Masalah kesehatan mental masih menjadi isu serius di beberapa wilayah di Indonesia. Tulungagung menjadi salah satu wilayah yang memiliki orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) yang cukup banyak. Jumlah ODGJ ini meningkat cukup tajam selama pandemi Covid-19. Untuk mengatasi hal ini diperlukan kemampuan kader dalam melakukan deteksi dini dan terapi bagi ODGJ. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelatihan deteksi dini dan home visit pada ODGJ terhadap performa kader kesehatan jiwa. Metode penelitian yang digunakan yaitu Pra Experimental design dengan pre dan post test. Populasi penelitian yaitu kader kesehatan jiwa di Kabupaten Tulungagung yang bekerja di Puskesmas Sendang, Puskesmas Tiudan, Puskesmas Boyolangu, Puskesmas Besole, Puskesmas Badung, Puskesmas Ngantru, Puskesmas Pucung, Puskesmas Rejotangan, Puskesmas Tulungagung, dan Puskesmas Waru sebanyak 50 kader. Teknik sampling yang digunakan yaitu total sampling. Jumlah sampel penelitian ini yaitu 50 kader. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menggunakan Paired T-Test menunjukkan p=0,00 (< 0,05). Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh pelatihan deteksi dini dan home visit pada ODGJ terhadap performa kader kesehatan jiwa di wilayah Kabupaten Tulungagung.Kata Kunci: pelatihan, performa kader AbstractMental health problems are still a serious issue in several areas in Indonesia. Tulungagung is one of the areas that has quite a lot of people with mental disorders (ODGJ). The number of ODGJ has increased quite sharply during the Covid-19 pandemic. To overcome this, it is necessary to have the ability of cadres to carry out early detection and therapy for ODGJ. This study aims to determine the effect of early detection training and home visits for ODGJ on the performance of mental health cadres. The research method used is Pre Experimental design with pre and post tests. The population of this research is mental health cadres in Tulungagung who work in Puskesmas Sendang, Puskesmas Tiudan, Puskesmas Boyolangu, Puskesmas Besole, Puskesmas Badung, Puskesmas Ngantru, Puskesmas Pucung, Puskesmas Rejotangan, Puskesmas Tulungagung, and Puskesmas Waru as many as 50 cadres. The sampling technique used is total sampling. The number of samples in this study was 50 cadres. Collecting data using a questionnaire. The results of the study using Paired T-Test showed p = 0.00 (< 0.05). The results of this study indicate the effect of early detection training and home visits for ODGJ on the performance of mental health cadres in the Tulungagung district.Keywords: training, cadre performance