Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Health Education on Ctps in Commemoration World H-CTPS Mardiana Mardiana; Fahrurrozi Fahrurrozi; Hanifah Tanjung; Refa Yulia Rossanty; Mentari Cahya Ningrum
Jurnal Peduli Masyarakat Vol 2 No 3 (2020): Jurnal Peduli Masyarakat, September 2020
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jpm.v2i3.195

Abstract

Clean and Healthy Behavior (PHBS) is one of the programs for development in the health sector. School is one of the places for PHBS implementation. There are 8 indicators in PHBS in the school environment, one of which is the habit of Handwashing with Soap (CTPS). CTPS is important to do in everyday life to reduce the risk of health problems such as diarrhea and food poisoning. Health education about CTPS in Elementary School of Integral Al-Hakim Samarinda are important to be carried out as an effort to increase knowledge and awareness to students to be able to familiarize CTPS behavior. The activity uses health education methods for 83 students at Elementary School of Integral Al-Hakim Samarinda. Measuring the increase in knowledge is done through a pretest - posttest and testing the results using a statistical analysis of the Wilcoxon test. Based on the analysis of the Wilcoxon test at α = 0.05, the results of the pretest-posttest health education about CTPS obtained p value of 0,000 < 0,05. This means that there are significant differences in knowledge between students before and after CTPS education at Elementary School of Integral Al-Hakim Samarinda. Health education about CTPS can enhance student knowledge.
Pengabdian Masyarakat POPABES (Pondok Pesantren Bebas Scabies) pada Santriwan dan Santriwati di Pondok Pesantren Mardiana Mardiana; Tegar Atmajaya; Rendy Wardana; Nur Gindawati; Avirda Dwi Anaya; Anisa Larasati; Anindi Trikandini; Dinda Ni’matul Khasanah
Jurnal Pesut : Pengabdian untuk Kesejahteraan Umat Vol 2 No 1 (2020): Jurnal Pesut: Pengabdian untuk Kesejahteraan Umat
Publisher : Pusat Penerbitan Ilmiah Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30650/jp.v2i1.1329

Abstract

Penyakit scabies merupakan penyakit kulit yang dapat di temui hampir di setiap pondok pesantren dan dianggap sebagai penyakit yang tidak berbahaya. Di Indonesia, sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim terbanyak di dunia, terdapat 14.798 pondok pesantren dengan prevalensi skabies cukup tinggi. Hal yang mendukung terjadinya penularan skabies salah satunya adalah PHBS di sekolah (pesantren) santri yang kurang baik.Kegiatan pemberdayaan masyarakat di Pondok Pesantren Al-Muhajirin dilkakukan untuk meningkatkan derajat kesehatan santriwandan santriwati. Kegiatan pemberdayaan masyarakat dilakukan dengan pemberian pendidikan kesehatan (pre test dan post test ), pelatihan buku saku dan pembuatan advokasi tentang jadwal bersih-bersih kamar, melaksanakan kegiatan PHBS yang mencakup seluruh santriwati & santriwan yang ada di pondok pesantren Al-Muhajirin Loa janan. Berdasarkan hasil dari analisis spss dengan uji T–Test Independent didapatkan P-value = 0.000 < 0.05 yang berarti ada perbedaan pengetahuan antara pre test dan post test kegiatan pendidikan kesehatan tentang PHBS Sekolah (Pondok Pesantren) dan Scabies.Selain itu, hasil dari pelatihan buku saku dapat mengurangi resiko penyakit skabies dan meningkatkan kebersihan diri pada santriwan & santriwati di Pondok Pesantren Al-Muhajirin. Oleh karena itu kegiatan pemberdayaan masyarakat di lingkungan Pondok Pesantren tentang Scabies dapat meningkatkan derajat kesehatan santriwan & santriwati di lingkungan Pondok Pesantren.
Analisis Pemberian Makanan Tambahan terhadap Status Gizi Bayi-Balita Mardiana Mardiana; Sudirman Sudirman; Alif Oktaviana Putri; Ayu Mardiana; Muhammad Hersan Arifin; Nur Aisyah
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Vol 11 No 1 (2021): Januari 2021
Publisher : LPPM STIKES KENDAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32583/pskm.v11i1.976

Abstract

Pada tahap awal pengenalan Makanan Pendamping ASI penting untuk diperhatikan usia pemberian, frekuensi dan jenis Makanan Pendamping ASI apa yang akan diberikan pada bayi. Makanan Pendamping ASI adalah makanan dan minuman yang diberikan pada bayi mulai dari usia 6 bulan sampai 24 bulan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan gizi selain dari ASI. Fenomena yang terjadi dimasyarakat pemberian Makananan Pendamping ASI diberikan sebelum bayi berusia 6 bulan, hal ini disebut dengan Makanan Pendamping ASI dini. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan pemberian makanan tambahan dengan status gizi bayi-balita di Dusun 1 Desa Loa Kulu Kota Kecamatan Loa Kulu Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur. Penelitian ini menggunakan metode analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi penelitian ini adalah seluruh bayi-balita di Dusun 1 Desa Loa Kulu Kota yang berjumlah 216 dan jumlah sampel sebanyak 104 bayi-balita. Intrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tabel observasional dan timbangan berat badan. Pengambilan sampel menggunakan metode Accidental Sampling. Analisis data menggunakan uji Spearman dengan tingkat signifikansi ( α = 0,05). Hasil Penelitian menunjukkan bahwa didapatkan hasil sig. (2-tailed) sebesar 0.001< α = 0.05 yang berarti ada hubungan antara pemberian makanan tambahan (PMT) dengan status gizi bayi-balita di Dusun 1 Desa Loa Kulu Kota Kecamatan Loa Kulu Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur.
Health Education on Ctps in Commemoration World H-CTPS Mardiana Mardiana; Fahrurrozi Fahrurrozi; Hanifah Tanjung; Refa Yulia Rossanty; Mentari Cahya Ningrum
Jurnal Peduli Masyarakat Vol 2 No 3 (2020): Jurnal Peduli Masyarakat, September 2020
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jpm.v2i3.195

Abstract

Clean and Healthy Behavior (PHBS) is one of the programs for development in the health sector. School is one of the places for PHBS implementation. There are 8 indicators in PHBS in the school environment, one of which is the habit of Handwashing with Soap (CTPS). CTPS is important to do in everyday life to reduce the risk of health problems such as diarrhea and food poisoning. Health education about CTPS in Elementary School of Integral Al-Hakim Samarinda are important to be carried out as an effort to increase knowledge and awareness to students to be able to familiarize CTPS behavior. The activity uses health education methods for 83 students at Elementary School of Integral Al-Hakim Samarinda. Measuring the increase in knowledge is done through a pretest - posttest and testing the results using a statistical analysis of the Wilcoxon test. Based on the analysis of the Wilcoxon test at α = 0.05, the results of the pretest-posttest health education about CTPS obtained p value of 0,000 < 0,05. This means that there are significant differences in knowledge between students before and after CTPS education at Elementary School of Integral Al-Hakim Samarinda. Health education about CTPS can enhance student knowledge.
Pencegahan Abrasi dan Peningkatan Sektor Wisata melalui Penanaman Mangrove di Pesisir Pantai Kecamatan Muara Badak Taghfirul Azhima Yoga Siswa; Nur Fithriyanti Imamah; Paula Mariana Kustiawan; Anis Siti Nurrohkayati; Mardiana Mardiana; Jubaidi Jubaidi
Jurnal Abdimas Mahakam Vol. 7 No. 02 (2023): Juli
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24903/jam.v7i02.2293

Abstract

Posisi daerah pesisir pantai rentan terhadap abrasi, yang merupakan erosi dan hilangnya tanah akibat gelombang laut yang kuat, khususnya yang terjadi di kawasan pesisir pantai area dermaga pantai panrita lopi, jalan poros jembatan pentol desa tanjung limau dan desa salo sumbala kecamatan Muara Badak provinsi Kalimantan Timur. Salah satu solusi efektif dalam pencegahan abrasi adalah dengan menggunakan tanaman mangrove. Tanaman ini memiliki akar yang kuat dan sistem perakarannya yang kompleks, mampu menahan erosi dan menstabilkan tanah di sepanjang garis pantai. Penanaman mangrove dapat memberikan perlindungan fisik terhadap abrasi, serta memberikan manfaat ekologis penting seperti penyediaan habitat bagi spesies laut dan penyerapan karbon dioksida. Upaya pencegahan abrasi melalui pengabdian masyarakat ini dilakukan sebagai langkah untuk menjaga dan memulihkan ekosistem yang rusak. Diharapkan dengan pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan penanaman mangrove di pesisir pantai kecamatan Muara Badak ini dapat menjaga keberlanjutan pesisir pantai dan mengurangi kerentanan terhadap abrasi serta meningkatkan daya tarik sektor wisata khususnya pantai – pantai yang ada di kecamatan muara badak.