Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

KONSELING NAPZA Ursula, Putu Abda
Daiwi Widya Vol 11, No 1 (2024)
Publisher : Universitas Panji Sakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37637/dw.v11i1.2015

Abstract

AbstrakKonseling NAPZA adalah suatu proses kegiatan rehabilitasi yang harus dijalani setiap pengguna atau penyalahgunaan narkoba baik secara medis maupun sosial agar bisa terlepas dari kecanduan/adiksi zat yang digunakan. Bantuan dari orang lain bisa didapat dari keluarga, teman, pasangan, atau orang-orang terdekat anda. Peran konseling ialah untuk membantu korban mengatasi masalah yang sedang dialaminya. Konseling adalah interaksi antara konselor/pembimbing dengan individu yang memiliki suatu masalah dengan tujuan membantu klien menghadapi masalah yang sedang dihadapinya. Konseling bisa dilakukan untuk membantu berbagai macam masalah, seperti penyalahgunaan NAPZA dengan mengikuti sesi konseling dengan harapan untuk mendapatkan solusi dan jalan keluar dari permasalahan yang ada. Penyalahgunaan NAPZA merupakan tindakan yang sangat berbahaya, bagi pengguna, masyarakat ataupun keluarga. Seseorang berani menggunakan obat-obatan terlarang ini biasanya dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya. Seseorang yang memiliki masalah penyalahgunaan NAPZA harus segera ditolong karena bisa menyebabkan ketergantungan yang merupakan penyakit orak kroniis. Jika dibiarkan hal buruk seperti fase ketergantungan akan menghampirinya. Konseling yang akan dilakukan diharapkan mampu membantu pecandu untuk pemulihan dan keluar dari rasa ketergantungan.Kata Kunci : Konseling, NAPZA
PENGARUH POLA ASUH PERMISIF TERHADAP SIKAP AGRESIF SISWA SMP LAB UNDIKSHA Ursula, Putu Abda; Nisaa, Rofi'ud Darojatin
Daiwi Widya Vol 10, No 3 (2023)
Publisher : Universitas Panji Sakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37637/dw.v10i3.1778

Abstract

Pola asuh merupakan pola interaksi antara anak dan orang tua secara berkelanjutan dari baru lahir hingga dewasa yang berkaitan dengan kondisi fisik, kondisi psikologi, maupun norma-norma yang berlaku di masyarakat. Implementasi pola asuh yang kurang tepat akan berdampak langsung kepada individu tersebut, dalam hal ini peneliti ingin mengetahui secara mendalam terkait dampak yang ditimbulkan oleh pola asuh terhadap perilaku agresif pada siswa. Peneliti berinisiatif melakukan penelitian ini di sekolah SMP LAB Undiksha, karena jika dilihat dari letak sekolahnya yang berada di pusat kota maka kecenderungan siswa-siswa yang bersekolah disana memiliki gaya hidup yang lumayan tinggi, pola asuh yang biasanya dilakukan oleh kelompok gaya hidup yang tinggi adalah pola permisif, peneliti berharap pola asuh yang ada tidak berdampak negatif kepada siswa disana. Hal yang dilakukan yaitu peneliti pertama kali mencari tahu apakah ada siswa yang mendapatkan pola asuh permisif dari orang tuanya melalui penyebaran kuisioner ke seluruh siswa di SMP LAB Undiksha yang berjumlah 141 orang, setelah itu diperoleh data yaitu sebanyak 58 siswa yang mendapatkan pola asuh permisif. Setelah itu siswa yang mendapatkan pola asuh permisif diberikan kuisioner lanjutan yaitu kuisioner sikap agresif. Hasil yang diperoleh terdapat 37 siswa yang menunjukkan memiliki sikap agresif dan sisanya sejumlah 21 siswa tidak menunjukkan sikap agresif. Setelah itu peneliti melakukan Uji Korelasi maka di dapatkan hasil sejumlah 0,631 yang berarti hasilnya kuat. Maka dengan demikian dapat dikatakan bahwa pola asuh permisif berpengaruh terhadap sikap agresif siswa.Kata Kunci : Pola Asuh Permisif, Agresif
EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL TEKNIK ASERTIF DALAM MEMINIMALISIR PERILAKU AGRESIF Ursula, Putu Abda
Counsenesia Indonesian Journal Of Guidance and Counseling Vol 2 No 02 (2021): COUNSENESIA 2021
Publisher : Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36728/cijgc.v2i02.1453

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas konseling behavioral teknik asertif terhadap perilaku agresif siswa. Penelitian ini merupakan jenis penelitian Quasi Eksperimen dengan rancangan penelitian one group pretest-posttest design. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Lab Undiksha Tahun Pelajaran 2016/2017. Sampel dari penelitian ini adalah 20 orang siswa kelas VIII 1 dan VIII 2 SMP Lab Undiksha. Teknik pengambilan sampel yaitu purpossive sampling dan metode pengumpulan data dengan kuisioner perilaku agresif yang berjumlah 34 item. Data penelitian dianalisis menggunakan analisis statistik t-Test berpasangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat penurunan perilaku agresif terhadap siswa yang diberikan konseling behavioral teknik asertif. Hal ini dapat dilihat dari perbedaan Mean Rank pada pretest sebesar 156,6 dan posttest sebesar 96,8. Kemudian berdasarkan nilai probabilitas didapatkan thitung ? ttabel dengan taraf signifikansi 0,025 maka 62,94 ? 2,093 sehingga dapat disimpulkan H0 ditolak.
Perbedaan Sikap Percaya Diri antara Anak Sulung dan Anak Bungsu pada Siswa SMA Ursula, Putu Abda; Zainuddin, Muhammad
Multi Discere Journal Vol. 3 No. 2 (2024): November
Publisher : LITPAM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/mj.v3i2.2278

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi perbedaan sikap percaya diri antara anak sulung dan anak bungsu pada siswa kelas X dan XI, serta mengevaluasi faktor keluarga dan sosial yang memengaruhi perbedaan ini. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif komparatif dengan instrumen berupa angket sikap percaya diri yang terdiri dari 20 item pernyataan, diukur menggunakan skala Likert. Sampel terdiri dari 20 siswa anak sulung dan 20 siswa anak bungsu, yang dipilih melalui teknik random sampling. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan dalam sikap percaya diri antara kedua kelompok, di mana anak bungsu memiliki tingkat kepercayaan diri yang lebih tinggi. Uji statistik t-test menghasilkan nilai t sebesar 2.842, yang lebih besar dari nilai t-tabel 2.021 pada taraf signifikansi 5%, sehingga hipotesis alternatif diterima. Temuan ini mengindikasikan bahwa peran sosial dan dinamika keluarga berkontribusi terhadap perbedaan ini. Implikasi penelitian mencakup pentingnya intervensi pendidikan dan konseling yang disesuaikan untuk mendukung pengembangan sikap percaya diri siswa berdasarkan urutan kelahiran mereka. Differences in Self-Confidence Between Firstborn and Youngest Children in High School Students Abstract This study aims to explore the differences in self-confidence between firstborn and youngest children among Grade X and XI students, as well as to evaluate the family and social factors influencing these differences. A comparative quantitative approach was employed, utilizing a 20-item self-confidence questionnaire measured on a Likert scale. The sample consisted of 20 firstborn and 20 youngest students, selected through random sampling. Data analysis revealed a significant difference in self-confidence between the two groups, with youngest children showing higher confidence levels. The t-test result showed a t-value of 2.842, greater than the t-table value of 2.021 at the 5% significance level, thus supporting the alternative hypothesis. These findings suggest that social roles and family dynamics contribute to this difference. The study implies the need for tailored educational and counseling interventions to support students' self-confidence development based on birth order.
KONSELING LINTAS BUDAYA DALAM MENGHADAPI PENGARUH SOSIAL DAN BUDAYA SISWA DI SEKOLAH Ursula, Putu Abda; Setiawan, Gede Danu
Daiwi Widya Vol 11, No 2 (2024)
Publisher : Universitas Panji Sakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37637/dw.v11i2.2314

Abstract

Sekolah menghadapi tantangan antara masuknya nilai-nilai global yang sering tidak serasi dengan nilai-nilai budaya tradisional atau budaya lokal. Ini membawa dampak pada perubahan lingkungan sosial yang melibatkan berbagai komponen, baik fisik (benda-benda) maupun non-fisik, yaitu bentuk tradisi (bahasa, agama, norma, hukum, pengetahuan, dan pola-pola perilaku lainnya). Perilaku dan interaksi sosial terutama bertumpu pada kualitas konvensi dan tradisi, yang pada dasarnya telah tersedia dalam kenyataan sosial, yang secara tidak disadari telah dimanfaatkan dan dimapankan dalam kehidupan sehari-hari. Sekolah memfasilitasi proses belajar mengajar yang mengubah perspektif monokultural yang esensial, penuh prasangka dan diskriminatif ke perspektif multikultural yang menghargai keragaman , perbedaan, toleran dan sikap terbuka (inklusif). Dalam konteks perilaku siswa ini dibutuhkan pendidik multibudaya, salah satunya adalah konselor. Konselor adalah seorang pendidik.Pendidikan berurusan dengan perilaku manusia yang sedang berkembang sehingga pendidikan memerlukan ilmu-ilmu perilaku manusia. Dalam konteks perilaku manusia ini konselor di sekolah adalah agent of enculturation sebab proses sosialisai terjadi di sini, di mana anak-anak di sekolah belajar aturan-aturan kultural. Proses jika gagal beradaptasi dengan budaya baru akan menimbulkan stress akulturatif.
PENERAPAN MINDFULNESS TRAINING BERBASIS RASIONAL EMOTIFPADA GENERASI Z (SISWA SMK NEGERI 1 SUKASADA) Nisaa, Rofi'ud Darojatin; Ursula, Putu Abda; Setiawan, Gede Danu
Ristekdik : Jurnal Bimbingan dan Konseling Vol 10, No 6 (2025): RISTEKDIK: JURNAL BIMBINGAN DAN KONSELING - JUNI 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/ristekdik.2025.v10i6.616-624

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah mindfulness training berbasis rasional emotif  efektif untuk mengatasi overthinking pada generasi Z.  Jenis penelitian ini adalah eksperimen dengan desain penelitian pre-experimental designs jenis one group pretest posttest design. Penelitian dilaksananakan sebanyak 6 kali pertemuan. Populasinya adalah seluruh siswa kelas XI SMK Negeri 1 Sukasada. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling yakni memilih siswa yang mengalami overthinking. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket yang akan diberikan saat pretest dan posttest. Analisis instrumen meliputi analisis validitas, reliabilitas normalitas dan linearitas, sedangkan untuk analisis data meliputi analisis statistik deskriptif dan analisis statistic inferensial. Berdasarkan pemerolehan hasil penelitian dan data yang telah ada maka peneliti dapat memberikan kesimpulan bahwa penerapan mindfulness training berbasis rasional emotif efektif untuk mengatasi overthinking pada generasi Z (siswa kelas X dan XI SMK Negeri 1 Sukasada). Hal tersebut dapat dibuktikan dari hasil uji hipotesis yang telah dilakukan diperoleh thitung 1,921 dan ttable yaitu 0,711 jadi thitung ttable = 1,921 0,711. Maka H0 ditolak dan Ha diterima.