Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Literature review : Dampak pandemi covid-19 terhadap obsessive compulsive disorder pada remaja. Avirda Dwi Anaya; Ghozali Ghozali
Borneo Student Research (BSR) Vol 3 No 1 (2021): Borneo Student Research
Publisher : Borneo Student Research (BSR)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan s tudi: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak pandemi covid-19 terhadap gangguan obsesif kompulsif pada remaja. Metodologi: Penelitian ini menggunakan tinjauan literatur, yang merupakan cara untuk mengidentifikasi, menemukan, dan membahas suatu topik. Hasil: Hasil dari analisis terhadap 14 artikel jurnal internasional dan 7 artikel jurnal nasional menggambarkan bahwa terdapat dampak pandemi covid-19 terhadap obsessive compulsive disorder pada remaja. Terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi gangguan tersebut yaitu antara lain usia dini, jenis kelamin, kepribadian, ketakutan kontaminasi, lingkungan yaitu pandemi covid-19, penderita obsessive compulsive disorder, kecanduan penggunaan internet dan penggunaan smartphone. Sedangkan upaya pencegahan perilaku obsessive compulsive disorder yaitu dengan dzikir dan selalu berpikir positif serta dukungan kelurga dan teman dekat Manfaat: Penelitian ini dapat memberikan informasi baru terkait dampak covid-19 pada remaja di bidang kesehatan mental.
Pengabdian Masyarakat POPABES (Pondok Pesantren Bebas Scabies) pada Santriwan dan Santriwati di Pondok Pesantren Mardiana Mardiana; Tegar Atmajaya; Rendy Wardana; Nur Gindawati; Avirda Dwi Anaya; Anisa Larasati; Anindi Trikandini; Dinda Ni’matul Khasanah
Jurnal Pesut : Pengabdian untuk Kesejahteraan Umat Vol 2 No 1 (2020): Jurnal Pesut: Pengabdian untuk Kesejahteraan Umat
Publisher : Pusat Penerbitan Ilmiah Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30650/jp.v2i1.1329

Abstract

Penyakit scabies merupakan penyakit kulit yang dapat di temui hampir di setiap pondok pesantren dan dianggap sebagai penyakit yang tidak berbahaya. Di Indonesia, sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim terbanyak di dunia, terdapat 14.798 pondok pesantren dengan prevalensi skabies cukup tinggi. Hal yang mendukung terjadinya penularan skabies salah satunya adalah PHBS di sekolah (pesantren) santri yang kurang baik.Kegiatan pemberdayaan masyarakat di Pondok Pesantren Al-Muhajirin dilkakukan untuk meningkatkan derajat kesehatan santriwandan santriwati. Kegiatan pemberdayaan masyarakat dilakukan dengan pemberian pendidikan kesehatan (pre test dan post test ), pelatihan buku saku dan pembuatan advokasi tentang jadwal bersih-bersih kamar, melaksanakan kegiatan PHBS yang mencakup seluruh santriwati & santriwan yang ada di pondok pesantren Al-Muhajirin Loa janan. Berdasarkan hasil dari analisis spss dengan uji T–Test Independent didapatkan P-value = 0.000 < 0.05 yang berarti ada perbedaan pengetahuan antara pre test dan post test kegiatan pendidikan kesehatan tentang PHBS Sekolah (Pondok Pesantren) dan Scabies.Selain itu, hasil dari pelatihan buku saku dapat mengurangi resiko penyakit skabies dan meningkatkan kebersihan diri pada santriwan & santriwati di Pondok Pesantren Al-Muhajirin. Oleh karena itu kegiatan pemberdayaan masyarakat di lingkungan Pondok Pesantren tentang Scabies dapat meningkatkan derajat kesehatan santriwan & santriwati di lingkungan Pondok Pesantren.