Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

Perkembangan Interaksi Sosial-Edukasi Anak pada Novel Si Anak Spesial Karya Tere Liye Eka Nova Ali Vardani; Yerry Mijianti
DISASTRA: PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA Vol 5, No 1 (2023): JANUARI
Publisher : IAIN Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29300/disastra.v5i1.6721

Abstract

Interaksi sosial tersusun dalam wujud tindakan, berdasarkan norma sosial dan nilai yang berlaku di lingkungan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan tentang (1) bentuk interaksi antara ayah, ibu, dan anak, (2) bentuk interaksi antara ayah dan anak, (3) bentuk interaksi antara ibu dan anak dalam novel Si Anak Spesial karya Tere Liye. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan peneliti sebagai instrumen kunci. Data dan sumber data dalam penelitian ini berupa teks meliputi monolog, dialog, dan narasi yang menggambarkan tingkah laku, perkataan tokoh, sifat, dan perbuatan difokuskan pada bentuk interaksi dalam keluarga pada novel Si Anak Spesial Karya Tere Liye. Teknik pengumpulan data meliputi pereduksian data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Pengecekan keabsahan data meliputi keajegan pengamatan, ketekunan pengamatan, dan pemeriksaan teman sejawat. Hasilnya: (1) terdapat tujuh data bentuk interaksi antara ayah, ibu, dan anak berupa marah, takut, dan memilihkan sekolah, (2) terdapat tiga belas data bentuk interaksi antara ayah dan anak berupa kesal, marah, nasihat, suap. (3) terdapat dua puluh empat data bentuk interaksi antara ibu dan anak berupa membantu ibu dan marah. Kesimpulannya adalah interaksi antara orang tua dan anak salah satu hal utama untuk dijalankan guna merangsang perkembangan anak, khususnya perkembangan kognitif dan bahasa anak. 
PENYULUHAN BERBICARA DENGAN TETANGGA DI LINGKUNGAN KRAJAN TIMUR KABUPATEN JEMBER Yerry Mijianti; Badrut Tamami
DedikasiMU : Journal of Community Service Vol 5 No 1 (2023): DedikasiMU Maret 2023
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30587/dedikasimu.v5i1.4875

Abstract

Masyarakat di Rukun Tetangga 2 Lingkungan Krajan Timur Kelurahan Sumbersari Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember Provinsi Jawa Timur terdiri dari etnis Cina, suku Jawa, dan suku Madura. Masing-masing memiliki norma budaya untuk dianut saat berinteraksi. Masalah yang ditemukan pada ibu-ibu di RT 2 Lingkungan Krajan Timur adalah kurangnya kemampuan komunikasi bertetangga dalam kegiatan bermasyarakat. Kegiatan ini dilakukan dengan enam tahapan, yaitu observasi, perumusan masalah, studi literature dan studi lapangan, pembuatan materi, sosialisasi, serta feedback. Penyuluhan terhadap ibu-ibu RT 2 Lingkungan Krajan Timur dilakukan menggunakan metode sosialisasi secara tatap muka langsung. Ibu-ibu di RT 2 Lingkungan Krajan Timur Kelurahan Sumbersari Kecamatan Sumbersai Kabupaten Jember Provinsi Jawa Timur dapat menerapkan kegiatan komunikasi antartetangga sesuai dengan kesantunan berbahasa, konsep dan etika bertetangga, serta memiliki kemampuan menyelesaikan konflik antartetangga sesuai dengan materi yang telah disampaikan oleh tim pengabdi dari Universitas Muhammadiyah Jember.
Educational Values in the Diversity of Javanese Traditional Ceremonies among Pendalungan Community Yerry Mijianti
Jurnal Javanologi Vol 5, No 1 (2021): Javanologi Volume 5 No. 1: Desember
Publisher : Pusat Unggulan Ipteks Javanologi Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/javanologi.v5i1.67949

Abstract

This study aims to describe educational values in the diversity of Javanese traditional ceremonies among Pendalungan community. The design chosen was ethnography. Ethnographic study is carried out in six stages, namely (1) formulating problems, (2) selecting cases, (3) obtaining entry points, (4) collecting data, (5) analyzing data, and (6) reporting findings. Subjects and locations for the study were determined with purposive sampling technique. The subjects are people who are considered to have quality and are able to provide information about Javanese traditional ceremonies. The study was conducted in seven sub-districts, namely Wuluhan, Umbulsari, Sukowono, Tanggul, Tempurejo, Ambulu, and Pakusari. Data were collected by means of observation, interviews, documentation, and audio-visual materials. The data were analyzed in six stages, namely: (1) organizing and preparing the data for analysis, (2) carefully reading all the data, (3) coding the data, (4) describing the data, (5) representing the data in a qualitative narrative, and (6) interpreting data. The validity of the data is obtained by extending working time and observing and triangulating methods, sources, and theories. As a result, the Javanese traditional ceremonies performed by the Pendalungan community are very diverse because the character of the Pendalungan community, one of which is open to change and easy to adapt, makes the implementation of Javanese traditional ceremonies adapted to environmental conditions, natural conditions, tools, materials, and performers of the ceremonies. The diversity in the implementation of Javanese traditional ceremonies by the Pendalungan community has values, namely religious, nationalist, independent, mutual cooperation, and integrity
Pelatihan Penerapan Metode Tahsin Dan Musyafahah Untuk Santri Tahfiz Di Pondok Modern Muhammadiyah Jember Badrut - Tamami; Yerry - Mijianti
Humanism : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 4 No 2 (2023): Agustus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/hm.v4i2.18468

Abstract

Abstrak  Metode tahsin digunakan untuk menghafal Al- Qur’an baik secara lafal, makhorijul huruf, dan tajwid dengan mengulang-ulang di depan guru.  Metode musyafahah dilakukan dengan cara seorang murid berhadapan secara langsung dengan guru untuk setor hasil hafalan sampai lancar. Program metode tahsin dan musyafahah ini merupakan sebuah pelatihan dalam menghafal dan memahami makna Al-Qur’an menggunakan cara klasik secara istikomah dan penuh keseriusan sesuai kata dan huruf  kemudian merangkai kata tersebut menjadikan sebuah kalimat yang utuh. Tujuan penerapan metode ini adalah meningkatkan daya ingat santri tahfidz menghafalkan Al-Qur’an di Pondok Modern Muhammadiyah Pakusari Jember. Hasilnya, penerapan metode tahsin dan musyafahah dalam pembelajaran menghafal Al-Qur’an memunculkan sistem simbiosis mutualisme antara guru dan murid. Dalam melaksanakan metode tahsin dan musyafahah perlu adanya kerjasama antara santri dengan ustaz/ustazah. Ustaz/ustazah menyimak sekaligus membenarkan bacaan yang salah. Santri sungguh-sungguh menghafalkan ayat dan surah Al-Qur’an sekaligus membenarkan makhorujil huruf dan tajwid dari ayat hafalannya melalui sorogan atau bergantian. Kesimpulannya, keseriusan, keistiqomahan, metode serta strategi yang tepat, dan peran ustaz/ustazah yang berkualifikasi dan berkualitas dibutuhkan dalam memelajari dan mendalami Al-Qur’an baik dari segi hafalan, artikulasi, dan pemaknaan. Kata Kunci: metode tahsin, metode musyafahah, santri tahfiz
Implementasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Tutik Alawiyah; Yerry Mijianti; Mochammad Alfan
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 8 No. 2 (2024)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembelajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya adalah membelajarkan peserta didik tentang keterampilan berbahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai tujuan dan fungsinya. Pendidikan karakter di sekolah melalui integrasi nilai-nilai dalam RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). Berbagai kegiatan yang mencerminkan aspek pendidikan karakter terlihat jelas dalam proses pembelajaran. Rumusan masalah bagaimana rencana pendidikan karakter dalam pembelajaran di sekolah, bagaimana implementasi pendidikan karakter di sekolah dalam kelas, bagaimana problematika yang dihadapi guru dalam mengimplementasikan pendidikan karakter.Tujuan penelitian ini yaitu,1) mendeskripsikan rencana pendidikan karakter dalam pembelajaran sekolah, 2) mendeskripsikan implementasi pendidikan karakter di kelas. 3) mendeskripsikan problematika yang dihadapi guru dalam mengimplementasikan pendidikan karakter. Metode penelitian menggunakan kualitatif. Data penelitian proses pembelajaran bahasa Indonesia di kelas VIII MTS Nurul Ittihad Tukum. Sumber data penelitian ini Guru bahasa Indonesia. Lokasi penelitian Jalan Raya Tukum No 06 Tukum Kecamatan Tekung,Kabupoaten Lumajang Jawa Timur. Teknik pengumpulan data observasi, wawancara, dokumentasi.Instrumen Pengumpulan Data menggunakan lembar observasi dan wawancara. Teknik penganalisisan data model Miles dan Huberman.Teknik Pengujian Kesahihan Dara menggunakan triangulasi metode. Sekolah berhasil mengembangkan rencana pendidikan karakter dalam kurikulum Bahasa Indonesia dengan melibatkan tim pengembang kurikulum yang terdiri dari guru, kepala sekolah, konselor, dan perwakilan orang tua. Strategi pembelajaran mencakup pembelajaran tematik, metode aktif, dan partisipatif seperti diskusi kelompok dan permainan edukatif. Peran guru sangat penting dalam merencanakan pembelajaran karakter, memilih materi, merancang kegiatan, dan melibatkan siswa. Implementasi pendidikan karakter di MTS Nurul Ittihad Tukum dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dilakukan dengan mengintegrasikan nilai- nilai karakter ke dalam materi pembelajaran dan menggunakan strategi pembelajaran aktif. Guru di MTS Nurul Ittihad Tukum menghadapi problematika dalam menerapkan pendidikan karakter di kelas, termasuk kurangnya bahan ajar yang mencakup nilai-nilai karakter, keterbatasan waktu pembelajaran Bahasa Indonesia, dan kurangnya dukungan dari berbagai pihak, seperti minimnya partisipasi orang tua dan kerjasama antara sesama guru. Meskipun demikian, guru telah merancang rencana tindak lanjut berupa tiga solusi kreatif, yaitu mengembangkan materi pembelajaran sendiri, memanfaatkan waktu luang di luar jam pelajaran, dan menjalin komunikasi yang erat dengan orang tua serta pihak sekolah.
Pelanggaran Kesantunan Bahasa pada Wacana Humor Putri Intan Alawiyah; Astri Widyaruli; Yerry Mijianti
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 8 No. 2 (2024)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan bentuk pelanggaran kesantunan bahasa dalam acara Lapor Pak. Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian mengenai kesantunan bahasa ini yaitu metode kualitatif. Teknik mengumpulkan data menggunakan : teknik simak, teknik catat, teknik transkrip data dan teknik dokumentasi. Metode yang digunakan oleh peneliti dalam tahap analisis data ini ialah metode padan sub-jenis pragmatis. Dari penelitian ini diperoleh hasil yang pertama pelanggaran kesantunan maksim kebijakan dimana penutur ini telah menyingung dengan ekpresi menertawakan mitra tutur, yang kedua pelanggaran kesantunan maksim kedermawanan dimana penutur tidak memikirkan kondisi mitra tutur, yang ketiga pelanggaran kesantunan maksim pujian dimana penutur ini mencela mitra tutur dengan berlebihan, yang kelima pelanggaran kesantunan maksim kesepakatan dimana pihak penutur ini tidak sependapat dengan mitra tutur, dan yang ke enam pelanggaran kesantunan maksim simpati penutur megejek mitra tutur sampai dia merasa terpojokkan.
Pengembangan Teks Drama Berbasis Budaya Pendalungan dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas VIII di SMPN 1 Sumberjambe Jember Dinda Ulfa Syahrureza Ellena Putri; Yerry Mijianti; Dina Merdeka Citraningrum
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 8 No. 2 (2024)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Modul ajar merupakan perangkat pembelajaran atau rancangan pembelajaran yang berlandaskan pada kurikulum yang diaplikasikan dengan tujuan untuk menggapai standar kompetensi yang telah ditetapkan. Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan bahan ajar khusus bermuatan budaya pendalungan yang belum pernah digunakan dalam menyampaikan materi mengenai teks drama. Peneliti berasumsi jika mampu membantu kegiatan belajar mengajar guru dan peserta didik di dalam kelas. Oleh karena itu, pengembangan bahan ajar berbasis budaya pendalungan penting dilakukan. Penelitian pengembangan bahan ajar teks drama berbasis budaya pendalungan ini merupakan jenis penelitian pengembangan (Research and Development). Metode penelitian pengembangan ini merupakan metode penelitian yang digunakan untuk menemukan, menghasilkan produk, serta menguji keefektifan dari produk tersebut. Langkah-langkah yang akan dilakukan peneliti disederhanakan menjadi lima langkah yaitu studi pendahuluan, perencanaan, pengembangan produk awal, validasi ahli dan revisi, dan uji coba produk. Uji coba produk dilakukan pada peserta didik kelas VIII SMPN 1 Sumberjambe Jember. Melalui uji coba produk akan diketahui layak atau tidaknya bahan ajar berbasis budaya pendalungan. Proses penyusunan modul ajar teks drama berbasis budaya pendalungan dimulai dengan studi pendahuluan, kemudian tahap perencanaan menganalisis kurikulum untuk melihat capaian pembelajaran pada semester genap. Selanjutnya tahap desain guna mempersiapkan struktur pada modul ajar dengan detail. Dilakukan tahap pengembangan modul ajar yang kemudian di ujicobakan kepada calon pengguna. Setelah melalui tahap pengembangan dan pebaikan modul ajar siap dipublikasikan. Hasil uji validitas dari ahli bahan ajar pada modul ajar teks drama berbasis budaya pendalungan diperoleh skor rata-rata 97,9 artinya termasuk dalam kategori sangat baik tidak perlu direvisi. Uji validasi dari ahli materi pada Modul Ajar Teks Drama Berbasis Budaya Pendalungan mendapat skor rata-rata 89,2 yang berarti termasuk dalam kategori baik dan sesuai serta tidak perlu direvisi. Hasil pengolahan kuesioner respon siswa terhadap produk modul ajar diperoleh nilai rata-rata 90,5 artinya buku pengayaan yang dikembangkan termasuk dalam kriteria sangat baik dan hasil dari kuesioner respon guru diperoleh skor rata-rata 80, dengan kategori baik. Bagi guru, modul ajar teks drama berbasis budaya pendalungan dapat dijadikan bahan ajar pendamping dari buku teks peserta didik. Dan bagi siswa, modul ajar teks drama berbasis budaya pendalungan dapat dijadikan sumber belajar untuk menambah pengetahuan dalam materi teks drama.
Makna Simbolik Makanan Khas Bakalan: Studi Etnografi Dzarna; Yerry Mijianti; Erika Shinta Dewi
BELAJAR BAHASA: Jurnal Ilmiah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 7 No 1 (2022): BELAJAR BAHASA : Jurnal Ilmiah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indones
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/bb.v7i1.6

Abstract

Tujuan penelitian ini mengetahui makna simbol pada prosesi bakalan atau lamaran. Bakalan merupakan salah satu budaya masyarakat dan prosesi tersebut menjadi sebuah tradisi masyarakat etnis Madura dan etnis Jawa. Berbeda etnis tentu keduanya memiliki cara pandang yang berbeda sehingga makanan yang dibawa pihak laki-laki yang memiliki makna simbolik kurang dimengerti oleh keluarga perempuan. Makanan yang dibawa pada umumnya menjadi sajian, suguhan dan oleh-oleh untuk keluarga pihak perempuan, namun di dalamnya terdapat makna simbolik yang menggambarkan perasaan dan tujuan. Pentingnya mengkaji makna simbol agar masyarakat etnis Jawa dan Madura saling mengetahui makna simbolik di dalmnya sehingga tidak terjadi kesalahpahaman. Jenis penelitian yang digunakan yaitu menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode etnografi. Metode tersebut terdapat beberapa tahapan yaitu menggolangkan data dengan mengajukan pertanyaan pada informan, kemudian analisis wawancara, analisis domain, analisis taksonomi, analisis komponen dan yang terakhir analisis data pada metode linguistik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa makanan khas bakalan tidak hanya sebagai sajian, suguhan dan oleh-oleh melainkan menjadikan makanan sebagai alat untuk mengungkapkan perasaan dan tujuan. Dalam masyarakat budaya (Jawa dan Madura) menyampaikan pesan secara langsung dirasa “tabu” dan kurang sopan sehingga menggunakan makanan sebagai alat komunikasi. Semua makanan yang dibawa merupakan bentuk perasaan setia, bahagia, bentuk penghormatan, dan memiliki maksud dan tujuan. Penyajiannya juga dengan bentuk yang cantik dan menarik dengan warna-warni yang mencolok.