Rahmida Setiawati
Unknown Affiliation

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

RITUAL DAN HIBURAN DALAM TARI TOPENG (Ritual and Entertainment on Mask Dance) Setiawati, Rahmida
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 4, No 2 (2003)
Publisher : Department of Drama, Dance, and Musik (Sendratasik), Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v4i2.707

Abstract

Tari maupun topeng bukan hanya mempunyai fungsi ritual, melainkan juga fungsi hiburan. Keduanya saling kait­mengkait dalam satu kontinum untuk memenuhi sebagian dari kehidupan manusia, terutama kebutuhan berekspresi. Eksistensi tari topeng dilatarbelakangi oleh peristiwa yang bersifat ritual, tetapi karena sering digunakan dalam acara­acara yang bersifat hiburan maka ia menjadi tari hiburan. Ketika itu tari merupakan suatu bagian dari kegiatan maanusia yang erat kaitannya dengan magi, musi, agama, kesusastraan, maka tari ebrfungsi ritual. Demikian pula halnya dengan topeng, yang pada masa lalu menjadi alat yang sangat penting dalam hubungannya dengan komunikasi dengan roh­roh maupun Tuhan, maka dia berfungsi ritual. Namun ketika keduanya dikemas menjadi seni tontonan, maka keduanya berfungsi hiburan. Perbedaan dari kedua fungsi tersebut sesungguhnya terletak pada konteks peristiwanya.Kata kunci : Ritual, hiburan, dan tari topeng
Kompetensi sebagai Basis Pendidikan Seni (Competency as a Basic of Arts Education)Kompetensi sebagai Basis Pendidikan Seni (Competency as a Basic of Arts Education) Setiawati, Rahmida
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 7, No 3 (2006)
Publisher : Department of Drama, Dance, and Musik (Sendratasik), Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v7i3.735

Abstract

Kebijakan pendidikan nasional selama ini cenderung mengedepankan pendidikan sains danteknologi sehingga pendidikan seni tampak terpinggirkan. Dampak dari kebijakan semacam itu diantaranya adalah muncul krisis moral, budaya, dan mudah timbul kekerasa. Dalam konteks inilahpendidikan seni yang berdimensi moral menjadi sebuah alternatif yang dapat membantu orang gunamencerdaskan emosional dan intelektual, menghargai pluralitas budaya dan alam semesta,menumbuhkan daya imajinasi, motivasi dan harmonisasi dalam menyiasati atau menanggapi setiapfenomena sosial budaya yang muncul ke permukaan. Pengembangan tujuan pendidikan senihendaknya mendasarkan nilai-nilai, gagasan peserta didik, dan pola-pola hidup kreatif melaluilatihan-latihan. Oleh karena itu, kompetensi dasar yang penting dikembangkan melalui pendidikanseni adalah kemampuan yang mampu menjebatani dan mendukung tercapainya tujuan pendidikansecara umum. Dari sinilah guru seni dituntut mampu memenuhi persyaratan, di antaranya adalah:berwawasan luas, terampil, dan bertanggungjawab terhadap profesinya; menguasai bidang ilmu(seni) dan dapat mengembangkan materi ajar; mamahami maturitas dan perkembangan peserta didikdalam belajar seni; menguasai teori dan praktik dalam kerangka pembelajaran seni; mampumerancang dan mengelola pembelajaran seni.Kata kunci: pendidikan seni, kompetensi dasar
Kompetensi sebagai Basis Pendidikan Seni (Competency as a Basic of Arts Education)Kompetensi sebagai Basis Pendidikan Seni (Competency as a Basic of Arts Education) Setiawati, Rahmida
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 7, No 3 (2006)
Publisher : Department of Drama, Dance and Music, FBS, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v7i3.735

Abstract

Kebijakan pendidikan nasional selama ini cenderung mengedepankan pendidikan sains danteknologi sehingga pendidikan seni tampak terpinggirkan. Dampak dari kebijakan semacam itu diantaranya adalah muncul krisis moral, budaya, dan mudah timbul kekerasa. Dalam konteks inilahpendidikan seni yang berdimensi moral menjadi sebuah alternatif yang dapat membantu orang gunamencerdaskan emosional dan intelektual, menghargai pluralitas budaya dan alam semesta,menumbuhkan daya imajinasi, motivasi dan harmonisasi dalam menyiasati atau menanggapi setiapfenomena sosial budaya yang muncul ke permukaan. Pengembangan tujuan pendidikan senihendaknya mendasarkan nilai-nilai, gagasan peserta didik, dan pola-pola hidup kreatif melaluilatihan-latihan. Oleh karena itu, kompetensi dasar yang penting dikembangkan melalui pendidikanseni adalah kemampuan yang mampu menjebatani dan mendukung tercapainya tujuan pendidikansecara umum. Dari sinilah guru seni dituntut mampu memenuhi persyaratan, di antaranya adalah:berwawasan luas, terampil, dan bertanggungjawab terhadap profesinya; menguasai bidang ilmu(seni) dan dapat mengembangkan materi ajar; mamahami maturitas dan perkembangan peserta didikdalam belajar seni; menguasai teori dan praktik dalam kerangka pembelajaran seni; mampumerancang dan mengelola pembelajaran seni.Kata kunci: pendidikan seni, kompetensi dasar
RITUAL DAN HIBURAN DALAM TARI TOPENG (Ritual and Entertainment on Mask Dance) Setiawati, Rahmida
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 4, No 2 (2003)
Publisher : Department of Drama, Dance and Music, FBS, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v4i2.707

Abstract

Tari maupun topeng bukan hanya mempunyai fungsi ritual, melainkan juga fungsi hiburan. Keduanya saling kait­mengkait dalam satu kontinum untuk memenuhi sebagian dari kehidupan manusia, terutama kebutuhan berekspresi. Eksistensi tari topeng dilatarbelakangi oleh peristiwa yang bersifat ritual, tetapi karena sering digunakan dalam acara­acara yang bersifat hiburan maka ia menjadi tari hiburan. Ketika itu tari merupakan suatu bagian dari kegiatan maanusia yang erat kaitannya dengan magi, musi, agama, kesusastraan, maka tari ebrfungsi ritual. Demikian pula halnya dengan topeng, yang pada masa lalu menjadi alat yang sangat penting dalam hubungannya dengan komunikasi dengan roh­roh maupun Tuhan, maka dia berfungsi ritual. Namun ketika keduanya dikemas menjadi seni tontonan, maka keduanya berfungsi hiburan. Perbedaan dari kedua fungsi tersebut sesungguhnya terletak pada konteks peristiwanya.Kata kunci : Ritual, hiburan, dan tari topeng
Pembelajaran Praktek Tari melalui Daring (dalam Jaringan) pada Masa Pandemi Covid-19 Sudirman, Natasha; Dinny Devi Triana; Rahmida Setiawati
Jurnal Pendidikan Tari Vol 3 No 2 (2023): Karya Tari dalam Pengembangan Pendidikan Tari
Publisher : Program Studi Pendidikan Tari FBS UNJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/JPT.325

Abstract

This study aims to find out how to learn Balinese dance practices through online learning. The method used in this research is descriptive qualitative. Data collection techniques are carried out by means of observation, interviews, and documentation. The results of this study are learning Balinese dance practices during the Covid-19 pandemic in the Dance Education Study Program, Faculty of Languages and Arts, Jakarta State University using the teacher centered learning method. The special Balinese dance learning methods used by lecturers are moguru ear, moguru mata/mate, moguru nuutin, moguru crew, and moguru me silehkrame. The learning media used are WhatsApp groups, zoom meetings, and Google Drive. As for the factors that hinder the process of learning Balinese dance practices, the most common are signal problems and limited quotas. Apart from that, there were also several obstacles experienced by students, such as devices that did not support online learning, and many students found it difficult to analyze movement techniques through online learning. The evaluation was carried out in the Balinese dance course, namely students were asked to make dance videos and make videos of motion techniques in the Leggong dance, the assessment made emphasized the process rather than the final result.
Meningkatkan Kemampuan Eksplorasi Gerak Tari Dengan Metode Karya Wisata Pada Siswa Remaja Sanggar Tari Sekar Putri di Depok Jawa Barat Syella Yuliamanesti, Afridha; Kusumawardani, Dwi; Setiawati, Rahmida
Jurnal Pendidikan Tari Vol 3 No 1 (2022): Teknologi Digital dalam Pembelajaran Tari dan Penciptaan Tari
Publisher : Program Studi Pendidikan Tari FBS UNJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/JPT.316

Abstract

The students of Sanggar Sekar Putri have not been able to explore dance moves well. This study aims to describe the field trip method's application process to enhance the ability to explore dance moves and improve students' ability to explore dance moves. The study was conducted because the Sanggar Tari Sekar Putri Depok (Sekar Putri Dance Studio in Depok) students' ability to explore dance moves was low. Kemmis' and Mctaggart's action research method, as well as the application of the field trip learning method, was used in this study. This study was conducted in two cycles, with each cycle consisting of four stages: planning, action, observation, and reflection. Observation, interviews, and tests were used as the data collection techniques. The study involved collaborators in assessing and evaluating the field trip method's outcomes to improve the ability to explore dance moves. The results showed that the field trip method's application could improve the teenage students' ability to explore dance moves based on the results of the pre-cycle score of 49.8, with the first cycle increased to 65.9, and the second cycle increased to 81.2.
Meningkatkan Kerjasama Siswa Melalui Metode Snowball Throwing dalam Materi Pembelajaran Unsur Pendukung Tari Kelas X MIPA 4 SMA Negeri 2 Depok Tahun 2023 Joki ramadhan Goloa, Agustiningsih Pratami Goloa; Rahmida Setiawati; Nursilah
Jurnal Pendidikan Tari Vol 4 No 1 (2023): Pendidikan Tari dalam Membangun Character Bangsa
Publisher : Program Studi Pendidikan Tari FBS UNJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/JPT.414

Abstract

This research raised the problem that exists in the students of class X MIPA 4 in State High School 2 Depok, which is the lack of cooperation in the way of learning. This problem occurs because the media and methods of learning in schools have not yet led to activities that require cooperation, learning that is monotonous makes students bored. This study aims to improve student cooperation in the way and process of learning using the method of learning snowball throwing in the material of supporting dance elements, which is beneficial to enhancing the ability of students to cooperate. This study uses the method of Class Action Research (PTK) by separating the action intervention design of Kurt Lewin, which consists of two cycles and each cycle has four stages, namely planning (Planning), action (Action), observation (Observing), and reflection. (Reflecting). The research took place from February to May 2023 at State High School 2 Depok, West Java. Data is collected through the learning process in the dance support element material over 4 meetings over 2 cycles. The data collection techniques used in this study are lifting, observation, and interviews. The results of the research showed that the application of the method of learning snowball throwing in the dance supporting element material can improve student cooperation based on the results at pre-cycle 40%, increasing at cycle I to 75%, and at cycle II to 94%. The results indicated that the method of learning snowball throwing could significantly enhance student collaboration. The conclusion of this study is that the method of learning snowball throwing can be beneficial and can be a way of learning for all students, especially to enhance cooperation. This is because the method of learning snowball throwing has experienced a significant improvement, as demonstrated by the learning results using dance supporting elements.
EXPLORATION IN BODY EXERCISE COURSE AS A SOURCE OF INSPIRATION FOR MOTION IN THE CREATION OF DANCE WORKS (CHOREOGRAPHY) Romi Nursyam; Setiawati, Rahmida
International Journal of Performing Arts (IJPA) Vol. 2 No. 2 (2023): DECEMBER
Publisher : Yayasan Pusat Cendekiawan Intelektual Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56107/ijpa.v2i1.136

Abstract

The aim of the research is to find out about the exploratory process in body sports courses to produce movement in creating dance works and to find out other factors that influence exploration, such as imagination, intuition, and creativity. The research method used is based on the problem to be solved, beginning with a study of the choreography development of Dance Program students using qualitative descriptive methods. The results of research conducted at Universitas Negeri Jakarta (UNJ) with the object of dance art education program students. The exploration process in body exercise courses can be a source of inspiration for movement through imagination, intuition, and creativity so that students are able to create dance works with varied movements. It is expected to support the research results. So that it can be used as an appreciation of motion and music as student choreography learning. A form of exploration of motion, through imagination, intuition, and creativity as a reflection of the student's body in expressing motion. students gain the discovery of personal movements so that during the choreography learning process students can feel the freedom of learning fun creative movements. Furthermore, students find movements that are appropriate to wiraga, wirama, wirasa, and beautiful movements.