yang secara tidak disadari telah dimanfaatkan dan dimapankan dalam kehidupan sehari-hari. Sekolah memfasilitasi proses belajar mengajar yang mengubah perspektif monokultural yang esensial, penuh prasangka dan diskriminatif ke perspektif multikultural yang menghargai keragaman , perbedaan, toleran dan sikap terbuka (inklusif). Dalam konteks perilaku siswa ini dibutuhkan pendidik multibudaya, salah satunya adalah konselor. Konselor adalah seorang pendidik.Pendidikan berurusan dengan perilaku manusia yang sedang berkembang sehingga pendidikan memerlukan ilmu-ilmu perilaku manusia. Dalam konteks perilaku manusia ini konselor di sekolah adalah agent of enculturation sebab proses sosialisai terjadi di sini, di mana anak-anak di sekolah belajar aturan-aturan kultural. Proses jika gagal beradaptasi dengan budaya baru akan menimbulkan stress akulturatif.
PEMBERDAYAAN KADER PKK DALAM PELATIHAN TERAPI BUTTERFLY HUG UNTUK REGULASI EMOSI DAN SEHAT MENTAL DI DESA PANJI BULELENG Wedhayanti, G.C.; Setiawan, Gede Danu; Nisaa, R.D; Ursula, P.A; Dewi, K.Y.F; Puger, I.G.N; Mudarya, I.N.; Siswanti, Dyah; Miantari, N.K.D
Jnana Karya Vol 6, No 1 (2025)
Publisher : Universitas Panji Sakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) ini bertujuan untuk memberikan materi danpelatihan terapi butterfly hug untuk meregulasi emosi dan menjaga kesehatan mental ibu-ibu PKKDesa Panji Buleleng. PKM ini diikuti oleh 20 orang ibu-ibu PKK dari berbagai kalangan usia danpekerjaan, baik yang aktif bekerja diluar maupun sebagai ibu rumah tangga. Kegiatan PKMdilaksanakan dalam tiga kegiatan inti yaitu 1) pemaparn materi dengan judul pentingnya payunghukum dalam penanganan kesehatan mental, regulasi emosi dan sehat mental 2) Pelaksanaan terapibutterfly hug yang dilakukan bersama-sama dan dipimpin oleh ketua PKM, serta didampingi olehanggota PKM 3) Pelaksanaan roleplay butterfly hug yang dilaksanakan oleh peserta dandidampingi oleh seluruh anggota PKM yang akan memberikan masukan atau feedback kepadapeserta setelah roleplay berakhir. Secara keseluruhan, kegiatan PKM telah berlangsung denganbaik dan lancer. Para peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir dengan antusias. Hal initerligat dari motivasi peserta untuk berpartisipasi dalm sesi diskusi, pelaksanaan terapi danroleplay. Kesan yang baik juga diberikan oleh peserta dan berharap agar kedepannya dapatdiadakan lagi pelatihan-pelatihan terkait kesehatan mental.
The Effectiveness of Cognitive-Behavioral Counseling in Reducing Academic Procrastination Among Students Setiawan, Gede Danu; Tasya, Amalia
Journal of Therapia Vol. 2 No. 3 (2025): SEPTEMBER_JOT
Publisher : PT. Anagata Sembagi Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62872/07ng8z78

Abstract

Academic procrastination is one of the most prevalent behavioral issues affecting students’ academic achievement and psychological well-being. The voluntary delay of tasks despite anticipating negative consequences is associated with reduced academic performance, heightened stress, and decreased self-regulation. Addressing this challenge requires effective interventions grounded in empirical evidence. This study aims to evaluate the effectiveness of Cognitive-Behavioral Therapy (CBT) in reducing academic procrastination among students by synthesizing findings from experimental research, comparative studies, and literature reviews published between 2020 and 2025. Using a systematic literature review approach, data were retrieved from databases such as Consensus, Semantic Scholar, PubMed, and Google Scholar. The analysis included randomized controlled trials, quasi-experimental studies, and narrative reviews focusing on CBT, as well as comparative studies involving Acceptance and Commitment Therapy (ACT) and Mindfulness-Based Cognitive Therapy (MBCT). Twelve eligible articles were selected after rigorous screening, data extraction, and synthesis. Findings indicate that CBT consistently reduces procrastination behaviors across diverse educational settings, with both face-to-face and online formats demonstrating significant and lasting effects for two to four months. Comparisons reveal that ACT offers longer-term sustainability, while MBCT enhances positive academic emotions and optimism. Bibliometric trends show CBT’s dominance in scholarly attention between 2020 and 2025. These results underscore CBT’s role as a primary evidence-based intervention for reducing academic procrastination, while also highlighting the potential benefits of integrating CBT with ACT and MBCT. Practical implications include the adoption of hybrid counseling programs in schools and universities, supported by digital delivery systems to increase accessibility and long-term effectiveness