Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Kebiasaan Belajar Mahasiswa Ditinjau Dari Self-Management dan Penyesuaian Diri Yansen Alberth Reba; Natalia Horota; Musa Hefer Smas; Meggy Merlin Mokay
JKI (Jurnal Konseling Indonesia) Vol. 7 No. 1 (2021): Jurnal Konseling Indonesia
Publisher : Universitas Kanjuruhan Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21067/jki.v7i1.6283

Abstract

The objectives of the present study were: 1) to analyze the correlation between self-management and study habit, 2) to analyze the correlation between academic self-adjustment and study habit, 3) to analyze the magnitude of the correlation between self-management, academic self-adjustment and study habit of the college student. This is a quantitative study that applies multiple correlational analysis method. The study population involved Guidance and Counseling students from the Faculty of Teacher Training and Education, Cenderawasih University, Class of 2017, 2018, 2019, 2020 as many as 60 students. The research sampling of the study employed non-probability sampling through total quota sampling method. The utilization of the method allowed all students to be the research sample. Based on the research findings, there was no significant correlation between self-management and study habit of the college student. There was a significant correlation between self-adjustment and study habit of the college student. There was a correlation between self-management with self-adjustment and study habit of the college student. Meanwhile, the simultaneous contribution of self-management with self-adjustment and study habit variables was 35% (0.350) while the other 65% was determined by other variables that affect study habit.
Ethnomathematic Numeralia Calculation System Dwar Subdialek Language North Biak As A Learning Media Musa Hemer Smas; Meggy Merlin Mokay
Jurnal Mantik Vol. 6 No. 3 (2022): November: Manajemen, Teknologi Informatika dan Komunikasi (Mantik)
Publisher : Institute of Computer Science (IOCS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Numeralia is a term for counting the number of forms (individuals, animals, or objects) and ideas. In the vicinity of Dwar Village, the use of Biak regional language numerals has evolved with the passage of time. Young generation Z (1990-2000) communicates only in Indonesian (B2). At contrast, generation Y (1980-1990) did not teach or practice the Biak regional language to generation Z in Dwar Village. The generation born between 1950 and 1970 still utilizes the Biak regional language in talks with their parents. The current state of Biak language use in Kampung Aman is in flux. When communicating in the Biak language, Generation Z frequently has trouble pronouncing words pertaining to numeralia or numbers. The objective of this project is to produce written documentation of the Biak regional language's numerals for the numbers 1-1000 in Biak. By providing the formula code for the number calculation system in the Biak dialect Dwar, the number will be written. Through its documentation and calculating system, generation Z and later generations can acquire Biak numerals, comprehend and use them in spoken and written language, and serve as alternative learning medium.This study employed the synchronous approach by examining the use of the Biak Subdialek Dwar regional language by generation Z over a period of 1-2 years. The study's results include documents. This study's Biak numeral data consists of five sections: (1) fundamental numbers, (2) intermediate numbers, (3) tens numbers, (4) hundreds numbers, (5) thousands numbers, and (6) a number computation system with formula codes.
PKM Iktiolinguitik Dengan Mengenalkan Nama Ikan Dalam Bahasa Biak Subdialek Dwar di Kampung Dwar, Kabupaten Biak Numfor Musa Hefer Smas; Meggy Merlin Mokay
Nanggroe: Jurnal Pengabdian Cendikia Vol 2, No 2 (2023): Maret-April
Publisher : Yayasan Daarul Huda Kruengmane

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (481.86 KB)

Abstract

Dalam ilmu biologi, iktiologi membahas kehidupan yang berkaitan dengan ikan. Ikan sebagai makhluk hidup yang memiliki ciri-ciri: bernapas, bergerak, bertumbuh,  berkembang biak(reproduksi), ekresi (mengeluarkan zat sisa dari tubuh), beradaptasi, iritabilitas (peka terhadap rangsangan), membutuhkan nutrisi atau energi dan memerlukan suhu lingkungan tertentu. Ikan dapat ditemukan semua perairan air tawar, air payau (campuran air tawar dan asin), dan air asin (laut). Ikan hidup pada kedalaman yang berbeda-beda, ada yang hidup dekat dengan daratan, pertengahan laut hingga zona laut yang dalam. Dalam kegiatan PKM ini, tim PKM melakukan sosialisasi mengenai nama ikan dalam bahasa Biak Subdialek Dwar di kampung Dwar. Etnik penutur bahasa Biak subdialek Dwar adalah semua masyarakat Biak yang tinggal di Kampung Dwar. Kegiatan PKM ini menjadi penting karena mata pencarian utama dari penduduk di desa tersebut adalah menangkap ikan. Selain dari itu berdasarkan wawancara dengan tokoh masyarakat ditemukan bahwa masih banyak generasi muda yang tidak mengetahui nama-nama ikan dalam bahasa biak subdialek Dwar sehingga potensi kepunahan bahasa tersebut semakin besar. Selain dari itu masih ada masayarakat di desa tersebut yang berprofesi sebagai penangkap ikan belum mengetahui nama ikan yang sering mereka tangkap dalam bahasa indonesia, sehingga kadangkala nilai ekonomis ikan tersebut berkurang karena ketidak tahuan masyarakat. Pelaksanaan kegiatan PKM ini dilakukan dengan kegiatan penyuluhan, dimulai dari penyampaian materi oleh tim PKM dan dilanjurtkan dengan diskusi.
PKM Iktiolinguitik Dengan Mengenalkan Nama Ikan Dalam Bahasa Biak Subdialek Dwar di Kampung Dwar, Kabupaten Biak Numfor Musa Hefer Smas; Meggy Merlin Mokay
Nanggroe: Jurnal Pengabdian Cendikia Vol 2, No 2 (2023): Maret-April
Publisher : Yayasan Daarul Huda Kruengmane

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam ilmu biologi, iktiologi membahas kehidupan yang berkaitan dengan ikan. Ikan sebagai makhluk hidup yang memiliki ciri-ciri: bernapas, bergerak, bertumbuh,  berkembang biak(reproduksi), ekresi (mengeluarkan zat sisa dari tubuh), beradaptasi, iritabilitas (peka terhadap rangsangan), membutuhkan nutrisi atau energi dan memerlukan suhu lingkungan tertentu. Ikan dapat ditemukan semua perairan air tawar, air payau (campuran air tawar dan asin), dan air asin (laut). Ikan hidup pada kedalaman yang berbeda-beda, ada yang hidup dekat dengan daratan, pertengahan laut hingga zona laut yang dalam. Dalam kegiatan PKM ini, tim PKM melakukan sosialisasi mengenai nama ikan dalam bahasa Biak Subdialek Dwar di kampung Dwar. Etnik penutur bahasa Biak subdialek Dwar adalah semua masyarakat Biak yang tinggal di Kampung Dwar. Kegiatan PKM ini menjadi penting karena mata pencarian utama dari penduduk di desa tersebut adalah menangkap ikan. Selain dari itu berdasarkan wawancara dengan tokoh masyarakat ditemukan bahwa masih banyak generasi muda yang tidak mengetahui nama-nama ikan dalam bahasa biak subdialek Dwar sehingga potensi kepunahan bahasa tersebut semakin besar. Selain dari itu masih ada masayarakat di desa tersebut yang berprofesi sebagai penangkap ikan belum mengetahui nama ikan yang sering mereka tangkap dalam bahasa indonesia, sehingga kadangkala nilai ekonomis ikan tersebut berkurang karena ketidak tahuan masyarakat. Pelaksanaan kegiatan PKM ini dilakukan dengan kegiatan penyuluhan, dimulai dari penyampaian materi oleh tim PKM dan dilanjurtkan dengan diskusi.
Pelatihan Penggunaan Bahasa Indonesia Dalam Pelayanan Gereja Bagi Anggota Persekutuan Wanita GKI Petra Kehiran II Klasis Sentani Aleda Mawene; Meggy Merlin Mokay
Nanggroe: Jurnal Pengabdian Cendikia Vol 2, No 7 (2023): Oktober
Publisher : Yayasan Daarul Huda Kruengmane

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.8414057

Abstract

Representasi fungsi bahasa dalam bidang agama dan kerohanian ditandai oleh  penggunaan bahasa Indonesia dalam berbagai bentuk pelayanan gereja. Hal itu berlaku pula pada  GKI di Tanah Papua, terutama dalam pelayanan (diakonia) gereja GKI di Tanah Papua. Persekutuan Wanita (PW) GKI Petra Kehiran II di Klasis Sentani merupakan anggota sidi jemaat tidak memiliki latar belakang pendidikan teologi. Dengan demikian, pemahaman mereka terhadap laras bahasa bidang teologi  serta pengetahuan tentang diksi  dan kalimat efektif  bahasa Indonesia juga masih kurang memadai. Oleh sebab itu, mereka perlu dilatih dalam hal penggunaan bahasa Indonesia  agar dapat melaksanakan tugas pelayanan dengan baik. Sasaran pelatihan yaitu anggota PW GKI Jemaat Petra Kehiran II Klasis Sentani sebanyak 23 orang. Pelatihan dilaksanakan pada Minggu, 23 Agustus 2020, bertempat di Ruang Serba Guna Jemaat Petra Kehiran II Klasis Sentani. Pelatihan ini bertujuan memberikan pengetahuan praktis kepada peserta pelatihan agar (1) memiliki pemahaman tentang  beragam diksi yang biasa digunakan di dalam kegiatan peribadahan; (2) memiliki pengetahuan tentang kalimat yang efektif dalam kegiatan peribadahan; (3) terlatih menggunakan beragam diksi dan kalimat efektif secara tepat di dalam kegiatan peribadahan, baik lisan maupun tulis. Pelatihan dirancang mengikuti model PAKEM dengan metode Inquiry serta didukung oleh teknik ceramah, brainstorming, latihan terbimbing, dan simulasi. Indikator keberhasilan tujuan ditandai oleh Kemampuan peserta pelatihan menemukan kesalahan-kesalahan penggunaan diksi dan kalimat efektif, kemampuan memperbaiki kesalahan-kesalahan tersebut, kekritisan menanggapi penjelasan fasilitator, dan kemampuaan melakukan simulasi penggunaan bahasa Indonesia dalam peribadahan. Kemampuan tersebut dinilai menggunakan tes pengetahuan secara lisan dan tes unjuk kerja dengan Kriteria Ketuntasan Minimal di atas nilai 75 bagi tes aspek pengetahuan dan di atas 80 bagi tes kemahiran berbahasa. Hasil pelatihan menunjukkan bahwa proses pelatihan berjalan baik dan lancar. Para partisipan sangat antusias mengikuti pelatihan. Terhitung ada 15 pertanyaan yang diajukan peserta selama pelatihan berlangsung dengan kualifikasi sebagai berikut: diksi  sebanyak 10 pertanyaan dan kalimat sebanyak 5 pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut sebanyak 80% berkaitan dengan penggunaan bahasa Indonesia dalam pelayanan gereja dan 20% berkaitan dengan bahasa Indonesia dalam tata persuratan. Berdasarkan hasil refleksi, ditemukan 91 % dari peserta mengaku sangat tertarik dengan materi pelatihan dan berharap dapat dikembangkan pada unsur-unsur jemaat yang lain. Selain itu, ditemukan pula 26% (6 orang) dari 23 peserta sangat kritis dalam menanggapi masalah-masalah penggunaan bahasa Indonesia, terutama pilihan kata atau diksi, dalam pelayanan gereja. Pelatihan ini dinilai berhasil yang dibuktikan oleh nilai rata-rata  aspek pengetahuan sebesar 92  dan nilai rata-rata aspek kemahiran berbahasa sebesar 90. Sesuai dengan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan, disimpulkan bahwa  para peserta pelatihan telah mencapai ketuntasan belajar pada   kegiatan Pelatihan Penggunaan Bahasa Indonesia bagi Anggota PW GKI Petra Kehiran II Klasis Sentani.
Pelatihan Penggunaan Bahasa Indonesia Dalam Pelayanan Gereja Bagi Anggota Persekutuan Wanita GKI Petra Kehiran II Klasis Sentani Aleda Mawene; Meggy Merlin Mokay
Nanggroe: Jurnal Pengabdian Cendikia Vol 2, No 7 (2023): Oktober
Publisher : Yayasan Daarul Huda Kruengmane

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.8414057

Abstract

Representasi fungsi bahasa dalam bidang agama dan kerohanian ditandai oleh  penggunaan bahasa Indonesia dalam berbagai bentuk pelayanan gereja. Hal itu berlaku pula pada  GKI di Tanah Papua, terutama dalam pelayanan (diakonia) gereja GKI di Tanah Papua. Persekutuan Wanita (PW) GKI Petra Kehiran II di Klasis Sentani merupakan anggota sidi jemaat tidak memiliki latar belakang pendidikan teologi. Dengan demikian, pemahaman mereka terhadap laras bahasa bidang teologi  serta pengetahuan tentang diksi  dan kalimat efektif  bahasa Indonesia juga masih kurang memadai. Oleh sebab itu, mereka perlu dilatih dalam hal penggunaan bahasa Indonesia  agar dapat melaksanakan tugas pelayanan dengan baik. Sasaran pelatihan yaitu anggota PW GKI Jemaat Petra Kehiran II Klasis Sentani sebanyak 23 orang. Pelatihan dilaksanakan pada Minggu, 23 Agustus 2020, bertempat di Ruang Serba Guna Jemaat Petra Kehiran II Klasis Sentani. Pelatihan ini bertujuan memberikan pengetahuan praktis kepada peserta pelatihan agar (1) memiliki pemahaman tentang  beragam diksi yang biasa digunakan di dalam kegiatan peribadahan; (2) memiliki pengetahuan tentang kalimat yang efektif dalam kegiatan peribadahan; (3) terlatih menggunakan beragam diksi dan kalimat efektif secara tepat di dalam kegiatan peribadahan, baik lisan maupun tulis. Pelatihan dirancang mengikuti model PAKEM dengan metode Inquiry serta didukung oleh teknik ceramah, brainstorming, latihan terbimbing, dan simulasi. Indikator keberhasilan tujuan ditandai oleh Kemampuan peserta pelatihan menemukan kesalahan-kesalahan penggunaan diksi dan kalimat efektif, kemampuan memperbaiki kesalahan-kesalahan tersebut, kekritisan menanggapi penjelasan fasilitator, dan kemampuaan melakukan simulasi penggunaan bahasa Indonesia dalam peribadahan. Kemampuan tersebut dinilai menggunakan tes pengetahuan secara lisan dan tes unjuk kerja dengan Kriteria Ketuntasan Minimal di atas nilai 75 bagi tes aspek pengetahuan dan di atas 80 bagi tes kemahiran berbahasa. Hasil pelatihan menunjukkan bahwa proses pelatihan berjalan baik dan lancar. Para partisipan sangat antusias mengikuti pelatihan. Terhitung ada 15 pertanyaan yang diajukan peserta selama pelatihan berlangsung dengan kualifikasi sebagai berikut: diksi  sebanyak 10 pertanyaan dan kalimat sebanyak 5 pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut sebanyak 80% berkaitan dengan penggunaan bahasa Indonesia dalam pelayanan gereja dan 20% berkaitan dengan bahasa Indonesia dalam tata persuratan. Berdasarkan hasil refleksi, ditemukan 91 % dari peserta mengaku sangat tertarik dengan materi pelatihan dan berharap dapat dikembangkan pada unsur-unsur jemaat yang lain. Selain itu, ditemukan pula 26% (6 orang) dari 23 peserta sangat kritis dalam menanggapi masalah-masalah penggunaan bahasa Indonesia, terutama pilihan kata atau diksi, dalam pelayanan gereja. Pelatihan ini dinilai berhasil yang dibuktikan oleh nilai rata-rata  aspek pengetahuan sebesar 92  dan nilai rata-rata aspek kemahiran berbahasa sebesar 90. Sesuai dengan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan, disimpulkan bahwa  para peserta pelatihan telah mencapai ketuntasan belajar pada   kegiatan Pelatihan Penggunaan Bahasa Indonesia bagi Anggota PW GKI Petra Kehiran II Klasis Sentani.
Sosialisasi Kasus Kesalahan Ejaan Bahasa Indonesia Pada Tulisan Status Facebook Kepada Kelompok Mahasiswa Mokay, Meggy Merlin; Smas, Musa Hefer
Nanggroe: Jurnal Pengabdian Cendikia Vol 2, No 12 (2024): Maret
Publisher : Yayasan Daarul Huda Kruengmane

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.13718742

Abstract

Pengguna facebook (fb) dari semua kalangan masyarakat  dapat menulis dalam bentuk status mengenai berbagai hal di media online. Ditemukan adanya kesalahan penulisan literasi ejaan yang dilakukan oleh kaum sarjana di fb. Kesalahan ejaan terjadi karena penulis tidak mematuhi kaidah ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan edisi ke-5 (EYD V). Fokus studi kasus pada ejaan meliputi adanya kesalahan penggunaan huruf. Sarjana sebagai kaum intelektual yang menjadi panutan masyarakat sehingga perlu menulis kata dengan baik dan benar. Kesalahan penulisan ejaan terjadi karena adanya krisis pemahaman dan kurangnya sikap peduli terhadap penggunaan ejaan. Pengabdian ini bertujuan untuk menunjukkan kasus kesalahan ejaan dan deskripsi analisis kesalahan ejaan. Metode  yang digunakan dalam kegiatan pengabdian  ini adalah metode ceramah, tanya jawab, dan inkuiri.
Pelatihan dan Pendampingan Penggunaan Ejaan Bahasa Indonesia dalam Tayangan Teks Liturgi Ibadah di Jemaat GKI Diaspora Kotaraja Dalam Jayapura Mawene, Aleda; Mokay, Meggy Merlin
Abdimas Indonesian Journal Vol. 4 No. 2 (2024)
Publisher : Civiliza Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59525/aij.v4i2.382

Abstract

The representation of the function of language in the field of religion and spirituality is marked by the use of Indonesian in various forms of church services. This also applies to the GKI in Tanah Papua, especially in the service (diakonia) of the GKI church in Tanah Papua which is known as the Tri Vocations of the Church, namely fellowship, witness and service. All service activities require Indonesian as an effective and meaningful communication tool. One of them is the use of correct Indonesian spelling in the presentation of praise song texts by the Church's Media Team. The target for this training and mentoring is the GKI Diaspora Multimedia Team in Kotaraja Dalam. The initial survey (interview on Wednesday, 26 July 2023) with the GKI Diaspora Multimedia Team Kotaraja- Dalam showed that the team's activities in editing the text of the songs were not based on the applicable General Guidelines for Indonesian Spelling (PUEBI). Training activities were held on Monday, July 31 2023, at the GKI Diaspora Multi-Purpose Building, Kotaraja Dalam. Implementation time is 16.00—18.00 WIT. The activity was attended by 8 participants. Apart from that, mentoring was also carried out for 4 days via telephone communication, starting from 31 July to 3 August 2023. In the mentoring activity, training participants were challenged to edit spelling errors and writing word combinations in the Congregational Songbook of 300 song texts. The results of the observations showed that the participants were serious enough to improve. Within one week, 20 texts of the Congregational Song Songs were returned which had been edited and within 1 month the edited results of 300 Congregation Song Song texts were obtained. The text editing completion rate is considered successful. The completion rate for text editing in the first week of August 2023 reached 6.7% with the training participants' level of understanding of the material being (60%) in the sufficient category. There was a significant increase in performance and understanding in the 4th week of August by 100% with very good criteria. Thus, it is concluded that training and mentoring techniques can improve the GKI Diaspora Kotaraja Multimedia Team's proficiency in writing capital letters, punctuation marks and word combinations in accordance with the General Guidelines for Indonesian Spelling.service issues undertaken / researched. Abstracts include reasons for the selection of topics or the importance of research topics / community service, methods of research / devotion and outcome summary. The abstract should end with a comment about the importance of the result or a brief conclusion.
Pengembangan pendidikan karakter di sekolah dasar: analisis peran guru dan kurikulum Hanafiah, Hanafiah; Malik, Abdul; Nursyam, Aisyah; Mokay, Meggy Merlin; Smas, Musa Hefer
Academy of Education Journal Vol. 15 No. 1 (2024): Academy of Education Journal
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47200/aoej.v15i1.2340

Abstract

Tujuan dari penelitian ini agar menyajikan analisis mengenai peran dan juga pengaruh dari guru serta kurikulum dalam mengembangkan karakter pendidikan para siswa di Sekolah Dasar. Hasil dan pembahasan yang diuraikan dalam penelitian bisa menjadi salah satu sajian informasi yang bermanfaat dan bisa menjadi pedoman untuk penelitian berikutnya. Penelitian ini bisa menjadi salah satu kajian pendukung untuk penelitian yang memiliki relevansi dengan penelitian ini. Rumusan masalah dari penelitian yang dilakukan ini untuk mengetahui peran dari guru dan juga kurikulum dalam membentuk karakter siswa di tingkat sekolah dasar. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini merupakan metode deskriptif kualitatif dengan studi kasus. Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa Guru memiliki peran dan pengaruh dalam membentuk karakter siswa SD. Disimpulkan pula bahwasanya dalam membentuk karakter dari para siswa ini terdapat 4 faktor penting dimana guru sebagai suri tauladan, pembimbing dan juga pengarah serta evaluator. Guru dan kurikulum memiliki peran dan pengaruh dalam membentuk karakter pribadi cerdas dan kuat
Sosialisasi Kasus Kesalahan Ejaan Bahasa Indonesia Pada Tulisan Status Facebook Kepada Kelompok Mahasiswa Mokay, Meggy Merlin; Smas, Musa Hefer
Nanggroe: Jurnal Pengabdian Cendikia Vol 2, No 12 (2024): Maret
Publisher : Yayasan Daarul Huda Kruengmane

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.13718742

Abstract

Pengguna facebook (fb) dari semua kalangan masyarakat  dapat menulis dalam bentuk status mengenai berbagai hal di media online. Ditemukan adanya kesalahan penulisan literasi ejaan yang dilakukan oleh kaum sarjana di fb. Kesalahan ejaan terjadi karena penulis tidak mematuhi kaidah ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan edisi ke-5 (EYD V). Fokus studi kasus pada ejaan meliputi adanya kesalahan penggunaan huruf. Sarjana sebagai kaum intelektual yang menjadi panutan masyarakat sehingga perlu menulis kata dengan baik dan benar. Kesalahan penulisan ejaan terjadi karena adanya krisis pemahaman dan kurangnya sikap peduli terhadap penggunaan ejaan. Pengabdian ini bertujuan untuk menunjukkan kasus kesalahan ejaan dan deskripsi analisis kesalahan ejaan. Metode  yang digunakan dalam kegiatan pengabdian  ini adalah metode ceramah, tanya jawab, dan inkuiri.